Wednesday, 28 October 2015
2. Kelalaian Dari Hal-hal yang Menyelamatkan
Beberapa hal yang dapat menyelamatkan adalah terkait dengan memperbanyak bekal diri dengan melakukan tindakan-tindakan yang dapat mendatangkan keuntungan bagi kita berupa ketaatan, ketakwaan, maupun amal-amal kebajikan lainnya.
Yang dimaksud dengan ketaatan dalam agama Islam adalah setiap hal yang diperintahkan oleh Zat Yang Maha Bijaksana kepada hamba-Nya disertai dengan janji mendapatkan pahala bagi orang yang melaksanakannya.
Allah swt menetapkan beragam bentuk ibadah untuk hamba-Nya sebagai media untuk mendapatkan ampunan dan keridhaan-Nya. Pada dasarnya, Allah swt tidak membutuhkan hamba-hamba-Nya. Meskipun demikian, Dia tetap menyeru kepada mereka.
Namun, sungguh sangat mengherankan karena hamba-hamba yang lemah tersebut selalu melupakan seruan dan ajakan Allah swt, Yang Mahakuat, Mahakaya dan Mahamulia, bahkan mereka lebih mengutamakan ajakan dan bujuk rayu setan yang hina. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-An'aam ayat 71:
'Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam. (6: 71)
A. Petunjuk-Petunjuk Al-quran
Beberapa petunjuk al-quran untuk orang-orang yang sedang melakukan perjalanan memburu "emas dan perak" yang tersimpan:
1. Berlomba-lomba dalam melakukan kebajikan.
Dalam surat al-Maidah ayat 48 menerangkan tentang masalah ini:
"...Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. .."
2. Bersengketa dalam ketaatan
Sebagaimana terdapat dalam surat Al-Mu'minun ayat 61:
(61). أُولَٰئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ
"mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya."
3. Kejujuran dan keteguhan hati
Di antara ayat yang menganjurkan untuk jujur dan berketetapan hati adalah surat Al-Ahzab ayat 23:
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا
"Diantara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka diantara mereka ada yang gugur . Dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya )". (QS. Al Ahzab: 23)
B. Petunjuk- Petunjuk dari As-sunnah
Beberapa petunjuk As-sunnah untuk orang-orang yang sedang melakukan perjalanan memburu "emas dan perak" yang tersimpan:
1. Meningkatkan Semangat dan Menghilangkan Malas
Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
"...Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.” (HR. Muslim)
2. Istighfar ((Memohon Ampunan)
Dalam sebuah hadist qudsi, rasulullah saw bersabda:
"Seorang hamba melakukan dosa lalu berkata, 'Ya Allah, ampunilah dosaku.' Allah Tabaraka wa Ta`ala berfirman, 'Hamba-Ku melakukan dosa dan tahu kalau ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menyiksa karena dosa.' Kemudian hamba tersebut kembali melakukan dosa dan berkata, 'Ya Tuhanku, ampunilah dosaku.' Allah Tabaraka wa Ta`ala berfirman, 'Hamba-Ku melakukan dosa dan tahu kalau ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menyiksa karena dosa.' Kemudian hamba tersebut kembali melakukan dosa dan berkata, 'Ya Tuhanku, ampunilah dosaku.' Allah Tabaraka wa Ta`ala berfirman, 'Hamba-Ku melakukan dosa dan tahu kalau ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menyiksa karena dosa. Aku telah mengampuni hamba-Ku (selama ia bertobat), silakan dia berbuat sesuka hatinya.'"(HR. Bukhari Muslim)
Hadist ini menjelaskan bahwa selagi orang yang melakukan dosa mau meminta ampun kepada-Nya, Allah swt akan mengampuninya. Permohonan ampunan disini adalah permohonan yang diikuti oleh keinginan kuat untuk meninggalkan perbuatan dosanya tersebut sehingga perbuatan dosanya tidak menjadi kebiasaan.
Sumber:
1. "Nasihat untuk Orang2 Lalai" karya Khalid A. Mu'thi Khalid.
2. Berbagai sumber dari internet
(Gantira, 28 Oktober 2015, Bogor)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment