Sunday 29 March 2009

Menggapai Kesuksesan Abadi


Setiap orang mempunyai definisi sukses yang berbeda-beda tergantung dari apa yang yang ingin dicapainya. Bagi sebagian orang sukses itu adalah mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dari yang dia capai saat itu. Disebut sukses bila seorang staff menjadi kepala sub bidang, seorang kepala sub bidang menjadi kepala bidang, seorang kepala bidang menjadi direktur, dan seterusnya sampai orang yang mencapai puncak tertinggi di suatu instansi pun merasa bahwa dirinya masih belum sukses bila belum mendapatkan posisi yang lebih tinggi lagi menurut pandangannya masing-masing.

Adapula orang yang mendefinisikan bahwa sukses itu adalah orang yang memiliki harta yang berlimpah. Dengan definisi ini, dia akan terus menerus menumpuk kekayaannya. Walaupun dia sudah mencapai kekayaan yang tak akan habis sampai tujuh turunan tapi pada saat dia melihat masih ada orang yang lebih kaya dari dirinya maka dia akan terus merasa kurang dan merasa dirinya belum mencapai sukses sesuai dengan yang diimpikannya.

Dengan melihat kecenderungan definisi sukses yang berbeda-beda dan tak pernah ada akhirnya tersebut, maka yang terbaik adalah mengembalikan definisi sukses pada Yang Menciptakan kita, hal ini dapat kita renungi berdasarkan firman-Nya:

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar (the great success).”( QS Ash Shaff 10-12)

Berdasarkan ayat di atas, yang namanya sukses adalah orang yang sudah mendapatkan surga-Nya. Sehingga selama kita masih bernafas maka peluangnya masih 50%, bisa menjadi orang yang sukses atau bisa pula jadi orang yang gagal, tergantung dari bagaimana kita mengakhiri udara yang kita hirup.

Untuk menggapai kesuksesan abadi di atas, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Niat (Motifasi)

Rasulullah saw bersabda:

Sungguh semua perbuatan tergantung pada niat (motifasi) dan, bagi setiap orang adalah nilai motifasi: orang yang berhijrah (ke Madinah) karena Allah dan Rasulullah maka hijrahnya kepada Allah dan Rasulullah. Dan orang yang berhijrah karena nilai duniawi atau kerena (mengikuti) seorang perempuan yang hendak dikawini, maka hijrahnya kepada motifasi orang yang mendasari.” (HR Bukhor-Muslim)

Bila seseorang beramal semata-mata karena mengharapkan pujian atau keuntungan dunia semata maka amalan yang kita lakukan tidak akan bernilai sama sekali dihadapan-Nya. Jadi agar kita menjadi orang beruntung maka kuatkanlah niat dalam beramal semata-mata untuk mencari ridho-Nya

2. Ilmu

Dari Abu Umamah Al-Bahili berkata “Rasulullah menceritakan ada dua orang, yang satu seorang yang berilmu tinggi, dan yang satunya seorang ahli ibadah. Kemudian Rasulullah berkata, “Keutamaan seseorang yang berilmu dibanding dengan seorang ahli ibadah sama seperti keutamaan saya dibanding orang paling rendah derajatnya diantara kamu sekalian,” Kemudian Rasulullah berkata lagi, ‘Sesungguhnya Allah dan para malaikat serta penghuni langit hingga semut di dalam tanah, dan ikan yang ada di dasar lautan, senantiasa membacakan shalawat (memohonkan rahmat) kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (HR Tirmidzi dan Thabrani)

Orang yang beribadah berdasarkan ilmu derajatnya jauh lebih tinggi daripada orang yang beribadah tanpa dasar ilmu. Bahkan dalam hadist yang lain disebutkan bahwa ibadah seseorang tidak akan diterima bila tidak ada contoh dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam.

3. Beramal

Rasulullah saw bersabda:

“Pada hari kiamat nanti, akan dibawa sesorang lelaki untuk dilemparkan ke dalam api neraka. Maka terburailah ususnya dalam api neraka, lalu ia berputar-putar seperti seekor keledai berputar-putar mengelilingi batu penggilingan, maka penduduk neraka berkumpul mendekati dan berkata: “Hai Fulan, mengapa kamu seperti in?” Bukankah dahulu kamu menyuruh kami kepada perkara ma’ruf dan melarang kami dari perkara munkar?” Maka lelaki itu berkata: :Dahulu aku menyuruh kamu kepada perkara ma’ruf namun aku sendiri tidak melakukannya dan melarang kamu dari perkara munkar namun aku sendiri melakukannya.” (HR Bukhori & Muslim)

Seseorang yang berilmu namun tidak mengamalkan ilmunya, maka dia termasuk orang yang sangat merugi. Imunya tidak membawa manfaat padanya bahkan mencelakakannya. Oleh karena itu sangat beruntunglah orang yang memperbanyak amalnya di dunia sehingga hasilnya akan dapat dipetik di kehidupan abadi nanti.

4. Mengajak Kepada Kebaikan

Rasulullah saw bersabda:

“Barangsiapa yang mengajak pada kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakan kebaikan tersebut tanpa dikurangi kebaikan sedikit pun. Dan barangsiapa yang mengajak pada keburukan atau kesesatan maka ia akan mendapatkan dosa sebagaimana orang tersebut melakukan kesesatan tanpa dikurangkan dari dosanya sedikit pun(HR Muslim, Abu Daud, Ahmad, dan Ibnu Majah)

Sangat beruntunglah bila kita melakukan kebaikan serta mengajak orang lain, maka kita akan mendapatkan pahala sebanyak orang yang mengikutinya. Namun kita juga harus hati-hati pada saat melakukan suatu keburukan, karena bila ada orang lain yang mengikuti maka tanpa disadari kita akan menumpuk dosa sebanyak orang yang mengikutinya.

Jadi bila kita ingin memperoleh kesuksesan abadi maka yang harus kita lakukan adalah mengawali segala sesuatu dengan niat untuk mencari keridoan-Nya, mencari ilmu sebanyak-banyaknya, mengamalkan ilmu yang telah didapat serta mengajak orang lain untuk bersama-sama mendapatkan kebahagiaan abadi.

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS Al Ashr 1-3)

(Gantira)