Saturday 12 December 2015

Sebuah Kesadaran dan Sebuah Konsekuensi



Ada salah satu perkara yang harus kita sadari bahwa akibat durhaka pada orang tua itu akan disegerakan balasannya di dunia.

Hidup kita selama di dunia, setelah tergantung ketentuan-Nya juga tergantung akhlak kita dan juga tergantung keridhaan orang tua kita.

Jadi kalau kita ingin bahagia, selamat dan makmur dunianya maka jagalah hubungan dengan orang tua, hormati dan senangkan mereka.

Jika kita berselisih dan berbeda pendapat dengan mereka hingga membuat mereka kecewa dan murka maka siap2lah dunia kita akan berantakan.

Namun bila kita berbeda pendapat dengan mereka terhadap perkara dunia kita hanya karena ingin menyelamatkan akhirat kita yang mana pemahaman kita dengan mereka berbeda terhadap perkara dunia yang kita alami itu. Maka berusahalah untuk memberikan pemahaman kepada mereka atas keputusan kita dengan cara yang baik dan bijak.

Namun jika mereka tetap menentang pemahaman kita dan merasa kecewa dengan keputusan yang kita ambil, maka teruslah berjalan walau orang tua kita murka karena yang harus didahulukan adalah Allah dan Rasul-Nya kemudian orang tua kita.

Namun bagaimanapun kita harus siap dengan konsekuensi berantakannya dunia kita. Tapi yakinlah bahwa kehidupan akhirat jauh lebih penting daripada kehidupan dunia.

Disamping itu, sadari juga bahwa kesuksesan tertinggi seseorang saat di dunia ini bukanlah dilihat dari seberapa suksesnya kita namun dilihat dari  seberapa sukses anak2 kita.

Jadi wajar saja mereka kecewa bila  dunia kita tidak sesuai harapan mereka. Namun kita tetap berharap bahwa anak2 kita akan tetap sukses dunia dan akhiratnya, karena bagaimanapun juga kehidupan anak2 kita tergantung pada keridhaan kita pada mereka.

Kita sebagai orang tua sebaiknya bersikap netral terhadap perkara dunia. Biarkan mereka memutuskan pilihan yang terbaik untuk dunia mereka selama mereka tidak melanggar aturan-Nya. Dengan harapan dunia dan akhirat mereka akan selamat.

(Gantira, 13 Desember 2015, Bogor)