Tuesday 24 November 2015

Menggapai Anugrah Rahmat dari sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim



Ar-Rahman artinya Yang Maha Pengasih, yaitu  Allah memberikan rahmat (kasih sayang) secara umum kepada seluruh makhluk-Nya selama di dunia; baik itu binatang laut, darat maupun udara; baik itu manusia mukmin mapun kafir; baik itu manusia yang berakhlak mulia maupun jahat. Semua yang ada akan mendapatkan sifat Rahman-Nya secara adil dan merata selama masih di dunia.


Kasih sayang Allah yang diberikan pada semua makhluk-Nya,  dapat berupa:

Pemandangan alam, seperti pegunungan yang indah, hutan yang lebat, sungai yang mengalir dengan jernih, lautan yang luas,  binatang dan tumbuhan yang nikmat dipandang mata, udara yang segar, cahaya matahari yang menghangatkan serta berbagai keindahan alam lainnya;

Makanan dan minuman yang menyehatkan seperti berbagai sayuran dan buah2an yang mengandung vitamin,  berbagai ikan dan daging yang mengandung protein, serta berbagai macam aneka makanan dan minuman lain yang enak dan menggugah selera makan;

Kesehatan tubuh, seperti kemampuan mata yang bisa melihat dengan jelas, telinga  untuk mendengar, tangan dan kaki untuk melakukan berbagai aktifitas serta kesehatan tubuh lainnya hingga kita bisa menikmati apa yang ada hingga bisa tidur dengan nyenyaknya.

Kecerdasan otak, seperti kemampuan berfikir dengan benar, dapat menghasilkan berbagai ide berlian, mudah dalam menghapalkan setiap perkara yang penting untuk diingat, serta berbagai kreatifitas lain yang bermanfaat buat hidupnya.

Harta benda, seperti tempat tinggal yang nyaman, kendaraan yang bisa dikendarai, uang yang bisa  digunakan untuk membeli berbagai macam kebutuhan, serta berbagai harta benda lainnya yang dapat memudahkan dan sebagai perhiasan kehidupan.

Kebahagiaan jiwa, seperti  bisa berkumpul dan bercanda  dengan orang2 yang dicintai, memiliki pasangan hidup yang cantik/cakep; memiliki anak2 yang lucu, sehat dan cerdas; terbebas dari hutang dan tekanan orang lain; serta banyak lagi suasana yang membuat jiwa tenang.

Ar-Rahim artinya adalah Yang Maha Penyayang, yaitu Allah memberikan rahmat (kasih sayang) khusus terhadap kaum mukminin, makhluk yang dimuliakan-Nya.

Saat di dunia ini, Kasih sayang Allah yang diberikan pada kaum mukminin dapat berupa:

Rasa manisnya dalam bermunajah kepada-Nya, seperti merasakan nikmatnya dalam berpuasa karena-Nya; indahnya membagi harta pada orang yang membutuhkannya; damainya berzikir menyebut nama-Nya; khusunya saat bersujud kepada-Nya dan semangatnya dalam memperjuangkan agama-Nya.

Banyaknya taufik yang datang kepadanya, seperti banyaknya kesempatan untuk membaca al-qur'an; memiliki kemampuan untuk melakukan shadaqah, puasa, haji, dan berjihad di jalan-Nya;  serta senantiasa rindu dalam melakukan berbagai ketaatan kepada-Nya.

Diberikan keteguhan dalam iman, seperti terhindar dari perbuatan ghibah, namimah (adu domba), dusta dan perbuatan lainnya yang tidak bermanfaat baginya.

Diberikan petunjuk jalan yang lurus, seperti memahami agama sehingga dapat beribadah dengan baik dan benar; dihindarkannya dia dari cinta berlebihan kepada materi, harta, kedudukan, kecantikan, anak, kesehatan serta keindahan dunia lainnya yang menyebabkan dia lupa pada kehidupan akhirat.

Serta banyak lagi bentuk kasih sayang-Nya yang diberikan kepada kaum mukmin selama mereka di dunia hingga mereka terhindar dari azab kubur.

Sedangkan saat di akhirat nanti, Kasih sayang Allah yang diberikan pada makhluk yang dimuliakan-Nya dapat berupa:

Diberi naungan-Nya di padang masyar nanti hingga terhindar dari panasnya situasi saat itu.

Diberikan ampunan dan penghapusan dosa oleh-Nya hingga timbangan kebaikannya lebih berat daripada timbangan keburukannya.

Dimudahkan untuk melewati shirath (jembatan yang terbentang di atas neraka jahanam) hingga terbebas dari ancaman panasnya api neraka.

Dimasukkan dalam surga-Nya hingga dapat merasakan berbagai kenikmatan di dalamnya bahkan diberi tambahan kenikmatan tertinggi dengan diizinkan untuk melihat wajah-Nya.

Sungguh beruntung orang yang tidak hanya mendapatkan anugrah rahmat dari sifat Ar-Rahman-Nya tapi juga berusaha mendapatkan anugrah rahmat dari Ar-rahim-Nya.

Semoga kita termasuk golongan orang yang mendapatkan anugrah keduanya, aamiin..3x

(Gantira, 24 November 2014, Bogor)

Menggapai Ketenangan dengan Takut dan Cinta kepada-Nya


Ketika rasa takut dan cinta kepada-Nya meresap dalam dada kita, di saat yang bersamaan akan muncul ketenangan dalam jiwa kita.

Ketenangan itu muncul karena tidak ada lagi yang perlu ditakuti selain-Nya.

Kita tidak takut kepada selain-Nya, karena kita yakin bahwa setiap detik dan langkah kita serta semua makhluk-Nya berada dalam pengawasan-Nya.

Dia memegang setiap ubun-ubun makhluk-Nya  sehingga tak ada satu tindakan pun dapat dilakukan setiap makhluk tanpa izin dari-Nya.

Dia akan melindungi setiap hamba-Nya yang bertakwa, bahkan syetan pun takut kepada Umar bin Khatab karena ketakwaanya yang luar biasa.

Ketenangan itu muncul karena kecintaan kita kepada-Nya akan menimbulkan rasa saling cinta sesama makhluk yang cinta kepada-Nya.

Orang2 beriman, para malaikat bahkan ikan ikan di lautan akan selalu mendoakan orang2 yang bertakwa kepada-Nya.

Sungguh beruntung orang2 yang berusaha keras untuk takut dan cinta kepada-Nya karena hal itu akan menimbulkan cinta-Nya kepada orang tersebut.

Rasa takut dan cinta kita kepada Allah direalisasikan dengan taat pada semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya yang dilakukan semata2 karena-Nya.

Abu Hurairah r.a meriwayatkan dari Rasulullah saw yang bersabda, “Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia memanggil Jibril (lalu dikatakan kepadanya), ’Sesungguhnya, Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia.’ Maka Jibril pun mencintainya. Lalu Jibril memanggil penduduk langit (lalu berkata), “Sesungguhnya, Allah mencintai si fulan maka cintailah dia.” Maka penduduk langit pun mencintainya. Setelah itu, dia dicintai di bumi.” (Mutafaqun ‘alaih).

Dalam Hadist Qudsi, Allah berfirman :
" Hamba-KU tidak akan mampu mendekatkan diri kepada-KU dengan sesuatu yg lebih Aku sukai dari saat ia melaksanakan kewajiban yang Aku perintahkan kepadanya, lalu si hamba akan senantiasa mendekatkan diri kepada-KU melalui amal amal sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi "telinga"nya saat ia mendengar, menjadi "mata"nya saat ia melihat, menjadi "tangan"nya saat ia memukul dan menjadi kakinya saat ia berjalan. Jika ia memohon kepada-KU, pasti Aku kabulkan, dan jika ia memohon perlindungan-KU pasti kuberikan perlindungan. " (Hr  Bukhari no. 6502)

(Gantira, 24 November 2015, Bogor)