Monday 19 December 2016

"Kelemahan dan Kekuatan"

Seringkali orang takut mengalami dan menghadapi kelemahan; yang efeknya mengakibatkan sebagian orang mengejar dengan berbagai cara agar dapat meraih kekuatan.

Namun tanpa sadar bahwa ada kekuatan dibalik kelemahan, dan juga aga kelemahan di balik kekuatan.

Ingatlah beberapa kalimat dalam pidato pertama Khalifah Abu Bakar Shidiq ra saat dilantik menjadi pemimpin umat:

".......‘Orang lemah’ di antara kalian aku pandang kuat posisinya di sisiku dan aku akan melindungi hak-haknya. ‘Orang kuat’ di antara kalian aku pandang lemah posisinya di sisiku dan aku akan mengambil hak-hak mereka yang mereka peroleh dengan jalan yang jahat untuk aku kembalikan kepada yang berhak menerimanya....."

Abu Bakar Shidiq adalah salah seorang manusia yang memiliki pemahaman islam yang tiada tandingannya di muka bumi ini selain nabi dan Rasul. Bahkan Rasulullah pernah bersabda bahwa jika iman seluruh manusia ditimbang dengan iman Abu Bakar, maka iman Abu Bakar lebih berat timbangannya.

Jadi pidato beliau yang mengatakan bahwa 'Orang' lemah di antara kalian adalah orang kuat di sisi Abu Bakar, dan orang 'kuat di sisi kalian adalah orang lemah di sisi Abu Bakar, bukanlah sembarang perkataan. Tapi itu adalah sebuah kebenaran yang Abu Bakar pahami dari cahaya imannya.

Sesungguhnya dalam beberapa ayat dan hadist disebutkan:

Rosulullah saw bersabda : " Barangkali orang yang rambutnya semrawut dan bajunya berdebu, serta selalu ditolak jika bertamu, jika ia bersumpah kepada Allah, niscaya Allah akan mengabulkannya ( HR Muslim )

Maksudnya adalah orang yang miskin yang tidak punya minyak rambut untuk merapikan rambutnya dan tidak punya baju banyak, sehingga kelihatannya lusuh serta tidak punya jabatan, sehingga sering diremehkan orang.

Tetapi orang miskin dan lemah ini tetap istiqomah dengan ajaran Islam, maka jika ia bersumpah kepada Allah, niscaya Alah akan mengabulkannya. Karena walaupun dia kelihatan hina di mata manusia, tetapi dia adalah makhluk Allah yang sangat mulia di sisi-Nya sehingga dipenuhi permintaannya.

Lihatlah penjelasan hadist di atas, orang yang dianggap lemah bahkan memiliki kekuatan yang tiada taranya, yaitu kekuatan doa yang terkabul. Kekuatan sebesar apa pun tidak akan bisa melawan orang tersebut, bila setiap doanya dikabulkan oleh Allah.

Sebaliknya orang yang kita anggap kuat, bisa jadi itu adalah kelemahan yang sangat vital sehingga menyebabkan kehancuran hidupnya.

Ingatlah beberapa kalimat yang dipesankan Umar bin Khattab ra.  kepada Sa’ad bin Abi Waqash ra. beserta pasukannya yang sedang pergi memerangi Persia di daerah Qadisiyah:

"........ Aku memerintahkanmu dan seluruh anggota pasukanmu untuk berhati-hati terhadap perbuatan maksiat, lebih dari hati-hati kalian terhadap musuhmu. Karena maksiat yang kalian perbuat lebih aku khawatirkan daripada kekuatan pasukan musuh.

Allah swt. memberikan kemenangan kepada pasukan Islam disebabkan musuh-musuhnya yang berbuat kemaksiat.

Kalau bukan karena itu, niscaya pasukan Islam tidak akan berdaya menghadapi pasukan musuh. Karena jumlah pasukan Islam tak seberapa dibanding jumlah pasukan musuh; persenjataan pasukan islam pun tidak ada apa apanya dibandingkan persenjataan musuh.

Sehingga seandainya pasukan islam dan pasukan musuh yang sama-sama berbuat maksiat, maka pasukan musuh akan memang karena mereka lebih kuat dari segi jumlah dan senjata.  Jika pasukan islam tidak berbuat maksiat, maka pasukan Islam akan menang, karena keshalihan mereka, bukan karena kekuatan mereka......"

Pesan Umar bin Khatab pun bukan pesan yang sembarangan, karena iman yang dimiliki Umar bin Khatab jauh lebih tinggi daripada iman seluruh manusia, selain Nabi dan Rasul serta Abu Bakar.

Rasulullah saw pernah bersabda bahwa bila seluruh iman yang ada di sisi dunia ini (kecuali iman Nabi dan Rasul serta Abu Bakar) ditimbang di satu timbangan dan iman Umar bin Khatab berada di timbangan yang lain, maka timbangan Umar bin Khatab tetap lebih berat.

Dari pemahaman dua manusia terbaik setelah Nabi dan Rasul ini, maka dapat kita ambil garis merah bahwa ada sebuah kekuatan besar dari dibalik "Kelemahan" dan ada sebuah kehancuran  dibalik "Kekuatan".

Pertanyaannya adalah  jenis "Kelemahan" apa yang menjadi kekuatan yang tiada tara?

dan

Jenis "Kekuatan" apa yang menjadi sumber kelemahan yang menghancurkannya?

Sesungguhnya "Kelemahan" yang merupakan sebuah kekuatan adalah suatu kondisi yang lemah namun, dia tetap memiliki kekuatan dalam ketakwaannya hingga dia istiqomah di jalan-Nya.

Sebaliknya "Kekuatan" yang merupakan kelemahan adalah sebuah kekuatan yang dihiasi dengan kemaksiatan dan kesombongan.

Jadi saat kita merasa diri lemah tak berdaya, karena kondisi ekonomi, atau kesehatan dan kemampuan lainnya yang tidak memadai. Maka janganlah berkecil hati tapi yakinlah bahwa hal ini bisa jadi menjadi sebuah kekuatan yang sangat besar jika kita senantiasa istiqomah dalam ketaatan kepada-Nya.

Sebaliknya bila kita sedang berada pada kekuatan yang sangat besar, maka jangan merasa diri aman, sombong dan angkuh. Karena bisa jadi ini adalah kelemahan utama yang akan mendatangkan murka-Nya, hingga kita akan hancur tak bersisa.

Jadi selalulah mohon kepada-Nya serta selalu mengutamakan aturan-Nya baik kita dalam kondisi kuat apalagi dalam kondisi lemah.

(Gantira, 20 Desember 2016)