Wednesday 18 November 2015

"Sebuah Pilihan"



Hidup ini penuh pilihan, begitu juga dalam menyikapi peristiwa yang belum terjadi. Kita bisa memilih dengan cara sikap penuh khawatir tanpa bertindak atau dengan sikap berdoa dan melakukan apa yang terbaik yang bisa kita lakukan saat ini?

Yang harus kita sadari bahwa semua peristiwa sejak jaman nabi adam sampai kiamat tiba sudah tertulis di lauhful mahfuz.

Sehingga segala sesuatu yang akan terjadi tetap akan terjadi. Seberapa besar usaha apapun yang kita lakukan untuk menghindarinya.

Begitu juga segala sesuatu yang tidak akan terjadi tetap tidak akan terjadi seberapa besar pun usaha kita untuk merealisasikannya.

Jadi kalau kita boleh memilih maka pilihan  yang terbaik bagi kita adalah lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan dengan niat karena Allah agar segalanya bernilai ibadah, dan berdoalah kepada Allah terhadap sesuatu yang belum terjadi karena apapun hasilnya tetap doa kita dinilai ibadah yang pasti hasilnya jauh lebih baik daripada kita memilih mengkhawatirkan segala sesuatu yang tak jelas hasilnya dan sekaligus tidak bernilai ibadah.

Atau dengan kata lain....

Bahwa hidup ini sudah ditakdirkan, jadi untuk sesuatu yang sudah digariskan pun kita bisa memilih antara pilihan khawatir atau dengan pilihan berdoa dan berusaha.

Kalau kita memilih sikap khawatir maka apa yang kita khawatirkan tetap terjadi atau tidak terjadi, namun proses pilihan ini tidak bernilai ibadah dan waktu terbuang dengan kegelisahan.

Bila pilihan kita berdoa dan berusaha, walaupun hasilnya tetap terjadi atau tidak terjadi tapi hasilnya bernilai ibadah dan dan dalam prosesnya akan kita lalui dengan ketenangan.

Jadi orang yang memahami takdir akan memilih berdoa dan berusaha, sedangkan orang yang tidak memahami takdir akan lebih memilih khawatir.

(Gantira, 18 November 2015, Bogor)