Tuesday 23 September 2008

Berkenankah Allah dengan Keiklasan kita?


Salah satu makna ikhlas adalah melakukan atau menerima segala sesuatu semata-mata hanya karena mengharapkan ridho-Nya. Kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan terang-terangan dapat pula dengan cara sembunyi-sembunyi. Semuanya dilakukan tanpa mengharapan pujian dan balasan dari makhluk-Nya.

Seorang manusia bila beramal tanpa ikhlas maka amalnya tidak akan diterima disisi-Nya. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Imam Al-Ghozali bahwa ”Setiap manusia akan binasa kecuali berilmu, manusia yang berilmu akan binasa kecuali ia beramal dengan ilmunya. Manusia yang beramal akan binasa kecuali dia ikhlas dalam amalnya”
Oleh karena itu ikhlas merupakan puncak tertinggi dari seorang manusia yang mengharapkan kasih sayang-Nya. Iblispun tidak dapat berdaya pada orang yang ikhlas, sebagaimana yang difirmankan dalam QS. Shaad ayat 82-83: ’Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka”.

Namun kadang kita sering melihat aplikasi ikhlas yang tidak sesuai. Ada orang merasa ikhlas saat melihat agamanya dilecehkan, ikhlas istrinya diganggu orang lain, dan banyak lagi ikhlas-ikhlas lainnya yang tidak sesuai dengan kaidah Islam, bahkan ada pula orang membuat ajaran baru yang tidak dicontohkan oleh Nabi Muhamad SAW. Mereka merasa bahwa apa yang dilakukannya semata-mata karena-Nya.

Bila kita melakukan suatu amal yang tidak sesuai dengan petunjuk-Nya maka tindakan tersebut akan ditolak, sebagaimana Sabda Nabi Muhamad SAW ”Barangsiapa mengerjakan suatu amal yang tidak ada dasar dari kami, maka ia tertolak” (HR Imam Bukhori & Muslim).

Jadi semua amal manusia akan diterima bila dilakukan dengan ikhlas dan berkenan dihadapan-Nya. Suatu amal diperkenankan oleh-Nya bila sesuai dengan Firman-Nya dan perilaku Nabi Muhamad SAW. Oleh karena itu diwajibkan pada kita untuk mempelajari Al-qur’an dan Sunnah Nabi agar semua amal yang kita lakukan bermanfaat di dunia dan di akhirat kelak. Jangan sampai kita merasa ikhlas dengan sesuatu yang kita sangka sebuah ibadah tapi tanpa disadari itu malah menimbulkan murka-Nya.

" Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : 'Telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ; Aku tinggalkan dua perkara yang apabila kalian berpegang teguh pada keduanya maka tidak akan sesat selama-lamanya yaitu Kitabullah dan Sunnahku”. (Hadits Shahih Riwayat Al-Hakim dan Al-Baihaqy)

(Gantira, 23 September 2008, Jakarta)