Thursday 17 September 2015

"Menyikapi Takdir"



Banyak orang, ketika muda mereka hidup dalam kesusahan dan penuh perjuangan; dan setelah besar pun mereka mengalami kehidupan yang sama.

Begitu pula banyak orang, saat muda hidup dalam kesusahan dan penuh perjuangan, namun setelah besar mengalami perubahan menjadi hidup penuh ketenangan dan kesenangan.

Sebaliknya, banyak orang di saat usia muda menjalani hidup penuh ketenangan dan kesenangan, dan begitu pula di saat dewasa dia mengalami kehidupan yang sama.

Begitu pula banyak orang saat muda hidupnya mengalami ketenangan dan kesenangan, namun setelah dewasa hidupnya berbalik menjadi dalam kesusahan dan penuh perjuangan.

Di sinilah, kita perlu menyadari adanya takdir. Sehingga yang diperlukan oleh kita adalah sikap kita terhadap takdir tersebut.

Saat kita dalam kesusahan dan penuh perjuangan, maka yang diperlukan adalah sikap sabar dalam menghadapinya. Sebaliknya bila hidup kita dalam kondisi  penuh ketenangan dan kesenangan maka yang dibutuhkan adalah bersyukur atas kondisi tersebut.

Tidaklah hina bila hidup kita dalam kesusahan dan penuh perjuangan; begitu pula tidaklah tercela jika hidup yang kita alami penuh ketenangan dan kesenangan.

Yang tercela dan hina adalah bila kita menyikapi hidup yang susah dan penuh perjuangan dengan cara berputus asa hingga menghujat takdir dan membenci orang yang hidupnya berbeda 180 derajat dengan dirinya.

Begitu pula yang tercela dan hina adalah bila kita menyikapi hidup tenang dan penuh kesenangan dengan cara sombong hingga membanggakan diri dan menghina orang yang hidupnya berbeda 180 derajat dengan dirinya.

Sesungguhnya kesuksesan sejati itu, benar2 bisa dinilai saat kita husnul khatimah dimana pada akhirnya memperoleh anugrah kebahagiaan di kehidupan abadi kelak.

Begitu pula kegagalan sejati itu, baru bisa ditetapkan jika suul khatimah yang siap mengalami kesengsaraan di kehidupan kekal nanti.

Agar kita memperoleh kesuksesan sejati, maka yang diperlukan oleh kita saat ini adalah berdoa, berusaha, bersabar, bersyukur serta ridha terhadap apapun yang sudah Allah ditakdirkan pada kita.

Semoga Allah, melimpahkan anugrah pada kita sebagai salah seorang yang husnul khatimah, aamiin...3x

(Gantira, 18 September 2015, Bogor)