Tuesday 6 October 2015

Menyikapi Takdir


Segala sesuatu yang sudah, sedang dan akan terjadi itu adalah sebuah takdir yang harus kita sikapi dengan bijak.

Saat kita berusaha, lalu muncul orang2 yang mencela dan menghina kita. Yakinilah bahwa itu adalah salah satu takdir, sehingga sikap kita  bukanlah putus asa tapi dengan cara memperbanyak istigfar dan terus istiqomah dalam menggapai apa yang kita harapkan.

Ketika kita memilih, lalu terangkat pemimpin yang tidak kita harapkan. Yakinilah bahwa itu adalah salah satu takdir, sehingga sikap kita bukanlah mencela dan menghina tapi dengan cara memperbaiki diri lalu berbuat semaksimal yang mampu kita lakukan dengan disertai memohon pertolongan-Nya.

Sewaktu kita berencana, lalu bermunculan gempuran yang memporak porandakannya. Yakinilah bahwa itu adalah salah satu takdir, sehingga sikap kita bukanlah memusuhinya tapi memperbaiki rencana yang ada agar lebih baik dengan disertai doa dan tawakal kepada-Nya.

Dan banyak lagi hal lainnya, dimana apa yang kita usahakan, kita pilih dan kita rencanakan tidak selalu sesuai dengan yang kita harapkan karena disana ada peran takdir.

Namun adanya takdir bukanlah untuk membuat kita putus asa, mencela, menghina dan memusuhinya. Adanya takdir untuk menyadarkan kita bahwa ada kekuatan-Nya yang tak bisa kita tentang. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengubah sikap kita sehingga adanya takdir membuat kita semakin kuat, optimis dan bertawakal kepada-Nya.

Sesungguhnya di akhirat kelak kita tidak akan ditanya tentang semua takdir yang terjadi di dunia ini. Kita tidak akan ditanya apakah  akhirnya usaha kita berhasil atau tidak?  Apakah pilihan kita sesuai yang diinginkan atau tidak? Apakah rencana kita terealisasi atau tidak?  Apakah kita kaya atau tidak?  Apakah kita pejabat atau tidak?

Namun yang akan ditanyakan pada kita di akhirat nanti hanyalah 5 perkara, yaitu tentang umurnya untuk apa ia habiskan?  tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan? tentang hartanya dari mana ia dapatkan?
dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan?
apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya?

Semoga kita semua dapat menyikapi semua takdir yang sudah, sedang dan akan  terjadi dengan sikap ikhlas, ridho, berdoa, berusaha dan bertawakal kepada-Nya hingga akhir hidup kita berada dalam husnul khatimah dan pada saat di akhirat nanti  kita bisa menjawab lima pertanyaan saat itu dengan jawaban yang diridhoi-Nya. Aamiin..3x

(Gantira, 7 Oktober 2015, Bogor)

Nampak Sama Tapi Berbeda

Antara kabut di pagi hari dengan asap pembakaran hutan nampak sama tapi berbeda.

Kabut di pagi hari bisa membersihkan paru2 sehingga dapat menyegarkan napas kita, sedangkan asap pembakaran bisa mengotori paru2 sehingga dapat menyesakkan napas kita.

Antara keuntungan hasil perdagangan dengan keuntungan hasil riba nampak sama tapi berbeda.

Keuntungan hasil perdagangan adalah halal dan dapat membawa keberkahan harta  bagi keduanya selama pembeli dan penjual ridho, sedangkan keuntungan hasil riba dapat membawa kebinasaan harta keduanya.

Daging segar dari  sapi yang disembelih atas nama Allah dengan yang disembelih atas nama selain-Nya, nampak sama tapi berbeda.

Daging segar dari sapi yang disebut nama Allah adalah halal dimakan dan mendapatkan ridho-Nya, sedangkan yang disebut nama selain Allah adalah haram dimakan dan mendapatkan murka-Nya.

Menyiramkan air pada beberapa anggota badan  antara niat berwudhu dengan niat sekedar membersihkan badan, nampak sama tapi berbeda.

Menyiramkan air pada beberapa anggota badan dengan niat berwudhu selain dapat membersihkan anggota badan dapat juga membersihkan dosa dari apa yang dilakukannya, sedangkan dengan niat hanya membersihkan badan yang didapat hanya bersih nya badan saja.

Pendapatan dari hasil mata pencarian yang halal dengan yang haram nampak sama tapi berbeda.

Pendapatan dari hasil mata pencarian yang halal dapat membuat keberkahan pada anggota keluarga sehingga hidupnya penuh kedamaian dunia dan akhirat, sedangkan pencarian yang haram dapat membawa kecelakaan buat keluarganya  di dunia dan akhirat.

Dan banyak lagi hal2 lainnya di dunia ini yang nampak sama tapi pada hakikatnya berbeda.

(Gantira, 6 Oktober 2015, Bogor)