Thursday 18 February 2016

" Tanyakan Pada Hati Nuranimu?"

" Tanyakan Pada Hati Nuranimu?"

Banyak sekali orang yang kurang tapat dalam menggunakan istilah "Tanyakan Pada Hati Nuranimu?"

Pada saat ada orang yang jelas2 melakukan perbuatan yang melanggar ajaran Islam dan menanyakan hukumnya, orang yang ditanya hanya menjawab dengan pernyataan "Tanyakan Pada Hati Nuranimu?". Dan yang bertanya pun menjawab kembali bahwa hati nuraninya mengatakan baik2 saja, sehingga dia akan terus melakukan perbuatan buruk tersebut.

Padahal pernyataan ini ditujukan bila kita menghadapi sesuatu yang meragukan, bukan sesuatu yang jelas dasar hukumnya bahwa itu adalah salah atau benar.

Ingatlah bahwa hari nurani yang bisa ditanya itu adalah hati nurani yang masih fitrah, dia pasti cenderung sejalan dengan aturan-Nya. Sedangkan hati nurani yang sudah kotor, yang sudah tertutupi oleh banyak noktah dosa hitam, maka dia kurang tepat lagi untuk ditanyakan.

Suatu perkara yang jelas dikatakan Allah dan Rasul-Nya adalah buruk, maka kita harus mengatakan buruk juga. Begitu juga suatu perkara yang jelas dikatakan Allah dan Rasul-Nya baik maka kita harus mengatakan baik juga.

Sikap kita terhadap suatu perkara yang  jelas hukumnya dikatakan oleh Al-qur'an dan hadist harus "Sami' na wa ato'nal", baik dalam keadaan suka ataupun tidak. Jangan lagi menanyakan hati nurani.

Karena segala sesuatu yang buruk disebutkan oleh Allah dan Rasul-Nya, pasti hal itu buruk bagi manusia. Begitu juga apa yang dikatakan baik oleh Allah dan Rasul-Nya, pasti itu adalah baik untuk manusia.

Kecuali pada suatu perkara yang memang kita tidak tahu dalilnya benar atau tidak, serta tidak ada orang yang lebih berilmu yang bisa kita tanyakan, baru kita bisa menggunakan hati nurani kita. Apakah perkara itu baik atau tidak.

Hati nurani hanyalah membantu kita untuk menentukan mana yang baik dan mana yang tidak setelah berpegang teguh pada Allah dan Rasul-Nya.

Semoga kita diberi pemahaman yang baik terhadap sumber hukum islam serta kita bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari2 dengan sikap sami'na wa ato'na, dan juga semoga kita di anugrahi hati nurani yang jernih sehingga dia bisa kita tanya disaat menghadapi suatu perkara yang meragukan..aamiin..3x


(Gantira, 16 Februari 2016)