Thursday 29 June 2017

"Siapakah Orang yang Paling Beruntung dan Paling Mulia?"


Siapakah orang yang paling beruntung?

Jawabannya  adalah orang yang paling beriman. Semakin beriman dia, maka semakin beruntung dia.

Saat dia kaya, itu baik baginya karena kekayaannya menjadi harta yang terbaik yang dimiliki manusia dimana hartanya sebagai sarana untuk menuju akhirat.

Saat ditimpa kesulitan pun,  itu juga baik baginya. Karena kesabarannya akan menjadi sarana untuk dekat dengan-Nya untuk menggapai kebahagiaan yang tak ada kesulitan lagi.

Bagi orang beriman setiap aktifitasnya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Bahkan saat menanam tumbuhan  lalu tumbuhan itu dimakan ulat, ayam atau binatang lainnya maka itu dinilai sebagai shadaqah.

Ini nampak sangat sepele tapi ternyata dengan keimanan, hasilnya akan jauh berbeda dengan orang yang tidak beriman.

Orang yang tidak beriman, shadaqah sebanyak seisi bumi pun tetap tidak ada nilainya sama sekali. Sebaliknya bagi seorang yang beriman, menyingkirkan kerikil dijalanan bernilai ibadah apalagi mensadaqahkan harta yang berlimpah di jalan-Nya.

Dalam sebuah hadist Muslim diceritakan:

Pada hari kiamat nanti Allah akan mendatangkan salah satu dari calon penghuni neraka, yang mana orang tersebut ketika hidup di dunia adalah orang yang paling nikmat hidupnya. Segala apa yang dia inginkan bisa dia dapatkan, karena kekayaan yang dia miliki, karena jabatan yang dia punyai, pendek kata orang tersebut adalah orang yang paling enak hidupnya di dunia.

Kemudian oleh Allah orang tersebut dicelupkan ke neraka satu celupan, ditempelkan ke neraka satu tempelan. Kemudian setelah itu orang itu ditarik oleh Allah kembali dari neraka. Setelah merasakan siksaan sekejap di neraka, lalu Allah menanyakan “هل رأيت نعيما قط؟” : “Wahai Fulan, apakah engkau masih ingat kenikmatan yang dulu engkau rasakan di dunia? Wanita yang engkau zinai ketika di dunia? Harta melimpah yang engkau nikmati di dunia? masakan yang paling enak yang engkau makan di dunia? Apakah engkau masih merasakan semua itu saat ini? Kemudian orang tersebut menjawab, “لا و الله ما رأيت نعيما قط” : “Tidak, demi Allah, semuanya telah terlupakan.”

Kemudian Allah mendatangkan orang yang kedua.

Jika yang pertama tadi calon penghuni neraka, sekarang Allah mendatangkan calon penghuni surga. Calon penghuni surga tersebut adalah orang yang dulunya ketika di dunia hidupnya sangat susah. Mungkin karena miskinnya dia, mungkin karena tubuhnya sakit-sakitan, pendek kata dia adalah orang yang paling sengsara hidupnya ketika di dunia.

Hanya saja dia adalah orang yang rajin beribadah. Kemudian oleh Allah orang tersebut dicelupkan ke surga sekejab, yang mungkin hanya beberapa detik. Lalu Allah mengangkatnya dari surga dan bertanya “هل رأيت بؤسا قط؟” : “Apakah engkau merasakan kesengsaraan yang dulu pernah engkau rasakan ketika di dunia? Kemudian orang tersebut menjawab,”لا والله يا رب ما رأيت بؤسا قط” : “Tidak, demi Allah semuanya telah terlupakan yaa Robb.” (HR. Muslim)

Sekarang bayangkan diri kita, saya yakin kita bukanlah termasuk orang yang paling menderita di dunia ini. Jadi masih banyak Nikmat yang Allah berikan pada kita. Jadi kalau ada sedikit masalah, anggap saja sebagai bentuk penghapusan dosa kita dan penambah amal kebaikan buat kita.


Pertanyaan satu lagi, Siapakah orang yang paling mulia?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah ditanya, mulia mana orang kaya yang bersyukur dengan orang miskin yang bersabar?

Maka jawaban Ibnu Taimiyah adalah bahwa orang yang paling mulia diantara mereka adalah orang yang paling bertakwa di antara mereka.

Jika orang kaya yang bersyukur lebih bertakwa dari orang miskin yang bersabar, maka orang kaya yang bersyukur itu lebih mulia dari orang miskin yang bersabar.

Sebaliknya jika orang miskin yang bersabar lebih takwa daripada orang kaya yang bersyukur, maka orang miskin yang bersabar ini lebih mulia daripada orang kaya yang bersyukur.

Sesungguhnya seorang manusia yang paling kaya dimuka bumi ini adalah salah seorang Nabi, yaitu Nabi Sulaiman. Begitu juga seorang manusia yang paling miskin di dunia ini adalah seorang nabi juga, yaitu Nabi Isa. Kedua2anya adalah orang yang mulia, padahal yang satu orang terkaya di dunia dan yang satu lagi orang termiskin di jagat raya.

Rasulullah sebagai manusia yang paling mulia, sehingga menjadi seorang nabi yang diberi keistimewaan untuk pertama kali masuk surga, beliau pernah mengalami menjadi yang sangat kaya raya dan juga pernah mengalami menjadi yang sangat miskin sehingga saat lapar, beliau mengganjal perutnya dengan batu. Namun kemuliaan beliau tetap terjaga, karena kemuliaan beliau bukan terletak pada kekayaan atau kemiskinannya tapi terletak pada ketakwaannya.

Dalam salah satu ayat, difirmankan:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

Semoga kita termasuk salah seorang  yang beruntung, bahagia, serta mulia di dunia dan juga bahagia di akhirat.

Dimana saat ada kesulitan kita bisa bersabar hingga ada jalan keluarnya, serta pada saat ada kenikmatan kita bersyukur sehingga ditambah kenikmatan yang ada..

.Aamiin..aamiin..aamiin..yra.

(Gantira, 29 Juni 2017, Bogor)