Friday 8 January 2016

8. Al Mutakabbir

A. Pendahuluan

Arti Al Mutakabbir  adalah Yang Maha Memiliki Segala Keagungan

Sifat ini dinyatakan di dalam firman Allah:
"Dialah yang tiada Tuhan selain dia, raja, Yang Mahasuci, Yang Maha Sejahtera, Yang Maha Mengaruniakan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Mahakuasa, Yang Maha Memiliki Segala Keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.( Al-Hasyr [59]: 23)

B. Makna Al Mutakabbir

Secara bahasa Al-Mutakabbiru berarti kebesaran, angkuh, yang tidak tertundukkan. Allah Al-Mutakabbir artinya Allah pemilik segala kebesaran. Kebesaran itu hanya milik Allah. Hanya Allah yang pantas menyandangnya sebab Allah Maha Besar.

Kata Al Mutakabbiru bermakna Allah yang mempunyai segala kekuasaan, kebesaran dan kesombongan. Hanya Allah saja yang berhak untuk bersombong diri.

Qatadah berkata, " Yaitu Mahaagung atas segala sesuatu; Yang Mahaagung dari segala keburukan; Mahaagung dari segala kejahatan."

Muqatil berkata, "Dia adalah Mahaagung dari segala hal yang jelek".

Abu Ishaq As-Subai'i berkata, "Yaitu Yang Mahabesar dari perbuatan zhalim terhadap para hamba-Nya."

Maimun bin Mihran berkata, " Dia Mahaagung dari kejelekan dan keburukan, tidak ada yang keluar dari Diri-Nya, melainkan hal2 yang baik."

Kesimpulan dari semua itu adalah bahwa nama ini menunjukkan ketinggian Allah atas seluruh sifat makhluk, keagungan-Nya Ta'ala dari permisalan dan keserupaan seperti-Nya, ketinggian-Nya Ta'ala dari segala kekurangan dan aib. Dia adalah Maha memiliki segala keagungan (yang jauh) dari kejahatan, keburukan, Kezhaliman dan dari segala kekurangan. Hal ini mengandung adanya kesempurnaan bagi-Nya Ta'ala pada nama2, sifat2, dan perbuatan2-Nya.

Sifat takabbur tersebut tidak pantas dipakai, kecuali oleh-Nya Ta'ala. Karena Dia-lah semata Yang Maha Berkuasa, dan selain-Nya adalah dikuasai. Dia-lah Rabb, sedangkan selain-Nya adalah diatur. Dia semata Yang Maha Pencipta, sedangkan yang lainnya adalah makhluk (diciptakan). Dia semata Yang Maha Esa dengan seluruh sifat kesempurnaan, kemuliaan, keagungan, dan ketinggian.

Dia Mahasuci dari segala kekurangan. Bagi-Nya semata, kerajaan, pengaturan alam semesta, dan keagungan pada nama2, sifat2, dan perbuatan2-Nya. Dia-lah semata Yang Maha Memiliki keagungan, tiada sekutu bagi-Nya.

B. Kedudukan Seorang Hamba

Adapun hamba sebagai ciptaan, maka maqamnya adalah beribadah, tunduk, merendahkan diri, pasrah, ruku dan sujud kepada Yang Mahabesar, Mahatinggi, Mahaagung lagi Maha Pemilik Kemuliaan.

Adapun apabila seorang hamba sombong, terutama dari tujuan dia diadakan dan diciptakan untuk mewujudkannya, yaitu beribadah kepada Allah dan mengesakan-Nya semata dengan kerendahan dan ketundukan serta pasrah. Sesungguhnya Allah akan menghukumnya dengan hukuman paling dahsyat dan Dia akan menghinakannya, baik di dunia maupun di akhirat. Sebab itu Allah amat murka terhadap manusia yang sombong sebab hanya Allah saja yang pantas bersombong diri.

Jadi, barangsiapa mengenal ketinggian, keagungan dan kebesaran Allah, maka ia akan selalu membiasakan dirinya bersikap hina dan merendah di hadapan Allah.

C. Balasan Manusia yang Sombong

Sifat takabur ini tercela bila dimiliki oleh makhluk, sebab ia tempat bagi kekurangan. Orang yang bersikap sombong pasti dipaksa oleh sikapnya itu untuk bersifat dengan apa yang tidak sesuai dengannya.

Allah Ta'ala telah menyebutkan pada banyak tempat di dalam kitab-Nya yang mulia, aneka ragam hukuman yang akan Dia turunkan kepada orang2 yang sombong. Allah Ta'ala berfirman,

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺭَﺑُّﻜُﻢُ ﺍﺩْﻋُﻮﻧِﻲ ﺃَﺳْﺘَﺠِﺐْ ﻟَﻜُﻢْ ۚ ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺴْﺘَﻜْﺒِﺮُﻭﻥَ ﻋَﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩَﺗِﻲ ﺳَﻴَﺪْﺧُﻠُﻮﻥَ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ ﺩَﺍﺧِﺮِﻳﻦَ

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (Qs. Ghafir: 60)

ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﺬَّﺑُﻮﺍ ﺑِﺂﻳَﺎﺗِﻨَﺎ ﻭَﺍﺳْﺘَﻜْﺒَﺮُﻭﺍ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﺃُﻭﻟَٰﺌِﻚَ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏُ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ۖ ﻫُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺧَﺎﻟِﺪُﻭﻥَ

"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya" (Qs. Al A'raf :36)

ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﺬَّﺑُﻮﺍ ﺑِﺂﻳَﺎﺗِﻨَﺎ ﻭَﺍﺳْﺘَﻜْﺒَﺮُﻭﺍ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﻟَﺎ ﺗُﻔَﺘَّﺢُ ﻟَﻬُﻢْ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺪْﺧُﻠُﻮﻥَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﺣَﺘَّﻰٰ ﻳَﻠِﺞَ ﺍﻟْﺠَﻤَﻞُ ﻓِﻲ ﺳَﻢِّ ﺍﻟْﺨِﻴَﺎﻁِ ۚ ﻭَﻛَﺬَٰﻟِﻚَ ﻧَﺠْﺰِﻱ ﺍﻟْﻤُﺠْﺮِﻣِﻴﻦَ

"Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan." ( Qs. Al A'raf :40)

Sedangkan kriteria sombong untuk manusia sebagaimana yang Rasulullah sabdakan dalam riwayat Muslim yaitu “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia” (Riwayat Muslim)

D. Refleksi Kehidupan dalam Memahami Al Mutakabbir

Refleksi Kehidupan dalam Memahami Al Mutakabbir, Yaitu:

1. Berdoa dengan menyebut nama-Nya

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : "Hanya milik Allah-lah al-Asma al-Husna',maka bermohonlah dengan menyebut Asmaul al-Husna' itu dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam ( menyebut ) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." ( QS. Al-A'raf : 180 )

Nabi Musa a.s berdoa dengan nama ini sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah : " Sesungguhnya aku berlindung kepada Rabbku dan Rabbmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari Perhitungan ".
( QS. Ghaffir : 37 ).

2. Memiliki sifat rendah hati

Orang yang mengesakan Al-Mutakabbir akan tertanam sifat rendah hati dalam jiwanya, menafikan kesyirikan dan lahirnya keikhlasan dalam beramal, membersihkan diri dari sifat-sifat rububiyah sehingga ia tidak akan berlaku sombong, akan tetapi berendah diri kepada Allah Zat Yang Maha Besar.

Disebutkan dalam hadist shahih bahwa Rasulullah bersabda : " Maukah kalian aku kabarkan ciri penghuni Jannah ? Mereka adalah orang yang tawadhu' dan dianggap remeh dan jika bersumpah kepada Allah, maka Allah akan membenarkannya. Dan maukah aku kabarkan kepada kalian penghuni neraka ? Mereka adalah setiap orang yang kasar, keras, yang kikir, lagi sombong ".
( HR. Bukhari ).

Disebutkan dalam hadist shahih dari shahabat Ibnu Mas'ud bahwa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda : " Tidak akan masuk surga ( Jannah ) seorang yang dalam hatinya terdapat sebiji sawi dari sifat sombong ". ( HR. Muslim ).

E. Penutup

Kita berlindung kepada Allah dari kesesatan, dan kita memohon kepada-Nya semoga diberikan rezeki untuk selalu tunduk hanya kepada-Nya, semoga juga Dia melindungi kita dari jalannya orang2 yang Sombong, karena Dia semata Yang Mahasuci lagi Mahatinggi, Maha Pemberi karunia, dan Maha Penolong. Aamiin..3x.

------------------

Sumber utama diambil dari:

1. Asma-ul Husna, hasil buah karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

2. Fikih Asma-ul Husna, yang ditulis oleh Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr

3. Berbagai sumber dari internet

(Gantira, 8 Januari 2015, Bogor)