Friday 4 November 2016

Termasuk golongan manakah kita dan teman kita?

Kalau kita perhatikan status2 di media sosial  teman2  kita yang beragama islam dalam memberitakan tentang ajaran Islam dan peristiwa yang terjadi, terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Orang yang menjadikan 'rohani' sebagai panglima dirinya

Dia dalam menulis status, meng 'like' atau menshare tulisan2 orang lain dengan memperhatikan manfaat tidaknya buat umat Islam.

Bila ada berita buruk tentang islam, dia akan berhati2 dan dia akan selidiki dulu kebenarannya, apakah hal itu termasuk fitnah atau benar adanya.

Jika fitnah maka dia akan berusaha mengclearkannya.

Jika benar, maka dia akan berusaha menasehatinya dan berusaha meredam apa yang ada agar kejelekan itu tidak semakin menyebar, karena seorang muslim bersaudara sehingga harus saling nasehat menasehati dan tidak menyebarkan aib saudaranya.

Dia akan berusaha menshare sesuatu yang jelas2 ada manfaatnya bagi umat ini dan menjauhi sesuatu yang hanya akan mendatangkan perpecahan sesama umat islam.

Patokan hidupnya adalah Al qur'an, hadist, pemahaman para sahabat serta pemahaman para ulama yang berpegang teguh pada al-quran dan hadist.

Bila status2 fb nya seperti itu, dan hanya berisi sesuatu yang bermanfaat maka dia adalah golongan kita, dan statusnya perlu dijadikan salah satu referensi untuk kita ikuti dan kita jadikan patokan dalam bertindak.

2. Orang yang menjadikan 'akal' sebagai panglima nya.

Dia menulis, meng 'like' dan menshare berita apapun yang menurut akal pikirannya benar tanpa melihat manfaat dan tidaknya berita itu bagi dirinya dan bagi umat Islam.

Orang seperti ini kadang bertindak benar dan kadang pula bertindak keliru. Karena akal setiap orang itu berbeda, sehingga kebenarannya bersikap relatif.

Menghadapi orang yang seperti ini, bila tindakannya benar maka perlu kita dukung. Namun saat tindakannya salah, maka kita perlu menasehati dan pembimbingnya. Karena bisa jadi kesalahannya dikarenakan ketidak tahuannya.

3. Orang yang menjadikan 'hawa nafsu' sebagai panglima hidupnya.

Status fb yang sering dia tulis, meng 'like' dan meng share adalah berita berita yang menjelekkan Islam serta mengagung2kan musuh.

Bila ada berita islam yang jelek, walaupun itu fitnah dia berusaha menyebar luaskannya. Dia selalu bersembunyi dengan kata 'bukan bermaksud sara, karena saya juga islam lo...'.

Pada saat ada berita islam yang bagus, dia berusaha menyembunyikannya bahkan berusaha mengorek2 apa sisi negatifnya. Lalu menyebarkan yang negatifnya saja walaupun itu tidak benar.

Berbeda dengan berita tentang musuh Islam. Dia mengagung2kan sesuatu yang nampak baik dari mereka, walaupun berita itu bohong. Dan berusaha menyembunyikan kejelekan mereka dan memberikan banyak alasan untuk membelanya, walau pun berita itu benar.

Bila kita menemukan teman fb kita seperti itu, maka berhati2lah terhadap semua informasi yang datang darinya. Bisa jadi dia adalah musuh dalam selimut.

Ingatlah ayat suci dan hadist berikut ini:

Dari Abu Hurairah radhiallahunhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya . (Hadits Hasan riwayat Turmuzi dan lainnya) [Tirmidzi no. 2318, Ibnu Majah no. 3976]

"Diriwayatkan dari Ibnu Umar, beliau berkata: "Rasulullah SAW bersabda: Seorang muslim itu adalh saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzdalimi dan meremehkannya dan jangan pula menykitinya." (HR. Ahmad, Bukhori dan Muslim)

“Tidaklah Allah menutup aib seorang hamba di dunia melainkan nanti di hari kiamat Allah juga akan menutup aibnya.” (HR. Muslim no. 6537)

“Sesungguhnya orang-orang yang menyenangi tersebarnya perbuatan keji2 di kalangan orang-orang beriman, mereka memperoleh azab yang pedih di dunia dan di akhirat….” (An-Nur: 19)

Rasulullah saw bersabda,  “Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya dan iman itu belum masuk ke dalam hatinya. Janganlah kalian mengghibah kaum muslimin dan jangan mencari-cari/mengintai aurat mereka. Karena orang yang suka mencari-cari aurat kaum muslimin, Allah akan mencari-cari auratnya. Dan siapa yang dicari-cari auratnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya di dalam rumahnya (walaupun ia tersembunyi dari manusia).” (HR. Ahmad 4/420, 421,424 dan Abu Dawud no. 4880. Kata Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Shahih Abi Dawud: “Hasan shahih.”)

“Wahai sekalian orang yang mengaku berislam dengan lisannya dan iman itu belum sampai ke dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin, janganlah menjelekkan mereka, jangan mencari-cari aurat mereka. Karena orang yang suka mencari-cari aurat saudaranya sesema muslim, Allah akan mencari-cari auratnya. Dan siapa yang dicari-cari auratnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya walau ia berada di tengah tempat tinggalnya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2032, dihasankan Asy-Syaikh Muqbil t dalam Ash-Shahihul Musnad Mimma Laisa fish Shahihain, hadits no. 725, 1/581)

Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-
orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam," (Qs. 4:140)

" (Ingatlah), ketika orang- orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: "Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya". (Allah berfirman): "Barang siapa yang tawakal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".(Qs. 8:49)

"(Orang- orang munafik ) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-
orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih."
(Qs. 9:79.)

"Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang- orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung."(Qs.33:48)

(Gantira,  4 November 2016, Bogor)