Sunday 28 September 2008

"Kesempatan yang Terabaikan"


Pada suatu negeri, terdapatlah seorang raja yang sangat kaya dan mempunyai kekuasaan yang tak terbatas. Daerah kekuasaannya mengandung berbagai macam kekayaan yang berlimpah ruah yang tak habis-habisnya.

Lautnya berlimpahkan berbagai macam jenis kekayaan yang sangat mengagumkan, terkandung berbagai macam jenis ikan yang berkembang dengan cepatnya, ada minyak dan gas yang takkan pernah habis sampai kapanpun, ada banyak terumbu karang yang sangat indah dan mengagumkan.

Daratannya memendam berbagai macam kemewahan yang tak pernah habis digunakan. Tanahnya mengandung zat hara yang sangat tinggi sehingga tanaman apapun akan tumbuh dengan suburnya, air tanah didalamnya berlimpah ruah tanpa batas. Intan, emas, permata, berlian, minyak bumi, gas, dan berbagai jenis bahan tambang yang sangat berharga tertanam di dalam daratan tersebut.

Saat dia mengunjungi daerah A yang masih berada di bawah kekuasaannya. Terlihat rakyatnya dalam kehidupan yang sangat menyenangkan. Mereka makan dengan makanan yang diinginkannya, minum dengan minuman yang mereka senangi. Mereka mendapatkan semua itu karena telah memanfaatkan ilmu yang dimilikinya untuk mengeksploitasi kekayaan yang terkandung di daerah yang tempatinya. Setelah melihat itu, raja tersebut tersenyum bahagia karena kagum atas kecerdasan rakyatnya yang telah memanfaatkan otak yang mereka miliki.

Saat raja mengunjungi daerah B yang juga berada di bawah kekuasaannya. Terlihat penduduk ditempat itu dalam kehidupan yang sangat menyengsarakan. Pada saat lapar, mereka memenuhi kebutuhannya dengan mencari cacing dan belatung yang ditemui di permukaan tanah sehingga membuat perutnya semakin lapar dan mual. Pada saat haus mereka mendatangi air laut dan meminumnya sehingga membuat kerongkongan mereka semakin haus. Melihat itu, raja sangat marah akan kebodohan rakyatnya di daerah B yang tak memanfaatkan otak yang mereka miliki untuk menggali kekayaan yang terpendam.

Saat dia mengunjungi daerah C yang juga berada di daerah kekuasaannya. Disana terdapat anak muda yang tidak tahu apa-apa. Lalu penguasa itu mengajak anak muda tersebut melihat daerah A dan daerah B namun hanya melihat tidak diperkenankan untuk merasakan situasi keduanya. Dan dikatakan kepada anak muda di daerah C itu, bahwa dulu mereka diberi kesempatan dikirim ke daerah yang kaya akan berbagai macam ilmu pengetahuan.

Penduduk A telah memanfaatkan kesempatannya untuk belajar berbagai macam ilmu pengetahuan yang ada hubungannya dengan tehnik mengolah segala macam jenis kekayaan yang terkandung di daerah yang mereka tempati. Akhirnya seperti yang terlihat, mereka hidup dalam kemewahan yang luar biasa. Begitu pula penduduk B, merekapun diberi kesempatan yang sama untuk menimba berbagai jenis ilmu pengetahuan. Namun sayangnya penduduk B malah menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan, sehingga saat pulang dari negeri yang kaya ilmu itu. Penduduk B tetap bodoh seperti yang terlihat saat itu.

Setelah mengunjungi Daerah A dan B, pemuda tersebut mengerti dan paham akan situasi yang ada. Kemudian pemuda itu dikirim ke daerah yang kaya akan ilmu yang dibutuhkan untuk mengolah tanah yang ditempatinya. Pada saat dia berangkat dia bertekad akan memanfaatkan kesempatan dengan sebaik mungkin, agar bisa hidup mewah seperti yang dia lihat di daerah A.
Setelah sampai ditempat tujuannya, pada awalnya pemuda itu tetap pada tujuan semula yaitu menuntut ilmu yang ada hubungannya dengan kekayaan yang terkandung di dalam tanah yang dimilikinya. Namun lambat laun dia mulai tergoda untuk mengikuti kesenangan lain yang terdapat di daerah yang kaya akan berbagai macam ilmu pengetahuan itu.

Pemuda itu mulai merasakan nikmatnya minum-minuman keras, nikmatnya pergaulan bebas serta nikmatnya keglamoran hidup lainnya. Disamping itu, diapun mulai mempelajari ilmu berjudi, ilmu sihir dan berbagai ilmu lainnya yang tidak ada hubungannya dengan ilmu tentang mengolah kekayaan alam yang akan ditempatinya.

Padahal ditempat tersebut, banyak sekali ilmu pengetahuan mengenai pertanian, pertambangan, perikanan, perhutanan, dan berbagai jenis ilmu lainnya yang sangat berlimpah tersedia disana. Tapi sayang si pemuda itu lupa akan tujuan awal dia di kirim ke tempat dunia ilmu tersebut.

Detik, menit, jam, hari, bulan dan tahunpun berlalu. Pada saat diumumkan bahwa besok pemuda itu akan dilantik serta diwajibkan untuk kembali ke daerahnya masing-masing. Baru dia tersadar akan kebodohannya, dia minta diperpanjang waktunya untuk menimba ilmu yang dibutuhkannya namun sayang semua sudah terlambat.Terbayang di matanya kehidupan yang akan dia alami seperti kehidupan yang dialami oleh penduduk B. Saat itu, dia hanya bisa menangis dan meraung-raung akan penyesalan yang tak mungkin bisa diperbaiki.

----------
Membaca kisah fiksi di atas, akankah kita menyia-nyiakan kesempatan di dunia yang sangat singkat ini? Padahal tujuan akhir hidup kita adalah di kehidupan abadi nanti....

Q.S. Al Anbiya (21) ayat 35:Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.'

Q.S. An Naml (37) Ayat 89-90:'Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik daripadanya, sedang mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram dari pada kejutan yang dahsyat pada hari itu'. 'Dan barangsiapa yang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka. Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan'

Q.S. Thaaha (20) ayat 124:''Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.'' (Gantira)