Friday 25 March 2016

"Hidup adalah Perjuangan"

Pada hakikatnya, hidup ini adalah perjuangan. Baik itu berjuang untuk taat melawan hawa nafsu atau sebaliknya berjuang melayani hawa nafsu.

Orang yang memilih berjuang melawan hawa nafsu, dengan otomatis dia berjuang untuk taat pada semua perintah Allah. Sehingga dengan demikian, dunia ini bagaikan penjara bagi mereka.

Modal utama yang harus dimiliki oleh orang yang memilih berjuang melawan hawa nafsu adalah sabar dan syukur. Modal utama ini bisa dimiliki oleh setiap orang jika dia memiliki ilmu dan paham hakikat manfaat dari modal utama ini.

Modal utama ini diperlukan karena suasana di dunia tidak akan lepas dari dua kejadian yang bertolak belakang, yaitu antara kesenangan yang dihadapi dengan syukur atau penderitaan  yang dihadapi dengan sabar.

Sedangkan orang yang memilih berjuang melayani hawa nafsu, dengan otomatis dia berjuang untuk mengingkari pada semua perintah Allah. Sehingga dengan demikian, dunia ini bagaikan surga bagi mereka.

Hadiah utama yang dapat dimiliki oleh orang yang memilih berjuang melayani hawa nafsu adalah sombong  dan putus asa. Hadiah utama ini bisa dimiliki oleh setiap orang jika dia malas mencari  ilmu dan merindukan kebebasan tanpa batas.

Kedua hadiah utama ini akan diberikan pada mereka karena suasana dunia tidak akan lepas dari dua kejadian yang bertolak belakang, yaitu antara kesenangan yang dilampiaskan dengan kesombongan atau penderitaan  yang dilampiaskan dengan putus asa dan berkeluh kesah.

Setelah arena dunia ini selesai, masing2 pejuang akan mendapatkan imbalan dan balasannya, yaitu imbalan bagi pejuang yang melawan hawa nafsu adalah kebahagiaan yang tak terbayangkan sehingga modal yang diperlukan cukup hanya satu yaitu syukur tiada henti, tidak perlu lagi modal sabar. Sedangkan balasan bagi pejuang yang melayani hawa nafsu adalah penderitaan yang tak terkira, sehingga hadiah yang dimilikinya tinggal satu yaitu putus asa dan keluh kesah, sedangkan kesombongannya lenyap ditutupi oleh penyesalan yang tak berkesudahan.

(Gantira, 26 Maret 2016, Bogor)