Monday 4 April 2016

"Keberuntungan vs Kebinasaan"

"Keberuntungan vs Kebinasaan"

Sesungguhnya keberuntungan itu hanya ada pada orang mukmin, yaitu orang yang selalu taat pada-Nya secara kaffah. Sedangkan kebinasaan itu selalu menyertai orang2 kafir yang enggan mengikuti petunjuk-Nya.

Bagi orang mukmin, yang hidupnya berjuang keras untuk mentaati-Nya dan menahan hawa nafsu maka segala yang dialaminya adalah sebuah keberuntungan.

Di saat seorang mukmin mengalami musibah, dia hadapi dengan bersabar. Musibah ini akhirnya akan terasa nikmat setelah mengetahui bahwa musibah itu terjadi untuk menghindari musibah yang jauh lebih besar, sebagai contoh mogoknya kendaraan yang dikendarai orang mukmin bisa jadi untuk menghindarinya dari kecelakaan yang jauh lebih besar.

Atau bisa juga musibah ini sebagai salah satu batu loncatan untuk menggapai kenikmatan lain yang memang harus dicapai melalui sebuah pengorbanan. Begitu banyak orang yang awalnya susah, namun tidak lama kemudian dia mendapatkan kenikmatan setelah musibah itu terlewati. Baik kenikmatan yang dibalas langsung ketika di dunia maupun kenikmatan yang jauh lebih besar lagi di hari keabadian nanti.

Begitu juga di saat seorang mukmin mendapatkan sebuah kenikmatan, dia hadapi dengan bersyukur. Sehingga kenikmatannya semakin bertambah. Baik itu tambahan kenikmatan saat di dunia ini, maupun tambahan kenikmatan yang berlipat2 saat di hari kebahagiaan yang kekal nanti.

Bagi orang kafir, yang hidupnya berjuang keras untuk melampiaskan hawa nafsu  dan enggan mengikuti petinjuk-Nya maka segala yang dialaminya adalah sebuah kebinasaan.

Di saat orang kafir mengalami musibah, dia hadapi dengan berkeluh kesah sehingga kehidupannya semakin terasa sempit dan menyesakkan dada. Bisa jadi musibahnya itu sebagai teguran agar dia mau bertobat atau bisa juga sebagai azab saat di dunia ini sebelum kedatangan azab yang jauh lebih mengerikan di hari perhitungan nanti. 

Di saat orang kafir mendapatkan kenikmatan, dia menghadapinya dengan sifat sombong dan merasa bahwa semua kenikmatan itu datang semata2 karena usahanya tanpa ada campur tangan yang menciptakan-Nya. Sebagai akibatnya, di waktu kemudian situasi nya akan berbalik mendapatkan musibah yang tak terkira sebelumnya dan tidak dapat ditanggulanginya sehingga dia berputus asa sebagai balasan akan kesombongannya.

Atau bisa juga jika kenikmatan orang kafir yang sombong ini terus bertambah, hal ini sebagai isti'raj sehingga dosanya semakin menumpuk sehingga pada saat sudah mencapai puncak dosanya, Allah cabut nyawanya hingga dia menghadapinya dalam keadaaan berlumuran dosa.

Jadi satu-satunya cara agar kita senantiasa berada pada keberuntungan adalah dengan berusaha memahami dan mengamalkan petunjuk-Nya secara ikhlas. Namun bila kita enggan mengikuti petunjuk-Nya maka siap2lah lah kira termasuk golongan orang2 yang binasa.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“ Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya ” 
(Hr Muslim (no. 2999))

Apabila kamu menyaksikan pemberian Allah dari materi dunia atas perbuatan dosa menurut kehendakNya, maka sesungguhnya itu adalah uluran waktu dan penangguhan tempo belaka. Kemudian Rasulullah Saw membaca firman Allah Swt dalam surat Al An’am ayat 44 : “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu, mereka terdiam berputus asa.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)

Semoga kita semua termasuk golongan orang2 mukmin yang senantiasa bersyukur saat mendapatkan nikmat dan bersabar ketika mendapatkan musibah, serta kita termasuk golongan orang yang mendapat petunjuk-Nya yang senantiasa taat pada semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya..Aamiin..3x.

(Gantira, 5 April 2016, Bogor)