Tuesday 2 August 2016

"Kenalilah Rizqi Kita (Bagian 3)"

Untuk tulisan "Kenalilah Rizqi Kita (Bagian 2)" bisa dibaca di
http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/07/kenalilah-rizqi-kita-bagian-2.html?m=1


Kiat - kiat apa sajakah yang dapat menambah rizqi kita?

Beberapa kiat untuk menambah limpahan rizqi pada kita, diantaranya adalah:

1. Syukur

Ucapkanlah selalu kata alhamdulillah sebagai bentuk syukur atas segala rizqi yang kita dapatkan.

Sebagaimana dalam salah satu ayat--Nya, Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)

Ucapan syukur ini harus diucapkan dalam berbagai kegiatan yang sedang kita lakukan. Sehingga para ulama salaf senantiasa mengucapkan dzikir alhamdulillah dalam setiap langkah dan nafasnya. Karena mereka paham bahwa dengan banyak bersyukur akan mempertahankan nikmat yang ada dan menambahnya.

Qs. Al-Ankabut (29) ayat 17

"Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan."

2. Berinfaq

Banyak orang yang beranggapan bahwa kekayaan itu bisa didapat dengan memperbanyak tabungan. Padahal dalam islam, kekayaan itu akan bertambah banyak jika kita sering berinfak.

Sehingga pangkal kaya itu bukanlah menabung tapi berinfak.

Dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda:

“Allah Ta’ala berfirman padaku, ‘Berinfaklah kamu, niscaya Aku akan berinfak (memberikan ganti) kepadamu.’ Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pemberian Allah selalu cukup, dan tidak pernah berkurang walaupun mengalir siang dan malam. Adakah terpikir olehmu, sudah berapa banyakkah yang diberikan Allah sejak terciptanya langit dan bumi? Sesungguhnya apa yang ada di Tangan Allah, tidak pernah berkurang karenanya.” (HR. Bukhari no. 4684 dan Muslim no. 993)

Sebagaimana kisah yang disabdakan oleh Rasulullah:

“Ketika ada seorang sedang berjalan di sebuah padang yang luas tak berair dan sunyi, tiba-tiba dia mendengar suara dari awan, ‘Siramilah kebun si fulan!’ maka awan itu menepi (menjauh) lalu menumpahkankan airnya di tanah dengan bebatuan hitam. Ternyata ada saluran air yang telah dipenuhi dengan air. Maka ia menelusuri (mengikuti) jalannya air tersebut. Ternyata ada seorang laki-laki yang sedang berada di kebunnya, dia sedang mengalirkan air dengan menggunakan cangkulnya. Kemudian dia bertanya, ‘Wahai hamba Alloh, siapakah nama anda?’ dia menjawab, ‘Fulan.’ Sebuah nama yang didengar dari suara di awan tadi. Kemudian orang itu balik bertanya, ‘Mengapa anda menanyakan namaku?’ dia menjawab, ‘Saya mendengar suara dari awan yang ini adalah airnya, mengatakan ‘Siramilah kebun si fulan!’ yaitu nama anda. Maka apakah yang telah anda kerjakan?.’ Dia menjawab, ‘Karena anda telah mengatakan hal ini maka akan saya ceritakan bahwa saya memperhitungkan (membagi) apa yang dihasilkan oleh kebun ini; sepertiganya saya sedekahkan; sepertiganya lagi saya makan bersama keluarga dan sepertiganya lagi saya kembalikan lagi ke kebun (untuk ditanam kembali).” (Hr. Muslim)


3. Halal dan Toyib

Arti halal adalah segala sesuatu yang dibenarkan atau dibolehkan dalam ajaran Islam, sedangkan arti toyib itu adalah bermutu dan tidak membahayakan kesehatan.

Jadi mengkonsumsi makanan yang bergizi  dan memiliki kendaraan yang mahal dan berkualitas itu diijinkan dalam islam, yang dilarang itu adalah berlebih-lebihan.


4. Memperbanyak istigfar

Rasulullah istighfar 100 kali setiap zikirnya.

Imam Al-Qurthubi menyebutkan dari Ibnu Shabih, bahwasanya ia berkata "Ada seorang laki-laki mengadu kepada Al-Hasan Al-Bashri tentang kegersangan (bumi) maka beliau berkata kepadanya 'Ber-istighfar-lah kepada Allah!" ,
Yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan maka beliau berkata kepadanya 'Ber-istighfar-lah kepada Allah!" ,
Yang lain lagi berkata kepadanya, 'Do'akanlah (aku) kepada Allah, agar Ia memberiku anak!, maka beliau mengatakan kepadanya 'Ber-istighfar-lah kepada Allah!" ,
Dan yang lain lagi mengadu kepadanya tentang kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan (pula) kepadanya. 'Ber-istighfar-lah kepada Allah!".


"Maka Ar-Rabi' bin Shabih berkata kepadanya, 'Banyak orang yang mengadukan macam-macam (perkara) dan Anda memerintahkan mereka semua untuk ber-istighfar.

Maka Al-Hasan Al-Bashri menjawab, 'Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Tetapi sungguh Allah telah berfirman dalam surat Nuh.

"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai- sungai". (Nuh /71: 10-12)


5. Bertaqwa

Bertakwa artinya patuh pada semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

Dalam surat Ath-Thalaq  Ayat 2 dan 3, disebutkan:

"... Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.  Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya... "

Pada ayat di atas dijelaskan bahwa Allah akan melimpahkan rizqi bagi orang yang taat pada-Nya.

Bahwa Rasulullah SAW. bersabda,"Wahai manusia, jadikan taqwa kepada Allah sebagai dagangan kalian! Niscaya rezeki akan mendatangi kalian dengan tanpa barang dagangan dan perdagangan." Kemudian beliau SAW. membaca QS Ath Thalaq 2-3 (HR Thabrani, Ibnu Mardawaih, Abu Na'im dan Daelami)

Ibnu Abbas berkata,"Artinya Allah akan menyelamatkannya dari setiap kesusahan di dunia dan akhirat.". Rubai' bin Haitsam berkata,"Allah akan menjadikan jalan keluar untuknya dari segala sesuatu yang membuatnya merasa sempit."

Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan,"Yaitu barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, maka Allah akan memberikan jalan keluar dalam setiap urusannya, dan Dia akan memberikan rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka, yakni dari jalan yang tidak pernah terlintas sama sekali sebelumnya."

Ibnu Mas'ud berkata, "Maksudnya memberi rezeki dari arah yang tidak diketahuinya dan tidak terbesit dalam pikiran sebelumnya". Qatadah berkata,"Memberinya rezeki sekiranya ia tidak mengharap dan mengangankannya."

6. Bertawakal

Bertawakal artinya adalah menyerahkan masalah kepada Allah setelah berikhtiar semaksimal mungkin. Tawakal berbeda dengan tawakul atau menyerahkan semuanya pada Allah tanpa berikhtiar sedikitpun.

Terkait tawakal ini sebagaimana ada dalam surat Ath-Thalaq  Ayat 3, disebutkan:

"...Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya."

'Atha berkata,"Artinya Allah akan memudahkan untuknya problematika kehidupan di dunia dan di akhirat."

7. Silaturahmi

Silaturahmi itu artinya adalah berbuat baik kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab dengan cara bersikap lembut, menyayangi dan memperhatikan kondisi mereka.

Dalam sebuah hadist disebutkan, "Dari Abu Hurairoh r.a: Rosul bersabda barang siapa yang ingin diluaskan rizkinya, dan di panjangkan umurnya, hendaklah dia menyambungkan silaturahmi" (H.R. Bukhori)

Dalam hadist lain disebutkan, Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda,
‘Pelajarilah silsilah nasab kalian agar kalian mengenali tali darah kalian, sebab menyambung tali darah dapat menambah kasih sayang dalam keluarga, menambah harta dan dapat menambah usia’.

8. Hijrah

Bila kita berada di satu tempat yang menyulitkan kita untuk beribadah maka berhijrahlah karena sesungguhnya Allah memiliki rizqi yang banyak, sebagaimana yang difirmankan dalam surat Anisa ayat 100:

"Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian
menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

9. Haji dan Umroh

Rosululloh Sholallohu ‘alaihi was salam bersabda :

“Lanjutkanlah haji dengan umroh atau sebaliknya. Karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana api dapat mengilangkan kotoran besi.” (HR. An Nasa’i)

Syaikh Abul Hasan As Sindi menjelaskan haji dengan umroh atau sebaliknya berkata,”Jadikanlah salah satunya mengikuti yang lain, dimana ia dilakukan sesudahnya. Artinya, jika kalian menunaikan haji maka tunaikanlah umroh. Dan jika kalian menunaikan umroh maka tunaikanlah haji, sebab keduanya saling mengikuti.”
(Hasyiyatul Imam As Sindi ‘ala Sunan An Nasa’i, 5 / 115)

Sedangkan Imam Ath Thoyyibi dalam menjelaskan sabda Nabi SAW.:
“…Sesungguhnya keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa…”

“Kemampuan keduanya untuk menghilangkan kemiskinan seperti kemampuan amalan bersedekah dalam menambah harta.” (Faidhul Qodir, 3 / 225)


10. Doa

Dalam sebuah hadits Rasulullah Shalallahu ’Alaihi Wa sallam menjelaskan bahwa taqdir yang Allah Ta’aala telah tentukan boleh berubah. Dan faktor yang dapat mengubah taqdir ialah doa seseorang.

Bersabda Rasulullah Shalallahu ’Alaihi Wa sallam:
“Tidak ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan) Allah Ta’ala selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi 2065)

 Betapa luar biasa kedudukan do’a dalam ajaran Islam. Dengan do’a seseorang boleh berharap bahwa taqdir yang Allah Ta’ala tentukan atas dirinya berubah. Hal ini merupakan sebuah berita gembira bagi siapa pun yang selama ini merasa hidupnya hanya diwarnai penderitaan dari waktu ke waktu. Ia akan menjadi orang yang optimis.

Sebab keadaan hidupnya yang selama ini dirasakan hanya berisi kesengsaraan dapat berakhir dan berubah. Asal ia tidak berputus asa dari rahmat Allah Ta'ala dan ia mau bersungguh-sungguh meminta dengan do’a yang tulus kepada Allah Ta'ala Yang Maha Berkuasa.

Allah SWT berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina,” (QS. Al-Mu’min: 60).

Apakah syarat- syarat agar semua doa kita dikabulkan oleh-Nya?

Untuk jawaban pertanyaan ini ada pada tulisan selanjutnya dengan judul "Kenalilah Rizqi Kita (Bagian 4)"

Sumber: Intisari dari Ceramah2 Ust. Dr Khalid Baslamah serta sumber lainnya.

(Gantira, 3 Agustus 2016, Bogor)