Monday 29 February 2016

Meraih Kebahagiaan

Banyak orang yang membayangkan bahwa kebahagiaan itu di dapat setelah kita memperoleh materi  atau mendapatkan sesuatu.

Sehingga banyak orang yang belum menikah membayangkan bahwa kebahagiaannya baru di dapat setelah dia memiliki pasangan hidup. Namun setelah dia berkeluarga, dia membayangkan bahwa kebahagiaannya akan sempurna setelah memiliki keturunan. Namun sekali lagi, banyak orang yang kecewa ternyata yang di dapat bukan kebahagiaan sebagaimana yang dibayangkan sebelumnya. Hidupnya semakin berantakan setelah tahu bahwa apa yang didapatkannya malah membuat hatinya semakin susah.

Begitu juga seseorang yang belum memiliki apa-apa berpendapat bahwa hidupnya akan bahagia jika dia memiliki rumah pribadi. Namun setelah rumah itu dimiliki, dia membayangkan lagi bahwa dia akan benar2 bahagia jika sudah memiliki kendaraan pribadi serta barang mewah lainnya. Namun sekali lagi pada akhirnya dia pun kecewa karena setiap apa yang didapatkannya hanya memberikan kebahagiaan sesaat yang selanjutnya malah memberikan beban yang semakin berat.

Padahal yang namanya kebahagiaan yang hakiki itu di dapat bukan semata2 karena apa yang kita miliki atau kita dapatkan. Tapi kebahagiaan itu secara otomatis akan diperoleh di saat kita berusaha untuk taat pada semua aturan-Nya.

Walaupun awalnya terasa berat dan jiwa kita menolak untuk taat dan patuh pada-Nya. Namun lama kelamaan, bila kita terus memaksakan diri sehingga kita bisa istiqomah  untuk taat dan patuh pada ajaran Allah dan Rasul-Nya maka akhirnya kita akan memperoleh kebahagiaan itu sendiri.

Sesungguhnya segala hal yang Allah perintahkan dan Allah larang pada manusia, pada dasarnya itu untuk kebaikan manusia itu sendiri.

Segala amal perbuatan yang diperintahkan oleh-Nya pasti itu akan membawa banyak kebaikan bagi orang yang melaksanakannya dan sekaligus akan membawa banyak keburukan bagi orang yang meninggalkannya.

Begitu juga segala perbuatan yang dilarang oleh-Nya pasti akan menyelamatkan orang yang menjauhinya, sekaligus akan membinasakan orang yang tetap melakukan perbuatan tersebut.

Sungguh, Allah lebih tahu terhadap apa yang terbaik dan terburuk buat seluruh makhluk-Nya daripada manusia itu sendiri.

ﻓَﺈِﻣَّﺎ ﻳَﺄْﺗِﻴَﻨَّﻜُﻢ ﻣِّﻨِّﻲ ﻫُﺪًﻯ ﻓَﻤَﻦِ ﺍﺗَّﺒَﻊَ ﻫُﺪَﺍﻱَ ﻓَﻼَ ﻳَﻀِﻞُّ ﻭَﻻَﻳَﺸْﻘَﻰ ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﻋْﺮَﺽَ ﻋَﻦ ﺫِﻛْﺮِﻯ ﻓَﺈِﻥَّ ﻟَﻪُ ﻣَﻌِﻴﺸَﺔً ﺿَﻨﻜًﺎ ﻭَﻧَﺤْﺸُﺮُﻩُ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺃَﻋْﻤَﻰ
“Barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thoha: 123-124)

ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﺻَﺎﻟِﺤًﺎ ﻣِّﻦ ﺫَﻛَﺮٍ ﺃَﻭْ ﺃُﻧﺜَﻰ ﻭَﻫُﻮَ ﻣُﺆْﻣِﻦٌ ﻓَﻠَﻨُﺤْﻴِﻴَﻨَّﻪُ ﺣَﻴَﺎﺓً ﻃَﻴِّﺒَﺔً ﻭَﻟَﻨَﺠْﺰِﻳَﻨَّﻬُﻢْ ﺃَﺟْﺮَﻫُﻢْ ﺑِﺄَﺣْﺴَﻦِ ﻣَﺎﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sungguh menakjubkan keadaan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya seluruh keadaan orang yang beriman hanya akan mendatangkan kebaikan untuk dirinya. Demikian itu tidak pernah terjadi kecuali untuk orang-orang yang beriman. Jika dia mendapatkan kesenangan maka dia akan bersyukur dan hal tersebut merupakan kebaikan untuknya. Namun jika dia  kesusahan maka dia akan bersabar dan hal tersebut merupakan kebaikan untuk dirinya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

(Gantira, 29 Februari 2016, Bogor)