Monday 21 November 2005

Tujuan dan Kehendak

Dulu aku sering bertanya-tanya dalam batinku "kenapa banyak orang-orang yang berbudi pekerti baik, bertutur kata jujur dan taat ibadah namun kehidupan ekonominya sangat prihatin menurut pandangan mataku ?"

Akupun sering bertanya pula "kenapa banyak juga orang-orang yang berbudi pekerti buruk, bertutur kata kasar, serta bertindak sewenang-wenang sehingga banyak orang yang terjalimi olehnya, namun kehidupan ekonominya sangat mewah dan membahagiakan menurut pandanganku ?"

Pertanyaan ini sering kulemparkan pada orang tuaku, pada teman-temanku, pada guruku, serta pada orang-orang yang kupercayai dapat menjawabnya. Dari mereka kudapatkan jawaban yang berbeda beda, ada yang menjawab karena itu sudah takdir, ada yang menjawab seandainya orang yang baik itu berusaha keras maka dia akan jauh lebih sukses dibandingkan orang yang jahat, ada yang menjawab karena mereka punya channel. Namun sayang seribu sayang semua jawabannya masih menyisakan kegulauan hatiku.

Hari, bulan, dan tahunpun berlalu, hingga akhirnya pertanyaan itu tertanam dalam batinku serta tertimbun dengan permasalahan hidupku yang lain. Setelah lima belas tahun berlalu, saat diriku berada di negeri kangguru, ku melihat ada sebuah buku kecil. Untuk mengisi waktu yang ada, aku baca buku itu. Dan aku terhentak saat aku membaca beberapa kalimat di buku itu yang mengkutip kitab suciku dan sabda nabi tercintaku:

Q.S. Hud :15-16
"Barangsiapa yang menghendaki dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang dikhianati tidak memperoleh (bagian) kecuali neraka dan lenyaplah di akherat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia serta sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan"

Diriwayatkan dalam shahih Al-Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu, ia menuturkan:
Rasulullah SAW bersabda: "Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khamishal dan celakalah hamba khamilah (baju). Ia akan senang jika diberi, tetapi marah jika tidak diberi. Celakalah dia dantersungkurlah, serta semoga tidak dapat dicabut apabila terkena duri. Berbahagialah seorang hamba yang memacu kudanya di jalan Allah, dengan kusut rambutnya dan berlumur debu kakinya. Bila dia berada di pos penjagaan, dia akan tetap setia berada di pos penjagaan itu, dan bila ditugaskan digaris belakang dia akan tetap setia berada di garis belakang itu. Jika dia meminta permisi (untuk menemui raja atau penguasa) tidak diperkenankan dan jika bertindak sebagai perantara tidak diterima perantaranya (karena dipandang hina dipandangan manusia).

Setelah aku membaca dua nasihat diatas, semua pertanyaanku yang tertanam lima belas tahun lalu terungkap kembali dan semuanya sudah terjawab.

Tuhanku akan memenuhi siapa saja yang berdo'a kepadaNya, tanpa membedakan suku, agama, keimanan dan ketaatan. Seorang yang taat ibadah, yang sebelumnya menderita dipandangan mataku, bisa saja dia mendapatkan kebahagiaan hati yang luar biasa didadanya. Dan seorang yang banyak berbuat dosa, yang sebelumnya bahagia dipandangan mataku, bisa saja didalam hatinya tertanam penuh kesengsaraan.

Akupun sekarang mengerti, bila seorang hamba yang taat. Dia meminta kebahagiaan di dunia dan juga kebahagiaan diakhirat, maka Tuhanku akan mengabulkannya.

''Siksaan akan kutimpakan kepada siapa saja yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka, akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami.'' (QS Al-A'raf: 156).

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Jabir bin Abdillah, Rasulullah SAW bersabda, ''Janganlah kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan berbaik sangka dengan Rabb-Nya.''

''Hai anak-anakku pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.'' (Yusuf: 87).

Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman,
''Berkata Ibrahim, tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat.'' (QS Al-Hijr: 56)

Akupun berdoa:
"Rabbana atina fid-dun-ya hasanataw wa fill akhirati hasanataw wa qina azaban-nar 'Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka' ", Amin.

-Gantira- Wollongong Australia

Yang Perlu Ditanamkan

Yang perlu ditanamkan pada diriku adalah, bahwa setiap harta yang aku miliki, disana ada hak untuk orang miskin, anak yatim, anak terlantar dan anak2 yang busung lapar. Jangan pernah ada sedikitpun di dalam diriku rasa berjasa menolong orang yang memang sudah hak mereka.

Pada hakekatnya, anakpun sebagai rizqi yang dititipkan Tuhan pada kita, banyak keluarga yang begitu berharap mendapatkan anak, namun belum juga dikarunianya, tapi yang terbaik buat keluarga tersebut adalah menyisihkan rizqi yang didapatkannya untuk anak2 yang terlantar disekitarnya.

Aku disini telah berusaha menjaga kehamilan istriku dengan perawatan yang semaksimal mungkin, dokter yang menurutku terbaik di Australia, namun karena aku menyadari bahwa segala rizqi berasal dariNya, walaupun sudah hampir 4 bulan kandungan namun akhirnya keguguran juga. Aku tetap berusaha bersabar dan menyadari bahwa kita hanya bisa berusaha semaksimal mungkin, Yang Di Ataslah yang Menentukan.

Namun walaupun demikian, aku mesti memprogram rencana keluarga bahagia yang kuharapkan. Karena Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum bila kita tidak berusaha merubahnya.

-Gantira- Wollongong Australia