Monday 5 September 2016

"Semua Ada Ajalnya"

Kadangkala kita sering mengalami hal2 yang tidak mengenakkan atau bahkan bisa membuat hati kita kesal, marah dan hal lainnya. Baik itu berupa ban kendaraan bocor atau mogok, piring pecah, peralatan elektronik rusak atau hal lainnya.

Namun tahukan kita bahwa segala sesuatu itu ada ajalnya.

Piring pecah, memang sudah ajalnya pecah, baik terpecah tersenggol kita atau oleh anak2 kita.

Kendaraan bannya bocor, memang itu pun sudah ajalnya juga, baik saat kita yang mengendarai ataupun saat dikendarai orang lain.

Begitu juga saat barang2 elektronik kota rusak, itu pun memang sudah ajalnya. Yang memang barang itu harus rusak, cuma waktunya dan siapa yang merusakkan hingga tiba ajalnya itu kita tidak tahu dengan pasti.

Jika kita meyakini dan memahami bahwa segala sesuatu itu memang ada ajalnya, maka hidup kita tidak lagi akan mudah marah dan bertindak sesuatu yang keliru yang hanya akan membuat situasi lebih runyam.

Kita akan menjalani semua itu dengan sikap ridho, lalu berdoa dan  berbuat yang terbaik yang bisa kita lakukan agar permasalahan yang ada cepat selesai.

Yang menjadi beban hidup yang sesungguhnya itu bukanlah karena banyaknya masalah yang datang, tapi yang menjadi kesengsaraan itu adalah bila kita tidak memiliki solusi untuk keluar dari masalah yang ada.

Jadi langkah yang terbaik agar hidup kita bisa tetap tenang dan produktif adalah awali menghadapi segala masalah dengan ridho, lalu berdoa dan berusahalah mencari solusi yang terbaik dalam mengatasi masalah tersebut.

Kalau kita menghadapi masalah dengan langsung bertindak marah serta menyalahkan banyak orang di sekeliling kita, maka yang terjadi masalah menjadi lebih besar. Hingga pada akhirnya kita akan menyesalinya.

“Dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di langit dan di bumi, melainkan (tercatat) dalam Kitab yang jelas (Lauhul Mahfuz)” (QS: An-Naml (27) :75)

“Dimanapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, “Ini dari sisi Allah”, dan jika mereka ditimpa suatu keburukan mereka mengatakan “Ini dari engkau Muhammad.” Katakanlah, “semua datang dari sisi Allah.” Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikitpun)?” (QS. An-Nisa’ (4): 78)

Semoga kita semua termasuk salah seorang yang senantiasa ridho terhadap apapun yang telah terjadi pada kita, serta dapat berbuat dengan sebaik2nya untuk segala sesuatu yang belum terjadi pada kita untuk bekal di kehidupan abadi kelak. Aamiin...3x ya robbal alamin...

(Gantira, 6 September 2016, Bogor)