Tuesday 18 October 2016

"Berhati2lah dalam Melangkah"

Fenomena banyaknya orang2 munafik, tidak saja terjadi pada masa kini, tapi pada masa Rasulullah pun, kaum munafik ini sudah ada. Salah satu tokoh munafik yang paling terkenal adalah Abdullah bin Ubai. Namun, walaupun demikian Rasulullah tidak menghukum Abdullah bin Ubai, padahal orang ini sudah sangat jelas dikenal kemunafikannya oleh masyarakat muslim.
*
Ternyata banyak juga hikmah yang terjadi, dimana dengan sendirinya masyarakat muslim saat itu menjauhi Abdullah bin Ubai ini. Yang bersahabat dengan dia hanyalah orang2 yang memang segolongan dengannya. Bila Rasulullah menghukum Abdullah bin Ubai tanpa bukti (karena Abdullah bin Ubai ini seorang pendusta, licik serta lihai dalam menyembunyikan keburukannya) kemungkinan akan terjadi timbul banyak penentang yang memang tidak paham tapi mudah ikut terhasut oleh orang2 munafik.
*
Inilah salah satu hikmah kita dianjurkan untuk menghindari perdebatan, walaupun kita benar.  Karena bisa jadi orang yang tidak ikut berdebat tapi mengetahui perdebatan yang terjadi akan salah melangkah dikarenakan  kurang paham dan kurang berilmu.
*
Pada era informasi yang serba bebas saat ini, orang2 munafik semakin mudah menyebarkan pemikiran sesatnya. Namun orang yang memiliki ilmu dan paham akan situasi yang terjadi, pada dasarnya bisa mengetahui bagaimana  pola pikir orang lain. Kalau soal argumen, setiap orang bisa mencari dari berbagai sumber yang sesuai dengan kecenderungan pola pikirnya.
*
Jadi yang perlu kita lakukan dalam menghadapi seseorang yang suka memberikan statement yang kontradiksi, adalah dengan tidak perlu berinteraksi dengannya.
*
Apalagi di era informasi bebas saat ini. Bila kita comment atau like pada status seseorang yang pemikirannya ngawur di media sosial seperti facebook, khawatir kita termasuk katagori ikut menyebarkan fitnah yang ada. Karena saat kita comment atau like, secara otomatis aktifitas kita terbaca oleh anggota fb kita dan mereka yang tidak tahu akan menjadi penasaran ingin mengetahuinya.
*
Yang perlu kita lakukan dalam menghadapi orang2 yang suka buat pernyataan meresahkan atau orang2 munafik adalah mengclearkan permasalahan yang ada jika isu itu menimpa kita. Sehingga yang terjadi permasalahan menjadi jelas dan diketahui siapa sebenarnya pendusta. Artinya kita jangan ikut2an menyebarkan kedustaan yang ditimbulkan oleh orang2 munafik, tapi sebaiknya kita berusaha untuk mengclearkannya.
*
Jadi langkah yang paling baik dalam menggunakan media sosial seperti fb atau wa atau media sosial apapun itu, adalah dengan tidak memberikan dukungan berupa  'like' atau 'comment' atau menshare terhadap status2 yang pemikirannya kontradiksi.  Atau kita buat status baru di media sosial kita tentang ketidaksetujuan pemikiran orang2 yang isi media sosialnya ngawur tanpa berinteraksi dengan mereka.
*
Status atau berita yang kita 'like', comment atau yang di share hanyalah tulisan2 yang bermanfaat dan diyakini kebenarannya.
*
Ingatlah firman-Nya:

“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan & hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al Isra’: 36)

"Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam jahannam." [An Nisa’:140].

"Dan apabila mereka mendengar perkataan yang buruk, mereka berpaling darinya dan berkata, "Bagi kami amal2 kami dan bagimu amal2 kamu, semoga selamatlah kamu, kami tidak ingin (bergaul) dengan orang2 bodoh" (Qs. Al-Qasas:55)

(Gantira, 18 Oktober 2016, Bogor)