Sunday 1 May 2016

"Kurva Kehidupan Manusia"

Bila dilihat dari segi faktor kemampuan yang dimiliki manusia, umumnya grafik perjalanan waktu yang dimiliki manusia bagaikan  grafik kurva parabola terbuka ke bawah. Dimana diawali dengan ketiadaan yang berkemampuan nol, lalu terlahir sebagai seorang bayi yang masih lemah, kemudian berkembang hingga memiliki kemampuan maksimal, setelahnya kemampuan itu terus menurun sampai pada  posisi terendah yang tidak memiliki kemampuan apa2 lagi, yaitu kembali kepada tanah.

Sebagaimana yang terdapat dalam  Surah Al-Hajj ayat 5
“…… Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya….”

Kemampuan kemandirian yang dimiliki manusia ini di awali dengan datangnya akhir baligh, dimana untuk laki2 ditandai dengan mimpi basah sedangkan bagi perempuan diawali dengan datang bulan. Pada saat awal kedewasaan ini, maka sudah berlaku baginya kewajiban untuk memegang amanah. Pada usia ini pula mulai berlaku hukum pahala dan dosa baginya, sudah saatnya untuk dilakukan pengkaderan padanya hingga suatu saat dia siap memimpin perjuangan selanjutnya.  Di awal kedewasaan ini pun, dia sudah mulai diberi tanggung jawab untuk ikut berjihad ke medan perang bila terjadi peperangan dalam wilayahnya. Umumnya  awal kedewasaan ini terjadi ketika usia menginjak 15 tahun, sebagaimana yang terdapat dalam hadist:

Dari Ibnu ’Umar radliyallaahu ’anhuma , ia berkata :

”Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam
menunjukku untuk ikut serta dalam perang Uhud, yang ketika itu usiaku empat belas tahun. Namun beliau tidak memperbolehkan aku. Dan kemudian beliau menunjukku kembali dalam perang Khandaq, yang ketika itu usiaku telah mencapai lima belas tahun.
Beliau pun memperbolehkanku”.

Naafi’ berkata : ”Aku datang kepada ’Umar bin ’Abdil-’Aziz yang ketika itu menjabat sebagai khalifah, lalu aku beri tahu tentang hadits tersebut. Kemudian ia berkata : ’Sungguh ini adalah batasan antara kecil dan besar’. Maka ’Umar menugaskan kepada para pegawainya untuk mewajibkan bertempur kepada orang yang telah berusia lima belas tahun, sedangkan usia di bawahnya mereka tugasi untuk mengurus keluarga orang-orang yang ikut berperang” [HR. Al-Bukhari no. 2664, Muslim no. 1868, Ibnu Hibban no. 4727-4728, dan yang lainnya].

Dan usia matang kedewasaan seseorang terjadi pada usia 40 tahun. Saat usia inilah dia sudah memiliki kemampuan analisis terbaik baginya, baik analisis dari segi akhirat maupun keduniaan. Pada saat usia ini, dia bisa memaksimalkan potensinya terutama untuk mengumpulkan bekal buat di kehidupan abadi kelak.

Sebagaimana yang terdapat dalam al-qur'an,  Allah SWT berfirman:
"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah 30 bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai 40 tahun ia berdoa, "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tua ku, dan supaya aku dapat berbuat amal yang salah yang Engkau ridahai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri." (QS Al-ahqaaf:15)

Pada usia sekitar 40 tahun ini pula Rasulullah diutus sebagai seorang Rasul. Oleh karena itulah, pada saat menginjak usia 40 tahun kita harus menerapkan arah tujuan kita mau kemana dan terus berjuang semaksimal kemampuan kita karena potensi yang kita miliki sudah sangat matang.

Jangan sampai awal usia 40 tahun ini berlalu begitu saja hingga pada akhirnya kita akan melemah dan tidak bisa lagi memiliki kemampuan untuk mewujudkan visi besar hidup kita.

Tubuh mulai melemah di saat usia mulai 60 tahunan. Saat usia ini,  kita harus mulai menyadari bahwa kemampuan kita tidak seperti dulu dan kita harus mulai mengurangi segala aktifitas dan makanan yang dapat menggerogoti kemampuan kita secara cepat. Melemahnya kemampuan kita sebagaimana yang terdapat dalam salah satu hadis:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Allah memberi udzur kepada seseorang yang Dia akhirkan ajalnya, hingga sampai usia 60 tahun." (HR. Bukhari 6419).

Saat usia ini, sudah saatnya memberikan estafet kepemimpinan perjuangan pada generasi selanjutnya yang usianya sudah mulai menginjak 40 tahunan.

Dengan menyadari kurva kehidupan manusia ini, maka kita harus berusaha merefleksikan dalam kehidupan kita.

Usia berapakah diri kita saat ini?

Jika usia kita masih di bawah 40 tahun, maka kita masih memiliki waktu untuk mencari banyak pengalaman, ilmu pengetahuan, mencoba berbagai macam makanan halal, mengasah dan meningkatkan kemampuan kita untuk menentukan jalan hidup kita. Disamping itu, pada usia di bawah 40 tahun kita bisa membuat daftar ilmu apa saja yang harus kita miliki, kegiatan apa saja yang harus kita tekuni, makanan apa yang bagus dan bermanfaat untuk mendukung kehidupan nanti yang ingin kita gapai.

Bila kita sudah menginjak 40 tahunan, maka sudah saatnya kita menentukan jalan hidup kita arahnya mau kemana, lalu istiqomahlah di jalan itu semaksimal kemampuan kita. Disamping itu juga pada saat usia ini merupakan usia aplikasi hidup. Dimana kita mulai menerapkan dengan sungguh2 semua ilmu yang sudah kita kumpulkan, kita harus mendalami dengan tekun skala prioritas yang ingin kita gapai. Serta memaksimalkan untuk bisa mewujudkan cita2 yang sudah kita tulis dalam daftar dan juga mengkonsumsi makanan2 yang berkualitas yang bisa meningkatkan kesehatan kita dalam mendukung target2 yang ingin kita wujudkan.

Bila usia kita sudah menginjak usia 60 tahun, kita harus mulai menyadari bahwa kemampuan kita mulai melemah. Kita harus tahu diri, hingga mulai mengidentifikasi apa saja pantangan2  dalam menjalani hidup ini. Tidak semua makanan dan aktifitas yang bagus  masa usia 40 tahun bagus juga ketika usia 60 tahun. Sehingga kita mulai memilih2 mana saja yang harus terus dikurangi seiring dengan meningkatnya usia kita.

Semoga kita semua, pada akhir hidup kita dianugrahi husnul khatimah hingga kembali kepada-Nya dalam keadaan ridho dan diridhoi-Nya, aamiin.aamiin..aamiin..ya Rabbil alamin..

(Gantira, 2 Mei 2016, Bogor)