Thursday 15 October 2015

"Puisi Terakhir Kakakku"

Puisi Terakhir yang pernah kakaku ketik pada saat masih aktif bekerja:

"Teringat kata2 kasar & keras yg menyakitkan hati mereka,
Maafkan aku ayah & ibu, mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayangmu."

"Beri juga ya Allah aku berkumpul dgn keluargaku,
Menyenangkan saudara2ku..
Untuk sungguh2 beramal shaleh."

"Aku ingin bersujud dihadapan-Mu  lebih lama lagi..
Begitu menyesal diri ini.
Kesenangan yang pernah diraih dulu,
Tak ada artinya sama sekali..."

"Mengapa kusia2kan waktu hidup yang hanya sekali itu..?
Andai aku bisa putar ulang waktu itu..."

"Aku dimakamkan hari ini,
Dan ketika semua menjadi tak termaafkan,
Dan ketika semua menjadi terlambat,
Dan ketika aku harus sendiri...
Untuk waktu yg tak terbayangkan sampai yaumul hisab & dikumpulkan di Padang Ma syar.."



Menjelang napas terakhir saat berbaring dengan lemas di RSK Ginjal Ny Ra Habibie, sekitar pukul 10.00 pagi tanggal 15 Oktober 2015, setelah menjalani cuci darah dengan sabar selama lebih dari 25 tahun. Kaka2ku berucap:

"Kepada Kakak dan adik2ku, harus berusaha masuk surga..."

"Kepada kakak dan adik2ku, harus berusaha berkurban pada hari idul adha walaupun harus menjual motor.."

"Kepada Kakak dan adik2ku,  harus berusaha puasa Senin Kamis, kecuali bila sakit..."

"Kepada Kakak dan adik2ku, jangan bangga saat dipuji karena pujian itu hanya milik Allah..."

"Laa ilaa ha illallah..."

Lalu kaka2ku pun mengakhirinya dengan senyuman penuh kebahagiaan. Terasa lepas dari penjara dunia.

Akupun teringat akan sebuah hadist:

Rasulullah saw bersabda, "seorang hamba mukmin (pada saat meninggal dunia), dia beristirahat dari beratnya kehidupan dunia. Sedangkan seorang yang jahat (saat dia meninggal dunia), maka semua makhluk termasuk manusia, negerinya, tumbuh2an, hewan beristirahat (bebas) dari kejahatannya." (Hr Muslim)

(Gantira, 16 Oktober 2015, Bandung)