Saturday 7 November 2015

"Asma-ul Husna (Nama-nama Indah Allah)"


A. Pendahuluan

Salah satu tujuan diciptakan manusia selain beribadah kepada Allah dan menjadi khalifah di muka bumi ini adalah mengilmui tentang Allah, sebagaimana yang terdapat dalam firman-Nya:


اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الأمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

“Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath Thalaq: 12)

Sesungguhnya pengetahuan tentang Allah serta nama2 dan sifat2-Nya adalah semulia2nya ilmu. Dalam ayat di atas, Allah menjelaskan bahwa Dia adalah  Dzat Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dengan demikian, ilmu tentang keesaan Allah adalah yang paling dituntut dari makhluk-Nya. Sebagaimana yang disebutkan dalam Qs. Muhammad ayat 19:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ

"Maka ketahuilah bahwa tidak ada tuhan selain Allah".

Ada dua perkara yang merupakan tuntutan yang diwajibkan kepada manusia, yaitu:
1. Mengenal Allah dengan nama2 dan sifat2-Nya, juga dengan perbuatan2 dan hukum2-Nya.
2. Beribadah kepada-Nya dengan segala tuntutan dan konsekuensinya.

Ilmu tentang Allah adalah asal segala ilmu. Maka barangsiapa yang mengetahui Allah, dia akan mengetahui yang selain Allah. Dan barangsiapa yang tidak mengetahui Tuhannya, maka dia akan lebih tidak mengetahui yang lain-Nya. Allah berfirman:


 وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

" Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik". (Qs. Al-Hasr:19)

Ayat di atas menjelaskan bahwa barangsiapa yang lupa kepada Tuhannya, maka Allah akan menjadikan dia lupa kepada dirinya sendiri. Maka, dia tidak akan mengenal hakikat dirinya, tidak pula kemaslahatan diri, bahkan dia tidak mengetahui apa yang baik bagi dirinya untuk kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat. Dia akan menjadi makhluk yang sia2, bagaikan binatang2, padahal binatang bisa jadi lebih mengetahui apa yang maslahat untuk dirinya bila dibandingkan orang tersebut. Karena binatang tetap teguh dengan karunia yang diberikan oleh-Nya.

Adapun orang yang lupa kepada Allah, dia telah keluar dari fitrahnya. Dia lupa kepada Tuhannya, hingga Allah pun menjadikannya lupa kepada dirinya sendiri dan sifat2 dirinya, dan dia pun lupa kepada yang memungkinkannya bisa hidup lengkap, mampu membersihkan diri dan bisa meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Jika seorang hamba tahu, bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Tunggal, tunggal dalam keazalian (keabadian, kekekalan, tiada berawal dan tiada berakhir), dan dia pun menyadari akan ketidakmampuan makhluk untuk mencipta walau setitik atom, atau bahkan lebih kecil daripada itu. Dan dia pun tahu, bahwa dia tidak memiliki dirinya sendiri, dan bahwa wujud dirinya adalah bukan miliknya, bukan olehnya dan bukan darinya. Maka pengetahuan tentang Allah akan mantap dalam qalbunya.

Dengan demikian, maka akan terhapuslah dalam qalbunya kerinduan kepada selain-Nya. Sebagaimana juga akan lenyap dalam hatinya perasaan merasa kaya, merasa kuasa untuk mengatur, merasa memiliki dan merasa berkuasa. Maka jadilah Allah sebagai Dzat yang disembah dan selalu diingat.

B. Pengertian Asma-ul Husna beserta Dalilnya

Asmaul Husna merupakan nama-nama yang baik yang di miliki oleh Allah SWT. Secara harfiyah, pengertian Asmaul Husna merupakan "nama-nama yang baik". Asmaul Husna merujuk kepada nama-nama, gelar, sebutan, sekaligus sifat-sifat Allah SWT yang indah lagi baik.

Allah memiliki 99 nama yang indah atau lebih terkenal dengan sebutan Al-Asma-ul-Husna. Nama-nama tersebut merupakan cerminan dari perilaku Allah terhadap umatnya. Karena itu, jika nama-nama tersebut kita sebut sebagai suatu permohonan, niscaya akan mempunyai pengaruh yang sangat besar.

Istilah Asmaul Husna juga dikemukakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:

"Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai asmaa'ul husna (nama-nama yang baik)" (Q.S. Thaha:8).

Umat Islam dianjurkan berdoa kepada Allah sambil menyebut Asmaul Husna. Misalnya, saat seorang Muslim memohon ampunan-Nya, maka ia berdoa mohon ampun sambil menyebut "Al-Ghoffaar" (Yang Maha Pengampun) dan seterusnya.

"Katakanlah (olehmu Muhammad): Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaa'ul husna (nama-nama yang terbaik)..." (Q.S Al-Israa': 110)


Jumlah Asmaul Husna adalah  99 nama, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Tirmidzi, diperkuat dengan hadits riwayat Bukhari.

Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata Nabi Muhammad Saw bersabda: "Sesungguhnya Allah Swt mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu, barangsiapa menghitungnya (menghafal seluruhnya) masuklah ia kedalam surga" (HR. Bukhari).

C. Tingkatan Ungkapan Tentang Asma-ul Husna.

Ada 4 tingkatan ungkapan manusia terhadap asma-ul husna, yaitu:

1. Ungkapan yang paling buruk, yaitu ungkapan yang mengatakan " berakhlaklah dengan nama2 Allah", ungkapan ini merupakan pernyataan yang tidak tepat, karena ungkapan tersebut merupakan kalimat yang dikutip dari perkataan para filosof, agar manusia berusaha sekuat tenaga untuk menyerupai Tuhan.

2. Ungkapan yang lebih baik adalah at-takhalluq (berakhlak dengan akhlak Allah).

3. Ungkapan yang lebih baik lagi adalah ungkapan yang dikatakan oleh Abul Hankam bin Barrajan (seorang sufi yang juga mufassir) yaitu ta'abbud (beribadahlah dengan nama2 Allah).

4. Sedangkan ungkapan yang terbaik dari semuanya  adalah ungkapan al-qur'an yaitu do'a (berdoalah dengan nama2 Allah). Sebagaimana yang terdapat dalam firman-Nya:

"Allah memiliki Asmaul Husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama yang baik itu..." (QS. Al-A'raaf : 180).

D.  Asma-ul Husna

Ke-99 Asmaul Husna atau Nama-Nama yang Baik itu adalah sebagai berikut:

No. Nama Arab Indonesia

1 Ar Rahman الرحمن Yang Maha Pengasih
2 Ar Rahiim الرحيم Yang Maha Penyayang
3 Al Malik الملك Yang Maha Merajai/Memerintah
4 Al Quddus القدوس Yang Maha Suci
5 As Salaam السلام Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6 Al Mu`min المؤمن Yang Maha Memberi Keamanan
7 Al Muhaimin المهيمن Yang Maha Pemelihara
8 Al `Aziiz العزيز Yang Maha Perkasa
9 Al Jabbar الجبار Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
10 Al Mutakabbir المتكبر Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran
11 Al Khaliq الخالق Yang Maha Pencipta
12 Al Baari` البارئ Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
13 Al Mushawwir المصور Yang Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya)
14 Al Ghaffaar الغفار Yang Maha Pengampun
15 Al Qahhaar القهار Yang Maha Memaksa
16 Al Wahhaab الوهاب Yang Maha Pemberi Karunia
17 Ar Razzaaq الرزاق Yang Maha Pemberi Rezeki
18 Al Fattaah الفتاح Yang Maha Pembuka Rahmat
19 Al `Aliim العليم Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20 Al Qaabidh القابض Yang Maha Menyempitkan (makhluk-Nya)
21 Al Baasith الباسط Yang Maha Melapangkan (makhluk-Nya)
22 Al Khaafidh الخافض Yang Maha Merendahkan (makhluk-Nya)
23 Ar Raafi` الرافع Yang Maha Meninggikan (makhluk-Nya)
24 Al Mu`izz المعز Yang Maha Memuliakan (makhluk-Nya)
25 Al Mudzil المذل Yang Maha Menghinakan (makhluk-Nya)
26 Al Samii` السميع Yang Maha Mendengar
27 Al Bashiir البصير Yang Maha Melihat
28 Al Hakam الحكم Yang Maha Menetapkan
29 Al `Adl العدل Yang Maha Adil
30 Al Lathiif اللطيف Yang Maha Lembut
31 Al Khabiir الخبير Yang Maha Mengenal
32 Al Haliim الحليم Yang Maha Penyantun
33 Al `Azhiim العظيم Yang Maha Agung
34 Al Ghafuur الغفور Yang Maha Pengampun
35 As Syakuur الشكور Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36 Al `Aliy العلى Yang Maha Tinggi
37 Al Kabiir الكبير Yang Maha Besar
38 Al Hafizh الحفيظ Yang Maha Memelihara
39 Al Muqiit المقيت Yang Maha Pemberi Kecukupan
40 Al Hasiib الحسيب Yang Maha Membuat Perhitungan
41 Al Jaliil الجليل Yang Maha Mulia
42 Al Kariim الكريم Yang Maha Mulia
43 Ar Raqiib الرقيب Yang Maha Mengawasi
44 Al Mujiib المجيب Yang Maha Mengabulkan
45 Al Waasi` الواسع Yang Maha Luas
46 Al Hakiim الحكيم Yang Maha Maka Bijaksana
47 Al Waduud الودود Yang Maha Mengasihi
48 Al Majiid المجيد Yang Maha Mulia
49 Al Baa`its الباعث Yang Maha Membangkitkan
50 As Syahiid الشهيد Yang Maha Menyaksikan
51 Al Haqq الحق Yang Maha Benar
52 Al Wakiil الوكيل Yang Maha Memelihara
53 Al Qawiyyu القوى Yang Maha Kuat
54 Al Matiin المتين Yang Maha Kokoh
55 Al Waliyy الولى Yang Maha Melindungi
56 Al Hamiid الحميد Yang Maha Terpuji
57 Al Muhshii المحصى Yang Maha Mengkalkulasi
58 Al Mubdi` المبدئ Yang Maha Memulai
59 Al Mu`iid المعيد Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60 Al Muhyii المحيى Yang Maha Menghidupkan
61 Al Mumiitu المميت Yang Maha Mematikan
62 Al Hayyu الحي Yang Maha Hidup
63 Al Qayyuum القيوم Yang Maha Mandiri
64 Al Waajid الواجد Yang Maha Penemu
65 Al Maajid الماجد Yang Maha Mulia
66 Al Wahiid الواحد Yang Maha Tunggal
67 Al Ahad الاحد Yang Maha Esa
68 As Shamad الصمد Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69 Al Qaadir القادر Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70 Al Muqtadir المقتدر Yang Maha Berkuasa
71 Al Muqaddim المقدم Yang Maha Mendahulukan
72 Al Mu`akkhir المؤخر Yang Maha Mengakhirkan
73 Al Awwal الأول Yang Maha Awal
74 Al Aakhir الأخر Yang Maha Akhir
75 Az Zhaahir الظاهر Yang Maha Nyata
76 Al Baathin الباطن Yang Maha Ghaib
77 Al Waali الوالي Yang Maha Memerintah
78 Al Muta`aalii المتعالي Yang Maha Tinggi
79 Al Barri البر Yang Maha Penderma
80 At Tawwaab التواب Yang Maha Penerima Tobat
81 Al Muntaqim المنتقم Yang Maha Pemberi Balasan
82 Al Afuww العفو Yang Maha Pemaaf
83 Ar Ra`uuf الرؤوف Yang Maha Pengasuh
84 Malikul Mulk مالك الملك Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
85 Dzul Jalaali Wal Ikraam ذو الجلال و الإكرام Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86 Al Muqsith المقسط Yang Maha Pemberi Keadilan
87 Al Jamii` الجامع Yang Maha Mengumpulkan
88 Al Ghaniyy الغنى Yang Maha Kaya
89 Al Mughnii المغنى Yang Maha Pemberi Kekayaan
90 Al Maani المانع Yang Maha Mencegah
91 Ad Dhaar الضار Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92 An Nafii` النافع Yang Maha Memberi Manfaat
93 An Nuur النور Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94 Al Haadii الهادئ Yang Maha Pemberi Petunjuk
95 Al Baadii البديع Yang Indah Tidak Mempunyai Banding
96 Al Baaqii الباقي Yang Maha Kekal
97 Al Waarits الوارث Yang Maha Pewaris
98 Ar Rasyiid الرشيد Yang Maha Pandai
99 As Shabuur الصبور Yang Maha Sabar

E. Penutup

Tidak diragukan lagi bahwa ilmu tentang nama dan sifat-Nya merupakan semulia2nya ilmu syar'i dan semurni2nya tujuan yang agung karena berkaitan dengan semulia2nya Dzat yaitu Allah Ta'ala.

Mengenal Allah, nama2 dan sifat2 serta perbuatan2-Nya merupakan semulia2nya ilmu agama. Mengharapkan wajah Allah merupakan semulia2nya tujuan. Beribadah kepada-Nya merupakan sebaik2nya amal perbuatan dan memuji Allah melalui nama dan sifat-Nya merupakan semulia2nya ucapan. Itulah fondasi agama yang lurus.

Dengan pembahasan materi ini, semoga kita semakin mengenal-Nya dan dapat berdzikir, bersyukur serta beribadah kepada-Nya dengan kesempurnaan cinta dan ketundukan kepada-Nya. Aamiin...3x

======
Sumber utama diambil dari:
1. Asma-ul Husna, hasil buah karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
2. Fikih Asma-ul Husna, yang ditulis oleh Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr
3. Berbagai sumber dari internet

(Gantira, 7 November 2015, Bogor)

"Asma-ul Husna (Nama-nama Indah Allah)"


A. Pendahuluan

Salah satu tujuan diciptakan manusia selain beribadah kepada Allah dan menjadi khalifah di muka bumi ini adalah mengilmui tentang Allah, sebagaimana yang terdapat dalam firman-Nya:


اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الأمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

“Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath Thalaq: 12)

Sesungguhnya pengetahuan tentang Allah serta nama2 dan sifat2-Nya adalah semulia2nya ilmu. Dalam ayat di atas, Allah menjelaskan bahwa Dia adalah  Dzat Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dengan demikian, ilmu tentang keesaan Allah adalah yang paling dituntut dari makhluk-Nya. Sebagaimana yang disebutkan dalam Qs. Muhammad ayat 19:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ

"Maka ketahuilah bahwa tidak ada tuhan selain Allah".

Ada dua perkara yang merupakan tuntutan yang diwajibkan kepada manusia, yaitu:
1. Mengenal Allah dengan nama2 dan sifat2-Nya, juga dengan perbuatan2 dan hukum2-Nya.
2. Beribadah kepada-Nya dengan segala tuntutan dan konsekuensinya.

Ilmu tentang Allah adalah asal segala ilmu. Maka barangsiapa yang mengetahui Allah, dia akan mengetahui yang selain Allah. Dan barangsiapa yang tidak mengetahui Tuhannya, maka dia akan lebih tidak mengetahui yang lain-Nya. Allah berfirman:


 وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

" Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik". (Qs. Al-Hasr:19)

Ayat di atas menjelaskan bahwa barangsiapa yang lupa kepada Tuhannya, maka Allah akan menjadikan dia lupa kepada dirinya sendiri. Maka, dia tidak akan mengenal hakikat dirinya, tidak pula kemaslahatan diri, bahkan dia tidak mengetahui apa yang baik bagi dirinya untuk kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat. Dia akan menjadi makhluk yang sia2, bagaikan binatang2, padahal binatang bisa jadi lebih mengetahui apa yang maslahat untuk dirinya bila dibandingkan orang tersebut. Karena binatang tetap teguh dengan karunia yang diberikan oleh-Nya.

Adapun orang yang lupa kepada Allah, dia telah keluar dari fitrahnya. Dia lupa kepada Tuhannya, hingga Allah pun menjadikannya lupa kepada dirinya sendiri dan sifat2 dirinya, dan dia pun lupa kepada yang memungkinkannya bisa hidup lengkap, mampu membersihkan diri dan bisa meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Jika seorang hamba tahu, bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Tunggal, tunggal dalam keazalian (keabadian, kekekalan, tiada berawal dan tiada berakhir), dan dia pun menyadari akan ketidakmampuan makhluk untuk mencipta walau setitik atom, atau bahkan lebih kecil daripada itu. Dan dia pun tahu, bahwa dia tidak memiliki dirinya sendiri, dan bahwa wujud dirinya adalah bukan miliknya, bukan olehnya dan bukan darinya. Maka pengetahuan tentang Allah akan mantap dalam qalbunya.

Dengan demikian, maka akan terhapuslah dalam qalbunya kerinduan kepada selain-Nya. Sebagaimana juga akan lenyap dalam hatinya perasaan merasa kaya, merasa kuasa untuk mengatur, merasa memiliki dan merasa berkuasa. Maka jadilah Allah sebagai Dzat yang disembah dan selalu diingat.

B. Pengertian Asma-ul Husna beserta Dalilnya

Asmaul Husna merupakan nama-nama yang baik yang di miliki oleh Allah SWT. Secara harfiyah, pengertian Asmaul Husna merupakan "nama-nama yang baik". Asmaul Husna merujuk kepada nama-nama, gelar, sebutan, sekaligus sifat-sifat Allah SWT yang indah lagi baik.

Allah memiliki 99 nama yang indah atau lebih terkenal dengan sebutan Al-Asma-ul-Husna. Nama-nama tersebut merupakan cerminan dari perilaku Allah terhadap umatnya. Karena itu, jika nama-nama tersebut kita sebut sebagai suatu permohonan, niscaya akan mempunyai pengaruh yang sangat besar.

Istilah Asmaul Husna juga dikemukakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:

"Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai asmaa'ul husna (nama-nama yang baik)" (Q.S. Thaha:8).

Umat Islam dianjurkan berdoa kepada Allah sambil menyebut Asmaul Husna. Misalnya, saat seorang Muslim memohon ampunan-Nya, maka ia berdoa mohon ampun sambil menyebut "Al-Ghoffaar" (Yang Maha Pengampun) dan seterusnya.

"Katakanlah (olehmu Muhammad): Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaa'ul husna (nama-nama yang terbaik)..." (Q.S Al-Israa': 110)


Jumlah Asmaul Husna adalah  99 nama, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Tirmidzi, diperkuat dengan hadits riwayat Bukhari.

Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata Nabi Muhammad Saw bersabda: "Sesungguhnya Allah Swt mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu, barangsiapa menghitungnya (menghafal seluruhnya) masuklah ia kedalam surga" (HR. Bukhari).

C. Tingkatan Ungkapan Tentang Asma-ul Husna.

Ada 4 tingkatan ungkapan manusia terhadap asma-ul husna, yaitu:

1. Ungkapan yang paling buruk, yaitu ungkapan yang mengatakan " berakhlaklah dengan nama2 Allah", ungkapan ini merupakan pernyataan yang tidak tepat, karena ungkapan tersebut merupakan kalimat yang dikutip dari perkataan para filosof, agar manusia berusaha sekuat tenaga untuk menyerupai Tuhan.

2. Ungkapan yang lebih baik adalah at-takhalluq (berakhlak dengan akhlak Allah).

3. Ungkapan yang lebih baik lagi adalah ungkapan yang dikatakan oleh Abul Hankam bin Barrajan (seorang sufi yang juga mufassir) yaitu ta'abbud (beribadahlah dengan nama2 Allah).

4. Sedangkan ungkapan yang terbaik dari semuanya  adalah ungkapan al-qur'an yaitu do'a (berdoalah dengan nama2 Allah). Sebagaimana yang terdapat dalam firman-Nya:

"Allah memiliki Asmaul Husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama yang baik itu..." (QS. Al-A'raaf : 180).

D.  Asma-ul Husna

Ke-99 Asmaul Husna atau Nama-Nama yang Baik itu adalah sebagai berikut:

No. Nama Arab Indonesia

1 Ar Rahman الرحمن Yang Maha Pengasih
2 Ar Rahiim الرحيم Yang Maha Penyayang
3 Al Malik الملك Yang Maha Merajai/Memerintah
4 Al Quddus القدوس Yang Maha Suci
5 As Salaam السلام Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6 Al Mu`min المؤمن Yang Maha Memberi Keamanan
7 Al Muhaimin المهيمن Yang Maha Pemelihara
8 Al `Aziiz العزيز Yang Maha Perkasa
9 Al Jabbar الجبار Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
10 Al Mutakabbir المتكبر Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran
11 Al Khaliq الخالق Yang Maha Pencipta
12 Al Baari` البارئ Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
13 Al Mushawwir المصور Yang Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya)
14 Al Ghaffaar الغفار Yang Maha Pengampun
15 Al Qahhaar القهار Yang Maha Memaksa
16 Al Wahhaab الوهاب Yang Maha Pemberi Karunia
17 Ar Razzaaq الرزاق Yang Maha Pemberi Rezeki
18 Al Fattaah الفتاح Yang Maha Pembuka Rahmat
19 Al `Aliim العليم Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20 Al Qaabidh القابض Yang Maha Menyempitkan (makhluk-Nya)
21 Al Baasith الباسط Yang Maha Melapangkan (makhluk-Nya)
22 Al Khaafidh الخافض Yang Maha Merendahkan (makhluk-Nya)
23 Ar Raafi` الرافع Yang Maha Meninggikan (makhluk-Nya)
24 Al Mu`izz المعز Yang Maha Memuliakan (makhluk-Nya)
25 Al Mudzil المذل Yang Maha Menghinakan (makhluk-Nya)
26 Al Samii` السميع Yang Maha Mendengar
27 Al Bashiir البصير Yang Maha Melihat
28 Al Hakam الحكم Yang Maha Menetapkan
29 Al `Adl العدل Yang Maha Adil
30 Al Lathiif اللطيف Yang Maha Lembut
31 Al Khabiir الخبير Yang Maha Mengenal
32 Al Haliim الحليم Yang Maha Penyantun
33 Al `Azhiim العظيم Yang Maha Agung
34 Al Ghafuur الغفور Yang Maha Pengampun
35 As Syakuur الشكور Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36 Al `Aliy العلى Yang Maha Tinggi
37 Al Kabiir الكبير Yang Maha Besar
38 Al Hafizh الحفيظ Yang Maha Memelihara
39 Al Muqiit المقيت Yang Maha Pemberi Kecukupan
40 Al Hasiib الحسيب Yang Maha Membuat Perhitungan
41 Al Jaliil الجليل Yang Maha Mulia
42 Al Kariim الكريم Yang Maha Mulia
43 Ar Raqiib الرقيب Yang Maha Mengawasi
44 Al Mujiib المجيب Yang Maha Mengabulkan
45 Al Waasi` الواسع Yang Maha Luas
46 Al Hakiim الحكيم Yang Maha Maka Bijaksana
47 Al Waduud الودود Yang Maha Mengasihi
48 Al Majiid المجيد Yang Maha Mulia
49 Al Baa`its الباعث Yang Maha Membangkitkan
50 As Syahiid الشهيد Yang Maha Menyaksikan
51 Al Haqq الحق Yang Maha Benar
52 Al Wakiil الوكيل Yang Maha Memelihara
53 Al Qawiyyu القوى Yang Maha Kuat
54 Al Matiin المتين Yang Maha Kokoh
55 Al Waliyy الولى Yang Maha Melindungi
56 Al Hamiid الحميد Yang Maha Terpuji
57 Al Muhshii المحصى Yang Maha Mengkalkulasi
58 Al Mubdi` المبدئ Yang Maha Memulai
59 Al Mu`iid المعيد Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60 Al Muhyii المحيى Yang Maha Menghidupkan
61 Al Mumiitu المميت Yang Maha Mematikan
62 Al Hayyu الحي Yang Maha Hidup
63 Al Qayyuum القيوم Yang Maha Mandiri
64 Al Waajid الواجد Yang Maha Penemu
65 Al Maajid الماجد Yang Maha Mulia
66 Al Wahiid الواحد Yang Maha Tunggal
67 Al Ahad الاحد Yang Maha Esa
68 As Shamad الصمد Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69 Al Qaadir القادر Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70 Al Muqtadir المقتدر Yang Maha Berkuasa
71 Al Muqaddim المقدم Yang Maha Mendahulukan
72 Al Mu`akkhir المؤخر Yang Maha Mengakhirkan
73 Al Awwal الأول Yang Maha Awal
74 Al Aakhir الأخر Yang Maha Akhir
75 Az Zhaahir الظاهر Yang Maha Nyata
76 Al Baathin الباطن Yang Maha Ghaib
77 Al Waali الوالي Yang Maha Memerintah
78 Al Muta`aalii المتعالي Yang Maha Tinggi
79 Al Barri البر Yang Maha Penderma
80 At Tawwaab التواب Yang Maha Penerima Tobat
81 Al Muntaqim المنتقم Yang Maha Pemberi Balasan
82 Al Afuww العفو Yang Maha Pemaaf
83 Ar Ra`uuf الرؤوف Yang Maha Pengasuh
84 Malikul Mulk مالك الملك Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
85 Dzul Jalaali Wal Ikraam ذو الجلال و الإكرام Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86 Al Muqsith المقسط Yang Maha Pemberi Keadilan
87 Al Jamii` الجامع Yang Maha Mengumpulkan
88 Al Ghaniyy الغنى Yang Maha Kaya
89 Al Mughnii المغنى Yang Maha Pemberi Kekayaan
90 Al Maani المانع Yang Maha Mencegah
91 Ad Dhaar الضار Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92 An Nafii` النافع Yang Maha Memberi Manfaat
93 An Nuur النور Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94 Al Haadii الهادئ Yang Maha Pemberi Petunjuk
95 Al Baadii البديع Yang Indah Tidak Mempunyai Banding
96 Al Baaqii الباقي Yang Maha Kekal
97 Al Waarits الوارث Yang Maha Pewaris
98 Ar Rasyiid الرشيد Yang Maha Pandai
99 As Shabuur الصبور Yang Maha Sabar

E. Penutup

Tidak diragukan lagi bahwa ilmu tentang nama dan sifat-Nya merupakan semulia2nya ilmu syar'i dan semurni2nya tujuan yang agung karena berkaitan dengan semulia2nya Dzat yaitu Allah Ta'ala.

Mengenal Allah, nama2 dan sifat2 serta perbuatan2-Nya merupakan semulia2nya ilmu agama. Mengharapkan wajah Allah merupakan semulia2nya tujuan. Beribadah kepada-Nya merupakan sebaik2nya amal perbuatan dan memuji Allah melalui nama dan sifat-Nya merupakan semulia2nya ucapan. Itulah fondasi agama yang lurus.

Dengan pembahasan materi ini, semoga kita semakin mengenal-Nya dan dapat berdzikir, bersyukur serta beribadah kepada-Nya dengan kesempurnaan cinta dan ketundukan kepada-Nya. Aamiin...3x

======
Sumber utama diambil dari:
1. Asma-ul Husna, hasil buah karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
2. Fikih Asma-ul Husna, yang ditulis oleh Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr
3. Berbagai sumber dari internet

(Gantira, 7 November 2015, Bogor)