Friday 30 December 2016

"Belahan Jiwa Kita (Bag.2)"


Sebelumnya saya pernah menulis dengan tema yang sama, bisa dilihat di http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2008/09/belahan-jiwa.html?m=1.

Pada tulisan kali ini, saya akan lebih fokus lagi pada belahan jiwa yang sudah sekian lama berada disamping kita, yaitu pasangan hidup kita.

Kalau kita cermati dengan seksama, siapakah orang yang paling tahu saat ini tentang rahasia2 kita? Kemungkinan besar jawabannya adalah belahan jiwa kita.

Dia tahu akan kekurangan dan kelebihan kita. Dia tahu siapa diri kita saat berpakaian rapi dan juga tahu sesaat setelah bangun tidur, dimana muka dan pakaian kita berantakan.

Dia adalah orang yang siap mendengarkan segala ocehan kita, dari saat bangun tidur sampai tidur lagi, dan hal ini sudah terbukti selama bertahun2 semenjak ikatan resmi disahkan. Padahal, tidak ada seorangpun selain belahan jiwa kita yang siap mendengarkan ocehan kita selama itu.

Sesungguhnya tidak ada yang sia2 saat kita bercanda dan bercerita sesuatu yang tanpa awal dan ujungnya, kecuali dengan belahan jiwa kita. Bahkan diamnya kita sambil memegang tangannya masih tetap bermanfaat dan menghapus dosa2 kita.

Sungguh, belahan jiwa kita sudah terbukti akan kesabarannya menemani kita hingga kita harus berusaha menjaganya jangan sampai dia hancur hatinya karena kesetiaannya kita hianati.

Janganlah tergoda dengan rumput tetangga yang katanya lebih indah daripada rumput sendiri. Karena bisa jadi rumput tetangga nampak indah karena rumputnya terbuat dari bahan plastik, dimana saat kita memaksakan diri untuk berbaring di rumput tetangga di siang hari malah akan membuat kita kepanasan. Atau bahkan dilempari banyak orang.

Sesungguhnya belahan jiwa kita adalah setengah agama kita, dimana agama kita tidak akan sempurna tanpa ada dirinya.

Sayangilah dia, cintailah dia, peluklah dia, pegang eratlah tangannya dengan penuh cinta, walaupun seandainya kulitnya sudah mulai keriput tapi dia akan muda kembali saat kita bisa hidup bersamanya di alam keabadian nanti.

Sungguh, perhiasan yang paling indah di dunia ini adalah belahan jiwa kita yang bertakwa kepada-Nya. Jadi jagalah keimanan kita dan dirinya agar senantiasa taat kepada-Nya.

Beberapa hadist yang menjelaskan tentang belahan jiwa kita, diantaranya:

“Dunia itu semuanya menyenangkan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita sholehah” .
(H.R. Muslim. Lihat Riyâdhush-Shâlihîn)

“Barang-siapa yang di beri Allâh rezeki berupa isteri yang sholehah, maka sungguh Allâh telah menolongnya mendapat separoh dari agamanya. Maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allâh untuk memperoleh yang separohnya” .
(H.R. Ath-Thabrânî dan Al-Hâkim. Lihat Al-Ahâdîtsush-Shahîhah oleh Syaikh Al-Albânî jilid II hal. 200)

“Maka wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allâh, lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allâh telah memelihara mereka…” .
(Surah An-Nisâ’ (4):34)


“Sebaik-baik isteri ialah yang menyenangkan-mu ketika engkau menatapnya, mematuhi-mu ketika engkau perintah; dan ketika engkau pergi, ia menjaga kehormatan-mu, yaitu dengan menjaga dirinya dan juga harta-mu” .
(H.R. Ath-Thabrânî. Lihat Al-Fathul-Kabîr juz III hal. 126 no.: 3294)

"Orang yang baik diantara kamu sekalian ialah orang yang paling baik terhadap keluarganya. Saya ( Nabi ) Adalah orang yang paling baik diantara kalian terhadap keluargaku, tidak ada orang yang mulia kecuali dia memuliakan wanita ( istrinya ), dan tidak ada orang yang menghina wanita ( istrinya ) kecuali dia sendiri orang yang hina. "( HR. Ibnu Asakir)

"Apabila istri itu menjaga sholat lima waktu, puasa romadhon, menjaga kehormatannya dan taat kepada suaminya, maka dia akan masuk surga." ( HR. Al Bazzar )

"Wanita manapun yang dia mati dan suaminya rela terhadapnya, maka dia akan masuk surga "( HR. Tirmidzi )

Dari Saad bin Abi Waqosh ra berkata : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : “Dan sesungguhnya jika engkau memberikan nafkah, maka hal itu adalah sedekah, hingga suapan nasi yang engkau suapkan ke dalam mulut istrimu“ (HR Bukhori (VI/293) dan Muslim (V/71)

Diriwayatkan oleh Aisyah ra, nabi SAW adalah orang yang penyayang lagi lembut. Beliau orang yang paling lembut dan banyak menemani istrinya yang sedang mengadu atau sakit. (HR Bukhari No 4750, HR Muslim No 2770)

Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda: Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik diantara kalian ialah yang paling baik terhadap istrinya (HR.Tirmidzi, Ibnu Hibban, hadits hasan shahih).

Nabi saw sering mencium Aisyah dan itu tidak membatalkan puasa (HR Nasai dalam Sunan Kubra II/204)

Dan banyak lagi hadist lainnya yang menjelaskan tentang keutamaan dan indahnya hidup bersama belahan jiwa kita.

Semoga kita dan belahan jiwa kita senantiasa istiqomah dalam menjaga ketaatan kepada-Nya, sehingga akan terbentuk surga dunia dan dilanjutkan dengan surga yang abadi di akhirat kelak, Aamiin..aamiin..aamiin ya robbal alamin..

(Gantira, 31 Desember 2016, Bogor)

"Pembuktian Diri"

Banyak orang yang bertekad untuk membuktikan siapa dirinya nanti pada orang lain.

Sehingga banyak diantara mereka yang belajar keras untuk membuktikan bahwa dirinya tidak sebodoh yang dibayangkan orang lain.

Ada juga diantara mereka yang bekerja keras untuk membuktikan bahwa dirinya bisa juga menjadi kaya raya atau menjadi pejabat yang disegani orang lain.

Atau bahkan ada juga orang yang berusaha menguruskan badannya serta merawat wajahnya untuk membuktikan bahwa dirinya tidak seburuk yang dibayangkan orang lain.

Dalam proses perjalanan waktu, diantara mereka ada yang benar2 bisa membuktikan dirinya bahwa dia seperti yang dia tekadkan. Namun diantara mereka juga ada yang tidak bisa membuktikannya, baik itu karena tekadnya mengendur atau memang karena takdir sudah menentukan mereka seperti itu walaupun sekeras apapun mereka merubah keadaan.

Bila apa yang mereka tekadkan terbukti, hasilnya banyak diantara mereka yang menjadi sombong dengan mengatakan bahwa semua yang dirasakan saat ini adalah semata2 hasil kerja kerasnya; yang sekaligus  menjadi seorang yang merendahkan orang lain yang menurut pandangannya sebagai seorang pemalas. Sifatnya  berubah menjadi sifat seseorang yang dulu menghinanya.

Atau sebaliknya bila yang ditekadkannya tidak juga terbukti pada dirinya, dia menjadi seorang yang berputus asa serta merasa diri lebih rendah daripada orang lain. Disamping itu, dia akan lebih cenderung menyalahkan takdir yang menimpa dirinya.

Oleh karena itu, sadarilah bahwa bila pembuktian itu diniatkan hanya untuk dunia maka yang kita rasakan akan cepat sirna pula. Bila seandainya sudah belajar atau bekerja keras selama berpuluh2 tahun lalu menjadi orang yang kita tekadkan seperti menjadi kaya, pejabat atau berparas menawan. Maka hal itu hanya bisa dinikmati maksimal sampai usia kita 100 tahun. Setelah itu sirna tanpa bekas.

Berbeda bila pembuktian itu diniatkan untuk akhirat kelak, maka yang akan kita rasakan abadi selamanya dengan usia kita tetap muda sekitar usia 33 tahun. Bila ini yang kita tekadkan, maka kita akan benar2 puas, lalu menyatakan bahwa inilah hasil kerja kerasku ketika di dunia yang fana itu. Dan sekarang bisa terbukti hasilnya abadi selama2nya.

Ingatlah beberapa firman-Nya yang menyatakan situasi para penduduk surga dalam membuktikan pada orang2 yang dulu saat di dunia sering memperolok2nya:

"Sesungguhnya penghuni syurga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan" (Yasin 55-56)


"Lalu sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain sambil bercakap-cakap.

Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman, yang berkata: “Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang membenarkan (hari berbangkit)?

 Apakah bila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?” Berkata pulalah ia: “Maukah kamu meninjau (temanku itu)?”

 Maka ia meninjaunya, lalu dia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka menyala-nyala. Ia berkata (pula): “Demi Allah, sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku, jikalau tidaklah karena nikmat Tuhanku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke neraka)."
 (As shaffat 50-57))


"Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada Penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan): "Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?" Mereka (penduduk neraka) menjawab: "Betul". Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: "Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim." (7: 44)

"Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan di atas A'raaf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk surga: "Salaamun 'alaikum". Mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya)". (7: 46)

"Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu". (7: 47)

"Dan orang-orang yang di atas A'raaf memanggil beberapa orang (pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya dengan mengatakan: "Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfaat kepadamu". (7: 48)

Jadi, mari mulai sekarang kita buktikan bahwa semua yang kita lakukan semata2 karena Allah, karena mengharapkan ridho-Nya.

Saat kondisi kita miskin, mari kita buktikan bahwa kita masih bisa menjadi seorang pemurah. Dan bila kita diberi limpahan rizqi maka kita buktikan lagi bahwa kita akan menjadi jauh lebih pemurah lagi.

Saat kita dalam kondisi lemah dan sakit, mari kita buktikan bahwa kita masih bisa bersabar sekaligus bersyukur. Dan bila kita diberi kekuatan dan kesehatan, kita akan lebih membuktikan bahwa kita akan jauh lebih bersyukur lagi.

Saat kita dalam kondisi rakyat biasa, mari kita buktikan bahwa kita senantiasa membantu kepada sesama kaum yang lemah. Dan bila kita diberi wewenang kekuasaan, mari kita buktikan lagi bahwa kita akan jauh lebih membantu orang2 yang lemah yang menjadi tanggung jawab kita.

Akhir dari pembuktian ini, kita berharap dan berdoa agar bisa dibuktikan dengan ucapan lafazh tauhid pada akhir napas kita. Hingga pada puncaknya kita akan membuktikan mengenai janji Allah itu benar, bahwa Surga dan kenikmatan abadi akan Allah limpahkan pada orang2 yang senantiasa taat kepada-Nya.

Semoga kita semua termasuk orang2 yang memiliki tekad untuk membuktikan bahwa janji Allah itu benar, dan kita termasuk golongan orang2 yang husnul khatimah, orang2 yang mendapatkan anugrah kenikmatan dari-Nya..Aamiin..aamiin..aamiin ya robbal alamin.

(Gantira, 31 Desember 2016, Bogor)

Thursday 29 December 2016

"Seperti Apakah Keindahan itu?"

Dengan semakin berkembangnya media sosial serta semakin murahnya biaya untuk mengakses informasi yang ada.  Kita akan semakin mudah mengetahui kondisi teman2 lama kita dari foto2 atau video yang mereka unggah di fb, instegram, wa atau media sosial lainnya.

Nampak seakan2 kehidupan mereka lebih indah daripada kehidupan yang kita alami, dimana nampak photo bersama pasangan dan keluarga yang tersenyum nampak seperti keluarga bahagia, nampak photo2 yang sedang refresing ke berbagai negara, nampak juga photo rumah dan kendaraan mewah yang menyertainya.

Sehingga dengan tampilan2 yang ada seakan2 mereka lebih bahagia daripada hidup kita, nampak seakan2 kehidupan mereka jauh lebih sempurna daripada kita.

Padahal semuanya hanyalah snapshot dari kejadian2 yang ada, yang tidak menggambarkan kehidupan mereka secara utuh. Mungkin saja yang di unggah adalah snapshot kehidupan yang bahagianya, sedangkan snapshot kehidupan yang menyesakkannya mereka  sembunyikan.

Sadarilah bahwa  hidup di dunia ini bukanlah tempat yang akan mengalami bahagia selamanya, dan juga bukan tempat yang akan mengalami sengsara selamanya. Semua kehidupan akan silih berganti, baik bahagia ataupun sengsara. Semua itu semata2 agar kita bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian yang kita alami dan juga orang lain alami.

Pernahkah kita merasakan sakit gigi atau sakit apa saja? Atau pernahkah kita mengalami sesak dada dikarenakan permasalahan yang sedang kita hadapi? Cobalah kita hitung2 lebih lama mana mengalami sehat atau mengalami sakit? Coba hitung juga, lebih lama mana mengalami sesak dada karena masalah atau mengalami dada plong karena terbebas dari masalah?

Seringkali penderitaan yang kita alami itu hanya karena kita salah dalam menyikapi situasi yang ada, dimana saat sakit atau sesak dada karena permasalahan yang ada, kita merasa menjadi orang yang satu2nya menderita yang tak pernah merasakan kebahagiaan.

Namun saat menjalani kehidupan yang sehat dan lepas dari permasalahan hidup, kita malah melihat  photo orang lain yang nampak lebih bahagia daripada kita, sehingga situasi yang seharusnya kita syukuri malah berbalik menjadi kesedihan karena tidak bisa menjadi seperti snapshot yang dialami orang lain.

Kedua sikap di atas malah akan membuat kita menderita, baik dalam keadaan benar2 menderita ataupun dalam kondisi yang baik2 saja.

Ingatlah Kisah Nabi Ayub, beliau mendapatkan cobaan yang luar biasa. Dimana semua harta kekayaannya lepas darinya, semua anak2nya meninggal, bahkan beliau masih diuji kembali dengan berbagai penyakit. Namun beliau tetap bersabar dan bersyukur dalam menghadapi situasi yang dialaminya. Dan beliau hanya memohon kepada-Nya, sehingga kesabaran Nabi Ayub diabadikan dalam firman-Nya:


"Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: 'Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.' (Allah berfirman): 'Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesugguhnya Kami mendapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia sangat taat (kepada Tuhannya)." (QS. Shad: 41-44)

Jadi, sadarilah bahwa kehidupan di dunia ini akan terus berganti antara siang dan malam, antara sehat dan sakit dan antara situasi bahagia dan situasi yang menyesakkan dada.

Namun semua itu akan terasa menjadi indah, saat kita menghadapinya dengan sabar dan Syukur.

Ingatlah salah satu Sabda Rasulullah saw,  “ Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya ”. (Hr. Muslim no. 2999).

Semoga kita semua dapat menjalani kehidupan ini dengan indah, yaitu kita pandai dalam bersyukur dan pandai juga dalam bersabar, Aamiin..aamiin..aamiin ya robbal alamin..

(Gantira, 29 Desember 2016)

Wednesday 28 December 2016

"Mengapa Sebagian Umat Islam Saat ini Sering Kalah?"

Kalau kita baca sejarah kejayaan umat Islam sebelumnya, kita akan mengetahui bahwa umat Islam selalu menang dalam setiap pertempuran dan persaingan yang ada.
*
Sehingga kejayaan umat Islam bisa bertahan hampir 13 abad lamanya, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah Saw di Madinah (622-632M); Masa Daulat Khulafaur Rasyidin (632-661M); Masa Daulat Umayyah (661-750M) dan Masa Daulat Abbasiyah (750-1258 M) sampai tumbangnya Kekhilafahan Turki Utsmani yang bertepatan dengan tanggal 3 Maret 1924 M.
*
Salah satu penyebab kalahnya sebagian umat Islam saat  ini terhadap persaingan yang ada adalah ketidak kaffahnya dalam menjalani apa yang disukai Allah.
*
 Di satu sisi dia beriman tapi di sisi lain dia tidak beriman, seperti masih adanya keserakahan dalam mencari uang yang subhat bahkan haram hanya dengan alasan darurat; banyaknya perbuatan syirik yang masih sering dilakukan; atau seringnya bersikap tidak adil pada semua orang, yangmana lebih mementingkan keluarganya daripada orang lain yang memang dia lebih berhak walaupun tidak sepandangan dengannya.
Serta banyak lagi kemaksiatan2 lainnya yang dianggap remeh oleh sebagian umat Islam hanya dengan alasan darurat, padahal tidak memenuhi syarat darurat yang diijinkan dalam aturan islam.
*
Lihatlah Umar bin Khatab, dia bersikap adil pada semua orang, baik kepada orang kafir ataupun muslim, baik kepada orang asing ataupun keluarganya sendiri. Hasil akhirnya adalah Allah ridho pada sikapnya sehingga pasukan Umar selalu mengalami kemenangan walaupun jumlah pasukan, keterampilan dan senjata yang dimilikinya jauh dibawah pasukan musuh.
*
Jadi, sesungguhnya faktor utama kekalahan dan melemahnya peran umat Islam bukanlah terletak pada kuatnya pihak musuh-musuh Islam, tetapi lebih disebabkan oleh melemahnya kekuatan umat Islam yang diakibatkan oleh perbuatan kemaksiatan yang dilakukan. Kemaksiatan terbesar terutama berupa sikap menyekutukan Alloh Swt (musyrik) dalam beribadah serta tidak memperdulikan lagi atas berbagai aturan (syari’at) yang diperintahkan-Nya.
*
Perbuatan maksiat yang dilakukan oleh umat Islam itulah yang telah dikhawatirkan oleh Umar bin Kaththabr.a. saat beliau menjadi Khalifah, hal ini sebagaimana dapat kita simak dari pesan tertulis beliau yang pernah disampaikannya kepada Sa’ad bin Abi Waqash ketika akan menghadapi sebuah pertempuran.
*
Pada surat itu ditulis pesan sebagai berikut:
“Umar bin Kaththab ra. telah menulis sepucuk surat kepada Sa’ad bin Abi Waqash r.a.:
*
‘Sesungguhnya kami memerintahkan kepadamu dan kepada seluruh pasukan yang kamu pimpin, agar taqwa dalam segala keadaan, karena taqwa kepada Alloh merupakan seutama-utamanya persiapan dan strategi paling kuat dalam menghadapi pertempuran.
*
Aku perintahkan pula kepadamu dan pasukan yang kamu pimpin agar benar-benar menjaga diri dari berbuat maksiat. Karena maksiat yang engkau perbuat pada saat berjuang lebih aku khawatirkan daripada kekuatan musuh, sebab engkau akan ditolong Alloh jika musuh-musuh Alloh telah berbuat banyak maksiat, karena jika tidak demikian kamu tidak akan punya kekuatan sebab jumlah kita tidaklah sebanyak jumlah pasukan mereka, dimana persiapan mereka berbeda dengan persiapan yang kita lakukan.
*
Jika kita sama-sama berbuat maksiat sebagaimana yang dilakukan oleh musuh-musuh kita, maka kekuatan musuh akan semakin hebat. Sangatlah berat kita akan dapat mengalahkan musuh kita jika hanya mengandalkan pada kekuatan yang kita miliki, kecuali dengan mengandalkan ketaqwaan kita kepada Alloh dan senantiasa menjaga diri dari berbuat maksiat...” (Lihat : Kitab Al ‘Aqdul Farid jilid I, hlm. 101)
*
Jadi kunci utama agar umat Islam meraih kembali kejayaannya adalah menjalankan Islam secara kaffah baik suka ataupun tidak dan bersikap adillah pada semua orang tanpa membedakan status, agama ataupun suku bangsa. Semoga kita bisa mengamalkannya, mulai dari diri sendiri, keluarga kita dan semoga bisa terus menyebar pada lingkungan kita di negeri yang kita tinggali ini, Aamiin..aamiin..aamiin ya robbal alamin..
*
(Gantira, 28 Desember 2016)

Monday 26 December 2016

"Kembaran Kita, Namun Beda Ruang dan Waktu"

Selama ini kita menganggap bahwa yang namanya kembaran adalah orang yang terlahir pada menit yang sama, dari rahim yang sama serta memiliki wajah dan bentuk yang hampir sama.

Namun, kalau kita melihat lebih jauh, maka kita akan melihat bahwa pada dasarnya setiap orang itu memiliki kembarannya juga yang bisa jadi beda ruang dan waktu.

Cobalah kita amati foto anak2 kita pada saat mereka memiliki usia yang sama, kita akan tersadar ternyata mereka memiliki wajah yang hampir sama bagai pinang dibelah dua. Atau bahkan bisa jadi kakek kita dan cucu kita memiliki wajah yang hampir sama jika mereka difoto pada usia yang sama.

Dan yang namanya kembaran ini, bisa jadi tidak hanya sebatas kembaran wajah tapi bisa juga termasuk kembaran prilaku, kembaran nasib, kembaran kekayaan, kembaran kemiskinan, kembaran kekuasaan, kembaran penderitaan, kembaran kepintaran, kembaran kebodohan, kembaran kekuatan, kembaran kelemahan dan banyak lagi kembaran2 lainnya.

Pada dasarnya dunia ini terus berulang, sehingga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kembaran kita dimasa yang lampau. Kita bisa mengambil sauritauladan dari kembaran kita yang bertindak dengan benar sehingga akhir hidupnya bahagia. Dan jangan sampai kita melakukan kesalahan yang sama sebagaimana kembaran kita di masa lampau yang telah bertindak keliru sehingga akhir hidupnya dalam keadaan sengsara.

Bila kondisi kita kaya dan sehat, banyak kembaran kita yang sama2 kaya dan sehat pada masa dulu dan masa kini. Maka ikutilah perilaku kembaran kita yang menjalani akhir hidupnya dengan penuh  kebahagiaan.

Sebaliknya bila kondisi kita miskin dan dicoba dengan berbagai macam penyakit, maka jangan terlalu merasa diri paling menderita karena kita pun memiliki banyak kembaran yang sama baik di masa kini maupun masa yang lalu yang memiliki situasi yang sama dengan kita. Maka contohlah perilaku kembaran kita yang akhir hidupnya penuh kebahagiaan.

Dan sungguh, kembaran hidup terbaik yang bisa kita jadikan patokan hidup kita adalah kembaran kita yang hidup di masa Rasulullah dan para sahabat. Banyak diantara mereka yang merupakan kembaran hidup kita, dimana diantara mereka ada yang kaya dan ada juga yang miskin, ada yang memiliki kekuatan tubuh yang prima dan ada juga yang dicoba dengan memiliki tubuh yang lemah. Namun mereka bertindak sesuai dengan apa yang dinasehatkan oleh Rasulullah. Sehingga pada akhir hidupnya, mereka dalam keadaan bahagia.

Semoga kita semua bisa mencontoh akhlak kembaran kita yang akhir hidupnya paling bahagia sehingga kita pun termasuk orang yang mendapatkan anugerah yang sama, Aamiin..aamiin..aamiin ya robbal alamin..

(Gantira, 27 Desember 2016, Bogor)

"Siapakah Musuh Kita yang Sebenarnya?"


Siapakah Musuh kita yang sesungguhnya? Apakah dia orang China, Rusia, Iran, Amerika? Apakah dia beragama kristen, Budha, Hindu, Konghucu, Yahudi? Atau siapa sebenarnya musuh kita yang sebenarnya?

Untuk menjawab semua pertanyaan itu, maka kita tidak boleh lepas dari patokan hidup seorang muslim, yaitu al-qur'an dan hadist


Beberapa dalil yang menerangkan tentang musuh manusia di antaranya adalah:

“Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya” (Qs. Shaad 38:82)


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar” (Qs. An-Nuur 24:21)

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin” (Qs. Al-An’aam 6:112)

Dari dalil2 di atas, dapat dinyatakan bahwa musuh utama manusia itu adalah iblis dan bala tentaranya, yaitu  syetan dari bangsa jin dan bangsa manusia.

Dengan kata lain bahwa setan dapat diartikan sebagai provokator dari bangsa jin dan manusia yg menghasut agar manusia membangkang pada perintah2 Allah dan RasulNya.

Jadi barangsiapa yang menghasut agar kita  membangkang pada perintah2 Allah dan Rasul-Nya, baik mereka mengaku seagama dengan kita atau bukan seagama maka dapat dinyatakan bahwa mereka adalah musuh2 kita.

Begitu juga bagi bangsa mana saja yang berusaha menjajah serta mencuri harta kekayaan negeri kita, maka mereka adalah musuh kita yang harus kita usir dari negeri ini.

Jadi orang2 yang berbeda agama dengan kita serta tidak melarang kita beribadah sesuai agama yang kita yakini dan tidak memaksa kita untuk ikut agama mereka, maka mereka pun bukan musuh kita. Mereka adalah saudara sebangsa dan setanah air, yang perlu saling hormat menghormati akan keyakinannya masing2 tanpa perlu saling menjelekkan dan menghina masing2 agama yang berbeda.

Bahkan dalam salah satu firman-Nya,  kita  dilarang menghina sembahan2 orang2 yang berbeda agama dengan kita,  Sebagaimana yang difirmankan pada salah satu ayat-Nya:

" dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan."(QS AL An'am:108)


Begitu juga dengan bangsa lain, yang tidak menjajah negeri kita adalah saudara kita sebagai sesama manusia yang harus saling hormat menghormati dan saling kerja sama untuk kepentingan bersama.

Disamping itu, kita pun diperintahkan untuk bersikap adil kepada siapapun, tanpa membeda2kan suku, agama, bangsa dan warna kulit. Bahkan kita tetap harus bersikap adil walaupun terhadap orang yang kita benci sekalipun, sebagaimana ada dalam salah satu firman-Nya:

"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa, bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al Maidah: 8).

Dari.uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi musuh utama kita itu bukanlah orang2 yang berbeda agama dengan kita dan juga bukan warga negara yang berbeda dengan warga negara kita. Yang menjadi musuh kita adalah Iblis dan bala tentaranya syetan dari golongan jin dan manusia yang berusaha membujuk dan memaksa kita melanggar aturan-Nya, serta semua syetan dari bangsa jin dan manusia yang berusaha berbuat dhalim pada kita semua.

(Gantira, 26 Desember 2016, Bogor)

Monday 19 December 2016

"Kelemahan dan Kekuatan"

Seringkali orang takut mengalami dan menghadapi kelemahan; yang efeknya mengakibatkan sebagian orang mengejar dengan berbagai cara agar dapat meraih kekuatan.

Namun tanpa sadar bahwa ada kekuatan dibalik kelemahan, dan juga aga kelemahan di balik kekuatan.

Ingatlah beberapa kalimat dalam pidato pertama Khalifah Abu Bakar Shidiq ra saat dilantik menjadi pemimpin umat:

".......‘Orang lemah’ di antara kalian aku pandang kuat posisinya di sisiku dan aku akan melindungi hak-haknya. ‘Orang kuat’ di antara kalian aku pandang lemah posisinya di sisiku dan aku akan mengambil hak-hak mereka yang mereka peroleh dengan jalan yang jahat untuk aku kembalikan kepada yang berhak menerimanya....."

Abu Bakar Shidiq adalah salah seorang manusia yang memiliki pemahaman islam yang tiada tandingannya di muka bumi ini selain nabi dan Rasul. Bahkan Rasulullah pernah bersabda bahwa jika iman seluruh manusia ditimbang dengan iman Abu Bakar, maka iman Abu Bakar lebih berat timbangannya.

Jadi pidato beliau yang mengatakan bahwa 'Orang' lemah di antara kalian adalah orang kuat di sisi Abu Bakar, dan orang 'kuat di sisi kalian adalah orang lemah di sisi Abu Bakar, bukanlah sembarang perkataan. Tapi itu adalah sebuah kebenaran yang Abu Bakar pahami dari cahaya imannya.

Sesungguhnya dalam beberapa ayat dan hadist disebutkan:

Rosulullah saw bersabda : " Barangkali orang yang rambutnya semrawut dan bajunya berdebu, serta selalu ditolak jika bertamu, jika ia bersumpah kepada Allah, niscaya Allah akan mengabulkannya ( HR Muslim )

Maksudnya adalah orang yang miskin yang tidak punya minyak rambut untuk merapikan rambutnya dan tidak punya baju banyak, sehingga kelihatannya lusuh serta tidak punya jabatan, sehingga sering diremehkan orang.

Tetapi orang miskin dan lemah ini tetap istiqomah dengan ajaran Islam, maka jika ia bersumpah kepada Allah, niscaya Alah akan mengabulkannya. Karena walaupun dia kelihatan hina di mata manusia, tetapi dia adalah makhluk Allah yang sangat mulia di sisi-Nya sehingga dipenuhi permintaannya.

Lihatlah penjelasan hadist di atas, orang yang dianggap lemah bahkan memiliki kekuatan yang tiada taranya, yaitu kekuatan doa yang terkabul. Kekuatan sebesar apa pun tidak akan bisa melawan orang tersebut, bila setiap doanya dikabulkan oleh Allah.

Sebaliknya orang yang kita anggap kuat, bisa jadi itu adalah kelemahan yang sangat vital sehingga menyebabkan kehancuran hidupnya.

Ingatlah beberapa kalimat yang dipesankan Umar bin Khattab ra.  kepada Sa’ad bin Abi Waqash ra. beserta pasukannya yang sedang pergi memerangi Persia di daerah Qadisiyah:

"........ Aku memerintahkanmu dan seluruh anggota pasukanmu untuk berhati-hati terhadap perbuatan maksiat, lebih dari hati-hati kalian terhadap musuhmu. Karena maksiat yang kalian perbuat lebih aku khawatirkan daripada kekuatan pasukan musuh.

Allah swt. memberikan kemenangan kepada pasukan Islam disebabkan musuh-musuhnya yang berbuat kemaksiat.

Kalau bukan karena itu, niscaya pasukan Islam tidak akan berdaya menghadapi pasukan musuh. Karena jumlah pasukan Islam tak seberapa dibanding jumlah pasukan musuh; persenjataan pasukan islam pun tidak ada apa apanya dibandingkan persenjataan musuh.

Sehingga seandainya pasukan islam dan pasukan musuh yang sama-sama berbuat maksiat, maka pasukan musuh akan memang karena mereka lebih kuat dari segi jumlah dan senjata.  Jika pasukan islam tidak berbuat maksiat, maka pasukan Islam akan menang, karena keshalihan mereka, bukan karena kekuatan mereka......"

Pesan Umar bin Khatab pun bukan pesan yang sembarangan, karena iman yang dimiliki Umar bin Khatab jauh lebih tinggi daripada iman seluruh manusia, selain Nabi dan Rasul serta Abu Bakar.

Rasulullah saw pernah bersabda bahwa bila seluruh iman yang ada di sisi dunia ini (kecuali iman Nabi dan Rasul serta Abu Bakar) ditimbang di satu timbangan dan iman Umar bin Khatab berada di timbangan yang lain, maka timbangan Umar bin Khatab tetap lebih berat.

Dari pemahaman dua manusia terbaik setelah Nabi dan Rasul ini, maka dapat kita ambil garis merah bahwa ada sebuah kekuatan besar dari dibalik "Kelemahan" dan ada sebuah kehancuran  dibalik "Kekuatan".

Pertanyaannya adalah  jenis "Kelemahan" apa yang menjadi kekuatan yang tiada tara?

dan

Jenis "Kekuatan" apa yang menjadi sumber kelemahan yang menghancurkannya?

Sesungguhnya "Kelemahan" yang merupakan sebuah kekuatan adalah suatu kondisi yang lemah namun, dia tetap memiliki kekuatan dalam ketakwaannya hingga dia istiqomah di jalan-Nya.

Sebaliknya "Kekuatan" yang merupakan kelemahan adalah sebuah kekuatan yang dihiasi dengan kemaksiatan dan kesombongan.

Jadi saat kita merasa diri lemah tak berdaya, karena kondisi ekonomi, atau kesehatan dan kemampuan lainnya yang tidak memadai. Maka janganlah berkecil hati tapi yakinlah bahwa hal ini bisa jadi menjadi sebuah kekuatan yang sangat besar jika kita senantiasa istiqomah dalam ketaatan kepada-Nya.

Sebaliknya bila kita sedang berada pada kekuatan yang sangat besar, maka jangan merasa diri aman, sombong dan angkuh. Karena bisa jadi ini adalah kelemahan utama yang akan mendatangkan murka-Nya, hingga kita akan hancur tak bersisa.

Jadi selalulah mohon kepada-Nya serta selalu mengutamakan aturan-Nya baik kita dalam kondisi kuat apalagi dalam kondisi lemah.

(Gantira, 20 Desember 2016)

Saturday 17 December 2016

Orang Kaya dan Orang Miskin

Allah membenci orang kaya yang sombong, tapi Allah lebih benci lagi orang miskin yang sombong.

Orang kaya sombong adalah hal yang umum terjadi karena ada yang disombongkannya. Dia tidak meminta kepada Allah karena kesombongnya merasa diri kaya. Dia menghina orang miskin, karena merasa bahwa semua harta yang dimilikinya adalah hasil jerih payahnya.

Namun Allah lebih benci orang miskin yang sombong. Dia serba kekurangan, tapi tidak mau meminta kepada Allah. Dia menghina orang lain padahal dirinya sama keadaannya dengan orang yang dihina. Kondisi sebenarnya dia tidak memiliki apa2, tapi merasa diri lebih hebat dari orang lain.

Sebaliknya Allah mencintai orang kaya yang pemurah, tapi Allah lebih mencintai lagi orang miskin yang pemurah.

Orang kaya yang pemurah karena merasa bersyukur atas segala nikmat yang diterimanya, sehingga dia menzakatkan harta berlebih yang memang sudah menjadi kewajibannya. Allah mencintai hamba kaya yang mensyukuri nikmat hart yang didapatkannya.

Namun Allah lebih mencintai lagi orang miskin yang pemurah. Dari kondisi harta yang dimilikinya, dia tidak dikenakan wajib zakat atau shadaqah. Namun karena kemarahannya dia lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri karena mengharapkan ridha Allah. Dia mengejar cinta-Nya semaksimal kemampuan yang bisa dilakukannya. Maka orang miskin seperti ini lebih dicintai lagi daripada orang kaya yang pemurah yang sama2 juga dicintai Allah, namun dengan kadar yang berbeda.

“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (surat An-Nisaa ayat 17)

Rasulullah sw bersabda, " “ Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.” [H.R. Muslim, no. 2749, dari ‘Abdullah bin Mas’ûd]


Rasulullah saw bersabda, "Ketika seorang laki-laki sedang bergaya dengan kesombongan berjalan dengan mengenakan dua burdahnya (jenis pakaian bergaris-garis; atau pakaian yang terbuat dari wol hitam), dia mengagumi dirinya, lalu Allah membenamkannya di dalam bumi, maka dia selalu terbenam ke bawah di dalam bumi sampai hari kiamat .” [HR. Bukhari, no. 5789; Muslim, no. 2088; dan ini lafazh Muslim]

“ Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin ketinggian (menyombongkan diri ) dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. ” [Al-Qashash/28: 83]

Rasulullah saw bersabda, " Belumlah sempurna iman seseorang dari kalian hingga kalian mencintai saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya “ ( HR Bukhari )

Rasulullah saw bersabda, " Sesungguhnya akan terjadi sesudahku sifat mementingkan diri sendiri ( mengenyampingkan orang lain ) dan berbagai perkara yang kalian mengingkarinya. Mereka ( para sahabat ) berkata, “ Wahai Rasulullah, lantas apa yang engkau perintahkan kepada kami ? “ Beliau bersabda, “ Kalian tunaikan haq yang wajib atas kalian dan kalian minta kepada Allah apa yang menjadi hak kalian “. ( HR Bukhari dan Muslim )

Dalam hadis Qudsi disebutkan bahw Allah swt. Berfirman, “Dan hamba-Ku akan terus beramal mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Dan apabila Aku sudah mencintainya maka Aku (menjadikan) pendengarannya yang dengannya dia mendengar, penglihatannya yang dengannya dia melihat, tangannya yang dengannya dia menggenggam dan kakinya yang dengannya dia berjalan.” (HR Bukhori).

(Gantira, 18 Desember 2016)

Friday 9 December 2016

"Efek Sebuah Kebanggan"

Umumnya orang akan senang jika dilihat dan diperhatikan orang lain. Efek dari kesenangan ini  menyebabkan banyak orang berusaha untuk menerangkan siapa dirinya pada orang lain, baik ditanya ataupun tidak.

Namun walaupun demikian, segala suatu tindakan itu akan ada efek negatif dan efek positifnya. Tinggal kita harus berusaha memilah-milah mana yang memiliki efek positif dan mana yang memiliki efek negatif.

Orang yang menyebarkan kebaikan pada orang lain, bisa bernilai positif jika hal itu dilakukan dengan ikhlas dan dengan niat agar orang lain mengikutinya sehingga dia mendapatkan amal kebaikan sebagaimana amal yang didapat dari yang mengikutinya, sebagaimana hadist:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
"Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun." (Shahih Muslim 2674-16)

Namun bagi orang  yang merasa bangga dengan amal kebaikan yang telah dilakukannya, serta menyebarkan pada orang lain agar semua orang tahu bahwa dirinya berjasa adalah perbuatan yang sia2, dimana amal ibadahnya sirna karena tidak diterima oleh-Nya, sebagaimana Sabda Rasulullah saw,

”Maukah kalian aku beritahu tentang apa yang aku takutkan terhadap kalian daripada Al-Masih Dajjal?’ Kami menjawab, ’Tentu, wahai Rasiulullah.’ Beliau Saw berkata, ’Syirik yang tersembunyi, yaitu orang yang melakukan shalat kemudian membaguskan shalatnya tatkala dilihat oleh orang lain” (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi).


Sebaliknya dengan perbuatan buruk, maka sebaiknya perbuatan tersebut dirahasiakan. Kita jangan sampai merasa bangga dengan kemaksiatan kita, sehingga kita sebarkan di wa, facebook, twitter atau media lainnya.

Karena salah satu dosa yang tidak akan diampuni adalah orang berbuat kemaksiatan lalu dengan bangga menyebarkannya pada orang lain, padahal Allah telah menutupi aibnya dengan tidak ada seorang pun yang tahu.

Sesuai hadist:
Rasulullah bersabda: “Semua ummatku akan diampuni dosanya kecuali orang yang mujaharah (terang-terangan dalam berbuat dosa) yaitu seorang yang melakukan perbuatan dosa di malam hari, kemudian Allah telah menutupi dosanya itu hingga pagi hari, tapi kemudian dia berkata : wahai fulan semalam saya berbuat ini dan berbuat itu. Padahal Allah telah menutupi dosa tersebut semalaman, tapi di pagi hari dia buka tutup Allah tersebut.” (H.R. Bukhari Muslim)

Jadi kesimpulannya adalah kalau kita mau berbuat baik, maka lihatlah efek nantinya, apakah kira2 akan diikuti atau tidak? dan apakah kita akan ikhlas atau tidak? Jika bisa ikhlas dan akan diikuti maka lakukan dengan terang2an tidak jadi masalah. Namun bila kedua hal itu tidak terpenuhi, maka melakukannya dengan sembunyi2 tahu lebih baik.

Berbeda dengan perbuatan buruk, jika kita terlanjur atau terpaksa melakukan perbuatan buruk maka lakukanlah dengan sembunyi2. Karena kita berharap dosa yang dilakukan dengan terpaksa akan mendapatkan ampunan-Nya.

(Gantira, 10 Desember 2016)

Saturday 3 December 2016

"Menghadapi Perbedaan dengan Bijak"

Kita harus bijak dalam menghadapi perbedaan pendapat, karena seringkali perbedaan pendapat itu terjadi akibat dari ketidak sengajaan antara dua pihak yang mana salah satu pihak memiliki pengetahuan yang terbatas dibandingkan pihak yang lain.

Jika perbedaan itu bukan sesuatu yang prinsipil atau efek buruknya lebih besar jika kita melayani perdebatan tersebut, maka lebih baik hal itu kita hindari saja.

Contohnya:

Bila ada seseorang yang teriak2 dan mengatakan bahwa 3x8 =28. Dan setiap ada orang yang mengoreksi bahwa 3x8=24, bukan 28, dia akan marah2 dan berani bersumpah serta taruhan nyawa.

Dimana bila dirinya yang menyatakan 3x8 =28 ternyata salah maka dia siap memenggal kepalanya sendiri, sedang bila orang yang menyatakan bahwa  3x8=24 ternyata salah maka dia harus siap di hukum mati.

Menghadapi orang yang nekad seperti ini, sebaiknya kita hindari perdebatan dan taruhan tersebut. Karena gak ada manfaatnya mendebatkan perhitungan 3x8.

Dimana jika taruhan itu dilakukan maka hasil ujungnya akan membawa kemudharatan yang jauh lebih besar, yaitu nyawanya bisa melayang dengan memenggal kepalanya sendiri. Dan kita pun akhirnya dibuat repot juga dengan mengurusi jenazahnya yang kemungkinan besar akan menguras tenaga dan keuangan kita.

Namun jika kita menghindari taruhan tersebut, mudharatnya jauh lebih kecil, yaitu dia menjadi orang yang bodoh sendirian karena gak mau dikasih tahu sesuatu yang benar.

Jadi kita harus bijak dalam menasehati seseorang. Jika hal itu suatu hal yang sederhana dan bukan hal yang prinsipil maka tugas kita hanya sebatas memberi tahu kebenaran. Mengenai dia setuju atau tidak dengan nasihat kita, maka itu bukan urusan kita lagi.

Berbeda bila hal itu adalah perkara yang sangat besar dan prinsipil. Dimana bila dibiarkan maka masalahnya akan jauh lebih besar dan membawa maka petaka yang mengerikan. Maka kita wajib meluruskannya, walaupun nyawa kita sebagai taruhannya.

Sebagai contoh:

Bila ada orang yang iseng mau melemparkan puntung rokok yang menyala pada ujung selang pom bensin yang sedang mengisi bis sekolah yang penuh dengan anak2 sekolah.

Maka kita harus melarangnya bahkan kalau dia nekat, kita bisa menempelengnya bahkan memotong tangannya kalau tangan itu nekad pada pendiriannya untuk melemparkan puntung rokok tersebut.

Kita tidak bisa membiarkan suatu permasalahan yang prinsipil dan berbahaya dengan hanya alasan memberi kebebasan pada keisengan dan kebodohan orang lain.

(Gantira, 3 Desember 2016, Bogor)

Saturday 19 November 2016

"Prinsip Hidup Seorang Mukmin"

Prinsip hidup seorang mukmin itu adalah "Berusaha untuk istiqomah dalam berlaku adil, jujur, amanah walaupun dirinya berkali2 diperlakukan tidak adil, dicurangi dan dikhianati"

Kalau kita lihat secara selintas, prinsip hidup seperti itu nampak rugi. Dimana orang lain dengan bebasnya bisa berbuat curang, licik dan seenaknya berbohong tanpa merasa berdosa, sebaliknya seorang mukmin harus tetap membalasnya dengan adil, jujur dan amanah.

Namun ada satu hal yang harus disadari, bahwa tujuan akhir fase perjalanan kehidupan manusia itu adalah untuk menempati kehidupan yang kekal di akhirat kelak. Sehingga orang2 berakal akan bersikap sabar dalam memegang erat pada semua aturan-Nya walaupun selintas di dunia tampak rugi untuk menggapai kehidupan abadi kelak.

Sebaliknya orang2 yang senantiasa berbuat dholim, walaupun di dunia ini nampak menguntungkan dengan bebasnya berbuat dholim, curang, licik dan seenaknya berbohong tanpa merasa berdosa. Namun sesungguhnya mereka sangat rugi, karena mereka mengganti kebahagiaan abadi kelak dengan kebahagiaan sesaat ini.

Ingatlah perintah bersikap adil dalam salah satu firman-Nya:

“Dan Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorongmu untuk berbuat tidak adil. Bersikap adillah karena adil itu lebih dekat kepada taqwa”. (Q.S Al-Maidah : 8)

Ingat pula penyesalan orang2 zhalim di akhirat kelak, sesuai dengan.ayat:

“Dan (alangkah mengerikan) jika engkau melihat ketika orang-orang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebagian dari mereka mengembalikan perkataan kepada sebagian yang lain. Orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, ‘Kalau tidaklah karena kamu, tentulah kami menjadi orang-orang beriman.’ Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah, ‘Kamikah yang telah menghalangimu untuk memperoleh petunjuk setelah petunjuk itu datang kepadamu? Tidak. Sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berbuat dosa.’” (Saba: 31-32)

(Gantira, 20 November 2016, Bogor)

"Seperti Apakah Azab Dunia yang Paling Besar?"

Kebanyakan orang beranggapan bahwa azab dunia yang paling besar yang ditimpakan pada seseorang atau suatu wilayah adalah menyebarnya penyakit, bencana alam atau bangkrutnya ekonomi.

Padahal kejadian yang memilukan di atas bukanlah azab terbesar, karena semuanya hanya dirasakan di dunia ini saja yang sifatnya sementara atau tidak kekal.

Jadi seperti apakah azab yang besar itu?

Sesungguhnya azab yang paling besar yang ditimpakan Allah pada seseorang atau suatu wilayah bukanlah penyakit yang parah, hilangnya harta, atau bencana alam lainnya. Tapi azab yang paling besar adalah dicabutnya kenikmatan iman Islam dalam dada manusia, wilayah dan keturunannya. Sehingga bisa saja mereka hanya diberikan kenikmatan yang sesaat saat di dunia ini saja, tapi diancam dengan azab yang kekal di akhirat kelak.

Betapa banyak suatu wilayah atau negara yang dulunya dikenal sebagai wilayah yang mayoritas beragama Islam, namun saat ini di wilayah atau berbagai tersebut menjadi minoritas.

Sesungguhnya Allah menjamin bahwa islam tidak akan musnah di muka bumi ini, karena bila Islam musnah maka saat itulah akan diturunkan kiamat kubro.

Namun tidak ada jaminan Islam tidak akan hilang di suatu wilayah, hal ini terbukti dengan hilangnya suasana Islam di beberapa wilayah atau negara tapi masih tetap ada suasana islam di wilayah atau negara lain.

Hilangnya islam di suatu wilayah atau negara tertentu nampak seakan2 sebagai kemenangan dan kemakmuran bagi orang2 non Islam dan orang yang mustad serta keturunannya. Padahal hilangnya Islam di daerah tersebut sebagai azab Allah terhadap mereka. Karena Orang2 yang sudah meninggal di negeri tersebut, baik orang2 yang telah memurtadkannya ataupun orang2  yang tidak sabar hingga ikut murtad. Mereka di alam kubur dalam keadaan sangat menyesal dan menderita sejak mereka meninggal sampai saat ini. Disamping itu mereka ingin kembali ke dunia untuk taat kepada Allah walaupun dalam waktu sesaat, namun keinginannya hanya harapan kosong belaka.

Sebaliknya orang2 fyang tetap istiqomah dalam Islam, walaupun di dunia mereka nampak seakan2 terdholimi dan tersiksa tetapi sejak mereka meninggal sampai saat ini, mereka dalam kondisi sangat bahagia. Ingatlah beberapa firman-Nya,

Gambaran penduduk neraka, diabadikan dalam ayat:

"Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya, (mereka berkata), “Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin" [as-Sajdah/32:12]

Sedangkan gambaran suasana surga, tergambar dari ayat al-quran:

“Penjaga-penjaganya berkata kepada mereka, “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masuklah, kamu kekal di dalamnya.” (QS.Az-Zumar:73)

Bila kita menyayangi diri kita dan keturunan kita, maka jagalah Islam di dada kita dan anak2 kita, karena itulah yang akan membuat kita bahagia dunia dan akhirat. Walaupun jika ada orang yang dicoba dengan dunia hingga nampak sengsara, namun itu hanya sesaat jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang kekal.

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Surah Al-An'Am ayat 32)


“Allah bertanya: Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi ?”.
“Mereka menjawab: Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung”.
“Allah berfirman: Kamu tidak tinggal di bumi melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui”.( Qs. Al Mu’minuun, ayat 112 – 114:)


Semoga Allah swt senantiasa memberikan pemahaman, kenikmatan iman dan Islam pada diri kita, keluarga kita, keturunan kita dan juga lingkungan kita, sehingga kita dapat merasakan kebahagiaan akhirat yang abadi dan mendapatkan bonus kebahagian dunia yang fana ini, Aamiin..aamiin..aamiin yra.

(Gantira, 20 November 2016, Bogor)

Tuesday 15 November 2016

"Doa dalam Setiap Aktifitas Hidup Kita (Bag.2)""

Pada tulisan sebelumnya yang berjudul "Doa dalam Setiap Aktifitas Hidup Kita (Bag.)" (http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/11/doa-dalam-setiap-aktifitas-hidup-kita.html?m=1)

Telah dipaparkan terkait doa2 beserta dalilnya dalam mengawali setiap aktifitas kita, diantaranya:

1. Doa sebelum tidur
2. Doa bangun tidur
3. Doa berjima
4. Doa mau masuk kamar kecil
5. Doa keluar kamar kecil
6. Doa berpakaian
7. Doa saat mau makan
8. Doa setelah makan
9. Doa keluar rumah
10. Doa masuk rumah

Pada tulisan kali ini akan di paparkan juga  terkait beberapa doa beserta dalil2nya dalam Aktifitas kehidupan sehari2 lainnha, diantaranya:

11. Doa sebelum berwudhu

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau menceritakan bahwa sebagian sahabat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam mencari air untuk berwudhu. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
“Apakah kalian memiliki air?” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasukkan tangannya ke dalam air dan bersabda, ”Berwudhulah kalian dengan (mengucapkan)
ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ‏»
bismillah … “

(HR. Bukhari no. 69; Muslim no. 2279 dan An-Nasa’i 1/60)

12. Doa setelah berwudhu

Dari Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻣَﺎ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺃَﺣَﺪٍ ﻳَﺘَﻮَﺿَّﺄُ ﻓَﻴُﺴْﺒِﻎُ ﺍﻟْﻮَﺿُﻮﺀَ ﺛُﻢَّ ﻳَﻘُﻮﻝُ : ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ ﻭَﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪُ ﺇِﻟَّﺎ ﻓُﺘِﺤَﺖْ ﻟَﻪُ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺍﻟﺜَّﻤَﺎﻧِﻴَﺔُ ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﻣِﻦْ ﺃَﻳِّﻬَﺎ ﺷَﺎﺀَ
“Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian mengucapkan,

ﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ ﻭَﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪ

‘Asyhadu an laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu’

[Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.]

kecuali Allah akan bukakan untuknya delapan pintu langit yang bisa dia masuki dari pintu mana saja.”

HR. Muslim no. 234; Abu Dawud no. 169; At-Tirmidzi no. 55; An-Nasa’i 1/95 dan Ibnu Majah no. 470.

13. Doa masuk masjid


ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻰ ﺫُﻧُﻮﺑِﻰ ﻭَﺍﻓْﺘَﺢْ ﻟِﻰ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏَ ﺭَﺣْﻤَﺘِﻚَ

“ Bismillah wassalaamu ‘ala rosulillah. Allahummaghfir lii dzunuubi waftahlii abwaaba rohmatik

(Dengan menyebut nama Allah dan salam atas Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah padaku pintu rahmat-Mu). ”

(HR. Ibnu Majah no. 771 dan Tirmidzi no. 314. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

14. Doa keluar masjid

ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻰ ﺫُﻧُﻮﺑِﻰ ﻭَﺍﻓْﺘَﺢْ ﻟِﻰ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏَ ﻓَﻀْﻠِﻚَ

“ Bismillah wassalaamu ‘ala rosulillah. Allahummaghfir lii dzunuubi waftahlii abwabaa fadhlik"

(Dengan menyebut nama Allah dan salam atas Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah padaku pintu karunia-Mu). ”

 (HR. Ibnu Majah no. 771 dan Tirmidzi no. 314. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

15. Doa mendengarkan adzan

“Dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash
radhiyallahu’anhuma bahwasannya beliau pernah mendengar Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Jika kalian mendengarkan azan maka ucapkanlah seperti yang diucapkan mu’adzin, kemudian bershalawatlah atasku, karena sesungguhnya barangsiapa yang bershalawat atasku satu kali maka Allah ta’ala akan bershalawat atasnya sepuluh kali. Kemudian mintalah wasilah untukku kepada Allah, karena sesungguhnya wasilah itu adalah satu kedudukan (yang tinggi) di surga, yang tidak patut diberikan kecuali kepada seorang hamba Allah, dan aku berharap akulah hamba tersebut. Barangsiapa yang memohon wasilah untukku maka ia berhak mendapatkan syafa’atku.” [HR. Muslim]


Dalam menjawab azan hendaklah dijawab sesuai yang diucapkan oleh mu’adzin, termasuk menjawab ash-sholaatu khairun minan naum hendaklah dijawab seperti itu berdasarkan keumuman dalil di atas (hadits Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu’anhuma ), kecuali hay’alataani ( hayya ‘alas sholaah dan hayya ‘alal falaah ) maka dijawab masing-masing dengan: Laa haula wa laa quwwata illa biLlah .

“Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhuma , bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang membaca do’a ketika mendengar azan:

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺭَﺏَّ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟﺪَّﻋْﻮَﺓِ ﺍﻟﺘَّﺎﻣَّﺔ ﻭَﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ ﺍﻟْﻘَﺎﺋِﻤَﺔِ ﺁﺕِ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﺍﻟْﻮَﺳِﻴﻠَﺔَ ﻭَﺍﻟْﻔَﻀِﻴﻠَﺔَ ﻭَﺍﺑْﻌَﺜْﻪُ ﻣَﻘَﺎﻣًﺎ ﻣَﺤْﻤُﻮﺩًﺍ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻭَﻋَﺪْﺗَﻪُ

“Allahumma Robba haadzihid da’watit taammati wash-sholaatill qooimah, Aati Muhammadanil wasiilata wal fadhiilah, wab’atshu maqoomam mahmuuda-nillladzi wa’adtahu.”

“Ya Allah Pemilik seruan yang sempurna ini dan sholat yang ditegakkan, anugerahkanlah kepada Nabi Muhammad; wasilah (kedudukan yang tinggi di surga) dan keutamaan (melebihi seluruh makhluk), dan bangkitkanlah beliau dalam kedudukan terpuji yang telah Engkau janjikan.”

Maka ia (yang membacanya) berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat.”
 [HR. Al-Bukhari]

16. Doa mengendarai kendaraan

Bagi orang yang hendak bersafar disunnahkan ketika pertama kali meletakkan kaki untuk menaiki kendaraan membaca :
BISMILLAH ( ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ) "Dengan menyebut nama Allah"

(Dalam riwayat at-Tirmidzi, membaca "Bismillah" tiga kali, lihat Shahih Sunan at-Tirmidzi III/420 no. 3446).

Setelah duduk di atas kendaraan, membaca:

ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠﻪِ ‏( ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺳَﺨَّﺮَ ﻟَﻨَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﻭَﻣَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻟَـﻪُ ﻣُﻘْﺮِﻧِﻴْﻦَ . ﻭَﺇِﻧَّﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺑِّﻨَﺎ ﻟَﻤُﻨْﻘَﻠِﺒُﻮْﻥَ ‏)
ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠﻪ ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠﻪ ، ﺍَﻟﻠﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ﺍَﻟﻠﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ﺍَﻟﻠﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ،
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺇِﻧِّﻲْ ﻇَﻠَﻤْﺖُ ﻧَﻔْﺴِﻲْ ﻓَﺎﻏْﻔِﺮْﻟِﻲْ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻻَ ﻳَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﺬُّﻧُﻮْﺏَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ .

- Alhamdulillah, Subhanalladzii sakhoro lanaa hadza wamaa kunna lahu muqriniin, wa inna ilaa rabbana lamunqalibuun. Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Subhanaka innii dzolamtu nafsii faghfirlii fa innahu laa yaghfirud dzunuba illa Anta -

"Segala puji hanya milik Allah, ( Maha Suci Rabb yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, sedangkan sebelumnya kami tidak mampu. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami (di hari Kiamat). Segala puji hanya milik Allah, Segala puji hanya milik Allah, Segala puji hanya milik Allah, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Mahasuci Engkau, Ya Allah. Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku, maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau."

(HR. Abu Dawud no. 2602, at-Tirmidzi no. 3446, al-Hakim II/99, Ahmad takhrij Ahmad Syakir no. 753, Hadits ini Shohih Lihat Silsilah Ahaadits as-Shahiihah no. 1653).

17. Doa menjenguk orang sakit

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Orang yang menjenguk orang sakit akan berada di kebun-kebun surga sampai ia pulang."
[HR Muslim, no. 2568].


ﺍﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺭَﺏَّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺍَﺫْﻫِﺐِ ﺍﻟْﺒَﺄْﺱَ ﺍﺷْﻒِ ﻓَﺄَﻧْﺖَ ﺍﻟﺸَّﺎﻓﻲِ ﻻَ ﺷِﻔَﺎﺀَ ﺇِﻻَّ ﺷِﻔَﺎﺅُﻙَ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻻَ ﻳُﻐَﺎﺩِﺭُ ﺳَﻘَﻤﺎً

ALLAHUMMA ROBBANNAS ADZHIBILBA’ SA ISYFI ANTASYSYAFI LA SYIFAUKA SYIFA’ AN LA YUGHODIRU SAQOMA .

“Ya Allah Ya Tuhanku, Tuhan dari segala manusia dimuka bumi, berikanlah kesembuhan kepadanya, angkatlah penyakitnya, dan jadikanlah penyakit yang ia derita sebagai pelebur dosa. Hanya kepadamu lah kami meminta kesembuhan, kesembuhan yang tak ada kambuh lagi.”
( H.R. Bukhori Muslim)

18. Doa menghadiri pernikahan

ﺑَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻟَﻚَ ﻭَﺑَﺎﺭَﻙَ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻭَﺟَﻤَﻊَ ﺑَﻴْﻨَﻜُﻤَﺎ ﻓِﻲ ﺧَﻴْﺮٍ

“ Semoga Allah memberkahimu di waktu bahagia dan memberkahimu di waktu susah, serta semoga Allah mempersatukan kalian berdua dalam kebaikan ” (HR. Abu Dawud no. 2130).

19. Doa saat turun hujan

Dari Ummul Mukminin, ’Aisyah radhiyallahu ’anha , ‏
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan,

 ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻴِّﺒﺎً ﻧَﺎﻓِﻌﺎً »

” Allahumma shoyyiban nafi’an”

[Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]”. (Hr Bukhari)

(Gantira, 16 November 2016, Bogor)

"Doa dalam Setiap Aktifitas Hidup Kita (Bag.1)"

Doa adalah salah satu bentuk ibadah yang diperintahkan Allah swt. Sehingga seorang mukmin  tidak akan terlepas dari doa untuk setiap mengawali aktifitas hidupnya.

Kalau kita baca biografi Rasulullah, beliau tidak pernah melepaskan diri dari doa. Karena bagaimana pun juga manusia adalah makhluk yang lemah, yang segala sesuatu itu terjadi tergantung dari kehendak-Nya.

Bahkan orang yang tidak pernah berdoa kepada-Nya akan mendapatkan murka-Nya.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. ” (QS. Albaqarah: 186)

“Tidak ada seorang muslim pun di muka bumi ini yang berdoa kepada Allah, kecuali akan dikabulkan doanya atau dijauhkan suatu keburukan/musibah yang serupa.” (HR. Tirmidzi dan Hakim dari Ubadah Ibn Shamit)

“Siapa saja yang tidak mau memohon (sesuatu) kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya.” (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah)

Di bawah ini, disebutkan beberapa doa sederhana beserta dalil2nya yang dibacakan sebelum mengawali setiap aktifitas kita, diantaranya adalah:

1. Doa sebelum tidur

“Mengumpulkan dua telapak tangan. Lalu ditiup dan dibacakan:
Qul Huwallaahu Ahad (surat al-Ikhlash ),
Qul A’undzu bi Rabbil Falaq (surat al-Falaq ) dan
Qul A’uudzu bi Rabbin Naas ( surat an-Naas ).

Kemudian dengan dua telapak tangan mengusap tubuh yang dapat dijangkau dengannya. Dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan sebanyak 3x”

(Keterangan : HR. Al-Bukhari no. 5017 dan Muslim no. 2192, Malik dalam al-Muwaththa’, Abu Dawud no. 3902, at-Tirmidzi no. 3402, Ibnu Majah no. 3529, dan an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 793.)


Selanjutnya, membaca ayat Kursi:

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar" ( QS. Al-Baqarah: 255 )

(Keterangan : “Barang siapa membaca-nya ketika akan tidur, maka ia senantiasa dijaga (dilindungi) oleh Allah dan tidak akan didekati oleh syaitan sampai Subuh.” (HR. Al-Bukhari no. 2311 / Fat-hul Baari V/487))

Kemudian membaca 2 ayat terakhir dari surat al-Baqarah:

Baqarah: 285

ﺁﻣَﻦَ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝُ ﺑِﻤَﺎ ﺃُﻧْﺰِﻝَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﺭَﺑِّﻪِ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﻛُﻞٌّ ﺁﻣَﻦَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻣَﻼﺋِﻜَﺘِﻪِ ﻭَﻛُﺘُﺒِﻪِ ﻭَﺭُﺳُﻠِﻪِ ﻻ ﻧُﻔَﺮِّﻕُ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﺣَﺪٍ ﻣِﻦْ ﺭُﺳُﻠِﻪِ ﻭَﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺳَﻤِﻌْﻨَﺎ ﻭَﺃَﻃَﻌْﻨَﺎ ﻏُﻔْﺮَﺍﻧَﻚَ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻭَﺇِﻟَﻴْﻚَ ﺍﻟْﻤَﺼِﻴﺮُ


ﻻ ﻳُﻜَﻠِّﻒُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻧَﻔْﺴًﺎ ﺇِﻻ ﻭُﺳْﻌَﻬَﺎ ﻟَﻬَﺎ ﻣَﺎ ﻛَﺴَﺒَﺖْ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﻣَﺎ ﺍﻛْﺘَﺴَﺒَﺖْ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻻ ﺗُﺆَﺍﺧِﺬْﻧَﺎ ﺇِﻥْ ﻧَﺴِﻴﻨَﺎ ﺃَﻭْ ﺃَﺧْﻄَﺄْﻧَﺎ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻭَﻻ ﺗَﺤْﻤِﻞْ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﺇِﺻْﺮًﺍ ﻛَﻤَﺎ ﺣَﻤَﻠْﺘَﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻨَﺎ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻭَﻻ ﺗُﺤَﻤِّﻠْﻨَﺎ ﻣَﺎ ﻻ ﻃَﺎﻗَﺔَ ﻟَﻨَﺎ ﺑِﻪِ ﻭَﺍﻋْﻒُ ﻋَﻨَّﺎ ﻭَﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ ﻭَﺍﺭْﺣَﻤْﻨَﺎ ﺃَﻧْﺖَ ﻣَﻮْﻻﻧَﺎ ﻓَﺎﻧْﺼُﺮْﻧَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡِ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ

“Rasul (Muhammad) telah beriman kepada apa (al-Qur-an) yang diturunkan kepadanya dan Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya dan Rasul-Rasul-Nya. (Mereka berkata): ‘Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari Rasul-Rasul-Nya,’dan mereka berkata: ‘Kami dengar dan kami taat.’ (Mereka berdo’a): ‘Ampundah kami ya Rabb kami dan kepada Engkau-lah tempat kami kembali.’

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakan dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo’a): ‘Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelian kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkau-lah Pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah: 285-286)

Keterangan : “Barang siapa membaca dua ayat tersebut pada malam hari, maka dua ayat tersebut telah mencukupinya.” (HR. Al-Bukhari no. 5051/ Fat-hul Baari IX/94 dan Muslim no. 807, 808)


ﺑِﺎﺳْﻤِﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﺣْﻴَﺎ ﻭَﺑِﺎﺳْﻤِﻚَ ﺃَﻣُﻮﺕُ

Bismikallaahuma Ahyaa wa Bismika Amuutu
Maksudnya: "Dengan menyebut nama-Mu, Ya Allah, aku hidup dan dengan menyebut Nama-Mu aku mati."
(Hadis Riwayat Muslim)

2. Doa bangun tidur

Dan apabila bangun, beliau membaca:

ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺃَﺣْﻴَﺎﻧَﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﻣَﺎ ﺃَﻣَﺎﺗَﻨَﺎ ﻭَﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺍﻟﻨُّﺸُﻮﺭُ

(Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada-Nya (kami) akan dibangkitkan)." (Hadis Riwayat Muslim)


ﻻَ ﺇِﻟَـﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ، ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ، ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳْﺮٌ . ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ، ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ، ﻭَﻻَ ﺇِﻟَـﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ، ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ، ﻭَﻻَ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻻَّ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﺍﻟْﻌَﻠِﻲِّ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻢِ (( )) ﺭَﺏِّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻲْ )).

‘Tiada Tuhan yang haq selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan dan pujian. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan yang haq selain Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung’. ‘Wahai, Tuhanku! Ampunilah dosaku’.

Barangsiapa mengucapkan demikian itu, maka dia diampuni. Apabila dia berdoa, akan dikabulkan. Lalu apabila dia berdiri dan berwudhu, kemudian melakukan shalat, maka shalatnya diterima (oleh Allah).

( HR. Imam Al-Bukhari dalam Fathul Baari 3/39, begitu juga imam hadits yang lain. Dan lafazh hadits tersebut menurut riwayat Ibnu Majah 2/335.)


3. Doa berjima

Sabda Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam : “Jika diantara kalian berjima, seraya berdoa

ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺟَﻨِّﺒْﻨَﺎ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ . ﻭَ ﺟَﻨِّﺒْﻦِ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﻣَﺎ ﺭَﺯَﻗْﺘَﻨَﺎ،

(wahai Allah jauhkanlah syaitan dari kami, wahai Allah jauhkanlah syaitan dari anugerah yang akan Kau berikan pada kami).

Maka jika ditentukan bagi mereka anak, tak akan di perangkap syaitan selama-lamanya ” (Shahih Bukhari)


4. Doa mau masuk kamar kecil


Anas bin Malik Ra. Menuturkan “ jika Rosulullah Saw hendak masuk WC, beliau berdo’a,

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇﻧِّﻲ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺨُﺒُﺚِ ﻭَﺍﻟْﺨَﺒَﺎﺋِﺚِ

(ya Allah, aku berlindung kepadamu dari setan laki- dan setan perempuan”) (Hr Bukhari)


5. Doa keluar kamar kecil

Rasulullah saw  ketika keluar dari wc yaitu:
ﻏُﻔْﺮَﺍﻧَﻚَ.
“Aku minta ampun kepadaMu”
(Hr. Ahmad (VI/155), )

6. Doa berpakaian

ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﻛَﺴَﺎﻧِﻰ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﺜَّﻮْﺏَ ﻭَﺭَﺯَﻗَﻨِﻴﻪِ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺣَﻮْﻝٍ ﻣِﻨِّﻰ ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓٍ
“Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan pakaian ini kepadaku, tanpa ada daya serta kekuatan dariku”
4
Doa tersebut berdasarkan hadits riwayat Abu Dawud. Menurut Al Albani dalam Shahih Jami’ush Shaghir, hadits tersebut derajatnya hasan.

7. Doa saat mau makan

“Umar bin Abu Salamah berkata; Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tanganku bersileweran di nampan saat makan.

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Ghulam, bacalah Bismilllah , makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu."

Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu.” (HR. Al-Bukhari No. 4957)

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha , Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Apabila salah seorang diantara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan:

 “Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”. ”

 (HR. Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858. At Tirmidzi mengatakan hadits tersebut hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih)

8. Doa setelah makan

Dari Abu Umamah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam jika selesai dari makan, sekali waktu dengan lafadz, 'jika mengangkat lambungnya, beliau mengucapkan:


ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻛَﻔَﺎﻧَﺎ ﻭَﺃَﺭْﻭَﺍﻧَﺎ ﻏَﻴْﺮَ ﻣَﻜْﻔِﻲٍّ ﻭَﻻَ ﻣَﻜْﻔُﻮﺭ
"ALHAMDULILLAHILADZII KAFAANAA WA ARWAANAA GHAIRA MAKFIYIN WA LAA MAKFUURIN (Segala puji hanya milik Allah yang telah memberi kecukupan kami dan menghilangkan rasa haus, bukan nikmat yang tidak dianggap atau dikufuri) ',

dilain waktu dengan lafadz,

ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺭَﺑِّﻨَﺎ ﻏَﻴْﺮَ ﻣَﻜْﻔِﻲٍّ ﻭَﻟَﺎ ﻣُﻮَﺩَّﻉٍ ﻭَﻟَﺎ ﻣُﺴْﺘَﻐْﻨًﻰ ﺭَﺑَّﻨَﺎ

'ALHAMDULILLAHI RABBINAA GHAIRA MAKFIYIN WA LAA MUWADDA'IN WA LAA MUSTAGHNAN RABBANAA (Segala puji hanya milik Allah Rabb kami, bukan pujian yang tidak dianggap dan tidak dibutuhkan oleh tuhan) '." (HR. Al-Bukhari No. 5038)

9. Doa keluar rumah

Beliau bersabda, “Barangsiapa ketika keluar dari rumahnya mengucapkan :

ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪ , ﺗَﻮَﻛَّﻠْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠﻪ , ﻻَﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻻَﻗُﻮَّﺕَ ﺇﻻَّﺑِﺎ ﺍﻟﻠﻪ
(Bismillaahi, tawakkaltu ‘ala Alloh, Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah)

[Dengan menyebut Nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak akan ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah]

Maka dikatakan kepadanya, ‘Engkau talah dicukupi dan telah dijaga,’ dan syaithan pun menjauhinya.” (Hadits Shahih, lihat Shahiih Sunan at-Tirmidzi (III/151)

10. Doa masuk rumah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Jika seseorang memasuki rumahnya, lalu menyebut Nama Allah Ta’ala (Bismillaah) ketika masuk dan ketika makannya, maka syaithan berkata : ‘Tidak ada tempat bermalam dan makan malam bagi kalian.’ Jika ia tidak menyebut Nama Allah ketika masuk, maka syaithan berkata : ‘Kalian menemukan tempat bermalam…”
(Hadist riwayat Muslim (III/15))

Bersambung pada tulisan  selanjutnya dengan judul "Doa dalam Setiap Aktifitas Hidup Kita (Bag.2)...."

(Gantira, 16 November 2016, Bogor)

Sunday 13 November 2016

"Dalil2 Ibadah yang Efektif dan Efesien dalam Islam"

Menyambung tulisan sebelumnya yang berjudul "Pengertian Efektif dan Efisien bagi Seorang Muslim" ( http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/pengertian-efektif-dan-efisien-bagi_66.html?m=1)
Secara ringkasnya dijelaskan bahwa pengertian efektif dan Efisien dalam Islam sebagai berikut:

Pengertian efektif dalam Islam itu lebih condong pada manfaatnya, yaitu sesuatu yang bernilai di sisi Allah dan dilakukan dengan ikhlas serta tidak menyalahi aturan Allah dan rasul-Nya.

Sedangkan pengertian efisien dalam Islam lebih mendekati pada amalan2 apa saja yang lebih utama, lebih diprioritaskan, yang memiliki keunggulan serta mendapatkan balasan pahala yang sangat besar disisi-Nya walaupum waktu dan energi dibutuhkan tidak terlalu besar.

Pada tulisan kali ini, akan menjelaskan ibadah2  apa saja yang memiliki nilai efektif dan Efisien beserta dalil2nya.

1. Shalat tepat waktu dan berjamaah di mesjid

Abdullah Ibnu Mas’ud RA berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling afdhal?” Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa lagi, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.”(HR. Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Shalat seseorang dengan berjama’ah lebih banyak pahalanya daripada shalat sendirian di pasar atau di rumahnya, yaitu selisih 20 sekian derajat. Sebab, seseorang yang telah menyempurnakan wudhunya kemudian pergi ke masjid dengan tujuan untuk shalat, tiap ia melangkah satu langkah maka diangkatkan baginya satu derajat dan dihapuskan satu dosanya, sampai ia masuk masjid. Apabila ia berada dalam masjid, ia dianggap mengerjakan shalat selama ia menunggu hingga shalat dilaksanakan. Para malaikat lalu mendo’akan orang yang senantiasa di tempat ia shalat, “ Ya Allah, kasihanilah dia, ampunilah dosa-dosanya, terimalah taubatnya .” Hal itu selama ia tidak berbuat kejelekan dan tidak berhadats.” (HR. Bukhari no. 477 dan Muslim no. 649).

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa shalat jama’ah lebih utama daripada shalat sendirian yaitu 25, 26, atau 27 derajat.

2. Shalat sunat qobla subuh

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Dua raka’at fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya. ” (HR. Muslim no. 725).

3. Shalat Dhuha

“ Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at ” (HR. Muslim no. 720).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451 . Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini
shahih)

Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan )

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“ Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali taat). Inilah shalat awwabin.” (HR. Ibnu Khuzaimah, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib 1: 164)

4. Shalat Jenazah

“Barangsiapa shalat jenazah dan tidak ikut mengiringi jenazahnya, maka baginya (pahala) satu qiroth. Jika ia sampai mengikuti jenazahnya, maka baginya (pahala) dua qiroth.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?” “Ukuran paling kecil dari dua qiroth adalah semisal gunung Uhud”, jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Muslim no. 945)


5. Shalat di Mesjid Haram, Mesjid Nabawi, dan Mesjid Al Aqsa

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah pelana itu diikat –yaitu tidak boleh bersengaja melakukan perjalanan (dalam rangka ibadah ke suatu tempat)- kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, masjid Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan masjidil Aqsho” (HR.Bukhari 1189 dan Muslim no. 1397)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom. Shalat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah no. 1406, dari Jabir bin ‘Abdillah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Abu Dzar -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
“ Kami pernah berbincang-bincang, sedang kami di sisi Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Manakah yang lebih afdhol (utama), apakah Masjid Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- ataukah Masjid Baitul Maqdis?” Maka Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Sholat di masjidku ini lebih afdhol dibandingkan empat kali sholat di dalamnya (di dalam Masjidil Aqsho). Dia adalah sebaik-baik tempat sholat. Hampir-hampir seorang tidak memiliki tanah senilai tali kuda, dimana akan2 diperlihatkan Baitul Maqdis baginya dari tempat itu. Itu (tanah sekecil itu) adalah lebih baik baginya dibandingkan dunia seluruhnya”. –atau beliau bersabda-, “lebih baik dibandingkan dunia, dan sesuatu yang ada di dalamnya “. [HR. Ibrohim bin Thohman Al-Khurosaniy dalam Masyikhoh-nya (hal.119), Ath-Thobroniy dalam Al-Ausath (6983 & 8230), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (8553), Al-Baihaqiy dalam Syu’abul Iman (4145), dan lainnya. Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (7/955)]

"Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga,” (H.R. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192).

6. Zikir

“ Maka ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian .” (QS. Al Baqarah: 152).

“ Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka Itulah orang-orang yang fasik .” (QS. Al Hasyr: 19)


“ Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. ” (QS. Al Ahzab: 41-43)

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allâh banyak-banyak (berzikir dan berdo’a) agar kamu beruntung.” [al-Anfâl/8:45]

"Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allâh ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring…” [an-Nisâ’/4:103]

"Barangsiapa duduk di suatu tempat, lalu tidak berdzikir kepada Allâh di dalamnya, pastilah dia mendapatkan kerugian dari Allâh, dan barangsiapa yang berbaring dalam suatu tempat lalu tidak berdzikir kepada Allâh, pastilah mendapatkan kerugian dari Allâh."(Hr. Abu Dawud No.4856)

“ Barangsiapa yang mengucapkan ‘Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku, wa lahul hamdu, wa huwa ‘ala kulli syain qodiir dalam sehari sebanyak 100 kali, maka itu seperti memerdekakan 10 budak. ” (HR. Bukhari no. 3293 dan Muslim no. 2691)

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
“ Barang siapa yang bertasbih sebanyak 33x, bertahmid sebanyak 33x, dan bertakbir sebanyak 33x setelah melaksanakan shalat fardhu sehingga berjumlah 99, kemudian menggenapkannya untuk yang keseratus dengan ucapan laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walalhul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai-in qodiir, maka kesalahannya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan .” (HR. Muslim no. 597).

7. Puasa

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Kesalahan seseorang terhadap keluarga, harta dan tetangganya akan dihapuskan oleh shalat, puasa dan shadaqah.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. (Shahiih al-Bukhari (III/22) dan Shahiih Muslim (III/173))

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164)

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa ‘Arofah? Beliau menjawab, ”Puasa ‘Arofah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu” (HR. Muslim no. 1162).

Puasa ‘Arofah ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Puasa ‘Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertekad di akhir umurnya untuk melaksanakan puasa ‘Asyura tidak bersendirian, namun diikutsertakan dengan puasa pada hari sebelumnya (9 Muharram). Tujuannya adalah untuk menyelisihi puasa ‘Asyura yang dilakukan oleh Ahlul Kitab.

8. Memberi makan orang yang berpuasa

"Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga,” (H.R. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192).

9. Shadaqah

“ Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pahalanya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak“. (QS. Al-Hadid: 18)

“ Perumpamaan orang-orang yang mendermakan (shodaqoh) harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan (balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas (anugrahNya) lagi Maha Mengetahui “. (QS. Al-Baqoroh: 261)

“ Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api “.(HR. At-Tirmidzi).

Nabi bersabda: “ Kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari tengah jalan itu adalah sedekah bagimu .”(HR. Bukhari).

“ Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah “. (HR. At-Tirmidzi)

“ Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma “. (Muttafaqun ‘alaih)

“ Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, maka ia menyembunyikan amalnya itu sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya “. (HR. Bukhari)

Nabi SAW bersabda: “ Sesungguhnya sedekah itu benar-benar akan dapat memadamkan panasnya alam kubur bagi penghuninya, dan orang mukmin akan bernaung dibawah bayang-bayang sedekahnya“. (HR. At-Thabrani)

“ Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk (su’ul khotimah), Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri“. (HR. Thabrani).

10. Berbakti pada orang tua

Dari sahabat Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dia berkata :
“Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah ? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, Pertama shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah” [Hadits Riwayat Bukhari I/134, Muslim No.85, Fathul Baari 2/9]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua” [Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (2), Ibnu Hibban (2026-Mawarid-), Tirmidzi (1900), Hakim (4/151-152)]

(Gantira, 14 November 2016, Bogor)

Friday 11 November 2016

"Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 5)"

Pada tulisan sebelumnya,
http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/hukum-aksi-dan-reaksi-dalam-islam.html?m=1,
menjelaskan terkait teori hukum Aksi dan Reaksi

Pada tulisan "Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 1)" ( http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/dalil2-hukum-aksi-dan-reaksi-dalam.html?m=1)  telah disebutkan dalil-dalil terhadap reaksi apa saja yang akan terjadi bila melakukan aksi
(A) Istigfar atau bertobat;
(B) bershalawat; dan
(C) bershadaqah.

"Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 2)" (http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/dalil2-hukum-aksi-dan-reaksi-dalam_25.html?m=1) menerangkan dalil-dalil terkait reaksi yang akan timbul jika melakukan  aksi:
(D) Shalat tahajud
(E) Shalat Dhuha
(F) Membaca al-quran

"Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 3)" http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/dalil2-hukum-aksi-dan-reaksi-dalam_26.html?m=1
menerangkan dalil-dalil terkait reaksi yang akan timbul jika melakukan  aksi:
(G) Tidur dalam keadaan suci
(H) Duduk menunggu waktu shalat
(I) Berada  di shaf barisan depan dalam sholat berjamaah
(J) Menyambung shaf sholat berjamaah (tidak membiarkan kosong di dlm shaf)
(K) Mengucapkan "aamiin" pada saat jadi makmun
(L) Duduk di tempat sholat setelah melakukan sholat.

"Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 4)"
http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/11/dalil2-hukum-aksi-dan-reaksi-dalam.html?m=1
Menjelaskan terkait reaksi apa saja, bila melakukan aksi:
(M) Bertakwa
(N) Mencari ilmu
(O) Tawakal
(P) Menyayangi penduduk bumi

Beberapa dalil lainnya yang berhubungan dengan aksi dan Reaksi, diantaranya adalah:

Q. Membaca ayat kursi

Ayat kursi merupakan ayat ke-255 dari surat Al-Baqarah.

ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﺤَﻲُّ ﺍﻟْﻘَﻴُّﻮﻡُ، ﻻَ ﺗَﺄْﺧُﺬُﻩُ ﺳِﻨَﺔٌ ﻭَﻻَ ﻧَﻮْﻡٌ، ﻟَﻪُ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ، ﻣَﻦْ ﺫَﺍ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺸْﻔَﻊُ ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﺇِﻻَّ ﺑِﺈِﺫْﻧِﻪِ، ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﻳْﺪِﻳﻬِﻢْ ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠْﻔَﻬُﻢْ، ﻭَﻟَﺎ ﻳُﺤِﻴﻄُﻮﻥَ ﺑِﺸَﻲْﺀٍ ﻣِﻦْ ﻋِﻠْﻤِﻪِ ﺇِﻻَّ ﺑِﻤَﺎ ﺷَﺎﺀَ، ﻭَﺳِﻊَ ﻛُﺮْﺳِﻴُّﻪُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽَ، ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺌُﻮﺩُﻩُ ﺣِﻔْﻈُﻬُﻤَﺎ، ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟْﻌَﻠِﻲُّ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢُ

“ Allah, tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha besar .” (QS. Al Baqarah: 255)

Barangsiapa yang melakukan aksi membaca ayat qursi, maka akan ada beberapa reaksi yang akan terjadi, yaitu:

1. Dilindungi oleh Allah

Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang membacanya ketika petang, maka ia akan dilindungi (oleh Allah dari berbagai gangguan) hingga pagi. Siapa yang membacanya ketika pagi, maka ia akan dilindungi hingga petang .” (HR. Al Hakim 1: 562. Syaikh Al Albani menshahihkan hadits tersebut dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 655)

2. Akan dijauhi syetan

"...Abu Hurairah menjawab, “Wahai Rasulullah, ia mengaku bahwa ia mengajarkan suatu kalimat yang Allah beri manfaat padaku jika membacanya. Sehingga aku pun melepaskan dirinya.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa kalimat tersebut?” Abu Hurairah menjawab, “Ia mengatakan padaku, jika aku hendak pergi tidur di ranjang, hendaklah membaca ayat kursi hingga selesai yaitu bacaan ‘Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum ’. Lalu ia mengatakan padaku bahwa Allah akan senantiasa menjagaku dan setan pun tidak akan mendekatimu hingga pagi hari. Dan para sahabat lebih semangat dalam melakukan kebaikan.” Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Adapun dia kala itu berkata benar, namun asalnya dia pendusta. Engkau tahu siapa yang bercakap denganmu sampai tiga malam itu, wahai Abu Hurairah?” “Tidak”, jawab Abu Hurairah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Dia adalah setan.” (HR. Bukhari no. 2311)

3. Akan memasukkannya kedalam surga

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Siapa membaca ayat Kursi setiap selesai shalat, tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian .” (HR. An-Nasai dalam Al Kubro 9: 44. Hadits ini dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, sebagaimana disebut oleh Ibnu Hajar dalam Bulughul Maram).

4. Akan ditemani malaikat

"Bagi siapa membaca Ayat kursi saat ingin tidur, maka Allah Swt akan mengutus malikat untuk menjaga dia hingga pagi, maka syaitan tidak akan berani mendekati serta mengganggu hingga pagi". (HR Bukhari).

R. Membaca doa saat keluar rumah

Barang siapa yang melakukan aksi dengan membaca doa:

ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗَﻮَﻛَّﻠْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ، ﻟَﺎ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻟَﺎ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ

(Bismillahi, Tawakkaltu '
'Alaallah, Laa Haula wa Laa Quwwata Illaa Billaah)

"Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah."

Maka reaksi yang akan didapatkan adalah akan mendapatkan petunjuk, dicukupi kebutuhannya dan dilindungi.

Dalilnya adalah:

Dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan keutamaan doa ini:
”Apabila seseorang keluar dari rumahnya kemudian dia membaca doa
 ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻮَﻛَّﻠْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ، ﻟَﺎ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻟَﺎ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ

, maka disampaikan kepadanya: ‘Kamu diberi petunjuk, kamu dicukupi kebutuhannya, dan kamu dilindungi.’
Seketika itu setan-setanpun menjauh darinya. Lalu salah satu setan berkata kepada temannya,
’Bagaimana mungkin kalian bisa mengganggu orang yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi.’ (HR. Abu Daud 5095,

S. Membaca doa saat memasuki tempat baru dan saat menjelang malam hari

Barangsiapa melakukan aksi membaca aksi doa:

ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻜَﻠِﻤَﺎﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟﺘَّﺎﻣَّﺎﺕِ ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻣَﺎ ﺧَﻠَﻖَ
("A-'udzu bi Kalimaatillah Taammati Min Syarri Maa Khalaq")

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa yang Dia ciptakan.”

Maka reaksi yang akan didapatkan adalah

1. Tidak ada satu pun yang akan membahayakan hingga kita meninggalkan tempat tersebut.

Dalil2nya adalah

Dari Khoulah bintu Hakim radhiyallahu ‘anh a, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
   ﻟَﻢْ ﻳَﻀُﺮَّﻩُ ﺷَﻲْﺀٌ، ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺮْﺗَﺤِﻞَ ﻣِﻦْ ﻣَﻨْﺰِﻟِﻪِ ﺫَﻟِﻚَ
”Siapa yang memasuki suatu tempat, kemudian dia membaca doa
 ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻜَﻠِﻤَﺎﺕِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺘَّﺎﻣَّﺎﺕِ ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻣَﺎ ﺧَﻠَﻖَ،
 maka tidak ada satupun makhluk yang membahayakannya, hingga dia pergi dari tempat itu. (HR. Muslim 2708).

2. Di malam hari tidak akan disengat binatang yang berbahaya

Dalilnya:

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata, “Seseorang mendatangi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam seraya berkata: Wahai Rasulullah, semalam aku disengat oleh kalajengking. Beliau bersabda: Andaikan engkau membaca ketika masuk waktu sore:
ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻜَﻠِﻤَﺎﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟﺘَّﺎﻣَّﺎﺕِ ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻣَﺎ ﺧَﻠَﻖَ
(A’uudzu bi kalimaatillaahit taammaati min syarri maa kholaq.)

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.”

Maka ia tidak dapat membahayakanmu.” [HR. Muslim]

T. Mengucapkan salam saat masuk rumah

Bila kita melakukan aksi dengan mengucapkan salam saat masuk rumah, baik ada orang atau tidak maka akan mendapatkan reaksi:

1. Akan diberi jaminan berupa kecukupan dan masuk surga

Dalilnya:

Rasulullah s.a.w.: “Tiga golongan, semua mereka itu dijamin oleh Allah, jika dia hidup akan diberi kecukupan dan jika dia mati akan masuk syurga, yaitu: Sesiapa yang masuk rumahnya dengan memberi salam, maka dia dijamin oleh Allah, siapa yang keluar pergi ke masjid, maka diax dijamin oleh Allah dan sesiapa yang keluar untuk pergi berjihad di jalan Allah, maka dia dijamin oleh Allah.” (Hadis riwayat al-Bukhari).

2. Kita dan penghuni di dalamnya akan di berikan keberkahan

Dalilnya:

Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku: “Wahai anakku! Apabila engkau masuk berjumpa ahli keluargamu berilah salam niscaya akan mendatangkan keberkatan ke atasmu dan ahli keluarga rumahmu.” (Hadis riwayat at-Tirmidzi)

U. Membaca Basmalah

Bila kita melakukan aksi membaca Basmalah, maka akan ada beberapa reaksi, diantaranya adalah

1. Setan tidak akan bisa ikut makan dengan kita

Dalilnya:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya setan dibolehkan makan makanan yang tidak dibacakan nama Allah ketika hendak dimakan.”(HR. Abu Dawud)

2.  Penjagaan diri dari gangguan setan ketika sedang berjima

Dalilnya:

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila salah seorang dari kalian (suami) ingin mendatangi istrinya, dan dia membaca doa: ‘Bismillah, Allahumma Jannibna Assyaiton Wa Jannibis Syaithon Ma Rozaqtana’, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari mereka, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya” (HR. Bukhari no.141 dan Muslim no.1434)

3. Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia.

Dalilnya:

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Penghalang antara mata jin dengan aurat bani Adam, apabila kalian masuk kamar kecil, ucapkanlah bismillah.” (HR. Tirmudzi).

4. Penghalang setan untuk membuka tempat barang berharga

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tutuplah bejana, ikatlah geribah (tempat menyimpan air yang terbuat dari kulit), tutuplah pintu, matikanlah lentera (lampu api), karena sesungguhnya setan tidak mampu membuka geribah yang terikat, tidak dapat membuka pintu, dan tidak juga dapat menyingkap bejanan yang tertutup. Bila engkau tidak mendapatkan tutup kecuali hanya dengan melintangkan di atas bejananya sebatang ranting, dan menyebut nama Allah, hendaknya dia lakukan.” (HR. Muslim)

5. Menghalangi setan menginap di dalam rumah

Dalilnya:

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika seseorang masuk rumahnya dan dia mengingat nama Allah ketika masuk dan ketika makan, maka setan akan berteriak: ‘Tidak ada tempat menginap bagi kalian dan tidak ada makan malam.’ Namun jika dia tidak mengingat Allah ketika masuk maka setan mengatakan, ‘Kalian mendapatkan tempat menginap’ dan jika dia tidak mengingat nama Allah ketika makan maka setan mengundang temannya, ‘Kalian mendapat jatah menginap dan makan malam’.” (HR. Muslim).

6. Syarat mutlak halalnya hewan sembelihan

Dalilnya:

“Janganlah kalian makan (hewan) yang tidak disebutkan nama Allah ketika menyembelihnya. Itu sesuatu yang fasik (tidak halal).” (QS. Al-An’am: 121).

V. Berzikir sebelum tidur

Jika kita melakukan aksi berpikir dengan membaca subhanallahu 33x, alhamdulillah 33x, dan Allahu akbar 34 x maka reaksi yang akan terjadi adalah kita akan memiliki kekuatan melakukan aktifitas sehari2.

Dalilnya:

Disampaikan oleh Ali bin Abu Thalib ra., beliau berkata, “Fatimah ra. mengadu tentang gilingan gandum yang membekas pada kedua telapak tangannya (pekerjaan rumah tangganya yang berat). Ketika itu Nabi baru mendapatkan tawanan atau budak (hasil dari peperangan).

Maka Fatimah ra. pergi kepada beliau Saw. (dengan tujuan meminta dicarikan seseorang yang dapat membantu pekerjaannya). Namun setibanya di sana ia tidak menemui Nabi Saw.. Tetapi ia mendapati Aisyah ra., dan ia menceritakan permasalahannya kepada Aisyah ra..

Setelah kejadian itu, ketika kami sudah dalam keadaan berbaring (hendak tidur malam), tiba-tiba Nabi Saw. mendatangi kami, Maka aku hendak bangun (menyambutnya), tetapi beliau bersabda, ‘Tetaplah kalian di tempat kalian berdua.’

Lalu beliau Saw. duduk di antara kami hingga aku merasakan dinginnya telapak kaki beliau Saw. di dadaku. Lalu beliau bersabda, ‘Maukah kalian berdua jika aku beritahu sesuatu yang lebih baik dari yang kalian minta kepadaku (pembantu)? Jika kalian hendak tidur, maka bertakbirlah 34x, bertasbih 33x, dan bertahmidlah 33x. Maka itu lebih baik bagi kalian berdua daripada pembantu.” (HR. Bukhari dan Muslim/ Muttafaq ‘alaih)

(Gantira, 11 November  2016, Bogor)

Friday 4 November 2016

Termasuk golongan manakah kita dan teman kita?

Kalau kita perhatikan status2 di media sosial  teman2  kita yang beragama islam dalam memberitakan tentang ajaran Islam dan peristiwa yang terjadi, terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Orang yang menjadikan 'rohani' sebagai panglima dirinya

Dia dalam menulis status, meng 'like' atau menshare tulisan2 orang lain dengan memperhatikan manfaat tidaknya buat umat Islam.

Bila ada berita buruk tentang islam, dia akan berhati2 dan dia akan selidiki dulu kebenarannya, apakah hal itu termasuk fitnah atau benar adanya.

Jika fitnah maka dia akan berusaha mengclearkannya.

Jika benar, maka dia akan berusaha menasehatinya dan berusaha meredam apa yang ada agar kejelekan itu tidak semakin menyebar, karena seorang muslim bersaudara sehingga harus saling nasehat menasehati dan tidak menyebarkan aib saudaranya.

Dia akan berusaha menshare sesuatu yang jelas2 ada manfaatnya bagi umat ini dan menjauhi sesuatu yang hanya akan mendatangkan perpecahan sesama umat islam.

Patokan hidupnya adalah Al qur'an, hadist, pemahaman para sahabat serta pemahaman para ulama yang berpegang teguh pada al-quran dan hadist.

Bila status2 fb nya seperti itu, dan hanya berisi sesuatu yang bermanfaat maka dia adalah golongan kita, dan statusnya perlu dijadikan salah satu referensi untuk kita ikuti dan kita jadikan patokan dalam bertindak.

2. Orang yang menjadikan 'akal' sebagai panglima nya.

Dia menulis, meng 'like' dan menshare berita apapun yang menurut akal pikirannya benar tanpa melihat manfaat dan tidaknya berita itu bagi dirinya dan bagi umat Islam.

Orang seperti ini kadang bertindak benar dan kadang pula bertindak keliru. Karena akal setiap orang itu berbeda, sehingga kebenarannya bersikap relatif.

Menghadapi orang yang seperti ini, bila tindakannya benar maka perlu kita dukung. Namun saat tindakannya salah, maka kita perlu menasehati dan pembimbingnya. Karena bisa jadi kesalahannya dikarenakan ketidak tahuannya.

3. Orang yang menjadikan 'hawa nafsu' sebagai panglima hidupnya.

Status fb yang sering dia tulis, meng 'like' dan meng share adalah berita berita yang menjelekkan Islam serta mengagung2kan musuh.

Bila ada berita islam yang jelek, walaupun itu fitnah dia berusaha menyebar luaskannya. Dia selalu bersembunyi dengan kata 'bukan bermaksud sara, karena saya juga islam lo...'.

Pada saat ada berita islam yang bagus, dia berusaha menyembunyikannya bahkan berusaha mengorek2 apa sisi negatifnya. Lalu menyebarkan yang negatifnya saja walaupun itu tidak benar.

Berbeda dengan berita tentang musuh Islam. Dia mengagung2kan sesuatu yang nampak baik dari mereka, walaupun berita itu bohong. Dan berusaha menyembunyikan kejelekan mereka dan memberikan banyak alasan untuk membelanya, walau pun berita itu benar.

Bila kita menemukan teman fb kita seperti itu, maka berhati2lah terhadap semua informasi yang datang darinya. Bisa jadi dia adalah musuh dalam selimut.

Ingatlah ayat suci dan hadist berikut ini:

Dari Abu Hurairah radhiallahunhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya . (Hadits Hasan riwayat Turmuzi dan lainnya) [Tirmidzi no. 2318, Ibnu Majah no. 3976]

"Diriwayatkan dari Ibnu Umar, beliau berkata: "Rasulullah SAW bersabda: Seorang muslim itu adalh saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzdalimi dan meremehkannya dan jangan pula menykitinya." (HR. Ahmad, Bukhori dan Muslim)

“Tidaklah Allah menutup aib seorang hamba di dunia melainkan nanti di hari kiamat Allah juga akan menutup aibnya.” (HR. Muslim no. 6537)

“Sesungguhnya orang-orang yang menyenangi tersebarnya perbuatan keji2 di kalangan orang-orang beriman, mereka memperoleh azab yang pedih di dunia dan di akhirat….” (An-Nur: 19)

Rasulullah saw bersabda,  “Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya dan iman itu belum masuk ke dalam hatinya. Janganlah kalian mengghibah kaum muslimin dan jangan mencari-cari/mengintai aurat mereka. Karena orang yang suka mencari-cari aurat kaum muslimin, Allah akan mencari-cari auratnya. Dan siapa yang dicari-cari auratnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya di dalam rumahnya (walaupun ia tersembunyi dari manusia).” (HR. Ahmad 4/420, 421,424 dan Abu Dawud no. 4880. Kata Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Shahih Abi Dawud: “Hasan shahih.”)

“Wahai sekalian orang yang mengaku berislam dengan lisannya dan iman itu belum sampai ke dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin, janganlah menjelekkan mereka, jangan mencari-cari aurat mereka. Karena orang yang suka mencari-cari aurat saudaranya sesema muslim, Allah akan mencari-cari auratnya. Dan siapa yang dicari-cari auratnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya walau ia berada di tengah tempat tinggalnya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2032, dihasankan Asy-Syaikh Muqbil t dalam Ash-Shahihul Musnad Mimma Laisa fish Shahihain, hadits no. 725, 1/581)

Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-
orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam," (Qs. 4:140)

" (Ingatlah), ketika orang- orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: "Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya". (Allah berfirman): "Barang siapa yang tawakal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".(Qs. 8:49)

"(Orang- orang munafik ) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-
orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih."
(Qs. 9:79.)

"Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang- orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung."(Qs.33:48)

(Gantira,  4 November 2016, Bogor)