Wednesday 4 January 2017

"Renunganku di Awal Tahun 2017"

Dua belas tahun yang lalu atau sekitar tahun 2005, mailing list sedang sangat populer saat itu. Dengan rasa percaya dirinya (PD nya) aku terus menulis apa yang kupahami pada grup mailing list tersebut. Awalnya banyak dari anggota mailing list yang menyukai tulisan2 ku itu. Namun lama kelamaan, mereka merasa jengah juga karena tulisan2ku datang bertubi2 tanpa mengenal waktu. Akhirnya mulai muncul respon2 yang bernada negatif dan mulai terganggu akan tulisan2ku tersebut.

Mengetahui bahwa ternyata orang2 merasa terganggu akan tulisan2ku itu, walaupun niatku untuk berbagai pemahaman degan orang lain, akhirnya aku menghentikan semua tulisan2ku tersebut.

Delapan tahun yang lalu atau sekitar 2009, media sosial fb sudah sangat mendunia. Kita bisa menulis apa saja di wall pribadi kita serta teman2 fb kita bisa ikut membacanya dan juga bisa keluar dari pertemanan jika mereka tidak menyukai tulisan2 kita. Melihat kesempatan itu, lalu aku mulai aktif kembali menulis. Aku menulis semua yang dipahaminya serta semua buku2 yang pernah kubaca, aku ambil inti sarinya lalu kutulis di wall fb yang kumiliki.

Awalnya teman2 fbku banyak yang menyukainya. Namun sejarah berulang kembali, ternyata banyak juga anggota fb ku yang protes karena tulisan2ku terlalu sering muncul, tanpa mengenal waktu. Melihat hal demikian, maka akhirnya kuputuskan untuk menghentikan semua kebiasaanku. Yang kutulis hanya cukup dua postingan, tiap pagi, itupun saya ambil dari al-qur'an, hadist dan kutipan2 -buku yang pernah kubaca. Sangat sedikit atau sangat jarang aku mengungkapkan semua ide2 atau pemahaman2 baru dituangkan dalam fb.

Lima tahun yang lalu atau pada tahun 2012, whatsApp mulai banyak digunakan oleh sebagian besar pemilik hp. Dengan media sosial WA ini, orang2.mulai miliki grup2 yang lebih intensif dan lebih fokus. Ada grup WA SMP, SMA, Universitas, Kantor, Pengajian dan banyak lagi grup2 WA yang bisa dibuat dengan mudah. Menanggapi hal ini, semangat  berbagi tulisan dan pemahamanku  tidak secara.otomatis kembali. Aku selalu meminta izin pada.admin di grup tersebut untuk mengirimkan tulisan tiap pagi dua kutipan sebagaimana yang sudah terbiasa kulakukan di media sosial fb. Saya melakukan hal tersebut karena khawatir orang akan jenuh kembali dengan tulisan2ku.

Pada akhir tahun 2016, ada grup wa khusus yang isinya hanya beberapa orang. Karena aku merasa bahwa anggota grup yang hanya segelintir orang ini sepemahaman denganku, akhirnya muncul kembalinya untuk menuliskan semua ide2 dan semua pemahaman2 yang sering kali tiba2 muncul lalu aku curahkan semuanya pada.grup kecil wa tersebut. Awalnya banyak yang suka, namun lama kelamaan nampak bahwa sebagian anggota grup wa ini mulai jenuh dengan tulisan2ku yang muncul tanpa mengenal waktu. Akhirnya di grup wa kecil ini pun aku hentikan kembali kebiasaan mengeluarkan semua yang kupahami ini.

Akhirnya kusadari bahwa tiada seorang pun di dunia ini yang siap menerima setiap pemikiran dan pemahaman yang sering muncul di dirinya, kecuali isteriku sendiri. Dia selama hampir 13 tahun tetap sabar dan setia mendengarkan semua ocehan2 ku yang sering tiba2 muncul tersebut.

Akhirnya, di penghujung tahun 2016 tepatnya tanggal 30 Desember 2016 aku tuliskan sebuah tulisan dengan judul "Belahan Jiwa (Bagian 2)" di http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/12/belahan-jiwa-kita-bag2.html?m=1

Jadi hasil renunganku di awal tahun 2017 ini, bahwa hanya pasangan hidup kita lah yang siap menerima semua keluh kesah kita, mendengar semua ide2 kita dan siap mendengar semua pemahaman yang kita dapatkan untuk saling berbagi. Dan tidak ada yang sia2 bila kita senantiasa berkomunikasi dengan pasangan hidup kita walau pun itu hanya sekedar canda tawa.

(Gantira, 5 Januari 2016, Bogor)