Friday 1 January 2016

7. Al Jabbar

A. Pendahuluan

Al Jabbar artinya Yang Maha Kuasa

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan nama-Nya ini dalam surat Al-Hasyr ayat 23:

ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻤَﻠِﻚُ ﺍﻟْﻘُﺪُّﻭﺱُ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦُ ﺍﻟْﻤُﻬَﻴْﻤِﻦُ ﺍﻟْﻌَﺰِﻳﺰُ ﺍﻟْﺠَﺒَّﺎﺭُ ﺍﻟْﻤُﺘَﻜَﺒِّﺮُ ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﻤَّﺎ ﻳُﺸْﺮِﻛُﻮﻥَ

“Dia-lah Allah Yang tiada sesembahan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Al-Jabbar, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan."

Dalam hadits Abu Said radhiyallahu anhu, disebutkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ﺗَﻜُﻮﻥُ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽُ ﻳﻮﻡ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺧُﺒْﺰَﺓً ﻭَﺍﺣِﺪَﺓً ﻳَﺘَﻜَﻔَّﺆُﻫَﺎ ﺍﻟْﺠَﺒَّﺎﺭُ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻛَﻤَﺎ ﻳَﻜْﻔَﺄُ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺧُﺒْﺰَﺗَﻪُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻔَﺮِ

“Bumi pada hari kiamat akan menjadi satu adonan kue dan dibalikkan oleh Al-Jabbar dengan tangan-Nya sebagaimana seseorang di antara kalian membalikkan adonan kuenya di saat melakukan safar. (Shahih, HR. Al-Bukhari, 5/2389, no. 6155 tahqiq Mushthafa Al-Bagha)

B. Makna Al-Jabbar

Adapun makna Al-Jabbar secara ringkas seperti yang disampaikan oleh Asy-Syaikh As-Sadi rahimahullahu yaitu:

Yang Maha Tinggi dan Tertinggi, juga bermakna Yang Memaksa, dan bermakna Ar-Ra`uf Yang kasih sayang, Yang memperbaiki kalbu yang redam, memperbaiki yang lemah dan tidak mampu, serta yang berlindung kepada-Nya. (Tafsir As-Sadi hal. 946)

Ibnu Jarir rahimahullahu mengatakan:

Yang memperbaiki urusan makhluk-Nya, Yang mengatur mereka dengan sesuatu yang maslahat bagi mereka. (Dinukil dari Tafsir Ibnu Katsir, 4/367)

Al-Harras rahimahullahu menyebutkan bahwa Ibnu Atsir rahimahullahu mengatakan:
Di antara nama-nama Allah Subhanahu wa Taala adalah Al-Jabbar. Artinya adalah Yang memaksa hamba-hamba sesuai yang Dia maukan, baik berupa perintah atau larangan Dikatakan pula bahwa maknanya adalah Yang tinggi di atas makhluk-Nya Di antara ungkapan orang Arab Nakhlah Jabbarah yakni pohon korma yang besar, yang tangan tidak dapat menjangkaunya.

Secara lebih terperinci, Al-Jabbar memiliki tiga kandungan makna, yaitu

1. Kembali kepada kelembutan kasih sayang dan santun.

Dia adalah yang menolong orang yang hancur hatinya, memberi kecukupan kepada orang fakir, memudahkan urusan orang yang mendapatkan kesulitan dan membantu orang yang sedang sakit dan terkena musibah dengan memberi mereka taufik untuk dapat bersabar dan Dia memberikan keselamatan baginya, disamping pengganti dari-Nya untuk orang yang terkena musibah dengan pahala yang agung.

Dia memberikan pertolongan khusus bagi hati orang2 yang selalu tunduk kepada keagungan dan kemuliaan-Nya, dan hati orang2 yang cinta kepada-Nya serta patuh kepada kesempurnaan-Nya, yang mengharap karunia dan pemberian dari-Nya yang berupa luapan cinta kasih dan aneka ragam kebaikan, taufik ilahi, hidayah dan petunjuk untuk hati mereka.

Dialah yang memperbaiki kelemahan hamba-hamba-Nya yang lemah, dan Yang memperbaiki kalbu yang merasa redam di hadapan-Nya, yang tunduk di hadapan kebesaran-Nya dan keagungan-Nya.

Betapa banyak kalbu yang redah lalu Allah Subhanahu wa Taala perbaiki, yang fakir lalu Allah Subhanahu wa Taala berikan kecukupan, yang hina lalu Allah Subhanahu wa Taala muliakan, yang kesusahan lalu Allah Subhanahu wa Taala hilangkan kesusahannya, yang kesulitan lalu Allah Subhanahu wa Taala berikan kemudahan.

Dan betapa banyak orang yang terkena musibah lalu Allah Subhanahu Wa Taala perbaiki dengan memberinya taufiq untuk kokoh dan sabar, dan Allah Subhanahu wa Taala ganti karena musibahnya dengan pahala yang besar.

Allah maha kuasa membuat orang - orang yang lemah, yang miskin, yang teraniaya, yang berduka, yang sakit, yang sengsara menjadi orang yang kuat, berkuasa, sehat dan kaya raya

Allah berkuasa menjadikan orang - orang miskin menjadi kaya raya dengan membukakan pintu riszki seluas - luasnya bagi orang miskin atau dengan cara menutup pintu rizki kepada orang - orang kaya, sehingga dia jatuh menjadi lebih miskin dari pada orang yang sebelumnya dianggap miskin;

Allah berkuasa menambah keberkahan kecukupan dari sedikit harta yang dimiliki untuk orang yang dianggap miskin sehingga mempunyai nilai manfaat lebih banyak; atau mencabut berkah kecukupan bagi orang yang dianggap kaya sehinga selalu merasa kekurangan dan tidak puas dengan apa - apa yang telah dimilikinya.

" Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki - Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa " ( QS. Ar Ruum : ayat 54 )

Maka hakikat makna Jabr adalah memperbaiki keadaan hamba dengan melepaskannya dari kesulitan, serta menghilangkan darinya kesusahan.

2.  Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, yang hina di hadapan-Nya segala sesuatu dan tunduk kepada-Nya segala yang ada.

Alam semesta atas dan bawah dengan segala yang ada di dalamnya yang berupa makhluk yang agung semuanya patuh dalam gerakan dan diamnya, apa yang mereka bawa dan tinggalkan adalah milik Raja dan Pengatur mereka.

Mereka tidak memiliki sedikit pun dari urusan tersebut, tidak pula dalam hal hukum, tetapi semua urusan hanya milik Allah.

Hukum syar'i dan takdir serta balasan semuanya adalah hak-Nya, tidak ada yang Maha Memutuskan perkara melainkan Dia, tiada Rabb selain-Nya dan tidak Ilah, kecuali Dia semata.

Namun, hal ini tidak berarti bahwa hamba dipaksa atau terpaksa dalam berbuat. Akan tetapi, urusannya sebagaimana yang Allah firmankan,

ﻭَﻗُﻞِ ﺍﻟْﺤَﻖُّ ﻣِﻦْ ﺭَﺑِّﻜُﻢْ ۖ ﻓَﻤَﻦْ ﺷَﺎﺀَ ﻓَﻠْﻴُﺆْﻣِﻦْ ﻭَﻣَﻦْ ﺷَﺎﺀَ ﻓَﻠْﻴَﻜْﻔُﺮْ ۚ ﺇِﻧَّﺎ ﺃَﻋْﺘَﺪْﻧَﺎ ﻟِﻠﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﻧَﺎﺭًﺍ ﺃَﺣَﺎﻁَ ﺑِﻬِﻢْ ﺳُﺮَﺍﺩِﻗُﻬَﺎ ۚ ﻭَﺇِﻥْ ﻳَﺴْﺘَﻐِﻴﺜُﻮﺍ ﻳُﻐَﺎﺛُﻮﺍ ﺑِﻤَﺎﺀٍ ﻛَﺎﻟْﻤُﻬْﻞِ ﻳَﺸْﻮِﻱ ﺍﻟْﻮُﺟُﻮﻩَ ۚ ﺑِﺌْﺲَ ﺍﻟﺸَّﺮَﺍﺏُ ﻭَﺳَﺎﺀَﺕْ ﻣُﺮْﺗَﻔَﻘًﺎ

'Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.' ( Qs. Al-Kahfi : 29)

ﻭَﻧَﻔْﺲٍ ﻭَﻣَﺎ ﺳَﻮَّﺍﻫَﺎ ‏( 7 ‏) ﻓَﺄَﻟْﻬَﻤَﻬَﺎ ﻓُﺠُﻮﺭَﻫَﺎ ﻭَﺗَﻘْﻮَﺍﻫَﺎ ‏( 8 ‏) ﻗَﺪْ ﺃَﻓْﻠَﺢَ ﻣَﻦْ ﺯَﻛَّﺎﻫَﺎ ‏( 9 ‏) ﻭَﻗَﺪْ ﺧَﺎﺏَ ﻣَﻦْ ﺩَﺳَّﺎﻫَﺎ ‏( 10 ‏)

"Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya."  (Q. S. al-Syams : 7-10).

3. Dia yang Maha Tinggi dengan Dzat-Nya di atas seluruh makhluk-Nya, yaitu ketinggian Dzat, kedudukan, dan kekuasaan.

Dia adalah Yang Disanjung Tinggi melampaui makhluknya. Dengan kata lain, Ia adalah Yang Maha Besar dan tidak ada yang lebih besar darinya.

Ia adalah Yang Maha Gagah. Ia memiliki segala sesuatu dan boleh mengurniakan segala sesuatu. Kuasa tertinggi dan kekuasaan adalah milikNya yang mutlak.

C. Refleksi Kehidupan Dalam Memahami Al-Jabbar

Beberapa refleksi kehidupan yang dituntut kepada seorang muslim dalam memahami Al Jabbar ini adalah

1. Berdoa dengan menyebut nama-Nya

"Allah memiliki Asmaul Husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama yang baik itu..." (QS. Al-A'raaf : 180).

Berdoalah dengan nama Al-Jabbar pada saat menghadapi masalah yang berat, pada saat dihadapkan pada perselisihan faham dengan orang lain, pada saat dizalimi orang, pada saat hak2 kita diabaikan atau dirampas, pada saat tak berdaya karena kekuatan lawan tak mungkin tertandingi.

Pada saat kita berdoa dengan menyeru "Yaa Jabbar". Sungguh hakikatnya kita telah menyatakan diri dalam posisi yang sangat lemah. Kita menyerahkan semua urusan kebaikan kepada Allah.

Termasuk seruan "Ya Jabbar" adalah kita mohon diperbaiki kondisi kita, dari kondisi serba kekurangan menjadi mampu, dari yang tidak baik menjadi baik, dari miskin menjadi kaya, dari kacau menjadi tertib, dan lain sebagainya.

Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa Sallam ketika duduk di antara dua sujud mengucapkan doa,

رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

"Ya Allah,ampunilah dosaku,belas kasihinilah aku dan cukuplah segala kekuranganku da angkatlah derajatku dan berilah rezeki kepadaku,dan berilah aku petunjuk dan berilah kesehatan padaku dan berilah ampunan kepadaku"

2. Tidak berlaku sombong atau angkuh

Kekuasaan hanyalah milik Allah semata. Barangsiapa dari makhluk yang sok berkuasa (angkuh), maka ia akan kembali dengan murka Allah dan berhak mendapatkan ancaman-Nya.

Sungguh Allah telah mengancam orang yang demikian kondisinya dengan siksa yang keras, dikuncinya hati, dan dimasukkan ke dalam neraka pada hari kiamat kekal.      

Allah Ta'ala berfirman,

 ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺠَﺎﺩِﻟُﻮﻥَ ﻓِﻲ ﺁﻳَﺎﺕِ ﺍﻟَّﻪِ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﺳُﻠْﻄَﺎﻥٍ ﺃَﺗَﺎﻫُﻢْ ۖﻛَﺒُﺮَ ﻣَﻘْﺘًﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟَّﻪِ ﻭَﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ۚﻛَﺬَٰﻟِﻚَ ﻳَﻄْﺒَﻊُ ﺍﻟَّﻪُ ﻋَﻠَﻰٰ ﻛُﻞِّ ﻗَﻠْﺐِ ﻣُﺘَﻜَﺒِّﺮٍ ﺟَﺒَّﺎﺭٍ

"(Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang." (Qs.  Al-Mu'min ayat 35)

ﻭَﺍﺳْﺘَﻔْﺘَﺤُﻮﺍ ﻭَﺧَﺎﺏَ ﻛُﻞُّ ﺟَﺒَّﺎﺭٍ ﻋَﻨِﻴﺪٍ ‏( 15 ‏) ﻣِﻦْ ﻭَﺭَﺍﺋِﻪِ ﺟَﻬَﻨَّﻢُ ﻭَﻳُﺴْﻘَﻰ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﺀٍ ﺻَﺪِﻳﺪٍ ‏( 16 ‏) ﻳَﺘَﺠَﺮَّﻋُﻪُ ﻭَﻻ ﻳَﻜَﺎﺩُ ﻳُﺴِﻴﻐُﻪُ ﻭَﻳَﺄْﺗِﻴﻪِ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕُ ﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﻣَﻜَﺎﻥٍ ﻭَﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺑِﻤَﻴِّﺖٍ ﻭَﻣِﻦْ ﻭَﺭَﺍﺋِﻪِ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﻏَﻠِﻴﻆٌ    ‏( 17 ‏)

"Dan mereka memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka) dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala, di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumnya air nanah itu dan hampir dia tidak dapat menelannya dan datanglah (bahaya)
maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati; dan di hadapannya masih ada azab yang berat." (Qs. Ibrahim: 15-17)

Ahmad dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Pada hari Kiamat, leher keluar dari neraka. Leher itu punya dua mata yang bisa melihat, dua telinga yang dapat mendengar, dan lidah yang mampu bicara. Lidah leher itu berkata, ‘Aku mewakili tiga jenis manusia: orang yang menjadikan Tuhan selain Allah, orang sombong sekaligus bandel, dan para penggambar’.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi).

Ada sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :

“Kemuliaan adalah pakaian-Ku, keangkuhan adalah selendang-Ku. Sesiapa yang mencoba merebutnya daripada-Ku, akan Ku azab Dia.”

Maksud dari hadis di atas adalah manusia tidak boleh bersikap angkuh, sombong dan memuliakan dirinya.
Yang boleh merasa angkuh hanyalah Allah swt kerana Dialah yang berkuasa di atas segala sesuatu.

Manusia mestilah sentiasa berusaha dan berwaspada agar sifat angkuh dan sombong tiada dalam dirinya.

Seorang manusia yang sombong atau takabbur adalah mereka yang menolak kebenaran. Ketika dirinya berbuat suatu kesalahan, namun tidak mahu menerima nasihat, bererti ada sifat sombong dalam dirinya di mana ia merasakan dirinya lebih tinggi darjatnya daripada orang yang menasihatinya.

Ia tidak sadar bahwa sifat sombong bisa menyebabkan dirinya tertutup dari melihat kebaikan-kebaikan lain.

D. Penutup

Kita berlindung kepada Allah dari murka Yang Maha Kuasa, dan kita berlindung kepada-Nya Ta'ala dari akhlak, hawa nafsu, dan penyakit yang munkar. Sesungguhnya Dia Tabalaka wa Ta'ala Maha Mendengarkan doa.

------------------

Sumber utama diambil dari:

1. Asma-ul Husna, hasil buah karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

2. Fikih Asma-ul Husna, yang ditulis oleh Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr

3. Berbagai sumber dari internet

(Gantira, 2 Januari 2015, Bogor)