Monday 25 July 2016

"Kenalilah Rizqi kita (Bagian 1)"

Apakah yang dimaksud dengan rizqi?

Umumnya orang  mengatakan bahwa rizqi hanyalah seputar makanan, minuman, tempat tinggal, kendaraan, dan uang.

Padahal yang namanya rizqi itu sangat luas, salah satu contohnya adalah cahaya. Dengan adanya cahaya kita bisa melihat, bisa beraktifitas, bahkan dengan  adanya cahaya matahari, dia bisa menghasilkan berbagai energi yang bermanfaat buat manusia.
Selain cahaya, banyak lagi rizqi lainnya berupa hujan, api, angin, udara, tanah, pepohonan, binatang dan banyak lagi yang namanya rizqi yang ada di luar tubuh kita.

Sedangkan dalam tubuh kita sendiri yang termasuk rizqi adalah memiliki tangan, mata, kaki, telinganya serta anggota tubuh lainnya yang sehat dan sempurna dalam mendukung segala aktifitas kehidupan kita sehari-hari.

Ulama salaf mendefinisikan bahwa rizqi adalah semua yang dibutuhkan oleh makhluk untuk menopang roda kehidupan manusia.

--

Dalam sebuah kisah, ada  seorang lelaki menemui  imam mesjid  dan mengeluhkan tentang kemiskinannya.

Namun Syaikh, imam mesjid itu  menyatakan situasi sebaliknya bahwa lelaki itu sangat kaya. Lelaki itu tidak percaya dan minta bukti. Lalu Syaikh itu bertanya maukah bila sebelah matanya, sebelah tangannya, dan sebelah ginjalnya dijual ke rumah sakit yang masing2 harga 1 milyar. Lelaki itu keberatan, bahkan kalau lebih dari itu pun dia tidak bersedia menjualnua, karena tidak terbayangkan bagaimana menderitanya bila apa yang ada pada dirinya tersebut diambil dari dirinya.

Lalu Syaikh itu berkata bahwa bukankah dirinya itu sangat
kaya. Jika sebelah matanya harganya lebih dari 1 milyar,  satu tangannya
lebih dari 1 milyar, sebelah ginjalnya harganya lebih dari 1 milyar, jika jantungnya, paru-parunya, kakinya, hidungnya, lidahnya, telinganya dan
semuanya dinilai dengan uang, betapa kaya dirinya.

Kekayaannya lebih dari ratusan milyar. Dan Allah memberikan semua itu gratis. Andaikan Allah menyuruh kita membayar oksigennya, menyuruh kita
menyewa penglihatan dan pendengaran, kita takkan
sanggup membayar itu, berapapun uang yang kita miliki.

Sampai di sini, tak terasa mata laki-laki itu telah basah. Ia baru menyadari betapa kaya dirinya. Dia berterimakasih kepada Syaikh, kini dia menyadari
nikmat-nikmat Allah, dan dia merasa betapa kaya dirinya.

Lalu Syaikh itu berkata bahwa untuk selanjutnya, dengan landasan
mensyukur semua itu, maka tingkatkanlah ibadah dan ikhtiar. Perbanyaklah shalat tahajud, mintalah pada Allah di
sepertiga malam terakhir. Adukan semua masalah pada-Nya. Jika surga saja diberikan oleh Allah, tentu sangat mudah bagiNya memberikan apapun di
dunia ini. Rutinkan shalat dhuha dan bersedekahlah.

Tentu yang namanya rezeki berupa uang tidak akan datang seperti hujan yang turun dari langit. Berusahalah, bisa dimulai dari yang kecil asal engkau lakukan dengan sungguh-sungguh, yang penting halal. Jangan malu jika mulai dari berdagang kecil-kecilan. Hasilnya, manfaatkan sebagian untuk makan, sebagian untuk tambahan modal dan sebagian untuk sedekah.

Jika sebelumnya lelaki tersebut masuk masjid dengan langkah gontai, kini ia keluar dari masjid dengan langkah tegap. Hatinya dipenuhi dengan syukur,
harapan baru, dan semangat baru. Sebab ia sadar, ia adalah orang kaya. Kaya dengan karunia dariNya.

---

Dalam surat Adz -Dzariyat ayat 56 - 58 disebutkan:
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh."

Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa tujuan diciptakan manusia itu adalah untuk menyembah Allah. Arti kata menyembah Allah itu adalah kita cinta, tunduk, patuh dan takut hanya kepada Allah.

Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Allah Tabaaraka wa Ta'ala telah menciptakan hamba2-Nya dengan tujuan agar mereka beribadah kepada-Nya semata, Rabb yang tiada sekutu bagi-Nya. Barangsiapa mentaati-Nya, maka ia akan diberikan balasan yang sempurna. Dan barangsiapa yang durhaka kepada-Nya, maka ia akan mendapatkan adzab yang sangat pedih. Dan Allah Ta'ala juga memberitahukan bahwa Dia sama sekali tidak membutuhkan mereka, tetapi justru merekalah yang sangat membutuhkan-Nya dalam segala keadaan. Dengan demikian, Dia adalah Pencipta dan Pemberi rizqi mereka.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, "Allah Ta'ala berfirman:'Wahai anak Adam, luangkanlah waktu untuk beribadah kepada-Ku, Aku akan memenuhi hatimu dengan kekayaan dan Aku akan menutupi kefakiranmu. Dan jika kamu tidak melakukannya, maka Aku akan mengisi hatimu dengan kesengsaraan dan Aku tidak akan menutupi kefakiranmu.'"

__

Salah seorang dosen di Ulumul Quro bercerita dalam salah satu ceramahnya bahwa dia pernah berpergian dan satu kendaraan dengan seorang pengusaha di Jeddah. Lalu pengusaha itu bertanya kepadanya, "Syeh, doa apakah yang harus aku amalkan agar kenikmatan yang ada tetap dapat dipertahankan, bahkan lebih meningkat lagi?".

Saat itu, syeh hanya teringat ayat pada surat Adz-Dzariyat ayat 56 - 58. Lalu syeh menjawab, amalkanlah ayat Adz-Dzariyat 56-58 tersebut dan beribadahlah secara totalitas kepada Allah dan lakukanlah semuanya karena Allah.

Lalu setiap mau berdoa, bacalah ayat tersebut dan kemudian panjatkan doa "

"Ya Razak, wahai Dzat yang Maha Pemberi rizqi dan tidak pernah habis stoknya

Zulquatil matiin, sebaik baik tempat bersandar

Urzukni, karuniakan saya rizqi

Barikli, berkahi buat saya"

Satu setengah bulan kemudian pengusaha itu menelponnya dan mengatakan, selama 1,5 bulan ini dia mengamalkan nasihat syeh tersebut. Dia terus membaca surat dan doa yang telah di sarankan pada waktu2 mustajab, hingga dalam 1,5 bulan itu dia memperoleh keuntungan sekitar 1 juta real atau 3,5 milyar. Dan dia berterima kasih akan ilmu yang didapatkannya.


Bersambung... pada tema "Kenalilah Rizqi Kita (Bagian2)"

Sumber: Intisari dari Ceramah2 Ust. Dr Khalid Baslamah serta sumber lainnya.

 (Gantira, 25 Juli 2016, Bogor)