Saturday 17 December 2016

Orang Kaya dan Orang Miskin

Allah membenci orang kaya yang sombong, tapi Allah lebih benci lagi orang miskin yang sombong.

Orang kaya sombong adalah hal yang umum terjadi karena ada yang disombongkannya. Dia tidak meminta kepada Allah karena kesombongnya merasa diri kaya. Dia menghina orang miskin, karena merasa bahwa semua harta yang dimilikinya adalah hasil jerih payahnya.

Namun Allah lebih benci orang miskin yang sombong. Dia serba kekurangan, tapi tidak mau meminta kepada Allah. Dia menghina orang lain padahal dirinya sama keadaannya dengan orang yang dihina. Kondisi sebenarnya dia tidak memiliki apa2, tapi merasa diri lebih hebat dari orang lain.

Sebaliknya Allah mencintai orang kaya yang pemurah, tapi Allah lebih mencintai lagi orang miskin yang pemurah.

Orang kaya yang pemurah karena merasa bersyukur atas segala nikmat yang diterimanya, sehingga dia menzakatkan harta berlebih yang memang sudah menjadi kewajibannya. Allah mencintai hamba kaya yang mensyukuri nikmat hart yang didapatkannya.

Namun Allah lebih mencintai lagi orang miskin yang pemurah. Dari kondisi harta yang dimilikinya, dia tidak dikenakan wajib zakat atau shadaqah. Namun karena kemarahannya dia lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri karena mengharapkan ridha Allah. Dia mengejar cinta-Nya semaksimal kemampuan yang bisa dilakukannya. Maka orang miskin seperti ini lebih dicintai lagi daripada orang kaya yang pemurah yang sama2 juga dicintai Allah, namun dengan kadar yang berbeda.

“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (surat An-Nisaa ayat 17)

Rasulullah sw bersabda, " “ Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.” [H.R. Muslim, no. 2749, dari ‘Abdullah bin Mas’ûd]


Rasulullah saw bersabda, "Ketika seorang laki-laki sedang bergaya dengan kesombongan berjalan dengan mengenakan dua burdahnya (jenis pakaian bergaris-garis; atau pakaian yang terbuat dari wol hitam), dia mengagumi dirinya, lalu Allah membenamkannya di dalam bumi, maka dia selalu terbenam ke bawah di dalam bumi sampai hari kiamat .” [HR. Bukhari, no. 5789; Muslim, no. 2088; dan ini lafazh Muslim]

“ Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin ketinggian (menyombongkan diri ) dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. ” [Al-Qashash/28: 83]

Rasulullah saw bersabda, " Belumlah sempurna iman seseorang dari kalian hingga kalian mencintai saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya “ ( HR Bukhari )

Rasulullah saw bersabda, " Sesungguhnya akan terjadi sesudahku sifat mementingkan diri sendiri ( mengenyampingkan orang lain ) dan berbagai perkara yang kalian mengingkarinya. Mereka ( para sahabat ) berkata, “ Wahai Rasulullah, lantas apa yang engkau perintahkan kepada kami ? “ Beliau bersabda, “ Kalian tunaikan haq yang wajib atas kalian dan kalian minta kepada Allah apa yang menjadi hak kalian “. ( HR Bukhari dan Muslim )

Dalam hadis Qudsi disebutkan bahw Allah swt. Berfirman, “Dan hamba-Ku akan terus beramal mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Dan apabila Aku sudah mencintainya maka Aku (menjadikan) pendengarannya yang dengannya dia mendengar, penglihatannya yang dengannya dia melihat, tangannya yang dengannya dia menggenggam dan kakinya yang dengannya dia berjalan.” (HR Bukhori).

(Gantira, 18 Desember 2016)