Sunday 16 October 2016

"Pengertian Efektif dan Efisien bagi Seorang Muslim"

Efektif dan efisien adalah dua kata yang seringkali digunakan dalam ilmu ekonomi. Kedua kata ini walaupun terlihat hampir sama dan berhubungan, namun sejatinya mempunyai makna yang berbeda.

Secara sederhana, salah satu pengertian dari efektif adalah melakukan sesuatu yang dapat mencapai semaksimal mungkin hasil akhir  yang diinginkan. Sedangkan pengertian sederhana dari efisien adalah penggunaan sumber daya yang hemat biaya, tenaga dan waktu  guna pencapaian hasil yang optimum.

Setiap proses yang efektif belum tentu efisien, sebaliknya suatu proses yang dikatakan efisien belum tentu efektif. Untuk itu penting untuk menyelaraskan antara efektif dengan efisien agar setiap tujuan dapat tercapai dengan baik.

Bagaimanakah pengertian efektif dan efisien dalam Islam?

Pengertian efektif dalam Islam itu lebih condong pada manfaatnya, yaitu sesuatu yang bernilai di sisi Allah dan dilakukan dengan ikhlas serta tidak menyalahi aturan Allah dan rasul-Nya.

Dalam islam yang diutamakan adalah efektif atau ada manfaatnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam salah satu hadist:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2318)

Jadi salah satu tanda baiknya islam seseorang adalah selalu berperilaku efektif dalam menjalani aktifitas hidupnya serta meninggalkan segala sesuatu yang tidak efektif atau tidak ada manfaatnya. Jadi efektif ini merupakan skala prioritas utama.

Sebagai contoh, kita sebagai seorang muslim dianjurkan untuk meninggalkan perdebatan yang tidak ada ujungnya, karena perdebatan ini tidak menghasilkan apa2 atau tidak ada manfaatnya serta hanya membuang waktu dan energi kita saja.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
"Sesungguhnya orang yang paling dimurkai oleh Allah adalah orang yang selalu mendebat. [HR. Bukhâri, no. 2457; Muslim, no. 2668; dll]

Dalam hadist lain, Rasulullah saw bersabda, "Saya menjamin rumah di surga bawah, bagi orang yang meninggalkan perdebatan sekalipun ia benar; dan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan berdusta, sekalipun untuk bercanda; serta rumah di surga atas bagi orang yang bagus akhlaknya". (HR. Abu Dawud, dihasankan oleh Imam Al Albani).

Sedangkan pengertian efisien dalam Islam lebih mendekati pada amalan2 apa saja yang lebih utama, lebih diprioritaskan, yang memiliki keunggulan serta mendapatkan balasan pahala yang sangat besar disisi-Nya walaupum waktu dan energi dibutuhkan tidak terlalu jauh.

Sebagai contoh shalat berjamaah dan tepat waktu lebih utama daripada shalat sendirian dan menunda2. Amal  ibadah sunat yang dilakukan secara sembunyi2  lebih utama daripada  yang terang2an. Memberikan contoh kebaikan akan mendapatkan pahala yang berlipat2 sesuai dengan banyaknya orang yang mengikutinya, serta banyak lagi amalan2 yang efisien yang bisa kita lakukan.

Beberapa hadist yang berkaitan dengan amalan yang efisien ini diantaranya adalah:

Rasulullah saw bersabda, “Shalat seseorang dengan berjama’ah lebih banyak pahalanya daripada shalat sendirian di pasar atau di rumahnya, yaitu selisih 20 sekian derajat. Sebab, seseorang yang telah  menyempurnakan wudhunya kemudian pergi ke masjid dengan tujuan untuk shalat, tiap ia melangkah satu langkah maka diangkatkan baginya satu derajat dan dihapuskan satu dosanya, sampai ia masuk masjid. Apabila ia berada dalam masjid, ia dianggap mengerjakan shalat selama ia menunggu hingga shalat dilaksanakan. Para malaikat lalu mendo’akan orang yang senantiasa di tempat ia shalat, “ Ya Allah, kasihanilah dia, ampunilah dosa-dosanya, terimalah taubatnya .” Hal itu selama ia tidak berbuat kejelekan dan tidak berhadats.” (HR. Bukhari no. 477 dan Muslim no. 649).

Abdullah Ibnu Mas’ud RA berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling afdhal?” Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa lagi, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.”(HR. Bukhari)


Allah Ta’ala berfirman,
“ Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. ” (QS. Al Baqarah: 271)

Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya'."
(Shahih Muslim Kitab al-Imarah, Bab Fadhlu Ianah al-Ghazi, 3/1506, no. 1893)

Serta banyak lagi dalil2 lainnya terkait pentingnya kita melakukan segala sesuatu dengan efisien.


Jadi dalam Islam yang paling utama adalah efektif atau bermanfaat. Setelah efektif baru efisien, dimana semakin meningkat ilmu seorang muslim maka hidupnya selain efektif juga akan semakin efisien.

Semoga kita senantiasa diberikan petunjuk oleh-Nya dalam menjalani roda kehidupan di dunia yang fana ini, sehingga hidup yang kita jalani senantiasa efektif dan efisien, Aamiin..aamiin..aamiin yra..

(Gantira, 17 Oktober 2016, Bogor)

"Makna Bilangan Biner Dalam Kehidupan "

Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem penulisan angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1.

Sebuah nilai 0 tidak akan mengandung nilai jika letaknya berada disebelah kiri angka 1, walaupun jumlahnya sangat banyak bahkan bila tidak memiliki angka 1 maka nilainya tetap 0. Namun bilangan nol sangat berarti bila letaknya disebelah kanan angka 1, dan akan semakin besar nilainya jika angka nol itu semakin banyak.

Contoh:
a. Angka biner 0000 0000 mengandung nilai desimal 0
b. Angka biner 0000 0001 mengandung nilai desimal 1
c. Angka biner 0000 0010 mengandung nilai desimal 2
d. Angka biner 0000 0100 mengandung nilai desimal 4
.
.
q. Angka biner 0001 000 mengandung nilai desimal 16
Dan seterusnya, semakin banyak angka nol yang letaknya di kanan angka 1 maka nilai desimalnya semakin besar.

Dalam kehidupan kita pun bisa diumpamakan dengan perhitungan bilangan biner ini. Bila kita beriman kepada Allah maka kita telah memiliki nilai angka 1. Bila kita sering bershadaqah maka shadaqah ini dinilai nol. Jika shadaqah kita karena Allah maka nilai nol ini diletakkan disebelah kanan angka 1 sehingga shadaqah kita bernilai, namun jika shadaqah kita hanya ingin mendapatkan pujian manusia maka nilai nol ini diletakkan disebelah kiri angka 1 sehingga tidak ada nilainya. Begitu juga perbuatan2 baik lainnya.

Hal yang sama juga bisa di dinilai dengan bilangan biner dalam kehidupan anak2  kita.  Jika anak kita adalah anak yang shaleh maka dia bernilai angka 1. Bila kemampuannya meningkat dengan memiliki kepintaran maka dia memiliki angka nol yang akan berarti bila nol ini diletakkan di kanan angka 1 atau didasari dengan keshalihannya. Bila bertambah lagi dengan anugrah lainnya, seperti tampan, lincah, sehat, trampil, ceria maka nilai nolnya semakin banyak.

Dari perumpamaan2  di atas, maka dalam kehidupan ini yang pertama kali harus diperjuangkan adalah memiliki angka 1. Dimana dalam kehidupan kita yang harus diutamakan adalah memiliki keimanan yang benar, baru kemudian kekayaan yang digunakan untuk memperbanyak shadaqah, kesehatan yang banyak menolong orang lain, kekuasaan untuk menegakkan keadilan, kepintaran untuk memajukan agama Allah serta  melakukan banyak kebaikan lainnya  dengan ikhlas karena Allah.

Apalah manfaatnya banyak harta, sehat badan, memiliki kekuasaan serta keunggulan lainnya jika tidak beriman kepada Allah atau tidak digunakan dijalan-Nya maka semuanya menjadi tidak bernilai disisi-Nya.

Begitu juga dalam memiliki seorang anak, berusahalah yang pertama kali kita doa dan upayakan adalah menjadi anak yang shaleh, baru kemudian berusaha dan berdoa agar menjadi anak yang cerdas, terampil, sehat, ceria serta berbagai kelebihan lainnya.

Apalah artinya memiliki anak yang sehat, cerdas, kaya, ceria, terampil dan hal baik lainnya jika dia tidak shaleh. Karena bila seorang anak tidak shaleh maka semua nilai positif lainnya menjadi  tidak  bermanfaat buat kita di dunia maupun di akhirat kelak.

Ingatlah  hadist berikut ini:

Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh hamba yang Shalih .” (HR. Ahmad 4/197)

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Apabila seorang anak Adam mati putuslah amalnya kecuali tiga perkara : sedekah jariah,atau ilmu yang memberi manfaat kepada orang lain atau anak yang soleh yang berdoa untuknya."
(Hadith Sahih - Riwayat Muslim)

Semoga kita semua memiliki keimanan yang benar dan dianugrahi anak2 yang shaleh.

ﺭَﺏِّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻨِﻲ ﻣُﻘِﻴﻢَ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻭَﻣِﻦْ
ﺫُﺭِّﻳَّﺘِﻲ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻭَﺗَﻘَﺒَّﻞْ ﺩُﻋَﺎﺀِ ‏( 40

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do'aku." (Qs. Ibrahim ayat 40)

(Gantira, 16 Oktober 2016, Bogor)