Thursday 23 February 2017

"Someone yang Disukai sekaligus Dibenci"


Tema tentang apakah yang paling hangat dan paling disukai oleh obrolan para bapak2? Jawabannya adalah tema tentang "Someone".

Tema tentang apa juga yang paling dingin dan dibenci oleh para ibu2? Jawabannya juga sama yaitu tentang "Someone".

Para bapak2 begitu semangat sekali kalau membahas tentang "Someone". Mereka umumnya tiba2 merasa menjadi sangat menyunah bila membahas tentang ini. Satu dengan yang lain saling menyemangati untuk bisa melakukan sunnah yang satu ini.

Pada saat ada salah satu teman obrolannya telah melakukan sunnah ini, yaitu telah memiliki "Someone", maka sebagian besar teman yang lain pada memujinya bahkan banyak diantara mereka yang bertanya bagaimana tip2 nya agar tidak ketahuan oleh orang yang di rumah.

Sebaliknya, para ibu2 sangat malas kalau membahas tentang "Someone" ini. Satu dengan yang lain seringkali saling mematahkan semangat kalau nampak ada indikasi para suaminya akan memiliki "Someone" ini.

Pada saat ada salah satu teman obrolan ibu2 ini memiliki 'Someone', satu dengan yang lain saling menyatakan bela sungkawa dan diantara mereka saling mendoakan agar tidak mengalami apa yang dialami oleh teman yang telah memiliki 'Someone', seakan2 dia telah mendapatkan musibah yang sangat besar.

Pertanyaannya, kenapa tema yang sama tapi mendapatkan respon yang berbeda bahkan bertolak belakang diantara pasangan hidup ini?

Jawabannya karena keduanya memposisikan pada pandangan yang berbeda.

Para bapak2 umumnya memandang "Someone" ini dari sudut pandang kesenangan bukan tanggung jawab. Sehingga pada pandangannya, bila memiliki "Someone" hidupnya akan semakin menyenangkan.

Sedangkan para ibu2 memandang "Someone" dari sudut pandang rival atau saingan bukan kerjasama. Sehingga pada pandangannya bila memiliki "Someone" hidupnya akan semakin sengsara.

Dan pada kenyataan kehidupan saat ini, memang itulah yang terjadi sehingga kehidupan keluarga yang pertama dibentuk menjadi berantakan bukan semakin rukun.

Dimana banyak dari para bapak2 yang memiliki "Someone" lagi hanya memikirkan kesenangan tanpa bisa berbuat adil pada istri yang di rumah serta pada 'Someone'. Sehingga sebagian besar harta dan kehadiran dirinya  lebih dia limpahkan pada "Someone" daripada pada istri pertamanya. Sehingga membuat para istri yang pertama menjadi terdholimi dan banyak lebih memilih untuk berpisah daripada terus bersaing dengan 'Someone'.

Namun bila saja para bapak2 dan ibu2 merubah sudut pandan masing2 maka kemungkinan besar yang terjadi akan berbeda.

Dimana para bapak2 memandang bahwa memiliki "Someone" adalah memiliki beban tanggung jawab yang semakin besar. Sehingga dirinya harus meningkatkan kemampuan yang dimilikinya baik dari segi materi maupun dari segi energi.

Sehingga para bapak2 harus meningkatkan penghasilannya minimal dua kali lipat dari sebelumnya sehingga harta yang diberikan pada istri pertamanya tidak berkurang.

Disamping itu juga para bapak2 harus meningkatkan tenaganya minimal dua kali lipat sehingga pergaulannya pada istri pertamanya juga tidak berkurang.

Begitu juga bila para ibu2 memandang "Someone" ini sebagai bentuk kerjasama dalam menyenangkan suaminya. Sehingga beban yang ditanggungnya akan semakin ringan karena bagaimanapun juga sesuatu yang dilakukan dengan bersama2 akan lebih mudah dibandingkan bila dilakukan dengan seorang diri.

Bila pandangan bapak2 dan ibu2 sudah berubah sebagaimana pandangan di atas, maka kemungkinan besar para ibu2 akan mendorong dan menyemangati agar para bapak2 memiliki "Someone". Sebaliknya para bapak2 akan berat serta ketakutan bila memilikinya karena beban yang ditanggungnya akan semakin berat.

Ingatlah salah satu hadis:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam , bersabda,

ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﺍﻣْﺮَﺃَﺗَﺎﻥِ ﻓَﻤَﺎﻝَ ﺇِﻟَﻰ ﺇِﺣْﺪَﺍﻫُﻤَﺎ ﺟَﺎﺀَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻭَﺷِﻘُّﻪُ ﻣَﺎﺋِﻞٌ

“Siapa saja orangnya yang memiliki dua istri lalu lebih cenderung kepada salah satunya, pada hari kiamat kelak ia akan datang dalam keadaan sebagian tubuhnya miring.”
(Hr Abu Dawud (no. 2133), an-Nasa’i (2/157), Tirmidzi (1/213))

Kapankah pandangan seperti itu akan terjadi pada para bapak2 dan ibu2 saat ini? Wallahualam....

Semoga kita semua dapat menjalani kehidupan ini sesuai aturan-Nya sehingga kita akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat, Aamiin..aamiin..aamiin ya robbal alamin..


(Gantira, 24 Februari 2017, Bogor)