Saturday 19 November 2016

"Prinsip Hidup Seorang Mukmin"

Prinsip hidup seorang mukmin itu adalah "Berusaha untuk istiqomah dalam berlaku adil, jujur, amanah walaupun dirinya berkali2 diperlakukan tidak adil, dicurangi dan dikhianati"

Kalau kita lihat secara selintas, prinsip hidup seperti itu nampak rugi. Dimana orang lain dengan bebasnya bisa berbuat curang, licik dan seenaknya berbohong tanpa merasa berdosa, sebaliknya seorang mukmin harus tetap membalasnya dengan adil, jujur dan amanah.

Namun ada satu hal yang harus disadari, bahwa tujuan akhir fase perjalanan kehidupan manusia itu adalah untuk menempati kehidupan yang kekal di akhirat kelak. Sehingga orang2 berakal akan bersikap sabar dalam memegang erat pada semua aturan-Nya walaupun selintas di dunia tampak rugi untuk menggapai kehidupan abadi kelak.

Sebaliknya orang2 yang senantiasa berbuat dholim, walaupun di dunia ini nampak menguntungkan dengan bebasnya berbuat dholim, curang, licik dan seenaknya berbohong tanpa merasa berdosa. Namun sesungguhnya mereka sangat rugi, karena mereka mengganti kebahagiaan abadi kelak dengan kebahagiaan sesaat ini.

Ingatlah perintah bersikap adil dalam salah satu firman-Nya:

“Dan Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorongmu untuk berbuat tidak adil. Bersikap adillah karena adil itu lebih dekat kepada taqwa”. (Q.S Al-Maidah : 8)

Ingat pula penyesalan orang2 zhalim di akhirat kelak, sesuai dengan.ayat:

“Dan (alangkah mengerikan) jika engkau melihat ketika orang-orang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebagian dari mereka mengembalikan perkataan kepada sebagian yang lain. Orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, ‘Kalau tidaklah karena kamu, tentulah kami menjadi orang-orang beriman.’ Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah, ‘Kamikah yang telah menghalangimu untuk memperoleh petunjuk setelah petunjuk itu datang kepadamu? Tidak. Sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berbuat dosa.’” (Saba: 31-32)

(Gantira, 20 November 2016, Bogor)

"Seperti Apakah Azab Dunia yang Paling Besar?"

Kebanyakan orang beranggapan bahwa azab dunia yang paling besar yang ditimpakan pada seseorang atau suatu wilayah adalah menyebarnya penyakit, bencana alam atau bangkrutnya ekonomi.

Padahal kejadian yang memilukan di atas bukanlah azab terbesar, karena semuanya hanya dirasakan di dunia ini saja yang sifatnya sementara atau tidak kekal.

Jadi seperti apakah azab yang besar itu?

Sesungguhnya azab yang paling besar yang ditimpakan Allah pada seseorang atau suatu wilayah bukanlah penyakit yang parah, hilangnya harta, atau bencana alam lainnya. Tapi azab yang paling besar adalah dicabutnya kenikmatan iman Islam dalam dada manusia, wilayah dan keturunannya. Sehingga bisa saja mereka hanya diberikan kenikmatan yang sesaat saat di dunia ini saja, tapi diancam dengan azab yang kekal di akhirat kelak.

Betapa banyak suatu wilayah atau negara yang dulunya dikenal sebagai wilayah yang mayoritas beragama Islam, namun saat ini di wilayah atau berbagai tersebut menjadi minoritas.

Sesungguhnya Allah menjamin bahwa islam tidak akan musnah di muka bumi ini, karena bila Islam musnah maka saat itulah akan diturunkan kiamat kubro.

Namun tidak ada jaminan Islam tidak akan hilang di suatu wilayah, hal ini terbukti dengan hilangnya suasana Islam di beberapa wilayah atau negara tapi masih tetap ada suasana islam di wilayah atau negara lain.

Hilangnya islam di suatu wilayah atau negara tertentu nampak seakan2 sebagai kemenangan dan kemakmuran bagi orang2 non Islam dan orang yang mustad serta keturunannya. Padahal hilangnya Islam di daerah tersebut sebagai azab Allah terhadap mereka. Karena Orang2 yang sudah meninggal di negeri tersebut, baik orang2 yang telah memurtadkannya ataupun orang2  yang tidak sabar hingga ikut murtad. Mereka di alam kubur dalam keadaan sangat menyesal dan menderita sejak mereka meninggal sampai saat ini. Disamping itu mereka ingin kembali ke dunia untuk taat kepada Allah walaupun dalam waktu sesaat, namun keinginannya hanya harapan kosong belaka.

Sebaliknya orang2 fyang tetap istiqomah dalam Islam, walaupun di dunia mereka nampak seakan2 terdholimi dan tersiksa tetapi sejak mereka meninggal sampai saat ini, mereka dalam kondisi sangat bahagia. Ingatlah beberapa firman-Nya,

Gambaran penduduk neraka, diabadikan dalam ayat:

"Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya, (mereka berkata), “Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin" [as-Sajdah/32:12]

Sedangkan gambaran suasana surga, tergambar dari ayat al-quran:

“Penjaga-penjaganya berkata kepada mereka, “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masuklah, kamu kekal di dalamnya.” (QS.Az-Zumar:73)

Bila kita menyayangi diri kita dan keturunan kita, maka jagalah Islam di dada kita dan anak2 kita, karena itulah yang akan membuat kita bahagia dunia dan akhirat. Walaupun jika ada orang yang dicoba dengan dunia hingga nampak sengsara, namun itu hanya sesaat jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang kekal.

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Surah Al-An'Am ayat 32)


“Allah bertanya: Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi ?”.
“Mereka menjawab: Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung”.
“Allah berfirman: Kamu tidak tinggal di bumi melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui”.( Qs. Al Mu’minuun, ayat 112 – 114:)


Semoga Allah swt senantiasa memberikan pemahaman, kenikmatan iman dan Islam pada diri kita, keluarga kita, keturunan kita dan juga lingkungan kita, sehingga kita dapat merasakan kebahagiaan akhirat yang abadi dan mendapatkan bonus kebahagian dunia yang fana ini, Aamiin..aamiin..aamiin yra.

(Gantira, 20 November 2016, Bogor)

Tuesday 15 November 2016

"Doa dalam Setiap Aktifitas Hidup Kita (Bag.2)""

Pada tulisan sebelumnya yang berjudul "Doa dalam Setiap Aktifitas Hidup Kita (Bag.)" (http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/11/doa-dalam-setiap-aktifitas-hidup-kita.html?m=1)

Telah dipaparkan terkait doa2 beserta dalilnya dalam mengawali setiap aktifitas kita, diantaranya:

1. Doa sebelum tidur
2. Doa bangun tidur
3. Doa berjima
4. Doa mau masuk kamar kecil
5. Doa keluar kamar kecil
6. Doa berpakaian
7. Doa saat mau makan
8. Doa setelah makan
9. Doa keluar rumah
10. Doa masuk rumah

Pada tulisan kali ini akan di paparkan juga  terkait beberapa doa beserta dalil2nya dalam Aktifitas kehidupan sehari2 lainnha, diantaranya:

11. Doa sebelum berwudhu

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau menceritakan bahwa sebagian sahabat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam mencari air untuk berwudhu. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
“Apakah kalian memiliki air?” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasukkan tangannya ke dalam air dan bersabda, ”Berwudhulah kalian dengan (mengucapkan)
ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ‏»
bismillah … “

(HR. Bukhari no. 69; Muslim no. 2279 dan An-Nasa’i 1/60)

12. Doa setelah berwudhu

Dari Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻣَﺎ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺃَﺣَﺪٍ ﻳَﺘَﻮَﺿَّﺄُ ﻓَﻴُﺴْﺒِﻎُ ﺍﻟْﻮَﺿُﻮﺀَ ﺛُﻢَّ ﻳَﻘُﻮﻝُ : ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ ﻭَﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪُ ﺇِﻟَّﺎ ﻓُﺘِﺤَﺖْ ﻟَﻪُ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺍﻟﺜَّﻤَﺎﻧِﻴَﺔُ ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﻣِﻦْ ﺃَﻳِّﻬَﺎ ﺷَﺎﺀَ
“Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian mengucapkan,

ﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ ﻭَﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪ

‘Asyhadu an laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu’

[Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.]

kecuali Allah akan bukakan untuknya delapan pintu langit yang bisa dia masuki dari pintu mana saja.”

HR. Muslim no. 234; Abu Dawud no. 169; At-Tirmidzi no. 55; An-Nasa’i 1/95 dan Ibnu Majah no. 470.

13. Doa masuk masjid


ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻰ ﺫُﻧُﻮﺑِﻰ ﻭَﺍﻓْﺘَﺢْ ﻟِﻰ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏَ ﺭَﺣْﻤَﺘِﻚَ

“ Bismillah wassalaamu ‘ala rosulillah. Allahummaghfir lii dzunuubi waftahlii abwaaba rohmatik

(Dengan menyebut nama Allah dan salam atas Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah padaku pintu rahmat-Mu). ”

(HR. Ibnu Majah no. 771 dan Tirmidzi no. 314. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

14. Doa keluar masjid

ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻰ ﺫُﻧُﻮﺑِﻰ ﻭَﺍﻓْﺘَﺢْ ﻟِﻰ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏَ ﻓَﻀْﻠِﻚَ

“ Bismillah wassalaamu ‘ala rosulillah. Allahummaghfir lii dzunuubi waftahlii abwabaa fadhlik"

(Dengan menyebut nama Allah dan salam atas Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah padaku pintu karunia-Mu). ”

 (HR. Ibnu Majah no. 771 dan Tirmidzi no. 314. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

15. Doa mendengarkan adzan

“Dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash
radhiyallahu’anhuma bahwasannya beliau pernah mendengar Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Jika kalian mendengarkan azan maka ucapkanlah seperti yang diucapkan mu’adzin, kemudian bershalawatlah atasku, karena sesungguhnya barangsiapa yang bershalawat atasku satu kali maka Allah ta’ala akan bershalawat atasnya sepuluh kali. Kemudian mintalah wasilah untukku kepada Allah, karena sesungguhnya wasilah itu adalah satu kedudukan (yang tinggi) di surga, yang tidak patut diberikan kecuali kepada seorang hamba Allah, dan aku berharap akulah hamba tersebut. Barangsiapa yang memohon wasilah untukku maka ia berhak mendapatkan syafa’atku.” [HR. Muslim]


Dalam menjawab azan hendaklah dijawab sesuai yang diucapkan oleh mu’adzin, termasuk menjawab ash-sholaatu khairun minan naum hendaklah dijawab seperti itu berdasarkan keumuman dalil di atas (hadits Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu’anhuma ), kecuali hay’alataani ( hayya ‘alas sholaah dan hayya ‘alal falaah ) maka dijawab masing-masing dengan: Laa haula wa laa quwwata illa biLlah .

“Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhuma , bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang membaca do’a ketika mendengar azan:

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺭَﺏَّ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟﺪَّﻋْﻮَﺓِ ﺍﻟﺘَّﺎﻣَّﺔ ﻭَﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ ﺍﻟْﻘَﺎﺋِﻤَﺔِ ﺁﺕِ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﺍﻟْﻮَﺳِﻴﻠَﺔَ ﻭَﺍﻟْﻔَﻀِﻴﻠَﺔَ ﻭَﺍﺑْﻌَﺜْﻪُ ﻣَﻘَﺎﻣًﺎ ﻣَﺤْﻤُﻮﺩًﺍ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻭَﻋَﺪْﺗَﻪُ

“Allahumma Robba haadzihid da’watit taammati wash-sholaatill qooimah, Aati Muhammadanil wasiilata wal fadhiilah, wab’atshu maqoomam mahmuuda-nillladzi wa’adtahu.”

“Ya Allah Pemilik seruan yang sempurna ini dan sholat yang ditegakkan, anugerahkanlah kepada Nabi Muhammad; wasilah (kedudukan yang tinggi di surga) dan keutamaan (melebihi seluruh makhluk), dan bangkitkanlah beliau dalam kedudukan terpuji yang telah Engkau janjikan.”

Maka ia (yang membacanya) berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat.”
 [HR. Al-Bukhari]

16. Doa mengendarai kendaraan

Bagi orang yang hendak bersafar disunnahkan ketika pertama kali meletakkan kaki untuk menaiki kendaraan membaca :
BISMILLAH ( ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ) "Dengan menyebut nama Allah"

(Dalam riwayat at-Tirmidzi, membaca "Bismillah" tiga kali, lihat Shahih Sunan at-Tirmidzi III/420 no. 3446).

Setelah duduk di atas kendaraan, membaca:

ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠﻪِ ‏( ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺳَﺨَّﺮَ ﻟَﻨَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﻭَﻣَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻟَـﻪُ ﻣُﻘْﺮِﻧِﻴْﻦَ . ﻭَﺇِﻧَّﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺑِّﻨَﺎ ﻟَﻤُﻨْﻘَﻠِﺒُﻮْﻥَ ‏)
ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠﻪ ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠﻪ ، ﺍَﻟﻠﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ﺍَﻟﻠﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ﺍَﻟﻠﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ،
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺇِﻧِّﻲْ ﻇَﻠَﻤْﺖُ ﻧَﻔْﺴِﻲْ ﻓَﺎﻏْﻔِﺮْﻟِﻲْ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻻَ ﻳَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﺬُّﻧُﻮْﺏَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ .

- Alhamdulillah, Subhanalladzii sakhoro lanaa hadza wamaa kunna lahu muqriniin, wa inna ilaa rabbana lamunqalibuun. Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Subhanaka innii dzolamtu nafsii faghfirlii fa innahu laa yaghfirud dzunuba illa Anta -

"Segala puji hanya milik Allah, ( Maha Suci Rabb yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, sedangkan sebelumnya kami tidak mampu. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami (di hari Kiamat). Segala puji hanya milik Allah, Segala puji hanya milik Allah, Segala puji hanya milik Allah, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Mahasuci Engkau, Ya Allah. Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku, maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau."

(HR. Abu Dawud no. 2602, at-Tirmidzi no. 3446, al-Hakim II/99, Ahmad takhrij Ahmad Syakir no. 753, Hadits ini Shohih Lihat Silsilah Ahaadits as-Shahiihah no. 1653).

17. Doa menjenguk orang sakit

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Orang yang menjenguk orang sakit akan berada di kebun-kebun surga sampai ia pulang."
[HR Muslim, no. 2568].


ﺍﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺭَﺏَّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺍَﺫْﻫِﺐِ ﺍﻟْﺒَﺄْﺱَ ﺍﺷْﻒِ ﻓَﺄَﻧْﺖَ ﺍﻟﺸَّﺎﻓﻲِ ﻻَ ﺷِﻔَﺎﺀَ ﺇِﻻَّ ﺷِﻔَﺎﺅُﻙَ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻻَ ﻳُﻐَﺎﺩِﺭُ ﺳَﻘَﻤﺎً

ALLAHUMMA ROBBANNAS ADZHIBILBA’ SA ISYFI ANTASYSYAFI LA SYIFAUKA SYIFA’ AN LA YUGHODIRU SAQOMA .

“Ya Allah Ya Tuhanku, Tuhan dari segala manusia dimuka bumi, berikanlah kesembuhan kepadanya, angkatlah penyakitnya, dan jadikanlah penyakit yang ia derita sebagai pelebur dosa. Hanya kepadamu lah kami meminta kesembuhan, kesembuhan yang tak ada kambuh lagi.”
( H.R. Bukhori Muslim)

18. Doa menghadiri pernikahan

ﺑَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻟَﻚَ ﻭَﺑَﺎﺭَﻙَ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻭَﺟَﻤَﻊَ ﺑَﻴْﻨَﻜُﻤَﺎ ﻓِﻲ ﺧَﻴْﺮٍ

“ Semoga Allah memberkahimu di waktu bahagia dan memberkahimu di waktu susah, serta semoga Allah mempersatukan kalian berdua dalam kebaikan ” (HR. Abu Dawud no. 2130).

19. Doa saat turun hujan

Dari Ummul Mukminin, ’Aisyah radhiyallahu ’anha , ‏
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan,

 ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻴِّﺒﺎً ﻧَﺎﻓِﻌﺎً »

” Allahumma shoyyiban nafi’an”

[Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]”. (Hr Bukhari)

(Gantira, 16 November 2016, Bogor)

"Doa dalam Setiap Aktifitas Hidup Kita (Bag.1)"

Doa adalah salah satu bentuk ibadah yang diperintahkan Allah swt. Sehingga seorang mukmin  tidak akan terlepas dari doa untuk setiap mengawali aktifitas hidupnya.

Kalau kita baca biografi Rasulullah, beliau tidak pernah melepaskan diri dari doa. Karena bagaimana pun juga manusia adalah makhluk yang lemah, yang segala sesuatu itu terjadi tergantung dari kehendak-Nya.

Bahkan orang yang tidak pernah berdoa kepada-Nya akan mendapatkan murka-Nya.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. ” (QS. Albaqarah: 186)

“Tidak ada seorang muslim pun di muka bumi ini yang berdoa kepada Allah, kecuali akan dikabulkan doanya atau dijauhkan suatu keburukan/musibah yang serupa.” (HR. Tirmidzi dan Hakim dari Ubadah Ibn Shamit)

“Siapa saja yang tidak mau memohon (sesuatu) kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya.” (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah)

Di bawah ini, disebutkan beberapa doa sederhana beserta dalil2nya yang dibacakan sebelum mengawali setiap aktifitas kita, diantaranya adalah:

1. Doa sebelum tidur

“Mengumpulkan dua telapak tangan. Lalu ditiup dan dibacakan:
Qul Huwallaahu Ahad (surat al-Ikhlash ),
Qul A’undzu bi Rabbil Falaq (surat al-Falaq ) dan
Qul A’uudzu bi Rabbin Naas ( surat an-Naas ).

Kemudian dengan dua telapak tangan mengusap tubuh yang dapat dijangkau dengannya. Dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan sebanyak 3x”

(Keterangan : HR. Al-Bukhari no. 5017 dan Muslim no. 2192, Malik dalam al-Muwaththa’, Abu Dawud no. 3902, at-Tirmidzi no. 3402, Ibnu Majah no. 3529, dan an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 793.)


Selanjutnya, membaca ayat Kursi:

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar" ( QS. Al-Baqarah: 255 )

(Keterangan : “Barang siapa membaca-nya ketika akan tidur, maka ia senantiasa dijaga (dilindungi) oleh Allah dan tidak akan didekati oleh syaitan sampai Subuh.” (HR. Al-Bukhari no. 2311 / Fat-hul Baari V/487))

Kemudian membaca 2 ayat terakhir dari surat al-Baqarah:

Baqarah: 285

ﺁﻣَﻦَ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝُ ﺑِﻤَﺎ ﺃُﻧْﺰِﻝَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﺭَﺑِّﻪِ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﻛُﻞٌّ ﺁﻣَﻦَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻣَﻼﺋِﻜَﺘِﻪِ ﻭَﻛُﺘُﺒِﻪِ ﻭَﺭُﺳُﻠِﻪِ ﻻ ﻧُﻔَﺮِّﻕُ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﺣَﺪٍ ﻣِﻦْ ﺭُﺳُﻠِﻪِ ﻭَﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺳَﻤِﻌْﻨَﺎ ﻭَﺃَﻃَﻌْﻨَﺎ ﻏُﻔْﺮَﺍﻧَﻚَ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻭَﺇِﻟَﻴْﻚَ ﺍﻟْﻤَﺼِﻴﺮُ


ﻻ ﻳُﻜَﻠِّﻒُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻧَﻔْﺴًﺎ ﺇِﻻ ﻭُﺳْﻌَﻬَﺎ ﻟَﻬَﺎ ﻣَﺎ ﻛَﺴَﺒَﺖْ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﻣَﺎ ﺍﻛْﺘَﺴَﺒَﺖْ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻻ ﺗُﺆَﺍﺧِﺬْﻧَﺎ ﺇِﻥْ ﻧَﺴِﻴﻨَﺎ ﺃَﻭْ ﺃَﺧْﻄَﺄْﻧَﺎ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻭَﻻ ﺗَﺤْﻤِﻞْ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﺇِﺻْﺮًﺍ ﻛَﻤَﺎ ﺣَﻤَﻠْﺘَﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻨَﺎ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻭَﻻ ﺗُﺤَﻤِّﻠْﻨَﺎ ﻣَﺎ ﻻ ﻃَﺎﻗَﺔَ ﻟَﻨَﺎ ﺑِﻪِ ﻭَﺍﻋْﻒُ ﻋَﻨَّﺎ ﻭَﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ ﻭَﺍﺭْﺣَﻤْﻨَﺎ ﺃَﻧْﺖَ ﻣَﻮْﻻﻧَﺎ ﻓَﺎﻧْﺼُﺮْﻧَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡِ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ

“Rasul (Muhammad) telah beriman kepada apa (al-Qur-an) yang diturunkan kepadanya dan Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya dan Rasul-Rasul-Nya. (Mereka berkata): ‘Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari Rasul-Rasul-Nya,’dan mereka berkata: ‘Kami dengar dan kami taat.’ (Mereka berdo’a): ‘Ampundah kami ya Rabb kami dan kepada Engkau-lah tempat kami kembali.’

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakan dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo’a): ‘Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelian kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkau-lah Pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah: 285-286)

Keterangan : “Barang siapa membaca dua ayat tersebut pada malam hari, maka dua ayat tersebut telah mencukupinya.” (HR. Al-Bukhari no. 5051/ Fat-hul Baari IX/94 dan Muslim no. 807, 808)


ﺑِﺎﺳْﻤِﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﺣْﻴَﺎ ﻭَﺑِﺎﺳْﻤِﻚَ ﺃَﻣُﻮﺕُ

Bismikallaahuma Ahyaa wa Bismika Amuutu
Maksudnya: "Dengan menyebut nama-Mu, Ya Allah, aku hidup dan dengan menyebut Nama-Mu aku mati."
(Hadis Riwayat Muslim)

2. Doa bangun tidur

Dan apabila bangun, beliau membaca:

ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺃَﺣْﻴَﺎﻧَﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﻣَﺎ ﺃَﻣَﺎﺗَﻨَﺎ ﻭَﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺍﻟﻨُّﺸُﻮﺭُ

(Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada-Nya (kami) akan dibangkitkan)." (Hadis Riwayat Muslim)


ﻻَ ﺇِﻟَـﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ، ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ، ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳْﺮٌ . ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ، ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ، ﻭَﻻَ ﺇِﻟَـﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ، ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ، ﻭَﻻَ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻻَّ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﺍﻟْﻌَﻠِﻲِّ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻢِ (( )) ﺭَﺏِّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻲْ )).

‘Tiada Tuhan yang haq selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan dan pujian. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan yang haq selain Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung’. ‘Wahai, Tuhanku! Ampunilah dosaku’.

Barangsiapa mengucapkan demikian itu, maka dia diampuni. Apabila dia berdoa, akan dikabulkan. Lalu apabila dia berdiri dan berwudhu, kemudian melakukan shalat, maka shalatnya diterima (oleh Allah).

( HR. Imam Al-Bukhari dalam Fathul Baari 3/39, begitu juga imam hadits yang lain. Dan lafazh hadits tersebut menurut riwayat Ibnu Majah 2/335.)


3. Doa berjima

Sabda Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam : “Jika diantara kalian berjima, seraya berdoa

ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺟَﻨِّﺒْﻨَﺎ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ . ﻭَ ﺟَﻨِّﺒْﻦِ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﻣَﺎ ﺭَﺯَﻗْﺘَﻨَﺎ،

(wahai Allah jauhkanlah syaitan dari kami, wahai Allah jauhkanlah syaitan dari anugerah yang akan Kau berikan pada kami).

Maka jika ditentukan bagi mereka anak, tak akan di perangkap syaitan selama-lamanya ” (Shahih Bukhari)


4. Doa mau masuk kamar kecil


Anas bin Malik Ra. Menuturkan “ jika Rosulullah Saw hendak masuk WC, beliau berdo’a,

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇﻧِّﻲ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺨُﺒُﺚِ ﻭَﺍﻟْﺨَﺒَﺎﺋِﺚِ

(ya Allah, aku berlindung kepadamu dari setan laki- dan setan perempuan”) (Hr Bukhari)


5. Doa keluar kamar kecil

Rasulullah saw  ketika keluar dari wc yaitu:
ﻏُﻔْﺮَﺍﻧَﻚَ.
“Aku minta ampun kepadaMu”
(Hr. Ahmad (VI/155), )

6. Doa berpakaian

ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﻛَﺴَﺎﻧِﻰ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﺜَّﻮْﺏَ ﻭَﺭَﺯَﻗَﻨِﻴﻪِ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺣَﻮْﻝٍ ﻣِﻨِّﻰ ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓٍ
“Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan pakaian ini kepadaku, tanpa ada daya serta kekuatan dariku”
4
Doa tersebut berdasarkan hadits riwayat Abu Dawud. Menurut Al Albani dalam Shahih Jami’ush Shaghir, hadits tersebut derajatnya hasan.

7. Doa saat mau makan

“Umar bin Abu Salamah berkata; Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tanganku bersileweran di nampan saat makan.

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Ghulam, bacalah Bismilllah , makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu."

Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu.” (HR. Al-Bukhari No. 4957)

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha , Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Apabila salah seorang diantara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan:

 “Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”. ”

 (HR. Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858. At Tirmidzi mengatakan hadits tersebut hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih)

8. Doa setelah makan

Dari Abu Umamah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam jika selesai dari makan, sekali waktu dengan lafadz, 'jika mengangkat lambungnya, beliau mengucapkan:


ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻛَﻔَﺎﻧَﺎ ﻭَﺃَﺭْﻭَﺍﻧَﺎ ﻏَﻴْﺮَ ﻣَﻜْﻔِﻲٍّ ﻭَﻻَ ﻣَﻜْﻔُﻮﺭ
"ALHAMDULILLAHILADZII KAFAANAA WA ARWAANAA GHAIRA MAKFIYIN WA LAA MAKFUURIN (Segala puji hanya milik Allah yang telah memberi kecukupan kami dan menghilangkan rasa haus, bukan nikmat yang tidak dianggap atau dikufuri) ',

dilain waktu dengan lafadz,

ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺭَﺑِّﻨَﺎ ﻏَﻴْﺮَ ﻣَﻜْﻔِﻲٍّ ﻭَﻟَﺎ ﻣُﻮَﺩَّﻉٍ ﻭَﻟَﺎ ﻣُﺴْﺘَﻐْﻨًﻰ ﺭَﺑَّﻨَﺎ

'ALHAMDULILLAHI RABBINAA GHAIRA MAKFIYIN WA LAA MUWADDA'IN WA LAA MUSTAGHNAN RABBANAA (Segala puji hanya milik Allah Rabb kami, bukan pujian yang tidak dianggap dan tidak dibutuhkan oleh tuhan) '." (HR. Al-Bukhari No. 5038)

9. Doa keluar rumah

Beliau bersabda, “Barangsiapa ketika keluar dari rumahnya mengucapkan :

ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪ , ﺗَﻮَﻛَّﻠْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠﻪ , ﻻَﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻻَﻗُﻮَّﺕَ ﺇﻻَّﺑِﺎ ﺍﻟﻠﻪ
(Bismillaahi, tawakkaltu ‘ala Alloh, Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah)

[Dengan menyebut Nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak akan ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah]

Maka dikatakan kepadanya, ‘Engkau talah dicukupi dan telah dijaga,’ dan syaithan pun menjauhinya.” (Hadits Shahih, lihat Shahiih Sunan at-Tirmidzi (III/151)

10. Doa masuk rumah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Jika seseorang memasuki rumahnya, lalu menyebut Nama Allah Ta’ala (Bismillaah) ketika masuk dan ketika makannya, maka syaithan berkata : ‘Tidak ada tempat bermalam dan makan malam bagi kalian.’ Jika ia tidak menyebut Nama Allah ketika masuk, maka syaithan berkata : ‘Kalian menemukan tempat bermalam…”
(Hadist riwayat Muslim (III/15))

Bersambung pada tulisan  selanjutnya dengan judul "Doa dalam Setiap Aktifitas Hidup Kita (Bag.2)...."

(Gantira, 16 November 2016, Bogor)

Sunday 13 November 2016

"Dalil2 Ibadah yang Efektif dan Efesien dalam Islam"

Menyambung tulisan sebelumnya yang berjudul "Pengertian Efektif dan Efisien bagi Seorang Muslim" ( http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/pengertian-efektif-dan-efisien-bagi_66.html?m=1)
Secara ringkasnya dijelaskan bahwa pengertian efektif dan Efisien dalam Islam sebagai berikut:

Pengertian efektif dalam Islam itu lebih condong pada manfaatnya, yaitu sesuatu yang bernilai di sisi Allah dan dilakukan dengan ikhlas serta tidak menyalahi aturan Allah dan rasul-Nya.

Sedangkan pengertian efisien dalam Islam lebih mendekati pada amalan2 apa saja yang lebih utama, lebih diprioritaskan, yang memiliki keunggulan serta mendapatkan balasan pahala yang sangat besar disisi-Nya walaupum waktu dan energi dibutuhkan tidak terlalu besar.

Pada tulisan kali ini, akan menjelaskan ibadah2  apa saja yang memiliki nilai efektif dan Efisien beserta dalil2nya.

1. Shalat tepat waktu dan berjamaah di mesjid

Abdullah Ibnu Mas’ud RA berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling afdhal?” Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa lagi, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.”(HR. Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Shalat seseorang dengan berjama’ah lebih banyak pahalanya daripada shalat sendirian di pasar atau di rumahnya, yaitu selisih 20 sekian derajat. Sebab, seseorang yang telah menyempurnakan wudhunya kemudian pergi ke masjid dengan tujuan untuk shalat, tiap ia melangkah satu langkah maka diangkatkan baginya satu derajat dan dihapuskan satu dosanya, sampai ia masuk masjid. Apabila ia berada dalam masjid, ia dianggap mengerjakan shalat selama ia menunggu hingga shalat dilaksanakan. Para malaikat lalu mendo’akan orang yang senantiasa di tempat ia shalat, “ Ya Allah, kasihanilah dia, ampunilah dosa-dosanya, terimalah taubatnya .” Hal itu selama ia tidak berbuat kejelekan dan tidak berhadats.” (HR. Bukhari no. 477 dan Muslim no. 649).

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa shalat jama’ah lebih utama daripada shalat sendirian yaitu 25, 26, atau 27 derajat.

2. Shalat sunat qobla subuh

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Dua raka’at fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya. ” (HR. Muslim no. 725).

3. Shalat Dhuha

“ Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at ” (HR. Muslim no. 720).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451 . Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini
shahih)

Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan )

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“ Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali taat). Inilah shalat awwabin.” (HR. Ibnu Khuzaimah, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib 1: 164)

4. Shalat Jenazah

“Barangsiapa shalat jenazah dan tidak ikut mengiringi jenazahnya, maka baginya (pahala) satu qiroth. Jika ia sampai mengikuti jenazahnya, maka baginya (pahala) dua qiroth.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?” “Ukuran paling kecil dari dua qiroth adalah semisal gunung Uhud”, jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Muslim no. 945)


5. Shalat di Mesjid Haram, Mesjid Nabawi, dan Mesjid Al Aqsa

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah pelana itu diikat –yaitu tidak boleh bersengaja melakukan perjalanan (dalam rangka ibadah ke suatu tempat)- kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, masjid Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan masjidil Aqsho” (HR.Bukhari 1189 dan Muslim no. 1397)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom. Shalat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah no. 1406, dari Jabir bin ‘Abdillah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Abu Dzar -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
“ Kami pernah berbincang-bincang, sedang kami di sisi Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Manakah yang lebih afdhol (utama), apakah Masjid Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- ataukah Masjid Baitul Maqdis?” Maka Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Sholat di masjidku ini lebih afdhol dibandingkan empat kali sholat di dalamnya (di dalam Masjidil Aqsho). Dia adalah sebaik-baik tempat sholat. Hampir-hampir seorang tidak memiliki tanah senilai tali kuda, dimana akan2 diperlihatkan Baitul Maqdis baginya dari tempat itu. Itu (tanah sekecil itu) adalah lebih baik baginya dibandingkan dunia seluruhnya”. –atau beliau bersabda-, “lebih baik dibandingkan dunia, dan sesuatu yang ada di dalamnya “. [HR. Ibrohim bin Thohman Al-Khurosaniy dalam Masyikhoh-nya (hal.119), Ath-Thobroniy dalam Al-Ausath (6983 & 8230), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (8553), Al-Baihaqiy dalam Syu’abul Iman (4145), dan lainnya. Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (7/955)]

"Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga,” (H.R. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192).

6. Zikir

“ Maka ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian .” (QS. Al Baqarah: 152).

“ Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka Itulah orang-orang yang fasik .” (QS. Al Hasyr: 19)


“ Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. ” (QS. Al Ahzab: 41-43)

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allâh banyak-banyak (berzikir dan berdo’a) agar kamu beruntung.” [al-Anfâl/8:45]

"Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allâh ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring…” [an-Nisâ’/4:103]

"Barangsiapa duduk di suatu tempat, lalu tidak berdzikir kepada Allâh di dalamnya, pastilah dia mendapatkan kerugian dari Allâh, dan barangsiapa yang berbaring dalam suatu tempat lalu tidak berdzikir kepada Allâh, pastilah mendapatkan kerugian dari Allâh."(Hr. Abu Dawud No.4856)

“ Barangsiapa yang mengucapkan ‘Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku, wa lahul hamdu, wa huwa ‘ala kulli syain qodiir dalam sehari sebanyak 100 kali, maka itu seperti memerdekakan 10 budak. ” (HR. Bukhari no. 3293 dan Muslim no. 2691)

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
“ Barang siapa yang bertasbih sebanyak 33x, bertahmid sebanyak 33x, dan bertakbir sebanyak 33x setelah melaksanakan shalat fardhu sehingga berjumlah 99, kemudian menggenapkannya untuk yang keseratus dengan ucapan laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walalhul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai-in qodiir, maka kesalahannya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan .” (HR. Muslim no. 597).

7. Puasa

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Kesalahan seseorang terhadap keluarga, harta dan tetangganya akan dihapuskan oleh shalat, puasa dan shadaqah.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. (Shahiih al-Bukhari (III/22) dan Shahiih Muslim (III/173))

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164)

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa ‘Arofah? Beliau menjawab, ”Puasa ‘Arofah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu” (HR. Muslim no. 1162).

Puasa ‘Arofah ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Puasa ‘Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertekad di akhir umurnya untuk melaksanakan puasa ‘Asyura tidak bersendirian, namun diikutsertakan dengan puasa pada hari sebelumnya (9 Muharram). Tujuannya adalah untuk menyelisihi puasa ‘Asyura yang dilakukan oleh Ahlul Kitab.

8. Memberi makan orang yang berpuasa

"Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga,” (H.R. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192).

9. Shadaqah

“ Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pahalanya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak“. (QS. Al-Hadid: 18)

“ Perumpamaan orang-orang yang mendermakan (shodaqoh) harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan (balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas (anugrahNya) lagi Maha Mengetahui “. (QS. Al-Baqoroh: 261)

“ Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api “.(HR. At-Tirmidzi).

Nabi bersabda: “ Kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari tengah jalan itu adalah sedekah bagimu .”(HR. Bukhari).

“ Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah “. (HR. At-Tirmidzi)

“ Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma “. (Muttafaqun ‘alaih)

“ Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, maka ia menyembunyikan amalnya itu sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya “. (HR. Bukhari)

Nabi SAW bersabda: “ Sesungguhnya sedekah itu benar-benar akan dapat memadamkan panasnya alam kubur bagi penghuninya, dan orang mukmin akan bernaung dibawah bayang-bayang sedekahnya“. (HR. At-Thabrani)

“ Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk (su’ul khotimah), Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri“. (HR. Thabrani).

10. Berbakti pada orang tua

Dari sahabat Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dia berkata :
“Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah ? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, Pertama shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah” [Hadits Riwayat Bukhari I/134, Muslim No.85, Fathul Baari 2/9]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua” [Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (2), Ibnu Hibban (2026-Mawarid-), Tirmidzi (1900), Hakim (4/151-152)]

(Gantira, 14 November 2016, Bogor)

Friday 11 November 2016

"Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 5)"

Pada tulisan sebelumnya,
http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/hukum-aksi-dan-reaksi-dalam-islam.html?m=1,
menjelaskan terkait teori hukum Aksi dan Reaksi

Pada tulisan "Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 1)" ( http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/dalil2-hukum-aksi-dan-reaksi-dalam.html?m=1)  telah disebutkan dalil-dalil terhadap reaksi apa saja yang akan terjadi bila melakukan aksi
(A) Istigfar atau bertobat;
(B) bershalawat; dan
(C) bershadaqah.

"Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 2)" (http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/dalil2-hukum-aksi-dan-reaksi-dalam_25.html?m=1) menerangkan dalil-dalil terkait reaksi yang akan timbul jika melakukan  aksi:
(D) Shalat tahajud
(E) Shalat Dhuha
(F) Membaca al-quran

"Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 3)" http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/dalil2-hukum-aksi-dan-reaksi-dalam_26.html?m=1
menerangkan dalil-dalil terkait reaksi yang akan timbul jika melakukan  aksi:
(G) Tidur dalam keadaan suci
(H) Duduk menunggu waktu shalat
(I) Berada  di shaf barisan depan dalam sholat berjamaah
(J) Menyambung shaf sholat berjamaah (tidak membiarkan kosong di dlm shaf)
(K) Mengucapkan "aamiin" pada saat jadi makmun
(L) Duduk di tempat sholat setelah melakukan sholat.

"Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 4)"
http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/11/dalil2-hukum-aksi-dan-reaksi-dalam.html?m=1
Menjelaskan terkait reaksi apa saja, bila melakukan aksi:
(M) Bertakwa
(N) Mencari ilmu
(O) Tawakal
(P) Menyayangi penduduk bumi

Beberapa dalil lainnya yang berhubungan dengan aksi dan Reaksi, diantaranya adalah:

Q. Membaca ayat kursi

Ayat kursi merupakan ayat ke-255 dari surat Al-Baqarah.

ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﺤَﻲُّ ﺍﻟْﻘَﻴُّﻮﻡُ، ﻻَ ﺗَﺄْﺧُﺬُﻩُ ﺳِﻨَﺔٌ ﻭَﻻَ ﻧَﻮْﻡٌ، ﻟَﻪُ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ، ﻣَﻦْ ﺫَﺍ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺸْﻔَﻊُ ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﺇِﻻَّ ﺑِﺈِﺫْﻧِﻪِ، ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﻳْﺪِﻳﻬِﻢْ ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠْﻔَﻬُﻢْ، ﻭَﻟَﺎ ﻳُﺤِﻴﻄُﻮﻥَ ﺑِﺸَﻲْﺀٍ ﻣِﻦْ ﻋِﻠْﻤِﻪِ ﺇِﻻَّ ﺑِﻤَﺎ ﺷَﺎﺀَ، ﻭَﺳِﻊَ ﻛُﺮْﺳِﻴُّﻪُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽَ، ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺌُﻮﺩُﻩُ ﺣِﻔْﻈُﻬُﻤَﺎ، ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟْﻌَﻠِﻲُّ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢُ

“ Allah, tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha besar .” (QS. Al Baqarah: 255)

Barangsiapa yang melakukan aksi membaca ayat qursi, maka akan ada beberapa reaksi yang akan terjadi, yaitu:

1. Dilindungi oleh Allah

Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang membacanya ketika petang, maka ia akan dilindungi (oleh Allah dari berbagai gangguan) hingga pagi. Siapa yang membacanya ketika pagi, maka ia akan dilindungi hingga petang .” (HR. Al Hakim 1: 562. Syaikh Al Albani menshahihkan hadits tersebut dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 655)

2. Akan dijauhi syetan

"...Abu Hurairah menjawab, “Wahai Rasulullah, ia mengaku bahwa ia mengajarkan suatu kalimat yang Allah beri manfaat padaku jika membacanya. Sehingga aku pun melepaskan dirinya.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa kalimat tersebut?” Abu Hurairah menjawab, “Ia mengatakan padaku, jika aku hendak pergi tidur di ranjang, hendaklah membaca ayat kursi hingga selesai yaitu bacaan ‘Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum ’. Lalu ia mengatakan padaku bahwa Allah akan senantiasa menjagaku dan setan pun tidak akan mendekatimu hingga pagi hari. Dan para sahabat lebih semangat dalam melakukan kebaikan.” Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Adapun dia kala itu berkata benar, namun asalnya dia pendusta. Engkau tahu siapa yang bercakap denganmu sampai tiga malam itu, wahai Abu Hurairah?” “Tidak”, jawab Abu Hurairah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Dia adalah setan.” (HR. Bukhari no. 2311)

3. Akan memasukkannya kedalam surga

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Siapa membaca ayat Kursi setiap selesai shalat, tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian .” (HR. An-Nasai dalam Al Kubro 9: 44. Hadits ini dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, sebagaimana disebut oleh Ibnu Hajar dalam Bulughul Maram).

4. Akan ditemani malaikat

"Bagi siapa membaca Ayat kursi saat ingin tidur, maka Allah Swt akan mengutus malikat untuk menjaga dia hingga pagi, maka syaitan tidak akan berani mendekati serta mengganggu hingga pagi". (HR Bukhari).

R. Membaca doa saat keluar rumah

Barang siapa yang melakukan aksi dengan membaca doa:

ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗَﻮَﻛَّﻠْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ، ﻟَﺎ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻟَﺎ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ

(Bismillahi, Tawakkaltu '
'Alaallah, Laa Haula wa Laa Quwwata Illaa Billaah)

"Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah."

Maka reaksi yang akan didapatkan adalah akan mendapatkan petunjuk, dicukupi kebutuhannya dan dilindungi.

Dalilnya adalah:

Dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan keutamaan doa ini:
”Apabila seseorang keluar dari rumahnya kemudian dia membaca doa
 ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻮَﻛَّﻠْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ، ﻟَﺎ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻟَﺎ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ

, maka disampaikan kepadanya: ‘Kamu diberi petunjuk, kamu dicukupi kebutuhannya, dan kamu dilindungi.’
Seketika itu setan-setanpun menjauh darinya. Lalu salah satu setan berkata kepada temannya,
’Bagaimana mungkin kalian bisa mengganggu orang yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi.’ (HR. Abu Daud 5095,

S. Membaca doa saat memasuki tempat baru dan saat menjelang malam hari

Barangsiapa melakukan aksi membaca aksi doa:

ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻜَﻠِﻤَﺎﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟﺘَّﺎﻣَّﺎﺕِ ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻣَﺎ ﺧَﻠَﻖَ
("A-'udzu bi Kalimaatillah Taammati Min Syarri Maa Khalaq")

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa yang Dia ciptakan.”

Maka reaksi yang akan didapatkan adalah

1. Tidak ada satu pun yang akan membahayakan hingga kita meninggalkan tempat tersebut.

Dalil2nya adalah

Dari Khoulah bintu Hakim radhiyallahu ‘anh a, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
   ﻟَﻢْ ﻳَﻀُﺮَّﻩُ ﺷَﻲْﺀٌ، ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺮْﺗَﺤِﻞَ ﻣِﻦْ ﻣَﻨْﺰِﻟِﻪِ ﺫَﻟِﻚَ
”Siapa yang memasuki suatu tempat, kemudian dia membaca doa
 ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻜَﻠِﻤَﺎﺕِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺘَّﺎﻣَّﺎﺕِ ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻣَﺎ ﺧَﻠَﻖَ،
 maka tidak ada satupun makhluk yang membahayakannya, hingga dia pergi dari tempat itu. (HR. Muslim 2708).

2. Di malam hari tidak akan disengat binatang yang berbahaya

Dalilnya:

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata, “Seseorang mendatangi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam seraya berkata: Wahai Rasulullah, semalam aku disengat oleh kalajengking. Beliau bersabda: Andaikan engkau membaca ketika masuk waktu sore:
ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻜَﻠِﻤَﺎﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟﺘَّﺎﻣَّﺎﺕِ ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻣَﺎ ﺧَﻠَﻖَ
(A’uudzu bi kalimaatillaahit taammaati min syarri maa kholaq.)

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.”

Maka ia tidak dapat membahayakanmu.” [HR. Muslim]

T. Mengucapkan salam saat masuk rumah

Bila kita melakukan aksi dengan mengucapkan salam saat masuk rumah, baik ada orang atau tidak maka akan mendapatkan reaksi:

1. Akan diberi jaminan berupa kecukupan dan masuk surga

Dalilnya:

Rasulullah s.a.w.: “Tiga golongan, semua mereka itu dijamin oleh Allah, jika dia hidup akan diberi kecukupan dan jika dia mati akan masuk syurga, yaitu: Sesiapa yang masuk rumahnya dengan memberi salam, maka dia dijamin oleh Allah, siapa yang keluar pergi ke masjid, maka diax dijamin oleh Allah dan sesiapa yang keluar untuk pergi berjihad di jalan Allah, maka dia dijamin oleh Allah.” (Hadis riwayat al-Bukhari).

2. Kita dan penghuni di dalamnya akan di berikan keberkahan

Dalilnya:

Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku: “Wahai anakku! Apabila engkau masuk berjumpa ahli keluargamu berilah salam niscaya akan mendatangkan keberkatan ke atasmu dan ahli keluarga rumahmu.” (Hadis riwayat at-Tirmidzi)

U. Membaca Basmalah

Bila kita melakukan aksi membaca Basmalah, maka akan ada beberapa reaksi, diantaranya adalah

1. Setan tidak akan bisa ikut makan dengan kita

Dalilnya:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya setan dibolehkan makan makanan yang tidak dibacakan nama Allah ketika hendak dimakan.”(HR. Abu Dawud)

2.  Penjagaan diri dari gangguan setan ketika sedang berjima

Dalilnya:

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila salah seorang dari kalian (suami) ingin mendatangi istrinya, dan dia membaca doa: ‘Bismillah, Allahumma Jannibna Assyaiton Wa Jannibis Syaithon Ma Rozaqtana’, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari mereka, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya” (HR. Bukhari no.141 dan Muslim no.1434)

3. Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia.

Dalilnya:

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Penghalang antara mata jin dengan aurat bani Adam, apabila kalian masuk kamar kecil, ucapkanlah bismillah.” (HR. Tirmudzi).

4. Penghalang setan untuk membuka tempat barang berharga

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tutuplah bejana, ikatlah geribah (tempat menyimpan air yang terbuat dari kulit), tutuplah pintu, matikanlah lentera (lampu api), karena sesungguhnya setan tidak mampu membuka geribah yang terikat, tidak dapat membuka pintu, dan tidak juga dapat menyingkap bejanan yang tertutup. Bila engkau tidak mendapatkan tutup kecuali hanya dengan melintangkan di atas bejananya sebatang ranting, dan menyebut nama Allah, hendaknya dia lakukan.” (HR. Muslim)

5. Menghalangi setan menginap di dalam rumah

Dalilnya:

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika seseorang masuk rumahnya dan dia mengingat nama Allah ketika masuk dan ketika makan, maka setan akan berteriak: ‘Tidak ada tempat menginap bagi kalian dan tidak ada makan malam.’ Namun jika dia tidak mengingat Allah ketika masuk maka setan mengatakan, ‘Kalian mendapatkan tempat menginap’ dan jika dia tidak mengingat nama Allah ketika makan maka setan mengundang temannya, ‘Kalian mendapat jatah menginap dan makan malam’.” (HR. Muslim).

6. Syarat mutlak halalnya hewan sembelihan

Dalilnya:

“Janganlah kalian makan (hewan) yang tidak disebutkan nama Allah ketika menyembelihnya. Itu sesuatu yang fasik (tidak halal).” (QS. Al-An’am: 121).

V. Berzikir sebelum tidur

Jika kita melakukan aksi berpikir dengan membaca subhanallahu 33x, alhamdulillah 33x, dan Allahu akbar 34 x maka reaksi yang akan terjadi adalah kita akan memiliki kekuatan melakukan aktifitas sehari2.

Dalilnya:

Disampaikan oleh Ali bin Abu Thalib ra., beliau berkata, “Fatimah ra. mengadu tentang gilingan gandum yang membekas pada kedua telapak tangannya (pekerjaan rumah tangganya yang berat). Ketika itu Nabi baru mendapatkan tawanan atau budak (hasil dari peperangan).

Maka Fatimah ra. pergi kepada beliau Saw. (dengan tujuan meminta dicarikan seseorang yang dapat membantu pekerjaannya). Namun setibanya di sana ia tidak menemui Nabi Saw.. Tetapi ia mendapati Aisyah ra., dan ia menceritakan permasalahannya kepada Aisyah ra..

Setelah kejadian itu, ketika kami sudah dalam keadaan berbaring (hendak tidur malam), tiba-tiba Nabi Saw. mendatangi kami, Maka aku hendak bangun (menyambutnya), tetapi beliau bersabda, ‘Tetaplah kalian di tempat kalian berdua.’

Lalu beliau Saw. duduk di antara kami hingga aku merasakan dinginnya telapak kaki beliau Saw. di dadaku. Lalu beliau bersabda, ‘Maukah kalian berdua jika aku beritahu sesuatu yang lebih baik dari yang kalian minta kepadaku (pembantu)? Jika kalian hendak tidur, maka bertakbirlah 34x, bertasbih 33x, dan bertahmidlah 33x. Maka itu lebih baik bagi kalian berdua daripada pembantu.” (HR. Bukhari dan Muslim/ Muttafaq ‘alaih)

(Gantira, 11 November  2016, Bogor)

Friday 4 November 2016

Termasuk golongan manakah kita dan teman kita?

Kalau kita perhatikan status2 di media sosial  teman2  kita yang beragama islam dalam memberitakan tentang ajaran Islam dan peristiwa yang terjadi, terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Orang yang menjadikan 'rohani' sebagai panglima dirinya

Dia dalam menulis status, meng 'like' atau menshare tulisan2 orang lain dengan memperhatikan manfaat tidaknya buat umat Islam.

Bila ada berita buruk tentang islam, dia akan berhati2 dan dia akan selidiki dulu kebenarannya, apakah hal itu termasuk fitnah atau benar adanya.

Jika fitnah maka dia akan berusaha mengclearkannya.

Jika benar, maka dia akan berusaha menasehatinya dan berusaha meredam apa yang ada agar kejelekan itu tidak semakin menyebar, karena seorang muslim bersaudara sehingga harus saling nasehat menasehati dan tidak menyebarkan aib saudaranya.

Dia akan berusaha menshare sesuatu yang jelas2 ada manfaatnya bagi umat ini dan menjauhi sesuatu yang hanya akan mendatangkan perpecahan sesama umat islam.

Patokan hidupnya adalah Al qur'an, hadist, pemahaman para sahabat serta pemahaman para ulama yang berpegang teguh pada al-quran dan hadist.

Bila status2 fb nya seperti itu, dan hanya berisi sesuatu yang bermanfaat maka dia adalah golongan kita, dan statusnya perlu dijadikan salah satu referensi untuk kita ikuti dan kita jadikan patokan dalam bertindak.

2. Orang yang menjadikan 'akal' sebagai panglima nya.

Dia menulis, meng 'like' dan menshare berita apapun yang menurut akal pikirannya benar tanpa melihat manfaat dan tidaknya berita itu bagi dirinya dan bagi umat Islam.

Orang seperti ini kadang bertindak benar dan kadang pula bertindak keliru. Karena akal setiap orang itu berbeda, sehingga kebenarannya bersikap relatif.

Menghadapi orang yang seperti ini, bila tindakannya benar maka perlu kita dukung. Namun saat tindakannya salah, maka kita perlu menasehati dan pembimbingnya. Karena bisa jadi kesalahannya dikarenakan ketidak tahuannya.

3. Orang yang menjadikan 'hawa nafsu' sebagai panglima hidupnya.

Status fb yang sering dia tulis, meng 'like' dan meng share adalah berita berita yang menjelekkan Islam serta mengagung2kan musuh.

Bila ada berita islam yang jelek, walaupun itu fitnah dia berusaha menyebar luaskannya. Dia selalu bersembunyi dengan kata 'bukan bermaksud sara, karena saya juga islam lo...'.

Pada saat ada berita islam yang bagus, dia berusaha menyembunyikannya bahkan berusaha mengorek2 apa sisi negatifnya. Lalu menyebarkan yang negatifnya saja walaupun itu tidak benar.

Berbeda dengan berita tentang musuh Islam. Dia mengagung2kan sesuatu yang nampak baik dari mereka, walaupun berita itu bohong. Dan berusaha menyembunyikan kejelekan mereka dan memberikan banyak alasan untuk membelanya, walau pun berita itu benar.

Bila kita menemukan teman fb kita seperti itu, maka berhati2lah terhadap semua informasi yang datang darinya. Bisa jadi dia adalah musuh dalam selimut.

Ingatlah ayat suci dan hadist berikut ini:

Dari Abu Hurairah radhiallahunhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya . (Hadits Hasan riwayat Turmuzi dan lainnya) [Tirmidzi no. 2318, Ibnu Majah no. 3976]

"Diriwayatkan dari Ibnu Umar, beliau berkata: "Rasulullah SAW bersabda: Seorang muslim itu adalh saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzdalimi dan meremehkannya dan jangan pula menykitinya." (HR. Ahmad, Bukhori dan Muslim)

“Tidaklah Allah menutup aib seorang hamba di dunia melainkan nanti di hari kiamat Allah juga akan menutup aibnya.” (HR. Muslim no. 6537)

“Sesungguhnya orang-orang yang menyenangi tersebarnya perbuatan keji2 di kalangan orang-orang beriman, mereka memperoleh azab yang pedih di dunia dan di akhirat….” (An-Nur: 19)

Rasulullah saw bersabda,  “Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya dan iman itu belum masuk ke dalam hatinya. Janganlah kalian mengghibah kaum muslimin dan jangan mencari-cari/mengintai aurat mereka. Karena orang yang suka mencari-cari aurat kaum muslimin, Allah akan mencari-cari auratnya. Dan siapa yang dicari-cari auratnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya di dalam rumahnya (walaupun ia tersembunyi dari manusia).” (HR. Ahmad 4/420, 421,424 dan Abu Dawud no. 4880. Kata Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Shahih Abi Dawud: “Hasan shahih.”)

“Wahai sekalian orang yang mengaku berislam dengan lisannya dan iman itu belum sampai ke dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin, janganlah menjelekkan mereka, jangan mencari-cari aurat mereka. Karena orang yang suka mencari-cari aurat saudaranya sesema muslim, Allah akan mencari-cari auratnya. Dan siapa yang dicari-cari auratnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya walau ia berada di tengah tempat tinggalnya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2032, dihasankan Asy-Syaikh Muqbil t dalam Ash-Shahihul Musnad Mimma Laisa fish Shahihain, hadits no. 725, 1/581)

Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-
orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam," (Qs. 4:140)

" (Ingatlah), ketika orang- orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: "Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya". (Allah berfirman): "Barang siapa yang tawakal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".(Qs. 8:49)

"(Orang- orang munafik ) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-
orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih."
(Qs. 9:79.)

"Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang- orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung."(Qs.33:48)

(Gantira,  4 November 2016, Bogor)

Tuesday 1 November 2016

"Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 4)"

"Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 4)"

Pada tulisan sebelumnya,
http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/hukum-aksi-dan-reaksi-dalam-islam.html?m=1
Menjelaskan terkait teori hukum Aksi dan Reaksi

Pada tulisan, "Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 1)" ( http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/dalil2-hukum-aksi-dan-reaksi-dalam.html?m=1)  telah disebutkan dalil-dalil terhadap reaksi apa saja yang akan terjadi bila melakukan aksi
(A) Istigfar atau bertobat;
(B) bershalawat; dan
(C) bershadaqah.

Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 2)" (http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/dalil2-hukum-aksi-dan-reaksi-dalam_25.html?m=1) menerangkan dalil-dalil terkait reaksi yang akan timbul jika melakukan  aksi:
(D) Shalat tahajud
(E) Shalat Dhuha
(F) Membaca al-quran

Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 3)" http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/dalil2-hukum-aksi-dan-reaksi-dalam_26.html?m=1
menerangkan dalil-dalil terkait reaksi yang akan timbul jika melakukan  aksi:
(G) Tidur dalam keadaan suci
(H) Duduk menunggu waktu shalat
(I) Berada  di shaf barisan depan dalam sholat berjamaah
(J) Menyambung shaf sholat berjamaah (tidak membiarkan kosong di dlm shaf)
(K) Mengucapkan "aamiin" pada saat jadi makmun
(L) Duduk di tempat sholat setelah melakukan sholat.

Beberapa dalil aksi dan Reaksi lainnya yang terdapat dalam aturan Islam, diantaranya adalah:


(M) Bertakwa

Bertaqwa dapat diartikan dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Bila seseorang atau suatu kaum bertakwa kepada Allah, maka akan mendapatkan reaksi berupa:

1. Mendapatkan kedudukan paling mulia di sisi Allah.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.[QS. Al-Hujurat (49) : 13]

2. Akan dicintai Allah

“(Bukankah demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa. [Qs. Ali Imran(3) : 76]

3. Allah akan senantiasa menganugerahkan mai`iyyah -Nya (kebersamaan-Nya),

“dan bertaqwaah kepada Allah, dan ketahuilah sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa” [QS. Al-Baqarah(2) : 194]

4. Dimudahkan urusannya

“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah”.[QS. Al-Lail (92) : 5-7]

5. Dilapangkan rizkinya

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya “. [QS. Ath-Thalaq (85) : 2-3)

6. Akan mendapatkan kemenangan

“Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan”. [QS. An-Nur (24) : 52]

7. Memperoleh anugerah surga

“Syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”. [QS. Ali Imran (3) : 133]

8. Mendapatkan pengajaran dari Allah swt

“Dan bertakwalah kepada Allah; Allah akan mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” [Qs. Al-Baqarah(2) : 282)

9. Amalnya akan diperbaiki dan dosanya akan diampuni

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (Qs. Al Ahzab: 70-71)

(N) Mencari ilmu

Orang yang melakukan aksi dalam mencari ilmu, terutama ilmu agama maka akan mendapatkan beberapa reaksi, yaitu:

1. Amalnya tidak terputus walaupun telah meninggal

”jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shodaqoh jariahnya, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya,” (HR Bukhori dan Muslim)

2. Derajatnya diangkat oleh Allah

"Allah mengangkat orang beriman dan memiliki ilmu diantara kalian beberapa derajat dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan)." (QS. Mujadilah 11)

3. Akan dimudahkan jalan menuju surga

”Barang siapa yang Allah menghendaki kebaikan padanya, maka Allah akan membuat dia paham dalam agama,” (HR Bukhari dan Muslim).

4. Malaikat akan membentangkan sayap padanya

”Sesungguhnya para malaikat benar-benar membentangkan sayapnya karena ridho atas apa yang dicarinya,” (HR. Ahmad dan Ibnu majah)

5. Tidak termasuk orang yang dilaknat Allah

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya, orang berilmu, dan orang yang mempelajari ilmu.’” (Hr. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

6. Lebih utama daripada ibadah

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Keutamaan ilmu lebih baik daripada keutamaan ibadah, dan agama kalian yang paling baik adalah al-wara’ (ketakwaan).” (Hr. Ath-Thabrani)

7. Akan mendapatkan doa dari penduduk langit dan Bumi

“Sesungguhnya Allah, para malaikat Nya,penduduk langit dan bumi sampai pun semut di sarangnya dan ikan di lautan turut mendoakan kebaikan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia”

(O) Tawakal

Tawakal artinya adalah menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan. Jadi, Seseorang yang bertawakkal adalah seseorang yang menyerahkan, mempercayakan, mewakilkan, mengharapkan dan memasrahkan segala urusannya hanya kepada Allah Ta’ala.

Sebagaimana firman Allah ta’ala:
"Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan
hamba-hamba-Nya”. (QS. Ghoofir / Al-Mu’min: 44).

Imam Ahmad bin Hambal berkata: “Tawakkal merupakan aktivias hati, artinya tawakkal itu merupakan perbuatan yang dilakukan oleh hati, bukan sesuatu yang diucapkan oleh lisan, bukan pula sesuatu yang dilakukan oleh anggota tubuh. Dan tawakkal juga bukan merupakan sebuah keilmuan dan pengetahuan.”. (Lihat Tahdzib Madarijis Salikin, hal. 337)

Jadi bila seseorang melakukan aksi tawakal maka akan mendapatkan reaksi berupa rizqi dari Allah.

Dari Umar bin Khoththob radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-sebenarnya tawakkal, niscaya Dia akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada seekor burung yang pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali pada sore hari dalam keadaan kenyang.”
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi di dalam Sunannya)

(P) Menyayangi penduduk bumi

Barangsiapa yang melakukan aksi menyayangi penduduk bumi, maka reaksinya akan disayangi oleh penduduk langit, dengan dalil:

Rasulullah bersabda: “Orang-orang penyayang, pasti disayangi Allah. Maka sayangilah setiap penduduk bumi, niscaya engkau akan di sayangi oleh penghuni langit -yakni para malaikat-. (HR Abu Daud, Lihat Shahihul jami’ 3522).

Bersambung... Pada judul berikutnya " Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 5)"

(Gantira, 26 Oktober 2016, Bogor)

"Kecenderungan Jiwa Kita"

Kenapa kita dilarang mendekati jina? karena kecenderungan jiwa manusia itu lebih condong melakukan kemaksiatan dibandingkan dengan melakukan kebaikan.

Perbuatan maksiat bagaikan kutub magnet negatif yang memiliki kekuatan magnet lebih besar dari kutub magnet positif. Sedangkan jiwa kita bagaikan besi yang mudah ditarik kemana saja, baik magnet negatif maupun positif.

Namun karena magnet negatif kekuatannya lebih besar daripada magnet positif, sehingga bila jiwa kita diletakkan pada posisi seimbang antara magnet negatif yang berada disebelah kiri dan magnet positif yang berada disebelah kanan, maka kecenderungan jiwa kita akan condong sedikit demi sedikit bergeser ke arah magnet negatif.

Jadi bila kita ingin terhindar dari tarikan magnet negatif, maka kita awalnya harus memaksakan diri agar lebih dekat pada magnet positif dan menghalau magnet negatif dengan cara menjauhi, memberikan filter atau alat apa saja yang dapat meredam dan menghilangkan pengaruh magnet negatif sehingga akhirnya kita merasa senang dan menikmati kedekatan dengan magnet positif.

Ingatlah salah satu kisah seseorang yang telah membunuh 100 orang. Ternyata dosanya bisa diampuni jika dia meninggalkan lingkungannya yang penuh dengan perbuatan negatif dan berpindah ke lingkungan yang penuh dengan perbuatan positif.

Sebagaimana yang dijelaskan ayat2-Nya:

"Dan syaitan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan (buruk) mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah), padahal mereka adalah orang-orang berpandangan tajam" (Al-Ankabut: 38).

"Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang." (Yusuf: 53).

“Aku bersumpah dengan jiwa yang menyesali (dirinya sendiri)”. ( Qs. al qiyamah ayat 2)

Al Qurthubi  mengutip perkataan Mujahid dalam tafsirnya tentang jiwa yang menyesali diri, “ ia adalah jiwa yang mengecam segala sesuatu yang lepas terlewat dan menyesalinya, ia mengecam dirinya atas keburukan yang dilakukannya, ia mengecam dirinya pula ketika berbuat kebaikan dengan perasaan kurang sempurna dan kurang optimal. (Syamsuddin al Qurthubi: al Jami’ li Ahkam al Qur’an. Qahirah: Daar al Kutub al Mishriyah, 1384 H, Jilid 19, hlm 193)

(Gantira, 1 November 2016)

"Ayo Ikuti Cara Dakwah Rasulullah.."

Kalau membaca biografi Rasulullah dan masyarakat yang dihadapinya. Dapat terbayangkan karakter masyarakat jahiliyah saat itu lebih keras dan kasar daripada masyarakat saat ini yang ada di sekitar kita.

Pertanyaannya, kenapa Rasulullah bisa sukses dalam waktu 25 tahun membentuk masyarakat madani, sedang kita terasa sulit padahal karakternya lebih lembut?

Salah satu jawabannya adalah kita belum mengikuti cara dakwah Rasulullah secara kaffah.

Diantara kita kadang terlalu keras, sehingga orang yang didakwahi ketakutan. Tapi di sisi lain, ada juga diantara kita yang terlalu lembek sehingga dipandang remeh.

Sebagai salah satu contoh sederhana:
Baru sedikit saja kita dicela oleh orang yang kita tolong, kita langsung mencak2 dan berniat mengalihkan bantuan kita pada orang lain. Bagaimana dakwah kita bisa berhasil.

Padahal kalau kita baca biografi Rasulullah, beliau pernah dihina oleh seorang pengemis yahudi yang buta, padahal yang memberi makan dengan lembut setiap hari kepadanya adalah Rasulullah. Rasulullah tidak membuka jati dirinya walaupun setiap beliau memberi makan selalu dihinanya. Pengemis itu baru tahu siapa yang menolongnya selama ini setelah Rasulullah meninggal. Hingga akhirnya dia masuk Islam.

Jadi salah satu cara untuk mengulang kembali kesuksesan dakwah Rasulullah adalah dengan cara mempelajari, memahami dan mengikuti secara kaffah apa yang dilakukan Rasulullah.

Sehingga, tidaklah berlebihan kalau Allah sendiri memujinya,

”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al Ahzab [33]: 21).

(Gantira, 1 November 2016)