Monday 4 July 2005

Pengakuan yang Membahagiakan

Tuhan Pencipta Alam Semesta ini jauh lebih mencintai seorang ahli maksiat yang mengakui serta menyesali kesalahan yang telah dilakukannya dibandingkan seorang ahli ibadah yang bangga serta mengagungkan kelebihannya.

Dulu ada seorang ahli ibadah yang merasa diri suci namun pada akhir perjalanan hidupnya ditakdirkan sebagai ahli neraka, setelah ahli ibadah itu dengan entengnya meminum yang haram, menjinahi perempuan dan membunuh seorang bayi.

Dulu ada seorang pencinta ilmu yang merasa diri sempurna namun pada akhir napasnya ditakdirkan sebagai penyandang neraka, setelah pencinta ilmu itu dengan mudahnya menciptakan agama baru berdasarkan otaknya yang merasa diri sempurna.

Dulu ada seorang penolong yang merasa diri berjasa namun pada akhir hidupnya ditakdirkan sebagai penduduk neraka, setelah penolong itu menjadi pemimpin di suatu negara dan dia membunuh ribuan bahkan jutaan penduduk yang tidak se ide dengan otaknya.

Dulu ada seorang pelacur yang merasa dirinya hina namun pada akhir hayatnya ditakdirkan sebagai ahli surga, setelah pelacur itu dengan ikhlasnya memberikan air segar kepada seekor anjing yang hina dipandangan manusia.

Dulu ada seorang penyembah api yang menolong orang tanpa melihat perbedaan agama yang disandangnya namun pada akhir napasnya ditakdirkan sebagai penyandang surga, setelah beliau bermimpi bertemu dengan Nabi terakhir dan akhirnya diberi kenikmatan hidup bersama dengan agama Nabi itu.

Dulu ada seorang pembunuh yang telah menghabiskan 100 nyawa manusia namun pada akhir hidupnya ditakdirkan sebagai penduduk surga, setelah pembunuh itu menyesali serta merasa dosanya tak terampuni dan dia terus mencari cara untuk menebus segala dosa yang telah dilakukannya.

Sekarang seorang diriku yang dipandang diriku sendiri sebagai ahli ibadah namun pada akhir hidupnya bisa menjadi ahli surga bisa juga sebagai ahli neraka, setelah nyawa ditubuh ini berakhir baru diketahui amalan mana yang dilakukannya.

Sekarang seorang sahabatku yang dilihat oleh teman-temanku sebagai ahli neraka namun pada akhir hidupnya bisa menjadi ahli neraka bisa juga sebagai ahli surga, setelah getaran nadi ditangannya berhenti baru diketahui kalimat apa yang diucapkannya.

Hati ini begitu berkesan dan menangis saat sahabatku yang dipandang hina teman-temanku, mengatakan "maafkan aku ung, aku telah membohongimu dan kukembalikan lebih dari setengah uang yang telah dirimu berikan padaku"

Hati ini tertegun, betapa mulianya hati sahabatku ini berani mengakui kesalahannya tanpa takut hati ini mencap dia sebagai pembohong dan penipu padahal hati ini sudah tidak ingat lagi uang yang sudah diberikan pada dirinya. Hati ini mulai merasa hati dirinya jauh beribu kali lebih baik daripada hati diriku.

Hati ini kemudian membaca kitab sucinya, Q.S. Al-Mu'min (40) ayat 38-40:

"Orang yang beriman itu berkata: "Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar.

Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.

Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab"

Hati ini menangis dan berdoa: "Ya Tuhanku, Engkaulah yang menggenggam hati dan takdir dari akhir nafas setiap manusia, hati ini memohon kepada-Mu jadikanlah sahabatku dan diriku sebagai orang yang bahagia didunia dan takdirkanlah diakhir hidup dirinya dan diriku sebagai ahli surga yang dekat kepada-Mu, hati ini merunduk dan bersujud kepada-Mu, kabulkanlah doaku, Amin"

-Gantira- Wollongong Australia