Sunday 10 April 2011

Aku Rindu Suasanamu

Saat kulihat foto-foto suasana di kota Wollongong- Australia

Kuteringat keindahan suasananya

Di pagi hari burung-burung  berkicauan

Pohon-pohon betepuk tangan seakan-akan menyambutku

Gunung-gunung tersenyum genit seakan-akan menggodaku

Udara segar dengan lincahnya seakan-akan memijit setiap sel di seluruh tubuhku

Anak-anak kecil yang cantik dan lucu berlarian di sekitar rumah tetanggaku

Mengingat suasana saat itu, membuatku rindu ingin segera berada di Surga yang kekal nanti

Karena kuyakin suasana di sana, jauh lebih indah dari semua itu.

"Ya Rabb, anugrahkanlah kepada kami untuk bisa memasuki surga-Mu, aamiin..3x"

(Gantira, 10 April 2011, Jakarta)

Wednesday 6 April 2011

Perjalanan Panjang yang Singkat

Buku yang kubaca membuatku lupa bahwa aku sedang dalam perjalanan di dalam kereta.
 .
Kenikmatan saat membaca buku tulisan Ibnu Qayyim ini membuat hatiku terpana menikmati isinya.

Disaat kereta berhenti di sebuah stasiun, terdengar suara lagu-lagu cinta. Awalnya lagu itu mengganggu kenikmatanku dalam melahan setiap makna dalam buku yg kugenggam. Namun lama kelamaan, lagu itu terus menyusup dalam hatiku dan mulai terasa merdu. Sehingga kenikmatan berganti menjadi menikmati sebuah lagu, sedangkan kenikmatan buku secara bertahap berkurang.

Saat kereta mulai melaju kembali. Suara lagu-lagu cinta itu mulai memudar. Dan aku pun berusaha kembali menikmati buku yang kupegang.

Awalnya untuk menikmati buku itu agak sulit, namun lama kelamaan mulai menyusup kembali di dadaku.

Mendapatkan pelajaran ini, aku jadi teringat akan perjalanan panjangku yg singkat ini.

Awalnya aku begitu iri pd orang-orang yang memiliki banyak harta, titel berjubel dan jabatan tinggi. Setelah kucoba menata dalam mendapatkan apa yg kuiri itu.Terasa situasi setelah mendudukinya tidak seindah yang kubayangkan sebelumnya.

Lalu aku pun mulai beralih menyisihkan waktu untuk mempelajari ajaran-Nya. Saat kupahami tiap ayat-Nya, terasa ada kenikmatan tersendiri. Kubayangkan bila aku mengamalkannya maka kenikmatan itu akan bertambah.

Sedikit demi sedikit kulakukan dalam hidupku, ternyata kenikmatan yang kurasakan melebihi yang kubayangkan sebelumnya. Sehingga kesibukan dunia menjadi hambar dan membuat hatiku tidak nyaman karena sedikit banyak mengurangi waktuku dalam menikmati pengamalan ajaran-Nya.

Sehingga rasa iri ini berganti dari rasa iri kepada orang yang mendapat limpahan dunia menjd rasa iri kepada orang yang memiliki waktu yang banyak untuk mengamalkan ajaran-Nya.

Dari perjalanan panjang yg singkat ini, membuatku paham ternyata cahaya tidak bisa bersatu dengan kegelapan.

Bagi orang yang sudah menikmati kegelapan akan merasa heran kepada org yang menikmati cahaya yang menurutnya suatu siksaan tersendiri.

Begitu juga orang yang terbiasa menikmati cahaya akan merasa aneh kepada orang yang menikmati kegelapan.

Namun disamping itu, kenikmatan masing masing tanpa disadari bisa bertukar juga. Dimana bila orang yang awalnya suka pd cahaya, terus dia mencoba sedikit demi sedikit pada kegelapan maka akhirnya dia menikmati kegelapan itu.

Begitu juga sebaliknya orang yang terbiasa menikmati kegelapan, bila dia memaksakan diri pindah pada cahaya terang, maka dia pun akan merasakan kenikmatan cahaya yang terang.

Perjalanan panjang ini, akan terasa singkat setelah kita lalui.

(Gantira, 6 April 2011, Jakarta)

Tuesday 5 April 2011

Kesadaran Akan Doa yang Kurang Tepat

Awalnya kupernah berdoa mengharapkan jadi org nomor satu di negeri ini. Namun setelah aku pelajari biografi para pemimpin dunia, ternyata lebih banyak orang yang diakhir hidupnya tidak sesuai dengan keinginanku.


Aku pun berganti dengan doa yang berharap menjadi orang kaya yang dapat membuat rumah sakit gratis, sekolah gratis, rumah makan gratis. Namun aku baru tersadar ternyata kumenemukan seseorang yang bercita-cita hampir sama denganku, ternyata keluarganya diambang kehancuran dan aset kekayaannya mulai menurun

Lalu akupun berdoa agar menjadi perantara akan keagungan agama-Nya dan jangan dikenal sebagai perantara yang menyebabkan orang menghina ajaran-Nya. Namun sebelum diungkapkan contoh padaku, aku tersadar bahwa aku bukanlah siapa-siapa dan aku tidak punya hak menuntut keistimewaan itu dari-Nya.

Sekarang aku hanya memohon dan berharap pada-Nya agar diberi kenikmatan iman padaku, istriku, anak-anaku, orang tuaku, mertuaku dan orang-orang yang mengharapkan nikmat iman itu dari-Nya.

Ya Rabb, kabulkanlah doaku, amin.amin.amin

(Gantira, 5 April 2011, Jakarta)

Kerinduan Yang Mendalam

Setelah kupahami bahwa dunia ini ada yang menggemgamnya.

Setelah kusadari bahwa rizqi setiap makhluk ada sumbernya.

Setelah kuyakini bahwa ubun-ubun setiap makhluk ada yang memagangnya.

Hatiku begitu rindu bertemu dengan-Nya.

Jiwaku begitu bahagia saat mendatangi panggilan-Nya.

Batinku menjerit saat ada yang menghalangi untuk segera menemui-Nya.

Sungguh, kerinduan dan kebahagiaan terbesar saat mengharapkan cinta-Nya.

Ya Rabb, berikan pada hati kami jiwa yang tenang saat menghadap-Mu. Amin.amin.amin

(Gantira, 5 April 2011, Jakarta)

Monday 4 April 2011

Kesengsaraan Akibat dari Ketidakpatuhan


Iblis awalnya termasuk makhluk yang taat ibadah sehingga memiliki kedudukan yang tinggi sederajat dengan para malaikat. Namun karena ketidakpatuhan kepada-Nya untuk sujud pada Adam, maka akhirnya menjadi makhluk yang paling hina.

Adam tercipta sebagai makhluk mulia, sehingga para malaikat diperintahkan untuk bersujud kepadanya. Dan Adam ditemani Hawa untuk menerima limpahan kenikmatan surga. Namun karena ketidak patuhan kepada-Nya untuk tidak memakan buah khaldi, maka mereka berdua diturunkan ke dunia dalam keadaan penuh kesengsaraan.

Penduduk neraka menjerit-jerit menahan sakitnya siksaan yang mereka terima, lalu mereka memohon kepada-Nya untuk dikembalikan ke dunia,n amun permohonan itu tidak dikabulkan karena mereka sudah terbukti tidak patuh kepada-Nya.

Ada tiga golongan yang menuntut kepada Allah untuk tidak disiksa, yaitu orang yang tidak menemukan nabi yang menyampaikan ajaran kpdnya,Orang yang sudah pikun di saat nabi datang kepadanya, dan orang  yang akalnya tidak dapat memahami pelajaran sehingga anak-anakpun menganggapnya dungu.Lalu Allah menyuruh mereka untuk masuk neraka. Bagi mereka yang menolak maka dia diseret dengan paksa, namun bagi mereka yang taat maka Api neraka menjadi dingin baginya. Panasnya api neraka diakibatkan ketidak patuhannya, dinginnya api neraka karena ketatan kepada-Nya.

Siksa-Nya pada manusia bukan hanya berdasarkan lamanya dia hidup di dunia, namun yang paling inti adalah apakah mereka taat atau tidak atas perintah-Nya.

Begitu banyak perintah Allah yang kita langgar. Apakah kita masih diberi kesempatan bahwa kita termasuk orang yang akan berubah menjadi taat atau kita tetap melanggar perintah-Nya. Sehingga mati saat ini ataupun nanti sama saja sebagai orang yang tidak taat kepada-Nya.

Ya Rabb, ampunilah atas segala dosa kami. Dosa atas perbuatan yang masih banyak yang melanggar aturan-Mu. Matikanlah kami dalam ketaatan kepada-Mu. Amin.amin.amin

(Gantira, Jakarta, 4 April 2011)

Friday 1 April 2011

Sebutir Debu Yang Berharap Patuh Kepada-Nya


Jiwaku bagaikan seekor semut yg berkoar-koar akan kehebatan visi besarku,
Tiba-tiba seekor ikan menyambar tubuhku.

Jiwaku berontak lalu jiwaku berusaha memasuki raga ikan dan kembali berkoar-koar sebagai ikan yang bervisi kuat,
Tiba-tiba seekor kucing melahapku.

Jiwaku menjerit lalu jiwaku menyusup menjadi raga kucing dan kembali berkoar-koat sebagai kucing pemberani,
Tiba-tiba  seekor anjing mencabik-cabik tubuhku.

Jiwaku menangis lalu jiwaku meresap menjadi seekor anjing dan kembali berkoar-kiar sebagai anjing penyerang,
Tiba-tiba seekor singa merobek-robek  kulitku.

Jiwaku meringis lalu jiwaku  berubah menjadi seekor singa dan kembali berkoar- koar sebagai raja hutan,
Tiba-tiba seekor gajah menginjak-injak tubuhku.

Jiwa kesakitan lalu jiwaku berpindah menjadi seekor gajah dan kembali berkoar-koat sebagai makhluk yang paling besar,
Tiba-tiba seekor semut memasuki telingaku.

Tubuh besarku terkapar kembali oleh tubuh awal kecilku

Jiwaku tersadar ternyata setiap mengandalkan kekuatan sendiri maka musuhku semakin besar.

Lalu akupun menjadi sebutir debu yang menaiki seutas rambut, dan kubiarkan angin membawaku kemana yang dia suka.

Lalu angin itu membawaku ke atas ikan hiu, namun hiu itu tidak bisa melahapku, dia membawa kemanapun yg dia suka dan akupun menyukainya. Namun saat dia membawa ke tempat yang tidak kusuka maka angin menghembuskan rambut yg kutumpangi ke tubuh kucing.

Dan kucing pun membawaku ketempat yang dia suka tanpa bisa melahapku. Saat dirinya tidak sesuai dengan kesukaanku maka angin membawaku ke kepala seekor anjing, kemudian ke seekor singa, kemudian ke seekor gajah dan keberbagai tempat yang aku sukai tanpa tergantung dan takut pada yang kuhinggapi.

Ya Rabb, sungguh aku mahkluk yg lemah...

Tanpa pertolongan-Mu aku bagai batu cadas yang berusaha menjadi kuat namun akhirnya tetap diinjak-injak oleh siapapun..

Namun dengan kekuasaan-Mu aku bagai sebuah debu yang bisa kemana saja yang Engkau kehendaki..

Aku lebih memilih jadi debu daripada batu cadas yang nampak hebat padahal terinjak-injak..

Ampunilah atas segala dosaku, amin.amin.amin

(Gantira, 1 April 2011, Jakarta)