Saturday 30 April 2016

"Besarnya Pengorbanan untuk Sebuah Tujuan"

Besar tidaknya sebuah pengorbanan itu tergantung dari seberapa besar dan kuatnya tujuan yang ingin dicapai.

Semakin besar tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang maka semakin besar pula pengorbanan yang siap dikerahkannya, yang secara otomatis dia akan semakin unggul daripada orang lain yang memiliki tujuan yang lebih kecil.

Jika tujuan seseorang hanya ingin dipuji  atau takut dimarahi orang lain maka pengorbanan yang siap diserahkan pun hanya sebesar itu pula. Bila tidak ada lagi yang memujinya atau sudah tidak ada lagi yang memarahinya maka pengorbanan yang siap di dipertaruhkan pun akan hilang seketika.

Begitu juga bila tujuannya hanya  dunia semata, yang sifatnya tidak kekal, maka pengorbanannya pun bersifat sementara pula sebagaimana sementaranya dunia yang selalu  berubah2.

Namun jika seseorang melakukan segala sesuatu dengan tujuan untuk mencari ridho-Nya atau dengan tujuan umtuk menggapai kebahagiaan abadi kelak, maka pengorbanan yang siap dikerahkan pun akan besar dan akan siap mengorbankan seluruh hidupnya.

Oleh karena itulah umat islam pada masa Rasulullah, para sahabat dan masa awal2 perkembangan umat Islam memiliki kekuatan yang luar biasa. Sehingga kerajaan persia dan kekaisaran romawi dapat dengan mudah dikalahkan mereka. Karena mereka memiliki tujuan yang abadi, sedangkan kekuasaan Persia dan Romawi hanya memiliki tujuan duniawi semata.

Namun pada masa setelahnya, umat islam mengalami kemunduran yang sangat jauh sehingga sebagian besar negara2 yang mayoritas umat Islam saat ini kalah bersaing dengan bangsa eropa dan amerika. Salah satu sebabnya adalah karena mulai melemahnya tujuan yang ingin digapai sehingga secara otomatis semakin lemah pula pengorbanan yang siap dilakukannya.

Umat Islam saat ini mulai terjangkit sebuah penyakit yang sebelumnya pernah dikhawatirkan oleh Rasulullah, penyakit akan lemahnya tujuan yang juga disebut dengan penyakit al-wahn, yaitu penyakit cinta dunia dan takut mati.

Jadi satu-satunya cara untuk mengejar ketertinggalan umat islam saat ini dari umat lain adalah dengan merekontruksi ulang tujuan kita, sehingga pengorbanan yang siap kita kerahkan jauh lebih besar dari pengorbanan sebelumnya dan jauh lebih besar dari pengorbanan yang siap dikerahkan oleh umat lain.


‏« ﺍﻟﻠﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌَﺠْﺰِ، ﻭَﺍﻟْﻜَﺴَﻞِ، ﻭَﺍﻟْﺠُﺒْﻦِ، ﻭَﺍﻟْﺒُﺨْﻞِ، ﻭَﺍﻟْﻬَﺮَﻡِ، ﻭَﻋَﺬَﺍﺏِ ﺍﻟْﻘَﺒْﺮِ، ﺍﻟﻠﻬُﻢَّ ﺁﺕِ ﻧَﻔْﺴِﻲ ﺗَﻘْﻮَﺍﻫَﺎ، ﻭَﺯَﻛِّﻬَﺎ ﺃَﻧْﺖَ ﺧَﻴْﺮُ ﻣَﻦْ ﺯَﻛَّﺎﻫَﺎ، ﺃَﻧْﺖَ ﻭَﻟِﻴُّﻬَﺎ ﻭَﻣَﻮْﻟَﺎﻫَﺎ، ﺍﻟﻠﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﻋِﻠْﻢٍ ﻟَﺎ ﻳَﻨْﻔَﻊُ، ﻭَﻣِﻦْ ﻗَﻠْﺐٍ ﻟَﺎ ﻳَﺨْﺸَﻊُ،
ﻭَﻣِﻦْ ﻧَﻔْﺲٍ ﻟَﺎ ﺗَﺸْﺒَﻊُ، ﻭَﻣِﻦْ ﺩَﻋْﻮَﺓٍ ﻟَﺎ ﻳُﺴْﺘَﺠَﺎﺏُ ﻟَﻬَﺎ ‏»

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, kepengecutan dan kekikiran, usia pikun dan azab kubur.

Ya Allah, berilah jiwaku ketakwaan, sucikanlah jiwaku karena Engkau adalah sebaik-baik yang mensucikan jiwa. Engkaulah Yang mengurus dan mendidik jiwa.

Ya Allah, aku  berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, hawa nafsu yang tak pernah puas dan doa yang tidak dikabulkan.”( HR. Muslim no. 2722 dan Ahmad no. 19308 )

Aamiin..3x.. ya rabbal ‘alamin

(Gantira, 30 April 2016, Bogor)