Friday 13 November 2015

1. Ar-Rahman dan Ar-Rahim

A. Pendahuluan

Ar-Rahman dan Ar-Rahim, adalah dua nama yang menunjukkan bahwa Allah  memiliki kasih sayang yang luas dan agung. Kedua nama ini meliputi segala sesuatu dan meliputi segala makhluk. Allah  telah menetapkan kasih sayang yang sempurna bagi orang-orang bertakwa yang mengikuti para nabi dan rasul-Nya. Oleh karena itu, mereka mendapatkan kasih sayang sempurna yang bersambung dengan kebahagiaan yang abadi.

Adapun orang-orang yang selain mereka terhalang dari kasih sayang yang sempurna ini, karena mereka sendiri yang menolaknya dengan cara tidak memercayai berita (Ilahi) dan berpaling dari perintah. Oleh karena itu, janganlah mereka mencela siapapun kecuali diri mereka sendiri.

Mereka (yang bertakwa) mengimani bahwa Allah Maharahman dan Maharahim, memiliki rahmat yang agung, dan rahmat-Nya terkait dengan makhluk-Nya yang dirahmati, sehingga nikmat seluruhnya adalah buah dari rahmat-Nya.

A. Ar-Rahman

...Ar–Rahman : Yang Maha Pengasih...

Dialah Allah yang mengasihi semua mahluk ciptaan-Nya tanpa kecuali.

Semua mahluk yang melata, yang besar maupun kecil di darat, laut dan udara dan semua manusia baik yang beriman maupun tidak, yang baik maupun jahat semuanya dikasihi secara adil dan merata.

Karena kasih sayang Allahlah kita dan semua mahluk yang ada dibumi ini dapat hidup terus menerus sampai datang ajal yang telah ditetapkan.

Dengan kasih sayang-Nya ia mencukupkan semua kebutuhan hidup semua mahluk di alam semesta.

Dengan kasih sayangnya Ia menjadikan bumi ini sebagai suatu tempat yang nyaman dan aman untuk dihuni oleh berbagai mahluk hidup. Hanya saja limpahan kasih sayang ini hanya diberikan Allah pada semua mahluk selama hidup di dunia saja, di akhirat kelak kasih sayang ini hanya diberikan kepada orang beriman yang menjadi penghuni surga. Penghuni Neraka tidak lagi merasakan kasih sayang yang mereka dapatkan selama hidup didunia, karena mereka selama hidup didunia kafir dan ingkar pada-Nya.

Kasih sayang Allah menyelimuti segala sesuatu. Allah memberi bukan karena kepentingan-Nya, tapi karena perhatian Allah kepada makhluk-makhluk-Nya, baik Muslim atau kafir, shalih ataupun tidak. Allah memberi tak pandang bulu, dicurahkan kepada semua makhluk-Nya. Pemberian Allah bukan untuk kepuasan Allah karena Maha suci Allah dari membutuhkan apa pun, tapi justru untuk kebaikan kita.

Bentuk Kasih sayang Allah yang diberikan pada semua makhluk-Nya selama di dunia ini, dapat berupa keindahan alam, kesehatan, makanan dan minuman, kecerdasan otak, jabatan dan segala hal yang dapat membuat jiwa dan raga senang.


B. Ar-Rahim

...Ar-Rahim : Yang Maha Penyayang...

نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, (QS. al Hijr: 49)

Satu dari sifat-Nya yang mulia, lahir dari nama-Nya. Ar Rahim, Maha Penyayang. Dalam al Qur’an, Allah mengulangi kata ar Rahim sebanyak 228, jauh lebih banyak dari asma Allah, ar Rahman yang “hanya” 171.

Beberapa mufassir, menerjemahkan bahwa kata ar Rahim ini hanya berlaku pada situasi khusus dan untuk kaum tertentu semata. Artinya, dengan rahim-Nya, Allah teramat mencintai umat dan kaum yang mulia, yaitu manusia-manusia mukmin. Dilimpahkan kasih sayang yang banyak kepada mereka baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Bentuk kasih sayang Allah yang diberikan kepada orang-orang mukmin selama di dunia, yaitu berupa rasa manis dalam bermunajah kepada-Nya, banyaknya taufik yang datang kepada mereka, diberikan keteguhan dalam iman, diberikan petunjuk jalan yang lurus, serta banyak lagi bentuk kasih sayang-Nya yang diberikan kepada kaum mukmin selama mereka di dunia hingga mereka terhindar dari azab kubur.

Sedangkan saat di Akhirat kelak, bentuk kasih sayang-Nya yang diberikan pada orang-orang mukmin berupa naungan-Nya di padang masyar nanti, ampunan dan penghapusan dosa,  dimudahkan dalam melewati shirath (jembatan yang terbentang di atas neraka jahanam), dimasukkan dalam surga-Nya serta mendapatkan berbagai keridhaan-Nya hingga  diberi tambahan kenikmatan tertinggi dengan diizinkan untuk melihat wajah-Nya.

C. Perbedaan Makna Ar-Rahmaan Ar-rahim

Adakah perbedaan antara nama Allah Ar-Rahman dan Ar-Rahim? Tentu ada sisi perbedaannya, karena setiap nama punya makna yang khusus. Berikut ini penjelasan sebagian ulama tentang perbedaan diantara keduanya.

Al-Arzami  mengatakan: “Ar-Rahman artinya Yang Maha Pengasih terhadap seluruh makhluk, sedangkan Ar-Rahim artinya Yang Maha Pengasih terhadap kaum mukminin.” (Tafsir Ibnu Jarir Ath-Thabari, Tafsir Basmalah)

Dengan demikian, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan Ar-Rahman adalah yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu di dunia, karena bentuk kata/wazan fa’lan itu menunjukkan penuh dan banyak.

Sedangkan Ar-Rahim, yang rahmat-Nya khusus terhadap kaum mukimin di dunia dan akhirat.

Ibnul Qayyim memandang bahwa Ar-Rahman menunjukkan sifat kasih sayang pada Dzat Allah (yakni Allah  memiliki sifat kasih sayang), sedangkan Ar-Rahim menunjukkan bahwa sifat kasih sayang-Nya terkait dengan makhluk yang dikasihi-Nya.

Sehingga seakan-akan nama Ar-Rahman adalah sifat bagi-Nya, sedangkan nama Ar-Rahim mengandung perbuatan-Nya, yakni menunjukkan bahwa Dia memberi kasih sayang kepada makhluk-Nya dengan rahmat-Nya, jadi ini sifat perbuatan bagi-Nya. Apabila Anda hendak memahami hal ini, perhatikanlah firman Allah :

“Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (Al-Ahzab: 43)

“Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka.” (At-Taubah: 117)

Allah tidak menyebutkan dengan nama Ar-Rahman sama sekali. Dengan itu, Anda tahu bahwa makna Ar-Rahman adalah Yang memiliki sifat kasih sayang dan makna Ar-Rahim adalah Yang mengasihi dengan kasih sayang-Nya. (Syarah Nuniyyah, Ahmad Isa) Al-Harras mengatakan, ini adalah pendapat yang terbaik dalam membedakan kedua nama tersebut.

C. Buah mengimani nama Allah  tersebut

Mengimani nama Allah tersebut akan menambah rasa syukur kita kepada Allah , karena berbagai nikmat yang dikaruniakan Allah kepada kita, baik yang ada dalam organ tubuh, kebutuhan keseharian, alam sekitar kita, maupun alam semesta ini semuanya, adalah semata-mata buah dari kasih sayang-Nya, yang mengharuskan kita untuk tunduk dan bersyukur kepada-Nya, serta membalasnya dengan ketaatan, bukan dengan kemaksiatan dan kerusakan.

D. Beberapa perintah-Nya kepada manusia

Beberapa perintah-Nya kepada manusia yang berkaitan dengan memberi dan menyayangi, diantaranya:

1. Beberapa dalil terkait keutamaan memberi

"Takutlah engkau kepada neraka, sekalipun dengan jalan bersedekah dengan potongan kurma, maka barangsiapa tidak dapat menemukan itu maka hendaklah besedekah dengan mengucapkan perkataan yang baik.”HR. Muttafaq ‘alaih)


"Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar ma’ruf dan nahi munkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.”(HR. Tirmizi dan Abu Dzar).


Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Allah Subhanahuwa ta’ala berfirman, berinfaklah wahai anak adam, (jika kamu berbuat demikian) Aku memberi infak kepada kalian”. (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan begitu juga oleh Imam Muslim)



عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ الله ُعَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اْليَدُّ اْلعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اْليَدِّ السُّفْلى . فَالْيَدُّ اْلعُلْيَا هِيَ اْلمُنْفِقَةُ وَ اْليَدُّ السُّفْلى هِيَ السَّائِلَةُ ( متفق عليه )
Dari ibnu Umar Ra. sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda : “ Tangan di atas itu lebih baik dari pada tangan di bawah. Tangan yang di atas itu ialah yang member dan tangan yang di bawah itu ialah yang meminta.” (H.R Mutafaq ‘Alaih).

"Jagalah hartamu dengan zakat dan obatilah sakitmu dengan sedekah dan hadapilah segala cobaan dan bahaya dengan doa serta rendah hati.”(HR. Abu Hurairah)

"Sesungguhnya sedekah dapat memadamkan panasnya kubur bagi orang yang memberikan sedekah, dan sesungguhnya orang mukmin akan bernaung pada hari kiamat nanti di bawah naungan sedekahnya.” (HR. Tabbrani).

2. Beberapa dalil terkait menyayangi


عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَس بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

[رواه البخاري ومسلم]



Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radhiyallahu anhu, pelayan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri”.

[HR. Bukhari dan Muslim]

Dari Abi Hurairah r.a, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw, sesungguhnya Allah tabaaraka wa ta’aala berfirman di hari kiamat, “Dimanakah orang – orang yang saling mencintai karena-Ku, dihari ini (kiamat) aku menaungi mereka dalam naunganku, dihari dimana tidak ada naungan kecuali naunganku” (Hadits riwayat Bukhari, dan begitu juga diriwayatkan oleh Imam Malik.)



مَنْ لاَ يَرْحَمْ وَلاَ يُرْحَمْ (رواه البخارى)
Barangsiapa tidak menyayangi maka tidak disayangi (HR. Al Bukhari)


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Barangsiapa yang diberi cobaan sesuatu karena anak-anak perempuan seperti itu, lalu ia berbuat baik kepada mereka maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang untuknya dari siksa neraka.” (HR. Bukhari no. 5995 dan Muslim no. 2629)

E. Penutup

Dalam kata penutup ini, sebelum kita beraktifitas setidaknya kita harus membiasakan diri untuk membaca “Bismillahirrahman Nirrahiim”, supaya kita mendapat nikmat tiada tara dan rezeki yang halal serta nikmat sehat setelah  menyebut Nama-Nya.

Sumber:

1. Asma-ul Husna, hasil buah karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
2. Fikih Asma-ul Husna, yang ditulis oleh Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr
3. Berbagai sumber dari internet

(Gantira, 13 November 2015, Bogor)