Saturday 17 September 2016

"Arah Perbandingan"

Kadangkala, ada satu saat tertentu kita ingin membandingkan diri kita dengan teman kita, atau orang2 yang kita kenal.

Cobalah rasakan perbedaannya:

a. Saat kita membandingkan diri kita dengan orang lain yang wajahnya lebih tampan, hartanya lebih berlimpah, pasangannya lebih menarik, jabatannya lebih tinggi, aktifitas perjalanannya/wisata ke berbagai tempat/negara yang lebih banyak atau perbandingan dunia lainnya maka  ---> hasilnya hati kita menjadi malu, tapi malu yang membuat hati makin gelisah dan tidak nyaman serta tidak terlalu menyukai orang yang kita bandingkan karena pada dasarnya kita tidak bisa menggapainya walaupun sudah bekerja keras lebih darinya. Jadi situasi dan suasana hati kita bukan makin baik.

b. Coba sekarang bandingkan diri kita dengan orang lain yang shalatnya lebih baik, puasa sunatnya lebih istiqomah, kesabarannya lebih besar, shadaqahnya lebih ikhlas, semangat menuntut ilmu agamanya lebih gigih, akhlaknya lebih baik atau perbandingan amal ibadah lainnya, maka --> hasilnya hati kita pun sama2 menjadi malu, tapi malu yang membuat hati tenang serta menyukai orang yang kita bandingkan tersebut karena pada dasarnya kita pun bisa melakukannya, namun usaha dan tekad kita belum sungguh2 untuk menggapainya.

Jadi, bila tiba2  muncul dorongan hati untuk membandingkan diri kita dengan orang lain, maka arahkanlah diri kita untuk membandingkan diri dengan orang lain yang amal akhiratnya lebih baik dari kita bukan dengan orang lain yang dunianya lebih berlimpah, niscaya suasananya hati kita akan lebih baik dan kebahagiaan hati kita akan semakin meningkat jika kita berusaha keras mengejarnya.

(Gantira, 18 September 2016, Bogor)