Wednesday 26 October 2016

"Prinsip Hidup yang Kekal"



 Prinsip Hidup itu harus diambil dari sesuatu yang kekal, bukan sesuatu yang temporal atau sementara.

Semua perkara dunia atau yang dihasilkan oleh dunia adalah sementara. Sehingga kita pun jangan menjadikan perkara dunia sebagai prinsip hidup yang kekal, tapi jadikanlah perkara dunia itu sebagai prinsip hidup yang sementara juga. Dimana prinsip ini bisa berubah sesuai situasi, kondisi dan masa yang sedang dihadapi.

Bila seseorang salah menempatkan prinsip hidup, maka dia akan tergilas jaman. Sebagai contoh Nokia, awalnya dia sebagai salah satu perusahaan hp yang pernah menjadi perusahaan terbesar dan terkuat. Namun karena hp adalah perkara dunia, maka jangan menjadikan prinsip perusahaan sebagai prinsip yang abadi. Tapi jadikanlah hanya prinsip sementara yang bisa berubah sesuai dengan perkembangan jaman.

Bisa saja Nokia terlalu  memegang erat prinsip perusahaan yang ingin menjadi terdepan dan tidak mau mengekor pada perusahaan lain yang baru muncul. Sehingga pada saat ada kemajuan teknologi dari perusahaan yang baru lahir, Nokia tidak mau meniru dan ikut perkembangan yang ada. Sehingga akhirnya, perusahaannya tergerus oleh perkembangan zaman yang jauh lebih cepat dari perkembangan perusahaannya.

Bila saja Perusahaan Nokia mau merubah prinsip perusahaannya, dengan cara menyadari bahwa dia mulai jauh tertinggal oleh perusahaan yang baru lahir. Lalu memulai kembali dengan menjadi pengekor perusahaan baru dengan membuat Hp berbasis Android, kemungkinan besar Nokia akan tetap eksis. Karena sebagian besar konsumen sudah banyak yang tahu akan kualitas Hp Nokia. Namun sayangnya Nokia tidak mau merubah dirinya, sehingga akhirnya dia ditinggalkan konsumen yang seleranya sudah berubah.

Jadi kalau prinsip  itu hanya sekitar dunia atau hasil pemikiran seorang makhluk yang fana, maka bersikaplah fleksibel. Jangan terlalu kaku, lihat situasi dan sesuaikan dengan perkembangan yang ada. Ikutilah pribahasa "Dimana bumi dipijak, di situ langit di junjung".

Berbeda kalau prinsip itu berasal dari Yang Maha Kekal dan berlaku sampai kiamat tiba, maka kita harus pegang erat2 prinsip ini kapanpun dan dimana pun kita berada. Bila situasi berubah maka harus melihat rujukan dari sumber yang kekal juga. Sesungguhnya Al-qur'an dan hadist adalah sesuatu yang kekal, sehingga kita harus memegang erat dua prinsip kehidupan ini. Dan jadikan dua prinsip ini sebagai Prinsip Hidup yang kekal agar kita tidak tersesat selama2nya.

Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda, “Aku telah meninggalkan pada kamu sekalian dua perkara yang kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang teguh kepada keduaya, yaitu : Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya “. [HR. Malik]

(Gantira, 27 Oktober 2016)

"Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 3)"

Pada tulisan sebelumnya,
http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/hukum-aksi-dan-reaksi-dalam-islam.html?m=1
Menjelaskan terkait teori hukum Aksi dan Reaksi

Pada tulisan "Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 1)" ( http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/dalil2-hukum-aksi-dan-reaksi-dalam.html?m=1)  telah disebutkan dalil-dalil terhadap reaksi apa saja yang akan terjadi bila melakukan aksi
(A) Istigfar atau bertobat;
(B) bershalawat; dan
(C) bershadaqah.

"Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 2)" (http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/dalil2-hukum-aksi-dan-reaksi-dalam_25.html?m=1) menerangkan dalil-dalil terkait reaksi yang akan timbul jika melakukan  aksi:
(D) Shalat tahajud
(E) Shalat Dhuha
(F) Membaca al-quran

Pada tulisan kali ini akan menjelaskam dalil2 yang terkait aksi apa saja yang akan mendapatkan reaksi ditemani oleh para malaikat dan senantiasa mendapatkan doa pengampunan darinya. Beberapa aksi tersebut diantaranya adalah:

(G) Tidur dalam keadaan suci

"Barangsiapa yg tidur dlm keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dlm pakaiannya. Dia tdk akan bangun hingga malaikat berdoa; Ya Allah, ampunilah hamba-Mu si fulan karena tidur dlm keadaan suci."
(HR. Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)

H. Duduk menunggu waktu shalat

. "Tidaklah salah seorang di antara kalian yg duduk menunggu sholat, selama ia berada dlm keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya; Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia."
(HR. Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim: 469)

(I). Berada  di shaf barisan depan dalam sholat berjamaah

 "Sesungguhnya Allah & para malaikat-Nya bershalawat kpd (orang2) yg berada pd shaf2 terdepan."
(HR. Imam Abu Dawud & Ibnu Khuzaimah dari Barra' bin 'Azib)

(J). menyambung shaf sholat berjamaah (tdk mmbiarkan kosong di dlm shaf)

"Sesungguhnya Allah & para malaikat selalu bershalawat kpd orang2 yg menyambung shaf-shaf." (HR. Imam Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, & Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah)

(K).mengucapkan "aamiin" pada saat jadi makmun

"Jika seorang Imam membaca; ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh-dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian "aamiin", karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dg ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yg masa lalu."
(HR. Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari: 782)

(L) Duduk di tempat sholat setelah melakukan sholat.

"Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) pd salah satu diantara kalian selama ia ada di dlm tempat sholat di mana ia melakukan sholat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata; Ya Allah ampunilah & sayangilah ia."
(HR. Imam Ahmad)

Bersambung... Pada judul berikutnya " Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 4)"

(Gantira, 26 Oktober 2016, Bogor)

Tuesday 25 October 2016

"Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 2)"

Pada tulisan sebelumnya,
http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/hukum-aksi-dan-reaksi-dalam-islam.html?m=1
Menjelaskan terkait teori hukum Aksi dan Reaksi

Untuk tulisan "Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 1)" (http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/dalil2-hukum-aksi-dan-reaksi-dalam.html?m=1)  telah disebutkan dalil-dalil terhadap reaksi apa saja yang akan terjadi bila melakukan aksi (A) Istigfar atau bertobat; (B) bershalawat; dan (C) bershadaqah.

Pada tulisan kali ini akan melanjutkan pemaparan terkait dalil-dalil lainnya yang merupakan hukum aksi dan Reaksi dalam Islam. Beberapa di antaranya adalah:

D. Shalat Tahajud

Beberapa reaksi yang akan timbul jika kita senantiasa mengistiqomahkan diri dengan melakukan aksi shalat tahajud, diantaranya adalah:

1. Jaminan masuk surga

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Wahai manusia, sebarkanlah salam, beri makanlah, sambung tali kasih, salat malamlah saat orang pada terlelap, maka masuklah surga dengan selamat”. (HR. Al-Hakim, Ibnu Majah, At-Tirmizy).

2. Besarnya peluang dikabulkannya doa

Rasulullah saw bersabda, “ Pada tiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun (ke langit dunia) ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Ia berfirman: “Barang siapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaanya. Dan barang siapa meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia .” (HR Bukhari dan Muslim ).

3. Mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan, dan pencegah segala macam penyakit dari tubuh

Rasulullah SAW bersabda, "Lakukanlah shalat malam karena itu adalah tradisi orang-orang saleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan, dan pencegah segala macam penyakit dari tubuh." (HR Tirmidzi).

4. Menjaga ketampanan atau kecantikan.

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang banyak menunaikan shalat malam, maka wajahnya akan terlihat tampan atau cantik di siang harinya.” (HR Ibnu Majah).

5. Meningkatkan produktifitas kerja berbasis spiritual

Rasulullah SAW bersabda, "Setan membuat ikatan pada tengkuk salah seorang di antara kalian ketika tidur dengan tiga ikatan dan setiap kali memasang ikatan dia berkata: ‘Malam masih panjang, maka tidurlah.’ Jika orang tadi bangun lalu berzikir kepada Allah SWT, terlepas satu ikatan. Jika dia berwudhu, terlepas satu ikatan yang lainnya. Dan jika dia melaksanakan shalat, terlepas semua ikatannya. Pada akhirnya, dia akan menjadi segar (produktif) dengan jiwa yang bersih. Jika tidak, dia akan bangun dengan jiwa yang kotor yang diliputi rasa malas.” (HR Bukhari).

6. Mempercepat tercapainya cita2 dan rasa aman

Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah sesungguhnya Allah tertawa terhadap dua orang laki-laki: Seseorang yang bangun pada malam yang dingin dari ranjang dan selimutnya, lalu ia berwudhu dan melakukan shalat. Allah berfirman kepada para malaikat-Nya, 'Apa yang mendorong hamba-Ku melakukan ini?' Mereka menjawab, 'Wahai Rabb kami, ia melakukan ini karena mengharap apa yang ada di sisi-Mu.'” Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadanya apa yang ia harapkan (cita-citakan) dan memberikan rasa aman dari apa yang ia takutkan.” (HR Ahmad).

 E. Shalat Dhuha

Beberapa reaksi yang akan terjadi, bila kita senantiasa merutinkan shalat Dhuha, diantaranya adalah:

1. Akan dicukupkan semua kebutuhan kita pada hari itu.

“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)

2. Mendapatkan pahala layaknya haji dan umrah

“Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna..” (Shahih al-Jami`: 6346).

3. Aman dari dosa seharian

“Barangsiapa yang melakukan shalat dhuha maka akan di mapuni dosa-dosanya, sekalipun dosanya itu seperti buih di lautan. Sesuai dengan sebuah hadits Rasulullah yang di riwayatkan oleh Tirmidzi. Yaitu, ” Siapapun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, maka akan di ampuni dosa-dosanya oleh Allah. Sekalipun itu seperti buih di lautan.” [HR-Tirmidzi]

4. Sebagai pengganti sedekah

“Pada pagi hari, setiap persendian salah seorang dari kalian wajib bershadaqah; setiap tasbih adalah shadaqah, setiap tahmid adalah shadaqah, setiap takbir adalah shadaqah, menyuruh berbuat baik adalah shadaqah, melarang dari yang mungkar adalah shadaqah, dan itu semua cukup dengan dua raka’at shalat Dhuha yang ia kerjakan”. (HR. Muslim)

5. Merupakan ghanimah yang paling banyak

“Barangsiapa berwudhu kemudian pergi pada waktu pagi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuha, maka hal itu adalah peperangan yang paling dekat, ghanimah yang paling banyak, dan kembalinya lebih cepat” (HR. Tirmidzi dan Ahmad; hasan shahih).

6. Sebagai pelindung untuk menangkal siksa api neraka di hari pembalasan (kiamat) nanti.

“Barangsiapa melakukan shalat Fajar, kemudian ia tetap duduk di tempat shalatnya sambil berdzikir hingga matahari terbit dan kemudian ia melaksanakan shalat Dhuha sebanyak dua rakaat, niscaya Allah Swt. akan mengharamkan api neraka untuk menyentuh atau membakar tubuhnya.” (H.R. Al-Baihaqi)

7. Akan dibangun sebuah rumah di surga.

“Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditetapkan termasuk orang-orang yang lengah. Barangsiapa shalat empat rakaat, maka dia tetapkan termasuk orang-orang yang ahli ibadah. Barangsiapa mengerjakan enam rakaat maka akan diberikan kecukupan pada hari itu. Barangsiapa mengerjakan delapan rakaat, maka Allah menetapkannya termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh. Dan barangsiapa mengerjakan shalat dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di Surga. Dan tidaklah satu hari dan tidak juga satu malam, melainkan Allah memiliki@ karunia yang danugerahkan kepada hamba-hamba-Nya sebagai sedekah. Dan tidaklah Allah memberikan karunia kepada seseorang yang lebih baik daripada mengilhaminya untuk selalu ingat kepada-Nya” Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani.

C. Membaca al Quran

Bila kita terbiasa membaca al-qur'an dengan ikhlas, maka beberapa reaksi yang akan timbul, diantaranya adalah:

1. Mendapatkan syafa'at di akhirat kelak

Sabda Nabi Muhammad saw: “Bacalah al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada para ahlinya.” (HR. Muslim)

2. Mendapatkan limpahan ketenangan dan  curahan rahmat

Nabi Muhammad saw bersabda: “Tidak berkumpul sauatu kaum di salah satu rumah Allah SWT, sedang mereka membaca kitab-Nya dan mengkajinya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para malaikat, dan disanjungi oleh Allah di hadapan para makhluk dan di sisi-Nya.” (HR. Abu Dawud).

3.Menentramkan hati

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.13:28)

4. Menyembuhkan penyakit

“Hendaknya kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Al-Qur’an” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud)

5. Mendapatkan cahaya di hari kiamat nanti

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra yang maksudnya: “Bahwa Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang medengar satu ayat daripada Kitab Allah Ta’ala (al-Qur’an) ditulis baginya satu kebaikan yang berlipat ganda. Siapa yang membacanya pula, baginya cahaya di hari kiamat.”

6. Memperoleh kemulian dan diberi rahmat kepada ibu bapaknya

Nabi Muhammad saw bersabda maksudnya: “Siapa yang membaca Al-Qur’an dan beramal dengan isi kandungannya, dianugerahkan kedua ibu bapaknya mahkota di hari kiamat. Cahayanya (mahkota) lebih baik dari cahaya matahari di rumah-rumah dunia. Kalaulah demikian itu matahari berada di rumahmu (dipenuhi dengan sinarnya), maka apa sangkaan kamu terhadap yang beramal dengan ini (al-Qur’an).” (HR. Abu Daud).

7. Memperoleh kedudukan yang tinggi dalam syurga

Bersabda Rasulullah saw yang maksudnya: Dikatakan kepada pembaca al-Qur,an: “Bacalah (al-Qur’an), naiklah (pada darjat-darjat syurga) dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya dengan tartil didunia. Sesungguhnya kedudukan drajatmu sehingga kadar akhir ayat yang engkau baca.” (HR. Ahmad).

8. Membaca satu huruf Al Quran akan memperoleh sepuluh kebaikan

Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang membaca satu huruf kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).

9. Mendapatkan pahala sedekah

Rasulullah saw bersabda: “Orang yang membaca Al-Qur’an terang-terangan seperti orang yang bersedekah terang-terangan, orang yang membaca Al-Qur’an secara tersembunyi seperti orang yang bersedekah secara sembunyi.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i, lihat shahihul jaami’:3105).

10. Sebagai cahaya dalam kegelapan

Sabda Rasulullah saw,” Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah dan Al Qur’an sesungguhnya ia adalah cahaya kegelapan, petunjuk di siang hari maka bacalah dengan sungguh-sungguh .” (HR. Baihaqi)

11. Digolongkan masuk dalam keluarga Allah

Sabda Rasulullah saw,” Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia.’ Beliau saw ditanya,’Siapa mereka wahai Rasulullah.’ Beliau saw menjawab,’mereka adalah Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

12. Akan bersama malaikat

Sabda Rasulullah SAW “Orang yang mahir membaca Al-Qur’an kelak (mendapat tempat disurga) bersama para utusan yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dan masih terbata-bata, dan merasa berat dan susah, maka dia mendapatkan dua pahala.”

Bersambung... Pada judul berikutnya " "Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 3)"

(Gantira, 26 Oktober 2016, Bogor)

Monday 24 October 2016

"Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 1)"

Menyambung dari tulisan yang berjudul "Hukum Aksi dan Reaksi dalam Islam" (http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/hukum-aksi-dan-reaksi-dalam-islam.html?m=1), pada tulisan ini akan menyebutkan dalil-dalil apa saja yang terkait hukum aksi dan reaksi yang ada dalam Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Hadist.

Beberapa dalil terkait hukum aksi dan Reaksi positif dalam aturan Islam, meliputi:

A. Membaca Istigfar atau bertobat

Beberapa reaksi yang ditimbulkan dengan aksi membaca istigfar atau bertobat, diantaranya adalah:

1. Menggembirakan Allah

Rasulullah bersabda, “Sungguh, Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya daripada kegembiraan salah seorang dari kalian yang menemukan ontanya yang hilang di padang pasir.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Dicintai Allah

Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222).

Rasulullah bersabda, “Orang yang bertaubat adalah kekasih Allah. Orang yang bertaubat atas dosanya, bagaikan orang yang tidak berdosa.” (HR. Ibnu Majah).

3. Dosa-dosanya diampuni

Rasulullah bersabda, “Allah telah berkata, ‘Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian pasti berdosa kecuali yang Aku jaga. Maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, niscaya kalian Aku ampuni. Dan barangsiapa yang meyakini bahwa Aku punya kemampuan untuk mengamouni dosa-dosanya, maka Aku akan mengampuninya dan Aku tidak peduli (beberapa banyak dosanya).” (HR.Ibnu Majah, Tirmidzi).

4. Selamat dari api neraka

Hudzaifah pernah berkata, “Saya adalah orang yang tajam lidah terhadap keluargaku, Wahai Rasulullah, aku takut kalau lidahku itu menyebabkan ku masuk neraka’. Rasulullah bersabda,’Dimana posisimu terhadap istighfar? Sesungguhnya, aku senantiasa beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari semalam’.” (HR. Nasa’i, Ibnu Majah, al-Hakim dan dishahihkannya).

5. Mendapat balasan surga

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang didalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal didalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (QS. Ali ‘Imran: 135-136).

6. Mengecewakan syetan

Sesungguhnya syetan telah berkata, “Demi kemulian-Mu ya Allah, aku terus-menerus akan menggoda hamba-hamba-Mu selagi roh mereka ada dalam badan mereka (masih hidup). Maka Allah menimpalinya,”Dan demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku senantiasa mengampuni mereka selama mereka memohon ampunan (beristighfar) kepada-Ku.” (HR. Ahmad dan al-Hakim).

7. Meredam azab

Allah berfirman, “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS. Al-Anfal: 33)

8. Mengusir kesedihan

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya, dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).

9. Melapangkan kesempitan

Rasulullah bersabda, ”Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka,” (HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).

10. Melancarkan rizki

Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya seorang hamba bisa tertahan rizkinya karena dosa yang dilakukannya.” (HR.Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah)
.
11. Membersihkan hati

Rasulullah bersabda, “Apabila seorang mukmin melakukan suatu dosa, maka tercoretlah noda hitam di hatinya. Apabila ia bertaubat, meninggalkannya dan beristighfar, maka bersihlah hatinya.” (HR.Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Tirmidzi).

12. Mengangkat derajatnya di surga

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seorang hamba di surga. Hamba itu berkata,’Wahai Allah, dari mana saya dapat kemuliaan ini?’ Allah berkata,’Karena istighfar anakmu untukmu’.” (HR.Ahmad dengan sanad hasan).

13. Mengikut sunnah Rosulullah shallalhu ‘alaihi wasallam

Abu Hurairah berkata, “Saya telah mendengar Rasulullah bersabda,’Demi Allah, Sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah (beristighfar) dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali’.” (HR.Bukhari).

14. Menjadi sebaik-baik orang yang bersalah

Rasulullah bersabda, “Setiap anak Adam pernah bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang segera bertaubat.” (HR.Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim).

15. Bersifat sebagai hamba Allah yang sejati

Allah berfirman, “Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang yang berdo’a:”Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,”(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta’at, yang menafkahkan hartanya (dijalan Allah), dan yang memohon ampun (beristighfar) di waktu sahur.” (QS. Ali ‘Imran: 15-17).

16. Terhindar dari stampel kezhaliman

Allah berfirman, “…Barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (QS.al-Hujurat: 11).

17. Mudah mendapat anak

Allah berfirman, “Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS.Nuh: 10-12).

18. Mudah mendapatkan air hujan

Ibnu Shabih berkata, “Hasan al-Bashri pernah didatangi seseorang dan mengadu bahwa lahannya tandus, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. Lalu ada orang lain yang mengadu bahwa kebunnya kering, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. Lalu ada orang lain lagi yang mengadu bahwa ia belum punya anak, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. (Kitab Fathul Bari: 11/98).

19. Bertambah kekuatannya

Allah berfirman, “Dan (dia berkata):”Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS.Hud: 52).

20. Bertambah kesejahteraanya

Allah berfirman, “Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS.Nuh: 10-12).

21. Menjadi orang-orang yang beruntung

Allah berfirman, “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31).
Aisyah berkata, “Beruntunglah, orang-orang yang menemukan istighfar yang banyak pada setiap lembar catatan harian amal mereka.” (HR. Bukhari).

22. Keburukannya diganti dengan kebaikan

Allah berfirman, “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan: 70).

“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Hud: 114).

23. Bercitra sebagai orang mukmin

Rasulullah bersabda, “Tidak seorangpun dari umatku, yang apabila ia berbuat baik dan ia menyadari bahwa yang diperbuat adalah kebaikan, maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan. Dan tidaklah ia melakukan suatu yang tercela, dan ia sadar sepenuhnya bahwa perbuatannya itu salah, lalu ia mohon ampun (beristighfar) kepada Allah, dan hatinya yakin bahwa tiada Tuhan yang bisa mengampuni kecuali Allah, maka dia adalah seorang Mukmin.” (HR. Ahmad)

B. Aksi dan Reaksi Membaca Shalawat

Salah satu Lafazh bacaan sholawat yang paling ringkas yang sesuai dalil2 yang shahih adalah :

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﺒِﻴِّﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ


Allahumma shallii wa sallim ‘alaa nabiyyinaa Muhammad.
(“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad) .

[SHAHIH. HR. At-Thabrani melalui dua isnad, keduanya baik. Lihat Majma’ Az-Zawaid 10/120 dan Shahih At- Targhib wat Tarhib 1/273].

Beberapa reaksi yang akan timbul jika kita memperbanyak membaca shalawat, diantaranya adalah:

1. Akan mendapatkan syafa'at Rasulullah

Raulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda bersabda:
"Barangsiapa yang bershalawat kepadaku, maka aku akan memberinya syafaat pada hari kiamat." (Hadits riwayat Ibnu Syahiin dalam at-Targhib dan Ibnu Basykawal).

2. Akan diangkat derajatnya

Dari Umar bin Khaththab dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda bersabda:
"Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali shalawat, maka Allah akan membalas sepuluh kali shalawat dan mengangkatnya sepuluh derajat." (Dikeluarkan Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Ibnu Abu Syaibah, al-Bazzar, Ibnu Syahiin dan al-Ismaili dengan sanad ma’lul).

3. Dijauhkan dari sifat bakhil

Dari Ali bin Abu Thalib berkata bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda bersabda:
"Manusia bakhil adalah orang yang disebut namaku di sisinya, tetapi tidak membaca shalawat kepadaku." (Dikeluarkan Imam at-Tirmidzi dan beliau berkata bahwa hadits hasan shahih. Dan juga dikeluarkan Imam Nasa’i, Ibnu Hibban dal al-Hakim).

4. Mendapatkan sepuluh rahmat dan menghapus sepuluh dosa

Sabda Nabi Saw:
“barangsiapa yang membaca shalawat atasku satu shalawat maka Allah akan menurunkan sepuluh rahmat kepadanya dan menghapus sepuluh kesalahannya” (HR. Nasai)

5. Mempercepat terkabul Nya doa

Bahwasanya Umar bin Khattab Ra berkata: “Saya mendengar bahwa doa itu ditahan diantara langit dan bumi, tidak akan dapat naik, sehingga dibacakan shalawat atas nabi Muhammad Saw”. (Atsar Hasan, Riwayat Tirmidzi)

C. Aksi dan Reaksi Memperbanyak Shadaqah

Bila kita sering melakukan aksi memperbanyak shadaqah dengan ikhlas, maka akan ada beberapa reaksi yang akan timbul, yaitu:

1. Dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT

“ Sesungguhnya orang- orang yang bersedekah baik laki - laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik , niscaya akan dilipatgandakan ( pahalanya ) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak“ . ( QS. Al-Hadid : 18 )

“ Perumpamaan orang -orang yang mendermakan ( shodaqoh) harta bendanya di jalan Allah , seperti ( orang yang menanam ) sebutir biji yang menumbuhkan tujuh untai dan tiap -tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan ( balasan ) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas ( anugrahNya) lagi Maha Mengetahui “ . (QS . Al-Baqoroh: 261 )

2. Dapat menghapuskan dosa -dosa


Nabi SAW bersabda :
“ Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api “ .(HR . At -Tirmidzi) .

3. Dapat memisahkan diri dari neraka

Nabi bersabda : “ Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan ( sedekah ) sebutir kurma “ ( Muttafaqun ‘ alaih

4. Mendapat naungan pada hari akhir

Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda,
“Tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya.” Kemudian diantara yang beliau sebutkan, “Seseorang yang bersedekah lalu merahasiakannya, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah diinfakkan oleh tangan kirinya.” (HR. Bukhari, no.660 & Muslim, no.2427)

5. Dapat memadamkan panasnya alam kubur

Nabi SAW bersabda : “ Sesungguhnya sedekah itu benar -benar akan dapat memadamkan panasnya alam kubur bagi penghuninya , dan orang mukmin akan bernaung dibawah bayang -bayang sedekahnya“ . (HR . At - Thabrani )

6. Amal yang tidak putus sampai mati

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra , bahwa Nabi SAW bersabda : “ Apabila anak cucu Adam itu mati , maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara yaitu : Shodaqoh jariyah, anak yang sholeh yang memohonkan ampunan untuknya ( Ibu dan bapaknya ) dan ilmu yang berguna setelahnya “ .

7. Dapat memanjangkan umur

Nabi SAW bersabda : “ Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya , dapat mencegah kematian yang buruk ( su ’ul khotimah ) , Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong , kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri“ . ( HR . Thabrani ) .

8. Dapat menambah harta kekayaan

"Tidak akan pernah berkurang harta yang disedekahkan kecuali ia bertambah... bertambah... bertambah...” (HR. Al Tirmidzi)

“ Apapun harta yang kalian infakkan maka Allah pasti akan menggantikannya , dan Dia adalah sebaik -baik pemberi rezeki“ . (QS . Saba ayat 39)

9. Dapat mengobati penyakit

Rasulullah saw bersabda :
“ Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah .” (HR. Baihaqi)

10. Dapat menghindarkan dari segala bala ’ (marabahaya )


Nabi Saw:
“Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. Obatilah penyakitmu dengan sedekah. Sedekah itu sesuatu yang ajaib. Sedekah menolak 70 macam bala dan bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak (vitiligo).” (HR. Baihaqi & Thabrani).

Bersambung... Pada judul berikutnya " "Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 2)"

(Gantira, 25 Oktober 2016, Bogor)

Thursday 20 October 2016

"Perbedaan Fokus Sudut Pandang Pada Interval Kehidupan "

Kalau mengingat2 tulisan yang pernah digoreskan dalam blog2ku, ternyata hati itu mengalami metamorfosa juga.
*
Pada tahun 2005 - 2010 (atau saat usia 30 - 35 tahun) isi tulisan lebih didominasi dengan tulisan tentang cinta ( http://ikatancinta.blogspot.co.id/
search?updated-min=2005-01-01T0
0:00:00-08:00&updated-max=2006
-01-01T00:00:00-08:00&max-results=20&m=0 )
*
Pada tahun 2010- 2015 (saat usia 35-40) isi tulisan lebih didominasi tentang mencari jati diri terutama tulisan2 pada tahun 2011 ( http://
sudutpandang2.blogspot.co.id/search?updated-min=2011-01-01T00:00:00-08:00&updated-max=2012-01-01T00:00:00-08:00&max-resu
lts=15&m=0 )
*
Pada tahun 2015 -..( Saat usia mulai menginjak 40 tahun lebih) isi tulisan lebih didominasi tema tentang ke arah mana hidup akan melangkah (
http://sudutpandang2.blogspot.co.id/search?updated-min=2016-01-01T00:00:00-08:00&u
pdated-max=2017-01-01T00:00:00-08:00&max-results=48&m=0 ).
*
Jadi saat usia menginjak 40 tahunan ini, terasa sangat sulit membuat tulisan dengan tema cinta dan terasa aneh sendiri saat membaca tulisan2 yang pernah digoreskan dulu. Seakan2 itu bukan diriku..
*
Saya kurang tahu nanti, kalau masih diberi umur pada tahun 2020 --2025 (Saat usia 45- 50), tahun 2025-2030 (Saat usia 50 -55), tahun 2030-2035 (Saat usia 55-60), dan di atas tahun 2035 (Saat usia di atas 60 tahun) tema tulisan akan mengarah kemana lagi?
*
Namun yang jelas, ada satu hal yang kusadari bahwa salah satu cara untuk memahami seseorang itu adalah dengan memperhatikan usianya juga, karena setiap usia seseorang memiliki fokus yang berbeda2 dalam Pandangan hidupnya.
*
Jadi Kuranglah tepat usia yang 30 tahunan beradu argumen tentang kehidupan dengan orang yang usianya 40 tahunan. Begitu juga orang yang berusia 40 tahunan kemungkinan besar akan sulit juga mencari titik temu beradu argumen tentang kehidupan dengan usia di atas 60 tahunan. Karena setiap interval waktu memiliki fokus kehidupan yang berbeda2 pula.
*
Saya jadi teringat akan ayat2 yang membahas terkait  fase kehidupan manusia:

"Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa." (Qs.ar-Rûm/30:5)

"Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina ? Kemudian Kami meletakkannya dalam tempat yang kokoh (rahim), sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah Sebaik-baik yang menentukan." [Qs. al-Mursalât/77: 20-23]

"Allâh menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allâh Maha mengetahui lagi Maha Kuasa." [Qs.an-Nahl/16:70]

"Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya) (maksudnya: kembali menjadi lemah dan kurang akal-pent). Maka apakah mereka tidak memikirkan?" [Qs.Yâsîn/36: 68]

Semoga kita.semua termasuk golongan orang2 yang husnul khatimah..Aamiin..aamiin..aamiin yra

(Gantira, 20 Oktober 2016, Bogor)

Tuesday 18 October 2016

"Berhati2lah dalam Melangkah"

Fenomena banyaknya orang2 munafik, tidak saja terjadi pada masa kini, tapi pada masa Rasulullah pun, kaum munafik ini sudah ada. Salah satu tokoh munafik yang paling terkenal adalah Abdullah bin Ubai. Namun, walaupun demikian Rasulullah tidak menghukum Abdullah bin Ubai, padahal orang ini sudah sangat jelas dikenal kemunafikannya oleh masyarakat muslim.
*
Ternyata banyak juga hikmah yang terjadi, dimana dengan sendirinya masyarakat muslim saat itu menjauhi Abdullah bin Ubai ini. Yang bersahabat dengan dia hanyalah orang2 yang memang segolongan dengannya. Bila Rasulullah menghukum Abdullah bin Ubai tanpa bukti (karena Abdullah bin Ubai ini seorang pendusta, licik serta lihai dalam menyembunyikan keburukannya) kemungkinan akan terjadi timbul banyak penentang yang memang tidak paham tapi mudah ikut terhasut oleh orang2 munafik.
*
Inilah salah satu hikmah kita dianjurkan untuk menghindari perdebatan, walaupun kita benar.  Karena bisa jadi orang yang tidak ikut berdebat tapi mengetahui perdebatan yang terjadi akan salah melangkah dikarenakan  kurang paham dan kurang berilmu.
*
Pada era informasi yang serba bebas saat ini, orang2 munafik semakin mudah menyebarkan pemikiran sesatnya. Namun orang yang memiliki ilmu dan paham akan situasi yang terjadi, pada dasarnya bisa mengetahui bagaimana  pola pikir orang lain. Kalau soal argumen, setiap orang bisa mencari dari berbagai sumber yang sesuai dengan kecenderungan pola pikirnya.
*
Jadi yang perlu kita lakukan dalam menghadapi seseorang yang suka memberikan statement yang kontradiksi, adalah dengan tidak perlu berinteraksi dengannya.
*
Apalagi di era informasi bebas saat ini. Bila kita comment atau like pada status seseorang yang pemikirannya ngawur di media sosial seperti facebook, khawatir kita termasuk katagori ikut menyebarkan fitnah yang ada. Karena saat kita comment atau like, secara otomatis aktifitas kita terbaca oleh anggota fb kita dan mereka yang tidak tahu akan menjadi penasaran ingin mengetahuinya.
*
Yang perlu kita lakukan dalam menghadapi orang2 yang suka buat pernyataan meresahkan atau orang2 munafik adalah mengclearkan permasalahan yang ada jika isu itu menimpa kita. Sehingga yang terjadi permasalahan menjadi jelas dan diketahui siapa sebenarnya pendusta. Artinya kita jangan ikut2an menyebarkan kedustaan yang ditimbulkan oleh orang2 munafik, tapi sebaiknya kita berusaha untuk mengclearkannya.
*
Jadi langkah yang paling baik dalam menggunakan media sosial seperti fb atau wa atau media sosial apapun itu, adalah dengan tidak memberikan dukungan berupa  'like' atau 'comment' atau menshare terhadap status2 yang pemikirannya kontradiksi.  Atau kita buat status baru di media sosial kita tentang ketidaksetujuan pemikiran orang2 yang isi media sosialnya ngawur tanpa berinteraksi dengan mereka.
*
Status atau berita yang kita 'like', comment atau yang di share hanyalah tulisan2 yang bermanfaat dan diyakini kebenarannya.
*
Ingatlah firman-Nya:

“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan & hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al Isra’: 36)

"Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam jahannam." [An Nisa’:140].

"Dan apabila mereka mendengar perkataan yang buruk, mereka berpaling darinya dan berkata, "Bagi kami amal2 kami dan bagimu amal2 kamu, semoga selamatlah kamu, kami tidak ingin (bergaul) dengan orang2 bodoh" (Qs. Al-Qasas:55)

(Gantira, 18 Oktober 2016, Bogor)

Sunday 16 October 2016

"Pengertian Efektif dan Efisien bagi Seorang Muslim"

Efektif dan efisien adalah dua kata yang seringkali digunakan dalam ilmu ekonomi. Kedua kata ini walaupun terlihat hampir sama dan berhubungan, namun sejatinya mempunyai makna yang berbeda.

Secara sederhana, salah satu pengertian dari efektif adalah melakukan sesuatu yang dapat mencapai semaksimal mungkin hasil akhir  yang diinginkan. Sedangkan pengertian sederhana dari efisien adalah penggunaan sumber daya yang hemat biaya, tenaga dan waktu  guna pencapaian hasil yang optimum.

Setiap proses yang efektif belum tentu efisien, sebaliknya suatu proses yang dikatakan efisien belum tentu efektif. Untuk itu penting untuk menyelaraskan antara efektif dengan efisien agar setiap tujuan dapat tercapai dengan baik.

Bagaimanakah pengertian efektif dan efisien dalam Islam?

Pengertian efektif dalam Islam itu lebih condong pada manfaatnya, yaitu sesuatu yang bernilai di sisi Allah dan dilakukan dengan ikhlas serta tidak menyalahi aturan Allah dan rasul-Nya.

Dalam islam yang diutamakan adalah efektif atau ada manfaatnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam salah satu hadist:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2318)

Jadi salah satu tanda baiknya islam seseorang adalah selalu berperilaku efektif dalam menjalani aktifitas hidupnya serta meninggalkan segala sesuatu yang tidak efektif atau tidak ada manfaatnya. Jadi efektif ini merupakan skala prioritas utama.

Sebagai contoh, kita sebagai seorang muslim dianjurkan untuk meninggalkan perdebatan yang tidak ada ujungnya, karena perdebatan ini tidak menghasilkan apa2 atau tidak ada manfaatnya serta hanya membuang waktu dan energi kita saja.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
"Sesungguhnya orang yang paling dimurkai oleh Allah adalah orang yang selalu mendebat. [HR. Bukhâri, no. 2457; Muslim, no. 2668; dll]

Dalam hadist lain, Rasulullah saw bersabda, "Saya menjamin rumah di surga bawah, bagi orang yang meninggalkan perdebatan sekalipun ia benar; dan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan berdusta, sekalipun untuk bercanda; serta rumah di surga atas bagi orang yang bagus akhlaknya". (HR. Abu Dawud, dihasankan oleh Imam Al Albani).

Sedangkan pengertian efisien dalam Islam lebih mendekati pada amalan2 apa saja yang lebih utama, lebih diprioritaskan, yang memiliki keunggulan serta mendapatkan balasan pahala yang sangat besar disisi-Nya walaupum waktu dan energi dibutuhkan tidak terlalu jauh.

Sebagai contoh shalat berjamaah dan tepat waktu lebih utama daripada shalat sendirian dan menunda2. Amal  ibadah sunat yang dilakukan secara sembunyi2  lebih utama daripada  yang terang2an. Memberikan contoh kebaikan akan mendapatkan pahala yang berlipat2 sesuai dengan banyaknya orang yang mengikutinya, serta banyak lagi amalan2 yang efisien yang bisa kita lakukan.

Beberapa hadist yang berkaitan dengan amalan yang efisien ini diantaranya adalah:

Rasulullah saw bersabda, “Shalat seseorang dengan berjama’ah lebih banyak pahalanya daripada shalat sendirian di pasar atau di rumahnya, yaitu selisih 20 sekian derajat. Sebab, seseorang yang telah  menyempurnakan wudhunya kemudian pergi ke masjid dengan tujuan untuk shalat, tiap ia melangkah satu langkah maka diangkatkan baginya satu derajat dan dihapuskan satu dosanya, sampai ia masuk masjid. Apabila ia berada dalam masjid, ia dianggap mengerjakan shalat selama ia menunggu hingga shalat dilaksanakan. Para malaikat lalu mendo’akan orang yang senantiasa di tempat ia shalat, “ Ya Allah, kasihanilah dia, ampunilah dosa-dosanya, terimalah taubatnya .” Hal itu selama ia tidak berbuat kejelekan dan tidak berhadats.” (HR. Bukhari no. 477 dan Muslim no. 649).

Abdullah Ibnu Mas’ud RA berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling afdhal?” Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa lagi, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.”(HR. Bukhari)


Allah Ta’ala berfirman,
“ Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. ” (QS. Al Baqarah: 271)

Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya'."
(Shahih Muslim Kitab al-Imarah, Bab Fadhlu Ianah al-Ghazi, 3/1506, no. 1893)

Serta banyak lagi dalil2 lainnya terkait pentingnya kita melakukan segala sesuatu dengan efisien.


Jadi dalam Islam yang paling utama adalah efektif atau bermanfaat. Setelah efektif baru efisien, dimana semakin meningkat ilmu seorang muslim maka hidupnya selain efektif juga akan semakin efisien.

Semoga kita senantiasa diberikan petunjuk oleh-Nya dalam menjalani roda kehidupan di dunia yang fana ini, sehingga hidup yang kita jalani senantiasa efektif dan efisien, Aamiin..aamiin..aamiin yra..

(Gantira, 17 Oktober 2016, Bogor)

"Makna Bilangan Biner Dalam Kehidupan "

Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem penulisan angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1.

Sebuah nilai 0 tidak akan mengandung nilai jika letaknya berada disebelah kiri angka 1, walaupun jumlahnya sangat banyak bahkan bila tidak memiliki angka 1 maka nilainya tetap 0. Namun bilangan nol sangat berarti bila letaknya disebelah kanan angka 1, dan akan semakin besar nilainya jika angka nol itu semakin banyak.

Contoh:
a. Angka biner 0000 0000 mengandung nilai desimal 0
b. Angka biner 0000 0001 mengandung nilai desimal 1
c. Angka biner 0000 0010 mengandung nilai desimal 2
d. Angka biner 0000 0100 mengandung nilai desimal 4
.
.
q. Angka biner 0001 000 mengandung nilai desimal 16
Dan seterusnya, semakin banyak angka nol yang letaknya di kanan angka 1 maka nilai desimalnya semakin besar.

Dalam kehidupan kita pun bisa diumpamakan dengan perhitungan bilangan biner ini. Bila kita beriman kepada Allah maka kita telah memiliki nilai angka 1. Bila kita sering bershadaqah maka shadaqah ini dinilai nol. Jika shadaqah kita karena Allah maka nilai nol ini diletakkan disebelah kanan angka 1 sehingga shadaqah kita bernilai, namun jika shadaqah kita hanya ingin mendapatkan pujian manusia maka nilai nol ini diletakkan disebelah kiri angka 1 sehingga tidak ada nilainya. Begitu juga perbuatan2 baik lainnya.

Hal yang sama juga bisa di dinilai dengan bilangan biner dalam kehidupan anak2  kita.  Jika anak kita adalah anak yang shaleh maka dia bernilai angka 1. Bila kemampuannya meningkat dengan memiliki kepintaran maka dia memiliki angka nol yang akan berarti bila nol ini diletakkan di kanan angka 1 atau didasari dengan keshalihannya. Bila bertambah lagi dengan anugrah lainnya, seperti tampan, lincah, sehat, trampil, ceria maka nilai nolnya semakin banyak.

Dari perumpamaan2  di atas, maka dalam kehidupan ini yang pertama kali harus diperjuangkan adalah memiliki angka 1. Dimana dalam kehidupan kita yang harus diutamakan adalah memiliki keimanan yang benar, baru kemudian kekayaan yang digunakan untuk memperbanyak shadaqah, kesehatan yang banyak menolong orang lain, kekuasaan untuk menegakkan keadilan, kepintaran untuk memajukan agama Allah serta  melakukan banyak kebaikan lainnya  dengan ikhlas karena Allah.

Apalah manfaatnya banyak harta, sehat badan, memiliki kekuasaan serta keunggulan lainnya jika tidak beriman kepada Allah atau tidak digunakan dijalan-Nya maka semuanya menjadi tidak bernilai disisi-Nya.

Begitu juga dalam memiliki seorang anak, berusahalah yang pertama kali kita doa dan upayakan adalah menjadi anak yang shaleh, baru kemudian berusaha dan berdoa agar menjadi anak yang cerdas, terampil, sehat, ceria serta berbagai kelebihan lainnya.

Apalah artinya memiliki anak yang sehat, cerdas, kaya, ceria, terampil dan hal baik lainnya jika dia tidak shaleh. Karena bila seorang anak tidak shaleh maka semua nilai positif lainnya menjadi  tidak  bermanfaat buat kita di dunia maupun di akhirat kelak.

Ingatlah  hadist berikut ini:

Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh hamba yang Shalih .” (HR. Ahmad 4/197)

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Apabila seorang anak Adam mati putuslah amalnya kecuali tiga perkara : sedekah jariah,atau ilmu yang memberi manfaat kepada orang lain atau anak yang soleh yang berdoa untuknya."
(Hadith Sahih - Riwayat Muslim)

Semoga kita semua memiliki keimanan yang benar dan dianugrahi anak2 yang shaleh.

ﺭَﺏِّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻨِﻲ ﻣُﻘِﻴﻢَ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻭَﻣِﻦْ
ﺫُﺭِّﻳَّﺘِﻲ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻭَﺗَﻘَﺒَّﻞْ ﺩُﻋَﺎﺀِ ‏( 40

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do'aku." (Qs. Ibrahim ayat 40)

(Gantira, 16 Oktober 2016, Bogor)

Wednesday 12 October 2016

"Seperti Apakah Orang Bodoh Itu ?"

Setiap orang mendefinisikan kata 'bodoh' dengan definisi yang berbeda2. Ada yang mengatakan bahwa bodoh adalah orang yang tidak mengerti apa yang kita sampaikan, orang yang tidak bisa membaca,  orang yang tidak bisa menghitung, bahkan ada juga orang yang mengatakan bahwa orang bodoh adalah orang yang polos dan jujur sehingga tidak bisa berkelit dalam menutupi kesalahannya. Dan banyak lagi definisi lainnya tergantung dari sudut pandang yang berbeda2.

Sebagai sebuah contoh yang sederhana, misalkan ada empat orang yang sedang berkumpul yang terdiri dari:
 1. Orang pertama adalah seorang guru besar ahli tumbuh2an, dia mengetahui dengan jelas berbagai jenis tumbuhan yang beracun dan penangkalnya.
2. Orang kedua adalah seorang murid yang memiliki otak yang sangat cerdas, dia bisa memahami setiap detail apa yang diterangkan gurunya.
3. Orang ketiga adalah seorang murid yang sangat kritis, dia selalu mendebat apapun yang dikatakan gurunya berdasarkan penalaran dia.
4. Orang keempat  adalah seorang murid yang sulit memahami ilmu secara detail dari yang disampaikan gurunya. Tapi dia selalu berusaha melakukan apa yang bisa dia tangkap.

Suatu hari secara tidak sengaja karena tidak bisa menahan rasa lapar  mereka memakan sebuah tumbuhan yang beracun. Melihat hal itu, lalu orang pertama menjelaskan kepada murid2nya jenis tumbuhan yang mereka makan secara detail, dari segi jenisnya, zat2 yang dikandungnya serta penangkalnya.

Murid pertama terus mendengarkan dengan seksama dan tahu dengan percis setiap kata yang disampaikan oleh gurunya.

Murid kedua selalu membantah dan mengkritisi setiap kata  yang disampaikan gurumya.

Sedangkan murid ke tiga hanya mencoba memahami apa yang bisa dipahaminya lalu berusaha untuk segera mengamalkannya.

Beberapa waktu kemudian, ketiga orang itu mati kecuali orang yang ke empat karena orang yang ke empat hanya memahami bahwa penangkal buah racun itu ada di sekitar itu dan dia langsung memakannya tanpa terlalu memusingkan setiap detail zat yang tak dipahaminya.

Siapakah diantara mereka yang termasuk orang bodoh?

Pada saat sebelum kejadian itu, mungkin sebagian besar orang menganggap bahwa yang paling bodoh adalah orang ke empat. Tapi setelah kejadian itu, semua orang kemungkinan akan sepakat bahwa semua orang dari keempat itu bodoh kecuali orang ke empat. Karena hanya dia yang selamat.

Jadi apa sebenarnya definisi  bodoh itu?

Untuk lebih jelasnya pengertian bodoh ini, mari kita pahami apa yang disampaikan oleh Al-quran, Rasulullah, sahabat dan ulama terkait pengertian bodoh ini.


Salah satu ayat yang menyebutkan kata bodoh terdapat dalam salah satu firman-Nya:

"Kalau sekiranya kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka (menjadi saksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah), niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (bodoh). [Al-An'aam:111]

Di dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Orang yg pintar ialah siapa saja yg menundukkan jiwanya (utk melakukan ketaatan kpd Allah, dan ia selalu beramal (sebagai bekal) untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang yg bodoh (lemah) itu ialah siapa saja yg selalu mengikuti bisikan (buruk) jiwanya, dan ia berangan-angan tinggi kepada Allah (namun tanpa disertai iman dan amal).”

Seorang sahabat, Abu Darda’ radhiyallahu anhu berkata: “Tanda orang bodoh itu ada 3 (tiga), yaitu:
1. Bangga diri.
2. Banyak bicara dalam hal yg tidak bermanfaat.
3. Melarang orang lain dari suatu perbuatan, namun ia sendiri melakukannya.” (Lihat ‘Uyuunu Al-Akhbaar, karya Ibnu Qutaibah II/39).

Sedangkan seorang ulama, Ibn Jamz berkata: "Ciri-ciri orang bodoh : diam dari apa yang bermanfaat untuk dirinya, dan bicara akan hal-hal yang justru akan memberinya madharat [Ibnu Hazm]"

Dari uraian definisi bodoh berdasarkan al-qur'an, hadist, sahabat dan ulama, secara sederhananya dapat kita katakan  bahwa yang dimaksud dengan bodoh adalah orang yang mengetahui kebenaran tapi dia tidak mengikutinya atau tidak mengamalkannya dan orang yang mengetahui kesalahan tapi dia tetap melakukannya. Hal itu dilakukan bisa disebabkan karena  kelalaiannya, kemalasannya, kekikirannya, kesombongannya ataupun karena keras kepala.

Sebagian besar dari kita tahu bahwa shalat tepat waktu  itu sangat bagus, namun banyak dari kita yang enggan melakukannya.

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda : “…Seandainya orang-orang mengetahui pahala Azan dan barisan (shaf) pertama, lalu mereka tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya mereka akan berundi. Dan seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya. Dan seandainya mereka mengetahui pahala shalat Isya dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan jalan merangkak.” (HR. Bukhari).

Banyak diantara kita pun yang tahu bahwa shalat tahajud itu sangat bermanfaat, tapi banyak juga diantara kita yang malas melakukannya.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda: " Allah turun ke langit dunia setiap malam pada 1/3 malam terakhir. Allah lalu berfirman, Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan! Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri! Siapa yang meminta ampun kepada- Ku tentu Aku ampuni. Demikianlah keadaannya hingga terbit fajar" ( HR. Bukhari no. 145 dan Muslim no.758 )

Banyak diantara kita yang tahu bahwa shadaqah akan membuat harta bertambah, namun banyak diantara kita berat melakukannya.

"Tidak akan pernah berkurang harta yang disedekahkan kecuali ia bertambah...bertambah...bertambah...” (HR. Al Tirmidzi)

Rasulullah SAW bersabda: “Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)

Banyak diantara kita yang tahu bahwa membicarakan kejelekan orang lain adalah sebuah perkara yang dibenci Allah, tapi banyak diantara kita yang tetap melakukannya.

“Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Q. S. Al-Hujurat : 12).


Banyak diantara kita yang tahu, bahwa daging yang tumbuh dari uang haram itu akan membawa kita menerapkan, tapi diantara kita banyak malah yang mengejarnya.

Nabi berkata:
Tiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram maka api neraka lebih utama membakarnya. (HR. Ath-Thabrani)

Banyak diantara kita yang tahu bahwa menjaga pandangan itu adalah perbuatan mulia, tapi banyak diantara kita malah mengumbar pandangan kita untuk melihat auratf orang lain.

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman , “Hendaklah mereka menundukkan pandanganya, dan menjaga kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS : An Nuur [24] : 30).

Dan banyak lagi yang kita tahu dan yakini apa2 yang bagus untuk dilakukan tapi kita malah tidak mengerjakannya dan banyak juga hal2 yang seharusnya kita hindari justru kita terjerumus melakukannya.

Kalau lihat dari definisi tentang bodoh di atas, apakah kita juga termasuk salah satu orang bodoh?

“Ya Allah ya Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu daripada keluh kesah dan dukacita, aku berlindung kepada-Mu dari lemah kemauan dan malas, aku berlindung kepada-Mu daripada sifat pengecut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan hutang dan kezaliman manusia.” (HR Abu Dawud 4/353)

..aamiin..aamiin yra..

(Gantira, 13 Oktober 2016, Bogor)

Saturday 8 October 2016

"Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam"

Hukum aksi dan reaksi dikenal juga sebagai hukum Newton 3, dimana uraian lengkap dari hukum ini adalah “Jika benda pertama mengerjakan gaya terhadap benda kedua, maka benda kedua akan mengerjakan gaya terhadap benda pertama yang besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan”.

Kalau kita amati dengan seksama, ternyata Hukum Newton 3 ini hanya berlaku pada benda mati, dan tidak  berlaku pada benda hidup.

Sebagai contoh tidak selamanya bila kita berbuat baik pada seseorang, maka orang itu pasti berbuat baik pada kita. Karena ternyata setiap orang memiliki karakter dan akhlak yang berbeda2. Sehingga wajar saja ada pribahasa yang menyebutkan bahwa "air susu dibalas  dengan air tuba", yaitu suatu tindakan kebaikan dibalas dengan tindakan kejahatan.

Fenomena di atas berlawanan dengan hukum Newton tiga dimana bila kita berbuat baik pada orang lain mestinya orang tersebut berbuat baik pula pada kita.

Namun berbeda dengan hukum aksi dan reaksi dalam Islam, pasti hukum ini berlaku pada semua makhluk hidup yang ada di dunia ini, baik aksi dan reaksi yang positip maupun aksi dan reaksi yang negatif.

Beberapa contoh untuk hukum aksi reaksi positif yang berlaku dalam Islam, diantaranya adalah

1. Barangsiapa yang mencintai penduduk bumi maka penduduk langit akan mencintainya

Rasulullah bersabda: “Orang-orang penyayang, pasti disayangi Allah. Maka sayangilah setiap penduduk bumi, niscaya engkau akan di sayangi oleh penghuni langit -yakni para malaikat-. (HR Abu Daud, Lihat Shahihul jami’ 3522).


Dari hadist di atas dinyatakan  dengan jelas akan hukum aksi dan reaksi ini, yaitu jika seseorang menyayangi penduduk bumi semata2 karena Allah maka penduduk langit akan menyayanginya. Sehingga wajar saja hidupnya penuh berkah, dimana saat dia menolong seseorang, dia tidak mengharapkan balasan dari orang yang ditolong karena keyakinannya menyatakan bahwa Allah Maha Melihat dan pasti akan dibalas-Nya melalui jalur mana saja sesuai dengan kehendak-Nya.

2. Bertobat dan istigfar akan mendatangkan rizqi serta memberikan jalan keluar dari permasalahan yang ada

Rasulullah bersabda,”Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka,”(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).

Dalam hadist ini dijelaskan bahwa hukum reaksi dari aksi memperbanyak istighfar adalah  dapat membuat hati kita lapang karena setiap ada kesulitan diberikan pula jalan keluarnya serta reaksi lainnya adalah akan mendapatkan rizqi dari tempat yang tak disangka2. Serta banyak lagi dalil dalil lainnya yang menerangkan tentang reaksi yang akan ditimbulkan akibat aksi memperbanyak istighfar ini.

3. Bershadaqah akan menambah harta yang ada

"Tidak akan pernah berkurang harta yang disedekahkan kecuali ia bertambah...bertambah...bertambah...” (HR. Al Tirmidzi)

Dari hadist ini dijelaskan bahwa reaksi dari aksi memperbanyak shadaqah bukanlah semakin mengurangi harta, tapi malah akan menambah harta yang ada. Jadi kunci utama agar harta terus bertambah itu bukan dengan cara aksi mencuri, atau mengambil hak orang lain, tapi justru dengan aksi memberikan hak kita pada orang lain. Inilah hukum aksi reaksi yang berlaku dalam shadaqah.

Dan banyak lagi hukum aksi reaksi yang bernilai positif.

Sedangkan beberapa contoh aksi dan reaksi yang bersifat negatif, kita bisa mengutif dari salah satu hadist berikut ini:

Dari Abdullah bin Umar dia berkata, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghadapkan wajah ke kami dan bersabda: "Wahai golongan Muhajirin, lima perkara apabila kalian mendapat cobaan dengannya, dan aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak mengalaminya; (1) Tidaklah kekejian menyebar di suatu kaum, kemudian mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah mereka penyakit Tha’un dan kelaparan yang belum pernah terjadi terhadap para pendahulu mereka. (2) Tidaklah mereka mengurangi timbangan dan takaran kecuali mereka akan disiksa dengan kemarau berkepanjangan dan penguasa yang zhalim. (3) Tidaklah mereka enggan membayar zakat harta-harta mereka kecuali langit akan berhenti meneteskan air untuk mereka, kalau bukan karena hewan-hewan ternak niscaya mereka tidak akan beri hujan. (4) Tidaklah mereka melanggar janji Allah dan Rasul-Nya kecuali Allah akan kuasakan atas mereka musuh dari luar mereka dan menguasainya. Dan (5) tidaklah pemimpin-pemimpin mereka enggan menjalankan hukum-hukum Allah dan tidak menganggap lebih baik apa yang diturunkan Allah, kecuali Allah akan menjadikan rasa takut di antara mereka." (HR Ibnu Majah 4009)

Dari hadist di atas menjelaskan bahwa akan ada reaksi dari aksi negatif yang dilakukannya, beberapa diantaranya adalah:

1. Bila ada aksi berupa kekejian yang menyebar di suatu kaum, kemudian mereka melakukannya dengan terang-terangan, maka akan ada reaksi dengan  tersebar di tengah mereka penyakit Tha’un dan kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

2. Bila ada aksi perbuatan para pedagang yang mengurangi timbangan dan takaran maka akan ada reaksi datangnya kemarau berkepanjangan dan penguasa yang zhalim.

3. Bila ada aksi  masyarakat yang  enggan membayar zakat harta-harta mereka maka akan ada reaksi langit akan berhenti meneteskan air hujan, kalau bukan karena hewan-hewan ternak niscaya hujan  akan berhenti sama sekali.

4. Bila ada aksi masyarakat yang melanggar perintah  Allah dan Rasul-Nya maka akan ada reaksi Allah akan menguasakan  atas mereka musuh dari luar mereka dan menguasainya.

5. Bila ada aksi pemimpin-pemimpin mereka enggan menjalankan hukum-hukum Allah dan tidak menganggap lebih baik apa yang diturunkan Allah, maka akan ada reaksi bahwa Allah akan menjadikan rasa takut di antara mereka."

Dan banyak lagi dalil2 lainnya yang menerangkan tentang aksi dan reaksi negatif yang berlaku dalam kehidupan ini.

Jadi hukum aksi dan reaksi dalam islam berbeda dengan hukum aksi dan reaksi yang diungkapkan oleh Newton. Karena hukum Newton reaksinya hanya datang  pada objek yang diperlakukan. Sedangkan dalam hukum aturan Islam reaksinya bisa datang dari mana saja, tidak mesti dari objek yang kita perlakukan.

 Semoga kita senantiasa melakukan aksi yang positif agar kita senantiasa mendapatkan reaksi yang positif juga, aamiin..3x yra.

(Gantira, 9 Oktober 2016, Bogor)