Friday 1 July 2005

Penjara Kita

Dulu yang kuketahui sebagai penjara adalah penjara badan dan penjara hati. Namun sekarang aku mulai tahu bahwa selain dua penjara itu , ada lagi penjara yang lain yaitu penjara pikiran, penjara telinga, penjara mulut dan penjara mata.

Penjara badan sangat nampak dimata, yaitu bila seseorang berada dalam suatu sel yang berukuran sangat sempit dan tidak nyaman untuk ditinggali. Untuk terbebas dari ancaman penjara ini adalah kita berusaha agar tidak melanggar semua hukum yang berlaku di negara tempat kita tinggal.

Penjara hati adalah penjara dimana hati kita semata-mata hanya untuk manusia. Setiap yang kita lakukan hanyalah mengharapkan pujian dari manusia atau bisa juga takut disebut orang bodoh, tidak sopan, kurang ajar, tidak gaul, kampungan dan julukan lainnya yang ditujukan pada orang yang dianggap rendah. Solusi agar bisa bebas penjara ini adalah anggap semua makhluk yang ada dihadapan kita hanyalah makhluk yang tak bisa berbuat apa-apa tanpa atas izin dariNya. Sehingga yang perlu kita harapkan pujiannya serta kita takutkan kemarahannya hanyalah Yang Menciptakan orang yang suka mencela, kita dan alam semesta.

Penjara pikiran adalah penjara dimana pada saat kita mendengar, membaca dan berdiskusi kita tidak mengerti dan tidaktahu apa yang sedang dibicarakan, sehingga kita menjadi orang yang hanya diam seribu bahasa karena ketidak mengertian mengenai sesuatu yang sedang kita hadapi. Solusinya adalah banyaklah membaca dan mengamati mengenai segala sesuatu yang memang kita diperlukan, sehingga pada saat berhadapan lagi dengan hal tersebut, akan paham dan bisa memberikan pandangan kita terhadap persoalan yang ada.

Penjara telinga yaitu penjara dimana kita tidak mengerti atau salah menangkap apa yang dibicarakan orang lain. Solusi lepas dari penjara telinga ini adalah kita mesti sering melatih telinga untuk mendengar dan mengamati sesuatu yang baru sehingga pada akhirnya semua menjadi jelas dan di mengerti oleh telinga kita.

Penjara mata adalah penjara dimana kita melihat orang lain terlalu hebat,terlalu mewah, terlalu mulia, terlalu pintar sehingga kita menjadi orang yang terlalu menghormati dia. Padahal orang yang mulia disisiNya adalah orang yang bertakwa dan berilmu diantara manusia, dan merekapun tidak merasa diri lebih mulia dari manusia disekitarnya bahkan mereka enggan di puja-puja oleh manusia yang ditemuinya. Solusinya adalah pandanglah semua mahkluk ciptaanNya sebagai mana pandangan kitab suci kepadanya. Kita menganggap mulia jika mereka bertakwa dan berilmu. Namun jika mereka tidak mempunyai itu maka anggaplah biasa, tidak menghina dan juga tidak mengagungkannya.

Penjara mulut yaitu penjara dimana mulut ini susah sekali mengeluarkan idea yang ada di pikiran walaupun telinga, mata dan otak mengerti apa yang sedang dihadapi. Solusi dari terlepasnya penjara ini adalah sering berlatih dan praktek dalam berkomunikai tanpa takut di tertawakan dan dilecehkan oleh orang lain sehingga mulut kita terbiasa untuk mengatakan yang memang harus kita katakan.

Yang perlu diingat adalah rizki, kesuksesan dan kehidupan kita bukanlah karena manusia tapi semua karena kehendakNya. Dimana Sang Maha Pembolak-balik hati menggerakkan hati setiap orang yang ingin membantu kita, tanpa ada kehendakNya maka semuanya akan sirna. Kita berterima kasih pada orang yang telah menolong kita semata-mata hanya karena Sang Maha Berkehendak mencintai sikap seperti itu. Namun kitapun jangan pernah merasa berjasa kepada orang yang kita tolong, karena tanpa kehendakNya maka kitapun tak mungkin bisa menggerakkan tubuh kita walaupun hanya mengedipkan mata kita.

-Gantira- Wollongong Australia