Friday 13 May 2016

"Menggapai Solusi dengan Sabar dan Shalat"

"Menggapai Solusi dengan Sabar dan Shalat"

Setiap orang pasti memiliki permasalahan hidup yang berbeda2, ada masalah yang berat sehingga membuat tidurnya tetap dalam kondisi gelisah, ada juga masalah yang ringan hingga membuatnya termenung sejenak dalam memikirkan jalan keluarnya.

Satu2nya cara yang paling tepat adalah meminta pertolongan kepada yang menciptakan semua makhluk di alam semesta ini, agar semuanya diberikan jalan keluar sehingga kita  dapat melewatinya dengan  benar.

Sebagaimana yang terdapat pada salah satu ayat dalam kitab suci al-qur'an:

“Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.” (QS. AlFatihah : 5)

Jadi hanya kepada Allah kita meminta pertolongan atas semua permasalah hidup kita. Kita dilarang minta tolong kepada selain-Nya, kalau pun terpaksa meminta pertolongan kepada selain-Nya, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, sebagaimana yang terdapat dalam  Syarh Ushul Tsalatsah Syaikh Utsaimin, yaitu:


1) Makhluk itu hidup

Jika makhluk itu mati maka tidak boleh dimintai pertolongannya, meskipun di masa hidupnya dulu ia seorang nabi, wali, atau orang saleh.


2) Makhluk itu hadir di hadapannya

Jika makhluk itu tidak hadir seperti jin, maka ia tidak boleh meminta pertolongan pada makhluk tersebut.


3) Makhluk itu mampu untuk memberikan pertolongan

Mampu memberikan pertolongan itu semisal membawakan barang yang berat, meminjamkan uang, atau yang lainnya. Jika makhluk itu tidak mampu, maka ini adalah perbuatan sia-sia dan mengolok-olok makhluk tersebut.


Namun tetap langkah yang paling utama adalah mengutamakan memohon kepada Allah atas semua kebutuhan kita.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimanakah cara kita minta tolong kepada Allah?

Segala sesuatu itu ada tata caranya dalam meminta. Dan tata cara itu tidak dibuat oleh sembarang orang tapi mesti berasal dari yang akan memberi pertolongan tersebut. Allah swt telah menetapkan bagaimana cara meminta tolonglah kepada-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya:

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya." (Al Baqarah [2] : 45 - 46)

Jadi ada dua cara atau sarana untuk meminta pertolongan kepada Allah yaitu dengan sabar dan shalat.

1) Sabar

Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang2 yang sabar, sehingga Dia senantiasa bersama mereka, dan disamping itu orang sabar akan diberi kemenangan yang besar.

Sebagaimana dalam firman-Nya:

"Allāh mencintai orang-orang yang sabar." (Āli 'Imrān 146)

“Allāh bersama orang-orang yang sabar” (Al-Baqarah 153)

“Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka pada hari ini, karena kesabaran mereka, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang.”(Al-Mukminun: 111).

Bahkan orang yang dapat bersabar akan diberikan balasan pahala tanpa batas, dan memperoleh anugrah surga-Nya,

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar 39:10)

“Mereka itulah orang-orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya”. (QS. Al Furqaan 25:75)

Bentuk sabar bagaimanakah yang akan mendapatkan pertolongan-Nya?

Bentuk sabar yang akan mendapatkan pertologan-Nya adalah:

a. Sabar yang khusyuk

Yaitu kesabaran yang diliputi keyakinan bahwa dia akan menemui Rabbnya dan akan kembali kepada-Nya sebagaimana ayat Al-Baqarah 45-46 di atas.

Sehingga dengan sabar yang khusyuk ini, kita akan menganggap ringan setiap cobaan yang ada bila dibandingkan dengan besarnya adzab Allah yang akan ditimpakan pada orang yang berputus asa pads hari kiamat nanti. Disamping dengan sabar yang khusuk dia akan menyadari  betapa besar limpahan kebaikan yang akan diterimanya kelak.

b. Sabar yang ridho

Yaitu sabar yang ridho pada semua keputusan Allah sehingga semuanya dikembalikan kepada-Nya.

Sebagaimana yang ada dalam firman-Nya,

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, 'Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun' (Kita ini milik Allah, dan kepadaNya kita kembali)" (al-Baqarah [2]: 155-157)

Bahkan orang yang sabar serta ridho atas keputusan-Nya dengan diiringi ucapan istirja' ini akan mendapatkan gantinya yang jauh lebih baik dari yang diambil darinya. Sebagaimana hadist

Shahabiyah Ummu Salamah menyebutkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“ Tiada seorang muslim yang ditimpa musibah lalu ia mengatakan apa yang diperintahkan Allah (yaitu): ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, wahai Allah, berilah aku pahala pada (musibah) yang menimpaku dan berilah ganti bagiku yang lebih baik darinya’; kecuali Allah memberikan kepadanya yang lebih baik darinya .” (HR. Muslim no. 918)

c. Sabar yang istiqomah

Yaitu kesabaran yang diliputi keistiqomahan dalam ketaatan pada semua perintah Allah,  keistiqomahan dalam menjauhi semua larangan-Nya serta keistiqomahan dalam menggapai rahmat-Nya.

Dia bisa secara istiqomah melakukan semua hal yang benar dalam rangka taat kepada Allah, dia tidak terpengaruh akan ejekan dan celaan orang2 yang suka mencela.

Allah berfirman, “ Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya maka sembahlah Dia dan bersabarlah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah )?’’ (QS Maryam [19]: 65).

Dia bisa secara istiqomah dalam menjauhi apa yang dilarang-Nya walaupun itu sesuatu yang sangat diinginkan oleh hawa nafsunya.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “ Apa yang aku perintahkan maka kerjakanlah semampumu dan apa yang aku larang maka jauhilah “. (HR Bukhari)

Dia pun berusaha untuk istiqomah dalam menggapai rahmat-Nya.

Allah berfirman yang isinya menyebutkan perkataan Nabi Ya’qub:

"Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya; dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir"
(Yusuf: 87)

d. Sabar yang  diiringi dengan dzikir

Yaitu kesabaran yang diiringi dengan berdzikir kepada Allah,  dia selalu menyebut nama-Nya baik dalam hati maupun dengan lisannya.

Allah Ta’ala berfirman:“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan). Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta jangan ingkar (pada nikmat-Ku).” (Al-Baqarah, 2:152)


Dalam sebuah hadist, Rasul Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
"Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, Aku bersamanya (dengan ilmu dan rahmat) bila dia ingat Aku. Jika dia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika dia menyebut nama-Ku dalam suatu perkumpulan, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka. Bila dia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” [HR. Al-Bukhari 8/171 dan Muslim 4/2061.

e. Sabar yang diliputi dengan bertobat kepada Allah

Yaitu sabar yang diiringi dengan tobat, memohon ampun kepada-Nya atas segala dosa yang telah diperbuat. Sebagaimana dalam salah satu ayat dalam al-qur'an:

"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya". (Huud : 3)


2) Shalat

Shalat adalah rahmat Allah yang besar. Mencari pertolongan dengan shalat ketika menghadapi kesulitan berarti menuju rahmat Allah. Dan jika rahmat Allah datang, tidak akan ada lagi kesulitan.

Bahkan Rasulullah senantiasa shalat jika menemukan kesulitan sebagaimana hadist. Dari Hudzaifah radhiallahu anhu., ia berkata, “Apabila Rasulullah shallallahu alaihi wassalam menemui suatu kesulitan, maka beliau segera mengerjakan shalat.” (Ahmad, Abu Dawud – Durrul Mantsur).

Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa beliau bersabda, “Perbanyaklah shalat sunah di rumahmu agar rumahmu dipenuhi kebaikan."

Wahab bin Munabbih rah.a. berkata, “Dianjurkan untuk meminta keperluan kepada Allah melalui shalat. Orang-orang terdahulu, jika sesuatu menimpa mereka, mereka akan mengerjakan shalat. Siapa saja di antara mereka yang tertimpa masalah akan segera mengerjakan shalat.

Ia bercerita, “Di Kuffah ada seorang kuli barang yang terkenal. Orang-orang selalu mempercayainya. Karena sifatnya yang jujur dan terpercaya, para pedagang banyak menitipkan barang atau uang kepadanya.


Ketika ia sedang dalam perjalanan, ia bertemu dengan seorang laki-laki. Laki-laki itu bertanya, “Engkau mau kemana?” Jawab kuli itu, “Aku akan ke kota fulan.” Sahut laki-laki itu, “Aku juga akan ke sana. Aku dapat berjalan kaki bersamamu, atau bagaimana jika aku menumpang baghalmu dengan bayaran sedinar?” Kuli itu pun setuju.


Ketika tiba di suatu persimpangan jalan, penumpang tadi berkata, “Jalan manakah yang akan engkau lalui?” Jawab kuli, “Jalan besar yang umum ini!” Sahut penumpang tadi, “Jalan yang satu ini lebih dekat dan lebih mudah bagi makanan binatang karena banyak rumput di sana.” Jawab kuli, “Aku belum pernah melihat jalan ini.” Kata penumpang, “Aku sering melewatinya.” “Baiklah jika begitu,” jawab kuli.


Mereka pun melalui jalan itu. Beberapa lama kemudian, mereka tiba di sebuah hutan seram yang banyak berserakan bangkai manusia. Tiba-tiba penumpang tadi melompat dari baghal yang dinaikinya dan langsung mengeluarkan pedang dari balik punggungnya dengan niat membunuh kuli tadi. “Jangan!” teriak kuli. “Ambillah baghal beserta semua barangnya, tetapi jangan bunuh aku!” Penumpang itu tidak mempedulikan tawaran tersebut, bahkan ia bersumpah akan membunuh kuli tersebut untuk kemudian mengambil semua barangnya. Kuli merasa cemas, namun si penumpang tidak mempedulikan sama sekali.


Akhirnya kuli berkata, “Baiklah, izinkan aku shalat dua rakaat untuk terakhir kalinya.” Sambil tertawa, penumpang itu mengabulkan keinginan kuli dan berkata, “Silakan, cepatlah shalat! Mereka yang mati ini pun telah meminta hal yang sama sebelum mati, tetapi shalat mereka ternyata tidak menolong mereka sedikit pun.”


Segera kuli itu shalat, tetapi setelah membaca Al-Fatihah, tidak ada satu surat pun yang dapat diingatnya. Sedang orang zhalim itu menunggu sambil terus berteriak, “Cepat, selesaikan shalatmu!” Tanpa sengaja, terbaca oleh lidah si kuli ayat yang berbunyi:


“Siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan bila ia berdoa kepada-Nya dan yang menghilangkan kesulitan.” (Q.s. An-Naml: 62).


Kuli tersebut membacanya sambil menangis. Tiba-tiba muncullah seorang penunggang kuda bertopi gemerlapan dari besi. Ia datang dan menikam orang zhalim tadi sehingga mati. Dan di tempat orang zhalim itu mati keluarlah nyala api. Kuli langsung bersujud syukur ke hadirat Allah swt.. Lalu ia lari ke penunggang kuda tadi dan bertanya, “Siapakah engkau dan bagaimanakah engkau datang?” Jawabnya, “Aku adalah hamba dari ayat yang engkau baca tadi. Sekarang engkau aman dan dapat pergi ke mana pun sesukamu.” Setelah berkata demikian, orang itu pun menghilang.”

 (Nazhatul-Majalis).

Dalam kitab Zaadul Ma'ad disebutkan pula bahwa "shalat adalah pintu rezeki. Shalat menjaga kesehatan, mengusir penyakit, menguatkan hati, mencerahkan wajah, menyenangkan jiwa, menyegarkan badan, menjauhkan malas, melapangkan dada, makanan rohani, mencerahkan hati, menjaga tetapnya nikmat Allah pada kita, perlindungan dari azab Allah, menjauhkan syaitan, dan mendekatkan diri kepada Ar-Rahman."

Pada hakikatnya, shalat adalah kekayaan yang sangat besar. Selain akan mendatangkan keridhaan Allah, shalat juga akan menyelamatkan dari bencana dunia dan menenangkan hati.

Bentuk shalat yang bagaimana kan yang akan mendapatkan pertolongan Allah?

Bentuk shalat yang akan mendapatkan Pertolongan-Nya, diantaranya adalah

a. Shalat yang khusuk

Yaitu shalat yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya, sebagaimana dalam surat Al-baqarah 45-46 yang telah dituliskan pada awal2 pembahasan ini.

Sehingga dengan shalat yang khusuk ini, kita akan menghayati apa yang kita baca dan merasa bahwa kita sedang berhadapan dengan Allah secara langsung. Bahkan Rasulullah karena khusuknya beliau shalat, walaupun kakinya sampai bengkak2  beliau tidak merasakan kesakitan itu. Disamping itu banyak juga para ulama yang menangis saat shalat sendirian dikarenakan kenikmatan dari khusuknya shalat ini.

b Shalat yang kualitasnya baik

Yaitu shalat yang kualitasnya sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah, baik dari segi tepatnya waktu, tata cara gerak shalat, maupun dari segi mengutamakan shalat berjamaah untuk shalat fardhu.

Sabda Rasulullah saw : “Shalatlah kalian sebagaimana kalian lihat aku melakukan shalat” (Shahih Bukhari)

Dari Ibnu Mas`ud  berkata : “Aku bertanya kepada Rasulullah : “ Apakah amalan yg paling afdhal? ”, beliau bersabda: “ Shalat pd waktunya ”, aku berkata kembali: “Kemudian apa?”, beliau bersabda: “ Berbakti kepada kedua orang tua ”, kemudian apa?”, beliau bersabda: “ Berjihad fi sabilillah ”. Ibnu Mas’ud berkata: Rasulullah  telah menyampaikannya kepadaku secara langsung, jikalau aku meminta tambahan nasehat lagi niscaya beliau menambahnya. Muttafaq ’alaih.
[Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :527 & Muslim no hadist: 85]

Umar ra bahwa Rasulullah Saw bersabda,
“Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan 27 derajat.” (HR Bukhari)

c. Shalat yang kuantitas shalat sunatnya lebih banyak

Selain itu, semakin banyak dia menambah dengan melakukan shalat sunat, maka pertolongan Allah kepadanya akan semakin dekat.

Dalam hadits diriwayatkan, Rasulullah Saw berkata kepada Rubi’ah ibn Malik : “Wahai Rubi’ah, mintalah apa yang engkau inginkan dariku”. Maka Rubi’ah berkata : “Ya Rasuulullah, saya ingin menemani engkau sampai dengan di surga”. Rasulullah Saw bersabda : “Apakah tidak ada permintaanmu selain itu?”. Rubi’ah menjawab: “Hanya itu, ya Rasulullah”. Rasulullah Saw :”Kalau begitu, tolonglah aku agar aku bisa memberikan syafa’at dan pertolongan untukmu dengan jalan kamu memperbanyak sujud”. (HR Muslim 1/353)

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata,
“Dua orang dari (kabilah) Baliy, suatu kabilah keturunan Qudha’ah telah masuk Islam di hadapan Rasulullah saw.. Salah seorang dari keduanya telah mati syahid dan yang seorang lagi mati setahun kemudian.” Thalhah bin Ubaidillah r.a. berkata, “Aku bermimpi bahwa orang yang mati terakhir itu dimasukkan ke surga lebih dahulu daripada yang mati syahid.” Aku merasa heran terhadap kejadian tersebut. Esok paginya aku sampaikan mimpiku kepada Nabi saw., (atau mimpi itu diceritakan oleh seseorang kepada Nabi saw.) Maka beliau bersabda, “Bukankah orang yang mati terakhir itu berpuasa penuh pada bulan Ramadhan dan shalat sebanyak enam ribu rakaat dan sekian rakaat shalat selama setahun?” (Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban – At-Targhib).

d. Shalat yang terealisasi dalam kehidupan

Sesungguhnya salah satu ciri shalat yang disenangi oleh Allah adalah shalat yang menimbulkan efek pada kehidupan sehari2.

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan fahsya’ dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. 29:45)

Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Al Hasan dan Al A’masy berkata : siapa yang sholatnya tidak mencegah dari fahsya’ dan mungkar, sholatnya tidak akan menambah kecuali akan jauh dari Allah. ( padahal sholat adalah dalam rangka dekat kepada allah )

e. Shalat yang diliputi rasa syukur

Sesungguhnya kita shalat sebagai salah satu bentuk rasa syukur kita kepada Allah yang telah memberikan berbagai macam kenikmatan kepada kita. Bahkan karena rasa syukur yang begitu besar, Rasulullah melakukan shalat dengan sangat lama sehingga membuat kakinya sampai bengkak.

Ketika Rasulullah SAW beribadah sampai kaki beliau bengkak-bengkak, Sayidah Aisyah istrinya berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau beribadah sampai seperti itu, bukankah Allah telah mengampuni segala dosamu?” Rasulullah menjawab, “Tidakkah engkau suka aku menjadi hamba Allah yang bersyukur?” (HR Bukhari dan Muslim).

Jadi bila kita ingin selalu berada dalam kemenangan dan selalu dekat dengan-Nya sehinga mudah mendapatkan pertolongan-Nya maka tingkatkanlah kesabaran kita serta perbaiki shalat kita sehingga semua harapan kita semakin mudah terkabul oleh-Nya.

“Ya Tuhan, limpahkan kesabaran pada hati dan diri kami, teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami dari orang-orang kafir.”

"Ya Tuhanku jadikanlah kami dan anak cucu kami orang – orang yang tetap mendirikan sholat"


“Ya Allah, Dzat Yang Maha Mengarahkan Hati, arahkanlah hati-hati kami untuk selalu taat pada-Mu"

" ya Tuhan kami perkenankanlah doa kami"

Aamiin..3x.. ya rabbal ‘alamin

(Gantira, 14 Mei 2016, Bogor)