"Sebuah Konsekuensi"
Segala sesuatu itu ada konsekuensinya. Dan umumnya, yang namanya konsekuensi diartikan sebagai kebalikan dari yang telah dilakukannya.
Konsekuensi orang yang memiliki harta berlimpah adalah harus rela mengeluarkan sebagian hartanya minimal untuk zakatnya. Bila enggan maka konsekuensinya adalah ancaman panasnya api neraka. Disamping itu, konsekuensi yang dialami oleh orang yang berlimpah harta adalah lamanya penghisaban.
Orang yang disempitkan hartanya, selama di dunia ini mengalami berbagai macam kesulitan, baik itu terhalangnya pemenuhan keinginan dan kebutuhan kita ataupun dipandang sebelah mata oleh orang yang ekonominya lebih mapan. Namun walaupun demikian, konsekuensi orang yang disempitkan hartanya adalah tidak ada kewajiban zakat padanya serta mengalami perhitungan yang mudah pada hari penghisaban kelak.
Jadi secara umum segala sesuatu yang kita terima itu ada konsekuensinya yang datangnya berlawanan dari apa yang kita terima saat itu.
Namun ada beberapa sikap yang membuat konsekuensinya tidak berlawanan tapi malah searah dan mendukung terhadap apa yang kita lakukan. Konsekuensi yang hasilnya searah adalah konsekuensi dari sikap bersyukur terhadap nikmat yang ada, dan juga konsekuensi dari sikap berkeluh kesah terhadap kesulitan yang dialami.
Karena seberapa besar pun nikmat yang diterimanya, jika dia bersyukur maka nikmatnya akan terus bertambah dan di hari kehidupan abadi nanti akan ditambah nikmat tersebut tanpa batas. Serta seberapa besar pun penderitaan yang dialaminya jika dia terus mencela dan mengeluh maka konsekuensinya akan terus mengalami penderitaan yang tidak ada ujungnya.
Jadi kesimpulannya adalah agar konsekuensi yang kita alami selalu mendapatkan kebaikan maka ambillah sikap syukur bila nikmat yang datang sehingga akan mendapatkan konsekuensi yang searah yaitu kenikmatan itu akan terus bertambah, serta hadapilah dengan bersabar dan ridho jika yang datang pada kita adalah kesengsaraan sehingga akan mendapatkan ganti konsekuensi sebaliknya yaitu kebahagiaan.
Jauhilah sikap kufur nikmat karena konsekuensi yang akan kita dapatkan adalah sebaliknya, dimana akan segera datang kesengsaraan yang tidak tahu ujung nya. Serta jauhi juga sikap berkeluh kesah dan putus asa terhadap setiap kesulitan yang kita alami karena konsekuensinya adalah searah dengan penderitaan tersebut yaitu kesulitan akan semakin berat tanpa diketahui solusinya.
(Gantira, 1 April 2016, Bogor)