Thursday, 31 March 2016

Peluang Dalam Mendidik Anak"

Peluang itu ada hubungannya dengan waktu. Sedangkan yang namanya waktu tidak bisa di ulang, dia akan terus berjalan dari detik demi detik, menit  demi menit, jam demi jam bahkan dari tahun demi tahun.

Sehingga dengan demikian maka yang namanya peluang itu tidak bisa di ulang, yang ada adalah adanya peluang lain yang tidak percis sama dengan peluang yang pertama.

Selama kita masih di dunia, maka peluang itu akan selalu ada, namun sayangnya bentuk dan perjuangan untuk menghadapinya berbeda2 sesuai dengan waktu dan kondisi  yang ada.

Sebagai contoh dalam mendidik anak. Peluang emas untuk mendidik mereka dengan benar adalah pada saat kekuatan mereka masih di bawah kekuatan kita, baik dari segi cara berfikir, tenaga, ataupun kekuatan fisik lainnya.

Saat mereka belum baligh atau baru menginjak baligh maka saat itu adalah peluang kita untuk mendidik mereka dengan benar. Sehingga mereka bisa kita arahkan atau kalau mereka membandel kita masih memiliki kekuatan untuk menghukum mereka sampai mereka mengikuti apa yang kita arahkan. Kemudahan ini terjadi karena mereka merasa masih membutuhkan kita dan merasa lebih lemah dari kita dalam segala hal.

Namun jika kita menyia2kan peluang ini, dimana kita membiarkan dan membebaskannya sesuai kehendak mereka maka saat mereka sudah besar dan kekuatan nya sudah di atas kita. Maka saat itu peluang untuk mendidik mereka semakin berat. Dimana mereka tidak lagi merasa takut atau segan pada perintah kita. Bisa jadi, saat itu dalam pandangan mereka, kita lebih lemah dari mereka sehingga  akan sulit untuk mendidik mereka.

Para ulama terdahulu, membagi masa pendidikan anak anak dalam 3 interval, yaitu masa bermain dengan mereka di saat usia antara 0- 7 tahun, masa mendidik mereka dengan tegas dan terarah di saat usia antara 7- 14 tahun, masa berdiskusi dengan mereka di saat usia antara 14 - 21 tahun, dan masa memberikan kebebasan kepada mereka di saat usia di atas 21 tahun karena mereka telah diberi bekal ilmu yang cukup.

Jadi jangan pernah menyia-nyiakan peluang dalam mendidik dan membentuk karakter anak2 kita agar setelah dewasa dia memiliki karakter sesuai yang kita harapkan.

(Gantira, 1 April 2016, Bogor)

No comments: