Monday 26 December 2016

"Kembaran Kita, Namun Beda Ruang dan Waktu"

Selama ini kita menganggap bahwa yang namanya kembaran adalah orang yang terlahir pada menit yang sama, dari rahim yang sama serta memiliki wajah dan bentuk yang hampir sama.

Namun, kalau kita melihat lebih jauh, maka kita akan melihat bahwa pada dasarnya setiap orang itu memiliki kembarannya juga yang bisa jadi beda ruang dan waktu.

Cobalah kita amati foto anak2 kita pada saat mereka memiliki usia yang sama, kita akan tersadar ternyata mereka memiliki wajah yang hampir sama bagai pinang dibelah dua. Atau bahkan bisa jadi kakek kita dan cucu kita memiliki wajah yang hampir sama jika mereka difoto pada usia yang sama.

Dan yang namanya kembaran ini, bisa jadi tidak hanya sebatas kembaran wajah tapi bisa juga termasuk kembaran prilaku, kembaran nasib, kembaran kekayaan, kembaran kemiskinan, kembaran kekuasaan, kembaran penderitaan, kembaran kepintaran, kembaran kebodohan, kembaran kekuatan, kembaran kelemahan dan banyak lagi kembaran2 lainnya.

Pada dasarnya dunia ini terus berulang, sehingga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kembaran kita dimasa yang lampau. Kita bisa mengambil sauritauladan dari kembaran kita yang bertindak dengan benar sehingga akhir hidupnya bahagia. Dan jangan sampai kita melakukan kesalahan yang sama sebagaimana kembaran kita di masa lampau yang telah bertindak keliru sehingga akhir hidupnya dalam keadaan sengsara.

Bila kondisi kita kaya dan sehat, banyak kembaran kita yang sama2 kaya dan sehat pada masa dulu dan masa kini. Maka ikutilah perilaku kembaran kita yang menjalani akhir hidupnya dengan penuh  kebahagiaan.

Sebaliknya bila kondisi kita miskin dan dicoba dengan berbagai macam penyakit, maka jangan terlalu merasa diri paling menderita karena kita pun memiliki banyak kembaran yang sama baik di masa kini maupun masa yang lalu yang memiliki situasi yang sama dengan kita. Maka contohlah perilaku kembaran kita yang akhir hidupnya penuh kebahagiaan.

Dan sungguh, kembaran hidup terbaik yang bisa kita jadikan patokan hidup kita adalah kembaran kita yang hidup di masa Rasulullah dan para sahabat. Banyak diantara mereka yang merupakan kembaran hidup kita, dimana diantara mereka ada yang kaya dan ada juga yang miskin, ada yang memiliki kekuatan tubuh yang prima dan ada juga yang dicoba dengan memiliki tubuh yang lemah. Namun mereka bertindak sesuai dengan apa yang dinasehatkan oleh Rasulullah. Sehingga pada akhir hidupnya, mereka dalam keadaan bahagia.

Semoga kita semua bisa mencontoh akhlak kembaran kita yang akhir hidupnya paling bahagia sehingga kita pun termasuk orang yang mendapatkan anugerah yang sama, Aamiin..aamiin..aamiin ya robbal alamin..

(Gantira, 27 Desember 2016, Bogor)

"Siapakah Musuh Kita yang Sebenarnya?"


Siapakah Musuh kita yang sesungguhnya? Apakah dia orang China, Rusia, Iran, Amerika? Apakah dia beragama kristen, Budha, Hindu, Konghucu, Yahudi? Atau siapa sebenarnya musuh kita yang sebenarnya?

Untuk menjawab semua pertanyaan itu, maka kita tidak boleh lepas dari patokan hidup seorang muslim, yaitu al-qur'an dan hadist


Beberapa dalil yang menerangkan tentang musuh manusia di antaranya adalah:

“Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya” (Qs. Shaad 38:82)


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar” (Qs. An-Nuur 24:21)

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin” (Qs. Al-An’aam 6:112)

Dari dalil2 di atas, dapat dinyatakan bahwa musuh utama manusia itu adalah iblis dan bala tentaranya, yaitu  syetan dari bangsa jin dan bangsa manusia.

Dengan kata lain bahwa setan dapat diartikan sebagai provokator dari bangsa jin dan manusia yg menghasut agar manusia membangkang pada perintah2 Allah dan RasulNya.

Jadi barangsiapa yang menghasut agar kita  membangkang pada perintah2 Allah dan Rasul-Nya, baik mereka mengaku seagama dengan kita atau bukan seagama maka dapat dinyatakan bahwa mereka adalah musuh2 kita.

Begitu juga bagi bangsa mana saja yang berusaha menjajah serta mencuri harta kekayaan negeri kita, maka mereka adalah musuh kita yang harus kita usir dari negeri ini.

Jadi orang2 yang berbeda agama dengan kita serta tidak melarang kita beribadah sesuai agama yang kita yakini dan tidak memaksa kita untuk ikut agama mereka, maka mereka pun bukan musuh kita. Mereka adalah saudara sebangsa dan setanah air, yang perlu saling hormat menghormati akan keyakinannya masing2 tanpa perlu saling menjelekkan dan menghina masing2 agama yang berbeda.

Bahkan dalam salah satu firman-Nya,  kita  dilarang menghina sembahan2 orang2 yang berbeda agama dengan kita,  Sebagaimana yang difirmankan pada salah satu ayat-Nya:

" dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan."(QS AL An'am:108)


Begitu juga dengan bangsa lain, yang tidak menjajah negeri kita adalah saudara kita sebagai sesama manusia yang harus saling hormat menghormati dan saling kerja sama untuk kepentingan bersama.

Disamping itu, kita pun diperintahkan untuk bersikap adil kepada siapapun, tanpa membeda2kan suku, agama, bangsa dan warna kulit. Bahkan kita tetap harus bersikap adil walaupun terhadap orang yang kita benci sekalipun, sebagaimana ada dalam salah satu firman-Nya:

"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa, bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al Maidah: 8).

Dari.uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi musuh utama kita itu bukanlah orang2 yang berbeda agama dengan kita dan juga bukan warga negara yang berbeda dengan warga negara kita. Yang menjadi musuh kita adalah Iblis dan bala tentaranya syetan dari golongan jin dan manusia yang berusaha membujuk dan memaksa kita melanggar aturan-Nya, serta semua syetan dari bangsa jin dan manusia yang berusaha berbuat dhalim pada kita semua.

(Gantira, 26 Desember 2016, Bogor)