Wednesday 8 March 2006

Sebuah Penyesalan

Di stasiun manggarai, aku melihat orang tua yang berpakaian kotor dengan sebuah gerobak sampah dibelakangnya. Aku dan dia saling balas senyuman, hatiku tergerak tuk berikan selembar uang kepadanya. Lalu secara spontan keluar kalimat dari bibirnya “Alhamdulillah”, mendengar suara itu hatiku merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Setelah diriku berada dalam bis, kenikmatan itu terus bersemayam dalam hatiku. Lalu muncul perasaan menyesal yang dalam, kenapa saat itu aku tidak memeberikan uang sebesar 5000. Bahkan kalau aku mempunyai lebih banyak lagi, ingin rasanya kuberikan 100 ribu, 1 juta bahkan 1 milyar. Seandainya aku bisa melakukan semua itu, dia akan merasakan kebahagian yang jauh lebih besar lagi demikian juga diriku.

Aku teringat kembali dengan salah satu kisah di jaman Nabiku tentang orang yang bergumam di saat sakaratul mautnya, dengan ucapan “ seandainya lebih banyak lagi, seandainya lebih baru” kalimat itu terus menerus terulang dalam ucapannya. Lalu seseorang yang menunggu jasadnya menanyakan peristiwa itu kepada Nabiku. Nabiku menjawab, bahwa orang yang sakaratul maut itu telah melihat betapa besar balasan dari kebaikan yang telah dilakukannya, sehingga ia menyesal kenapa dulu tidak melakukan yang lebih baik dari itu.

Dengan merasakan kenikmatan seperti itu. Diriku mempunyai tekad besar untuk lebih berusaha mencari uang halal agar bisa menyalurkan lebih banyak lagi bagi orang yang benar-benar membutuhkannya. “ Ya Tuhanku, berikanlah kekuatan kepadaku dan kabulkanlah keinginanku, Amin”.

-Gantira- Jakarta