Sunday 7 August 2016

"Kenalilah Rizqi Kita (Bagian 5 Selesai)"

Untuk tulisan "Kenalilah Rizqi Kita (Bagian 4)"  dapat dibaca di http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/08/kenalilah-rizqi-kita-bagian-4.html?m=1

Ada beberapa waktu, keadaan, dan tempat dimana berdoa ketika itu sangat mustajab, diantaranya adalah:

- Malam Lailatul Qadr
Dalil yang menunjukkan bahwa malam lailatul qadr waktu mustajab untuk berdoa adalah firman Allah Ta’ala di surah Al Qadr, dan hadis Aisyah radhiallahu ‘anha ketika ia berkata, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku apa yang akan aku ucapkan jika aku mengetahui malam Lailatul Qadr?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah:
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧَّﻚَ ﻋَﻔُﻮٌّ ﻛَﺮِﻳْﻢٌ ﺗُﺤِﺐَّ ﺍﻟْﻌَﻔْﻮَ ﻓَﺎﻋْﻒُ ﻋَﻨِّﻲْ
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Tuhan Yang Maha Pemaaf dan Maha Pemurah. Engkau suka memaafkan, maka ampunilah aku.” (HR. Tirmidzi dan ia menshahihkannya, Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

- Sepertiga Malam Terakhir
 Amr bin Anbasah meriwayatkan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Waktu yang paling dekat Allah kepada seorang hamba adalah pada malam yang terakhir. Oleh karena itu, jika kamu sanggup berada pada waktu itu sebagai orang yang berdzikir kepada Allah, maka lakukanlah.” (HR. Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani. Hadis ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Khuzaimah, Nasa’i, dan Hakim).

- Akhir Shalat Fardhu
Hal ini berdasarkan hadis Abu Umamah al-Bahiliy, bahwa ia berkata: Ada yang berkata, “Wahai Rasulullah, doa mana yang lebih mustajab?” Beliau menjawab, “Di malam yang terakhir dan akhir shalat fardhu.” (HR. Tirmidzi dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani)

- Antara Azan dan Iqam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berdoa tidaklah ditolak antara azan dan iqamat.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

- Ketika  Perang
Abu Dawud meriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua yang tidak ditolak atau jarang sekali ditolak, yaitu berdoa ketika azan (antara azan dan iqamat) dan ketika perang, yakni ketika kedua pasukan bercampur baur.” (HR. Abu Dawud dan Darimi, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani. Al Hafizh berkata, “Hadis hasan shahih.”)

- Satu waktu di hari Jumat
 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hari Jumat (siangnya) ada 12 waktu, tidak ada seorang hamba yang muslim meminta kepada Allah sesuatu kecuali akan diberikan, maka carilah saat tersebut di waktu terakhir setelah shalat ‘Ashar.” (Shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nasa’i dan Hakim, ia menshahihkannya dan disepakati oleh adz-Dzahabi)

- Ketika meminum air zamzam disertai dengan niat yang baik
 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Air Zamzam itu sesuai maksud meminumnya.” (HR. Ibnu Majah, Ahmad, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Irwaa’ no. 1123, ash-Shahiihah no. 883, dan Shahihul Jami’ no. 5378)

- Ketika Sujud
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keadaan yang paling dekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika sujud. Oleh karena itu, perbanyaklah berdoa (ketika sujud).” (HR. Muslim)

- Ketika bangun dari tidur di malam hari setelah berdzikir dengan dzikir tertentu yang ma’tsur
  Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang bangun di malam hari, lalu ia mengucapkan,

ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ، ﻟَﻪُ ﺍﻟﻤُﻠْﻚُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟﺤَﻤْﺪُ، ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮٌ، ﺍﻟﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ، ﻭَﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪِ، ﻭَﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ، ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ، ﻭَﻻَ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪ

( tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Milik-Nya kerajaan dan milik-Nya pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Mahasuci Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Allah Mahabesar dan tidak ada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah.)
Kemudian ia berkat
ْ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻲ،  

(Ya Allah, ampunilah aku). Atau ia berdoa, maka akan dikabulkan, dan jika ia berwudhu dan shalat, maka akan diterima shalatnya.” (HR. Bukhari dan Tirmidzi)

- Doa Orang yang Tidur Dalam Keadaan Suci dan Membaca Dzikir
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada seorang muslim yang tidur setelah berdzikir dan dalam keadaan suci, lalu ia bangun di malam hari, kemudian meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat, kecuali Allah akan memberikannya.” (HR. Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

- Ketika Berdoa dengan Doa “Laailaahaillaa anta subhaanaka inniy kuntu minazh zhaalimiin.”
 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa Dzun Nuun ketika berdoa dalam perut ikan adalah,

ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺇِﻧِّﻲ ﻛُﻨْﺖُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ،

 (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim).

Sesungguhnya tidak ada seorang muslim pun yang berdoa dengannya kecuali Allah akan kabulkan.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, Hakim, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

- Doa yang Dilakukan Beriringan Setelah Wafatnya Seseorang
 Ummu Salamah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemui Abu Salamah. Saat itu, matanya terbelalak, maka Beliau segera memejamkannya, kemudian Beliau bersabda: “Sesungguhnya ruh itu apabila dicabut, maka akan diikuti oleh penglihatan.” Maka keluarganya panik, lalu Beliau bersabda, “Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian kecuali yang baik, karena para malaikat mengaminkan ucapan kalian.” Kemudian Beliau berdoa, “Ya Allah, ampunilah Abu salamah. Tinggikanlah derajatnya di tengah-tengah orang yang mendapat petunjuk, gantikanlah ia pada keturunannya di tengah-tengah orang yang hidup, ampunilah kami dan dia wahai Rabbul ‘alamin, luaskanlah kuburnya dan berilah cahaya di dalamnya.” (HR. Muslim)

- Berdoa setelah memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di tasyahhud akhir
 Fudhalah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang melakukan shalat, ia mengagungkan Allah, memuji-Nya dan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berdoalah, engkau akan dikabulkan, dan mintalah, maka engkau akan diberi.” (HR. Nasa’i, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani).

- Ketika berdoa dengan menggunakan Ismulllahil a’zham (Nama Allah Yang Agung)

Dari Anas, bahwa ia pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan duduk, sedangkan ketika itu ada seorang yang shalat, lalu ia berdoa,
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﺑِﺄَﻥَّ ﻟَﻚَ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ، ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟْﻤَﻨَّﺎﻥُ، ﺑَﺪِﻳﻊُ ﺍﻟﺴَّﻤَﻮَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ، ﻳَﺎ ﺫَﺍ ﺍﻟْﺠَﻠَﺎﻝِ ﻭَﺍﻟْﺈِﻛْﺮَﺍﻡِ، ﻳَﺎ ﺣَﻲُّ ﻳَﺎ ﻗَﻴُّﻮﻡ

(Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu, karena milik Engkau segala pujian, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkaulah Maha Pemberi, Engkau yang menciptakan langit dan bumi. Wahai yang memiliki kebesaran dan kemuliaan, wahai Yang Maha Hidup lagi sendiri mengurus makhluk-Nya.)

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, dia telah berdoa dengan nama Allah Yang Agung (ismullahil a’zham), yang apabila seseorang berdoa dengannya Dia akan mengabulkan, dan apabila meminta dengannya, maka Dia akan berikan.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad, Hakim, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani).

- Doa Seorang Muslim untuk Saudaranya yang Muslim
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Doa orang muslim untuk saudaranya tanpa di hadapannya adalah mustajab. Di dekatnya ada malaikat yang diserahkan (untuknya). Setiap kali ia mendoakan kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat yang diserahkan untuknya berkata, “Amin (artinya: kabulkanlah ya Allah),” dan kamu memperoleh hal yang sama.” (HR. Muslim)

- Doa pada Hari Arafah di Arafah
  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik doa adalah doa pada hari ‘Arafah, dan sebaik-baik apa yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah, “Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Milik-Nya kerajaan dan milik-Nya pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (HR. Tirmidzi dan Malik, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani)

-  Doa orang yang terzalimi kepada orang yang menzalimi, Doa orang tua terhadap anaknya serta Doa musafir
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Ada tiga doa mustajab yang tidak diragukan lagi, yaitu: doa orang yang terzalimi, doa musafir, dan doa orang tua terhadap anaknya.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani)

- Doa Orang yang Berpuasa Ketika Berbuka
  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak ditolak ketika berbuka.” (HR. Ibnu Majah, dan dihasankan oleh Al Hafizh Ibnu hajar dalam takhrijnya terhadap Al Adzkar 4/342)

- Doa Orang yang Banyak berdzikir
  Rasulullah shallallahhu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Ada tiga doa yang tidak ditolak, yaitu doa orang yang banyak berdzikr kepada Allah, doa orang yang terzalimi, dan doa imam yang adil.” (HR. Baihaqi dalam Asy Syu’ab, dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Ash Shahiihah no. 1211).

Disarikan dari berbagai sumber

(Gantira, 8 Agustus 2016, Bogor)