Sunday 7 May 2017

"Ketika Ujian itu Datang"


Saat manusia diciptakan, sejak saat itulah ujian akan selalu datang kepadanya.

Nabi Adam diuji dengan dilarang oleh Allah untuk mendekati  buah khaldi, namun karena bujuk rayu iblis yang mengatakan bahwa orang yang memakannya akan membuat dia abadi di Syurga. Maka ketika Nabi Adam memakannya, nabi Adam malah terusir dari syurga.

Nabi Ibrahim diuji oleh Allah untuk meninggalkan istrinya, Siti Hajar dan putranya, Ismail di daerah gurun yang tandus tanpa ada setetes pun air. Namun karena Nabi Ibrahim dan Siti Hajar mengikuti perintah Allah, maka dianugrahilah air zam-zam yang sampai saat ini masih terus mengalir bahkan bisa dibawa pulang  oleh para jemaah haji dari seluruh pelosok dunia.

Bani Israel diuji oleh Allah dengan dilarang menangkap ikan pada hari Sabtu yang ikannya tiba2  berlimpah ruah. Namun karena mereka mengingkari-Nya maka mereka pun berubah menjadi kera.

Para sahabat diuji oleh Allah untuk berhijrah ke kota Madinah, walaupun diantara mereka ada yang harus meninggalkan hartanya yang berlimpah di Mekah. Namun karena mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya, maka pada selang waktu kemudian kemenangan demi kemenangan bersama mereka bahkan hampir kekuasaan di seluruh dunia berada digenggaman tangan mereka.

Sungguh, selama kita masih bernafas maka ujian itu akan selalu datang pada kita. Saat kita berlimpah harta, maka kita akan diuji apakah kita akan bersyukur dengan menzakatkan harta yang ada, atau malah kita kufur dengan menumpuk harta yang ada tanpa sedikit pun diberikan pada orang2 miskin yang memang memiliki hak harta itu?

Saat kita disempitkan harta, maka kita akan diuji apakah kita tetap bersabar dengan tetap menjaga diri dari harta yang haram atau kita berputus asa dengan mencoba meraih harta yang bukan haknya?

Saat kita diberikan kesehatan, kita akan diuji apakah kita bersyukur dengan memperbanyak ibadah kepada-Nya, atau malah kita kufur dengan memperbanyak kemaksiatan kepada-Nya?

Begitu juga saat kita dalam kondisi sakit, kita akan diuji apakah kita akan tetap sabar dengan memperbanyak dzikir dan istighfar, atau kita malah kufur dengan menggerutu, marah2 dan memaki2 nasib?

Sungguh, apapun kondisi kita pada dasarnya kita sedang diuji. Apakah kita menghadapinya dengan cara yang Allah perintahkan atau sebaliknya.

Sungguh, selamat dan beruntunglah orang yang taat para perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Serta celaka dan binasalah orang yang melanggar semua aturan-Nya. Karena pada dasarnya semua hukum-Nya adalah sebuah kenikmatan yang sempurna untuk kebaikan kita sebagai makhluk-Nya.

"Kamu benar-benar akan diuji pada hartamu dan dirimu" (Qs. Âli ‘Imrân/3: 186)

Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, apabila Allâh mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya." (HR. at-Tirmidzi no. 2396 dan Ibnu Mâjah no. 4031)

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.” (Al-Maaidah: 3)

(Gantira, 7 Mei 2017, Bogor)