Tuesday 1 November 2016

"Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 4)"

"Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 4)"

Pada tulisan sebelumnya,
http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/hukum-aksi-dan-reaksi-dalam-islam.html?m=1
Menjelaskan terkait teori hukum Aksi dan Reaksi

Pada tulisan, "Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 1)" ( http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/dalil2-hukum-aksi-dan-reaksi-dalam.html?m=1)  telah disebutkan dalil-dalil terhadap reaksi apa saja yang akan terjadi bila melakukan aksi
(A) Istigfar atau bertobat;
(B) bershalawat; dan
(C) bershadaqah.

Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 2)" (http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/dalil2-hukum-aksi-dan-reaksi-dalam_25.html?m=1) menerangkan dalil-dalil terkait reaksi yang akan timbul jika melakukan  aksi:
(D) Shalat tahajud
(E) Shalat Dhuha
(F) Membaca al-quran

Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 3)" http://sudutpandang2.blogspot.co.id/2016/10/dalil2-hukum-aksi-dan-reaksi-dalam_26.html?m=1
menerangkan dalil-dalil terkait reaksi yang akan timbul jika melakukan  aksi:
(G) Tidur dalam keadaan suci
(H) Duduk menunggu waktu shalat
(I) Berada  di shaf barisan depan dalam sholat berjamaah
(J) Menyambung shaf sholat berjamaah (tidak membiarkan kosong di dlm shaf)
(K) Mengucapkan "aamiin" pada saat jadi makmun
(L) Duduk di tempat sholat setelah melakukan sholat.

Beberapa dalil aksi dan Reaksi lainnya yang terdapat dalam aturan Islam, diantaranya adalah:


(M) Bertakwa

Bertaqwa dapat diartikan dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Bila seseorang atau suatu kaum bertakwa kepada Allah, maka akan mendapatkan reaksi berupa:

1. Mendapatkan kedudukan paling mulia di sisi Allah.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.[QS. Al-Hujurat (49) : 13]

2. Akan dicintai Allah

“(Bukankah demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa. [Qs. Ali Imran(3) : 76]

3. Allah akan senantiasa menganugerahkan mai`iyyah -Nya (kebersamaan-Nya),

“dan bertaqwaah kepada Allah, dan ketahuilah sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa” [QS. Al-Baqarah(2) : 194]

4. Dimudahkan urusannya

“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah”.[QS. Al-Lail (92) : 5-7]

5. Dilapangkan rizkinya

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya “. [QS. Ath-Thalaq (85) : 2-3)

6. Akan mendapatkan kemenangan

“Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan”. [QS. An-Nur (24) : 52]

7. Memperoleh anugerah surga

“Syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”. [QS. Ali Imran (3) : 133]

8. Mendapatkan pengajaran dari Allah swt

“Dan bertakwalah kepada Allah; Allah akan mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” [Qs. Al-Baqarah(2) : 282)

9. Amalnya akan diperbaiki dan dosanya akan diampuni

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (Qs. Al Ahzab: 70-71)

(N) Mencari ilmu

Orang yang melakukan aksi dalam mencari ilmu, terutama ilmu agama maka akan mendapatkan beberapa reaksi, yaitu:

1. Amalnya tidak terputus walaupun telah meninggal

”jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shodaqoh jariahnya, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya,” (HR Bukhori dan Muslim)

2. Derajatnya diangkat oleh Allah

"Allah mengangkat orang beriman dan memiliki ilmu diantara kalian beberapa derajat dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan)." (QS. Mujadilah 11)

3. Akan dimudahkan jalan menuju surga

”Barang siapa yang Allah menghendaki kebaikan padanya, maka Allah akan membuat dia paham dalam agama,” (HR Bukhari dan Muslim).

4. Malaikat akan membentangkan sayap padanya

”Sesungguhnya para malaikat benar-benar membentangkan sayapnya karena ridho atas apa yang dicarinya,” (HR. Ahmad dan Ibnu majah)

5. Tidak termasuk orang yang dilaknat Allah

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya, orang berilmu, dan orang yang mempelajari ilmu.’” (Hr. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

6. Lebih utama daripada ibadah

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Keutamaan ilmu lebih baik daripada keutamaan ibadah, dan agama kalian yang paling baik adalah al-wara’ (ketakwaan).” (Hr. Ath-Thabrani)

7. Akan mendapatkan doa dari penduduk langit dan Bumi

“Sesungguhnya Allah, para malaikat Nya,penduduk langit dan bumi sampai pun semut di sarangnya dan ikan di lautan turut mendoakan kebaikan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia”

(O) Tawakal

Tawakal artinya adalah menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan. Jadi, Seseorang yang bertawakkal adalah seseorang yang menyerahkan, mempercayakan, mewakilkan, mengharapkan dan memasrahkan segala urusannya hanya kepada Allah Ta’ala.

Sebagaimana firman Allah ta’ala:
"Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan
hamba-hamba-Nya”. (QS. Ghoofir / Al-Mu’min: 44).

Imam Ahmad bin Hambal berkata: “Tawakkal merupakan aktivias hati, artinya tawakkal itu merupakan perbuatan yang dilakukan oleh hati, bukan sesuatu yang diucapkan oleh lisan, bukan pula sesuatu yang dilakukan oleh anggota tubuh. Dan tawakkal juga bukan merupakan sebuah keilmuan dan pengetahuan.”. (Lihat Tahdzib Madarijis Salikin, hal. 337)

Jadi bila seseorang melakukan aksi tawakal maka akan mendapatkan reaksi berupa rizqi dari Allah.

Dari Umar bin Khoththob radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-sebenarnya tawakkal, niscaya Dia akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada seekor burung yang pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali pada sore hari dalam keadaan kenyang.”
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi di dalam Sunannya)

(P) Menyayangi penduduk bumi

Barangsiapa yang melakukan aksi menyayangi penduduk bumi, maka reaksinya akan disayangi oleh penduduk langit, dengan dalil:

Rasulullah bersabda: “Orang-orang penyayang, pasti disayangi Allah. Maka sayangilah setiap penduduk bumi, niscaya engkau akan di sayangi oleh penghuni langit -yakni para malaikat-. (HR Abu Daud, Lihat Shahihul jami’ 3522).

Bersambung... Pada judul berikutnya " Dalil2 Hukum Aksi dan Reaksi Dalam Islam (Bag. 5)"

(Gantira, 26 Oktober 2016, Bogor)

"Kecenderungan Jiwa Kita"

Kenapa kita dilarang mendekati jina? karena kecenderungan jiwa manusia itu lebih condong melakukan kemaksiatan dibandingkan dengan melakukan kebaikan.

Perbuatan maksiat bagaikan kutub magnet negatif yang memiliki kekuatan magnet lebih besar dari kutub magnet positif. Sedangkan jiwa kita bagaikan besi yang mudah ditarik kemana saja, baik magnet negatif maupun positif.

Namun karena magnet negatif kekuatannya lebih besar daripada magnet positif, sehingga bila jiwa kita diletakkan pada posisi seimbang antara magnet negatif yang berada disebelah kiri dan magnet positif yang berada disebelah kanan, maka kecenderungan jiwa kita akan condong sedikit demi sedikit bergeser ke arah magnet negatif.

Jadi bila kita ingin terhindar dari tarikan magnet negatif, maka kita awalnya harus memaksakan diri agar lebih dekat pada magnet positif dan menghalau magnet negatif dengan cara menjauhi, memberikan filter atau alat apa saja yang dapat meredam dan menghilangkan pengaruh magnet negatif sehingga akhirnya kita merasa senang dan menikmati kedekatan dengan magnet positif.

Ingatlah salah satu kisah seseorang yang telah membunuh 100 orang. Ternyata dosanya bisa diampuni jika dia meninggalkan lingkungannya yang penuh dengan perbuatan negatif dan berpindah ke lingkungan yang penuh dengan perbuatan positif.

Sebagaimana yang dijelaskan ayat2-Nya:

"Dan syaitan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan (buruk) mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah), padahal mereka adalah orang-orang berpandangan tajam" (Al-Ankabut: 38).

"Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang." (Yusuf: 53).

“Aku bersumpah dengan jiwa yang menyesali (dirinya sendiri)”. ( Qs. al qiyamah ayat 2)

Al Qurthubi  mengutip perkataan Mujahid dalam tafsirnya tentang jiwa yang menyesali diri, “ ia adalah jiwa yang mengecam segala sesuatu yang lepas terlewat dan menyesalinya, ia mengecam dirinya atas keburukan yang dilakukannya, ia mengecam dirinya pula ketika berbuat kebaikan dengan perasaan kurang sempurna dan kurang optimal. (Syamsuddin al Qurthubi: al Jami’ li Ahkam al Qur’an. Qahirah: Daar al Kutub al Mishriyah, 1384 H, Jilid 19, hlm 193)

(Gantira, 1 November 2016)

"Ayo Ikuti Cara Dakwah Rasulullah.."

Kalau membaca biografi Rasulullah dan masyarakat yang dihadapinya. Dapat terbayangkan karakter masyarakat jahiliyah saat itu lebih keras dan kasar daripada masyarakat saat ini yang ada di sekitar kita.

Pertanyaannya, kenapa Rasulullah bisa sukses dalam waktu 25 tahun membentuk masyarakat madani, sedang kita terasa sulit padahal karakternya lebih lembut?

Salah satu jawabannya adalah kita belum mengikuti cara dakwah Rasulullah secara kaffah.

Diantara kita kadang terlalu keras, sehingga orang yang didakwahi ketakutan. Tapi di sisi lain, ada juga diantara kita yang terlalu lembek sehingga dipandang remeh.

Sebagai salah satu contoh sederhana:
Baru sedikit saja kita dicela oleh orang yang kita tolong, kita langsung mencak2 dan berniat mengalihkan bantuan kita pada orang lain. Bagaimana dakwah kita bisa berhasil.

Padahal kalau kita baca biografi Rasulullah, beliau pernah dihina oleh seorang pengemis yahudi yang buta, padahal yang memberi makan dengan lembut setiap hari kepadanya adalah Rasulullah. Rasulullah tidak membuka jati dirinya walaupun setiap beliau memberi makan selalu dihinanya. Pengemis itu baru tahu siapa yang menolongnya selama ini setelah Rasulullah meninggal. Hingga akhirnya dia masuk Islam.

Jadi salah satu cara untuk mengulang kembali kesuksesan dakwah Rasulullah adalah dengan cara mempelajari, memahami dan mengikuti secara kaffah apa yang dilakukan Rasulullah.

Sehingga, tidaklah berlebihan kalau Allah sendiri memujinya,

”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al Ahzab [33]: 21).

(Gantira, 1 November 2016)