Tuesday, 24 November 2015
Menggapai Ketenangan dengan Takut dan Cinta kepada-Nya
Ketika rasa takut dan cinta kepada-Nya meresap dalam dada kita, di saat yang bersamaan akan muncul ketenangan dalam jiwa kita.
Ketenangan itu muncul karena tidak ada lagi yang perlu ditakuti selain-Nya.
Kita tidak takut kepada selain-Nya, karena kita yakin bahwa setiap detik dan langkah kita serta semua makhluk-Nya berada dalam pengawasan-Nya.
Dia memegang setiap ubun-ubun makhluk-Nya sehingga tak ada satu tindakan pun dapat dilakukan setiap makhluk tanpa izin dari-Nya.
Dia akan melindungi setiap hamba-Nya yang bertakwa, bahkan syetan pun takut kepada Umar bin Khatab karena ketakwaanya yang luar biasa.
Ketenangan itu muncul karena kecintaan kita kepada-Nya akan menimbulkan rasa saling cinta sesama makhluk yang cinta kepada-Nya.
Orang2 beriman, para malaikat bahkan ikan ikan di lautan akan selalu mendoakan orang2 yang bertakwa kepada-Nya.
Sungguh beruntung orang2 yang berusaha keras untuk takut dan cinta kepada-Nya karena hal itu akan menimbulkan cinta-Nya kepada orang tersebut.
Rasa takut dan cinta kita kepada Allah direalisasikan dengan taat pada semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya yang dilakukan semata2 karena-Nya.
Abu Hurairah r.a meriwayatkan dari Rasulullah saw yang bersabda, “Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia memanggil Jibril (lalu dikatakan kepadanya), ’Sesungguhnya, Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia.’ Maka Jibril pun mencintainya. Lalu Jibril memanggil penduduk langit (lalu berkata), “Sesungguhnya, Allah mencintai si fulan maka cintailah dia.” Maka penduduk langit pun mencintainya. Setelah itu, dia dicintai di bumi.” (Mutafaqun ‘alaih).
Dalam Hadist Qudsi, Allah berfirman :
" Hamba-KU tidak akan mampu mendekatkan diri kepada-KU dengan sesuatu yg lebih Aku sukai dari saat ia melaksanakan kewajiban yang Aku perintahkan kepadanya, lalu si hamba akan senantiasa mendekatkan diri kepada-KU melalui amal amal sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi "telinga"nya saat ia mendengar, menjadi "mata"nya saat ia melihat, menjadi "tangan"nya saat ia memukul dan menjadi kakinya saat ia berjalan. Jika ia memohon kepada-KU, pasti Aku kabulkan, dan jika ia memohon perlindungan-KU pasti kuberikan perlindungan. " (Hr Bukhari no. 6502)
(Gantira, 24 November 2015, Bogor)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment