Sunday, 6 September 2015

7. ILMU

Bila kita search di google terkait ilmu, maka akan kita dapatkan banyak pengertian dan definisi yang berbeda2. Dimana masing2 merasa paling benar dalam mendefinisikan dan memaknai ilmu tersebut. Oleh karena itu, kita tinggal memilih mau dari sumber mana yang akan kita ambil sebagai patokan akan pembahasan tentang "ilmu" tersebut.

Pada diskusi di malam ini, saya akan mengambil patokan dalam mendefinisikan "ilmu" ini dari dua  sumber kitab, yaitu:
1. Madarijus Salikin (Pendakian Menuju Allah)
2. Fawaid Al-Fawaid (Meraih Faedah Ilmu)

Dimana dua kitab di atas merupakan buah hasil karya dari Ibnu Qayyim Al-Jauziyah.

A. Keutamaan Ilmu dan Iman

Sesuatu yang paling utama yang diperoleh jiwa, yang dihasilkan oleh hati dan dengannya seorang hamba mencapai ketinggian derajat di dunia dan akhirat adalah ilmu dan Iman. Sebagaimana dalam firman-Nya:

 يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَ الَّذِيْنَ اُوْتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَتٍ وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ـ المجادلة


...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadilah: 11)

Ayat di atas menjelaskan bahwa hanya orang2 yang berilmu dan berimanlah yang berhak mendapatkan kedudukan2 yang tinggi.

B. Antara Ilmu dan Kalam

Masing2 kelompok meyakini bahwa ilmu ada bersama mereka dan mereka bergembira karenanya.

Sebagaimana qs Al-Mu'minun ayat 53:


(53). فَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا ۖكُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

"Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing)."

Padahal kebanyakan apa yang ada bersama mereka adalah kalam, pendapat2 dan kedustaan.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Hammad bin Zaidi, "Aku pernah bertanya kepada Ayyub, 'Ilmu pada hari ini lebih banyak ataukah pada zaman dahulu?" Maka dua menjawab," Kalam pada hari ini lebih banyak, sedangkan ilmu lebih banyak pada zaman dahulu".

Orang yang mendalam ilmunya (Ayyub) membedakan antara ilmu dan Kalam. Ilmu adalah apa yang datang dari Rasulullah yang bersumber dari Allah subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana surat Al- baqarah ayat 120:

{وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)." Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu."

Dan juga dalam surat an-bisa ayat 166

لَكِنِ اللَّهُ يَشْهَدُ بِمَا أَنْزَلَ إِلَيْكَ أَنْزَلَهُ بِعِلْمِهِ وَالْمَلائِكَةُ يَشْهَدُونَ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا

"Tetapi Allah menjadi saksi atas (Al Quran) yang diturunkan-Nya kepadamu (Muhammad). Dia menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan para malaikat pun menyaksikan. Cukuplah Allah yang menjadi saksi."

Dan ketika masa sudah jauh dengan ilmu yang seperti ini, maka banyak manusia yang perkaranya sampai pada menjadikan ide2 pemikiran, lintasan2 hati dan akal sebagai ilmu.  Sehingga terjadi pertentangan antara satu 'Ilmu' ( yang dianggap ilmu) dengan ' Ilmu' lainnya. Padahal ilmu di sisi Allah tidak ada pertentangan sedikitpun, sebagaimana yang terdapat dalam surat an - bisa ayat 82:


أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya."

C. Makna dan Hakikat Ilmu

Ilmu adalah yang menjadi landasan bukti petunjuk, dan yang bermanfaat dari ilmu adalah yang dibawa Rasulullah. Ilmu lebih baik dari keadaan.

Ilmu merupakan penentu hukum dan keadaan yang diberi ketentuan hukum. Ilmu merupakan petunjuk dan keadaan yang mengikutinya.

Ilmu adalah yang memerintah dan melarang, sedangkan keadaan yang menerima perintah dan larangan.

Keadaan merupakan pedang, yang jika tidak diikuti ilmu akan menjadi pembabatan di tangan orang yang suka main2.

Keadaan merupakan kendaraan yang tidak bisa berjalan sendiri. Jika tidak disertai ilmu, maka ia berjalan menuju tempat yang merusak.

Keadaan seperti harta, yang bisa berada di tangan orang baik dan orang jahat. Jika tidak disertai cahaya ilmu, maka ia akan menjadi bencana bagi pelakunya.

Wilayah ilmu mencakup dunia dan akhirat, sedangkan wilayah keadaan tidak keluar dari pemiliknya atau bahkan lebih sempit lagi.

Ilmu merupakan penentu yang membedakan antara keraguan dan yakin, penyimpangan dan kelurusan, petunjuk dan kesesatan. Allah dapat diketahui dengan ilmu, lalu Dia disembah, diesakan, dipuji dan diagungkan. Dengan ilmu, orang2 yang berjalan bisa sampai kepada Allah.

Dengan ilmu bisa diketahui berbagai macam syariat dan hukum, bisa dibedakan antara yang halal dan yang haram.

Ilmu merupakan pemimpin dan amal merupakan makmum. Ilmu merupakan pemimpin dan amal merupakan pengikut.

Mengingat ingat ilmu merupakan tasbih, mencarinya merupakan jihad dan taqarrub, mengajarkannya merupakan shadaqah, mempelajarinya sama dengan berpuasa dan mendirikan shalat malam. Kebutuhan terhadap ilmu lebih besar daripada kebutuhan terhadap makan dan minum.


Penutup

Pada penutup diskusi ini, saya tuliskan  Q.S Al An’am: 116

“Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan.”

Serta surat ar-Ra’d [13]:19-22 :


19. Maka apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan Tuhan kepadamu adalah kebenaran, sama dengan orang yang buta? Hanya Ulul Albab saja yang dapat mengambil pelajaran,
20. (yaitu) orang yang memenuhi janji Allah dan tidak melanggar perjanjian,

21. dan orang – orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.

22. Dan orang yang sabar karena mengharapkan keridhaan Tuhannya, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang – terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; Orang itulah (Ulil Albab) yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),"

Semoga kita dianugerahi dalam golongan ulil albab yang memahami dan mengamalkan ayat2-Nya, aamiin..3x

No comments: