A. Arti dan makna istiqomah
Keimanan kepada Allah menuntut sikap istiqomah. Keyakinan hati, kebenaran lisan dan kesungguhan dalam amal adalah unsur-unsur keimanan yang mesti dijalankan dengan istiqomah. Istiqomah yang berarti keteguhan dalam memegang prinsip, menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Sebagaimana yang disebutkan dalam salah satu hadis:
Dari Abu Amr atau Abu Amrah ra; Sufy an bin Abdullah Atsaqafi ra berkata, Aku berkata Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku dalam Islam satu perkataan yang aku tidak akan menanyakannya kepada seorangpun selain padamu. Rasulullah menjawab, “Katakanlah Saya beriman kemudian istiqomahlah.” (HR. Muslim)
Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya.
Istiqomah artinya tegak dan lurus serta tidak condong. Dalam artian, sebagaimana ungkapan Umar Ibnul Khattab ra, tegar dan komit dalam menunaikan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya sesuai dengan tuntunan Rasullullah shallallahu alaihi wasallam. Disamping tidak condong atau menyimpang kepada jalan-jalan lain yang menjerumuskan ke jurang kebinasaan.
Ketika kita ingin berjalan di jalan yang lurus dan memenuhi tuntutan istiqomah, terkadang kita tergelincir dan tidak bisa istiqomah secara utuh.
Lantas apa yang bisa menutupi kekurangan ini? Jawabnnya adalah pada firman Allah Ta'ala,
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ
"Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Rabbmu adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah istiqomah pada jalan yan lurus menuju kepada- Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya ." (QS. Fushilat: 6).
Ayat ini memerintahkan untuk istiqomah sekaligus beristigfar (memohon ampun pada Allah).
B. Jenis - jenis istiqomah
Berdasarkan para ahli tafsir, bahwa terdapat tiga jenis istiqomah, yaitu;
1) Istiqomah di atas tauhid
Sebagaimana perkataan Abu bakar dan Mujahid:
- Abu Bakar Shiddiq ra ketika ditanya tentang istiqamah ia menjawab; bahwa istiqamah adalah kemurnian tauhid (tidak boleh menyekutukan Allah dengan apa dan siapapun)
- Mujahid berkata: “Istiqamah adalah komitmen terhadap syahadat tauhid sampai bertemu dengan Allah SWT”
2) Istiqomah dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban Allah
- Sebagaimana perkataan Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib, Hasan al Basri ad al-Qurthubi:
- Umar bin Khattab r.a. berkata: “Istiqamah adalah komitment terhadap perintah dan larangan dan tidak boleh menipu sebagaimana tipu musang”
- Ali bin Abu Thalib ra berkata: “Istiqamah adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban”
- Hasan Bashri berkata: “Istiqamah adalah melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksitan”
- Imam al-Qurtubi berkata, “Hati yang istiqamah adalah hati yang senantiasa lurus dalam ketaatan kepada Allah, baik berupa keyakinan, perkataan, maupun perbuatan.”
3) Istiqomah di atas ikhlas dan dalam beramal hingga maut menjemput
Sebagaimana perkataan Ustman bin Affan dan Ibnu Taimiyah:
- Utsman bin Affan ra berkata: “Istiqamah adalah mengikhlaskan amal kepada Allah SWT”
- Ibnu Taimiah berkata: “Mereka beristiqamah dalam mencintai dan beribadah kepada-Nya tanpa menengok kiri kanan”
C. Kiat - kiat agar bisa tetap istiqomah
Ada beberapa sebab utama yang bisa membuat seseorang tetap istiqomah:
1) Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar.
Allah Ta'ala berfirman,
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
"Allah meneguhkan (iman) orang- orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki." (QS. Ibrahim: 27)
Oleh karena itu, kiat pertama ini menuntunkan seseorang agar bisa beragama dengan baik yaitu mengikuti jalan hidup salaful ummah yaitu jalan hidup para sahabat yang merupakan generasi terbaik dari umat ini. Dengan menempuh jalan tersebut, ia akan sibuk belajar agama untuk memperbaiki aqidahnya, mendalami tauhid dan juga menguasai kesyirikan yang sangat keras Allah larang sehingga harus dijauhi.
2) Mengkaji Al Qur'an dengan menghayati dan merenungkannya.
Allah menceritakan bahwa Al Qur'an dapat meneguhkan hati orang-orang beriman dan Al Qur'an adalah petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah Ta'ala berfirman,
قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
"Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Qur'an itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman , dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)"." (QS. An Nahl: 102)
3) Iltizam (konsekuen) dalam menjalankan syari'at Allah
Maksudnya di sini adalah seseorang dituntunkan untuk konsekuen dalam menjalankan syari'at atau dalam beramal dan tidak putus di tengah jalan.
Karena konsekuen dalam beramal lebih dicintai oleh Allah daripada amalan yang sesekali saja dilakukan.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari 'Aisyah -radhiyallahu 'anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta'ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit." 'Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan
4) Mengikhlaskan niat saat melakukan amalan-amalan ketaatan
Inilah pintu utama, yaitu pintu yang dapat mengantarkan seseorang untuk dapat istiqamah dalam hidupnya sehingga ia dapat berjumpa dengan Allah dalam keadaan bahagia.
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan Tuhannya dengan seorangpun dalam melakukan ibadah kepada-Nya”. (Al-Kahfi: 110)
5) Berdo’a kepada Allah agar diberikan keistiqamahan
Saudaraku, do’a adalah senjata seorang muslim yang paling ampuh. Oleh karena itu hendaklah seorang muslim banyak berdo’a kepada Allah agar diberikan keistiqamahan.
Di antara do’a yang paling sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah :
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku untuk selalu berada di atas agama-Mu” (HR. Tirmidzi, no 2066. Ia berkata: “Hadits Hasan”)
6) Menanamkan keyakinan dan mengingat-ingat tentang balasan yang akan diraih bagi orang yang istiqamah
Istiqamah adalah perkara yang membutuhkan perjuangan besar, tentunya orang yang dapat istiqamah akan mendapatkan balasan yang besar sebagai balasan atas usaha yang dilakukannya.
7) Memilih teman yang baik
Sudah sering kita dengar hadits yang masyhur dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang gambaran teman yang baik dan teman yang buruk, dimana beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpamakan teman yang baik sebagai penjual minyak wangi dan teman yang buruk sebagai tukang pandai besi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“ Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Tentang si penjual minyak wangi, kalau engkau tidak membeli minyak wanginya maka engkau akan medapatkan bau wanginya. Adapun tentang si tukang pandau besi, kalau engkau atau bajumu tidak terbakar maka engaku akan mendapatkan bau yang tidak enak.” (HR. Bukhori, no 1959)
8) Banyak membaca sirah (perjalanan hidup) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang yang shalih.
Dengan banyak membaca sirah, diharapkan kita akan bisa memetik banyak hikmah yang terkandung di dalam kisah perjalanan hidup Rasulullah SAW dan juga sahabat.
Dari cerita mereka, kita hanya akan mendapati kebaikan dan ketaatan mereka kepada Allah Ta’ala. Semangat mereka dalam menjaga keistiqamahan akan memberikan penyegaran dalam amal ibadah kita yang mungkin masih sangat jauh dari kata-kata istiqamah
D. Keutamaan orang- orang yang istiqomah
Beberapa keutamaan yang akan diperoleh oleh orang2 yang istiqomah adalah:
1) Tidak takut dan tidak bersedih
Itulah yang akan dirasakan oleh orang-orang yang istiqomah ketika mereka meninggalkan alam fana ini. Para ulama juga menjelaskan, bahwa maksud tidak takut adalah mereka tidak takut dengan apa yang akan mereka hadapi setelah hari kematian mereka.
Adapun maksud mereka tidak bersedih adalah mereka tidak bersedih dengan apa yang mereka tinggalkan selama di dunia.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)
2) Dekat dengan kebaikan, diberi rizki, kelapangan rizki dan jauh dari hawa nafsu
Sebagaimana dikatakan oleh Imam al-Qurtubi mengatakan, “Hati yang istiqamah adalah jalan menuju keberhasilan di dunia dan keselamatan dari azab akhirat. Hati yang istiqamah akan membuat seseorang dekat dengan kebaikan, rezekinya akan dilapangkan dan akan jauh dari hawa nafsu dan syahwat. .."
3) Jalan menuju surga
Istiqomah adalah jalan bagi para penghuni surga
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Ahqaf: 13-14)
Penutup
Istiqomah adalah sebagai jalan bagi seorang mukmin untuk menggapai pertolongan-Nya hingga bisa mencapai tujuan akhir yang diharapkannya, yaitu sebagai penghuni surga.
Mudah2an kita diberi anugrah istiqomah dalam mentaati semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya yang dilakukan dengan ikhlas dalam memurnikan katauhidan kita kepada-Nya, aamiin..3x
Sunday, 6 September 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment